Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KELOMPOK 6

“Akreditasi sebagai Bentuk Evaluasi Program”

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Evaluasi Program Pendidikan

DISUSUN OLEH
1. I Gede yudistira putra perbawa NIM. 1711021025
2. Nyoman Sukma Sumampan NIM. 1811021002
3. Ni Kadek Diah Kusuma Yanti NIM. 1811021007
4. Mery Leni Susilowaty NIM. 1811021017
5. Henny Wanda Teresiya NIM. 1811021020

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Prof. Dr. Nyoman Jampel, M.Pd.
Dr. Desak Putu Parmiti, M.S.

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN, PSIKOLOGI DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
SINGARAJA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dalam
makalah ini penulis membahas mengenai “Akreditasi sebagai Bentuk Evaluasi
Program”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan
untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Evaluasi Program Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan dari Mahasiswa Semester 6 Universitas
Pendidikan Ganesha. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang dapat membangun dari para pembaca demi
penyempurnaan pembuatan makalah yang kami buat selanjutnya sehingga
dapat menjadi lebih baik. Akhir kata semoga makalah ini mampu memberikan
manfaat bagi kita semua.

Jakarta, 31 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ..................................................................................................... i


Kata Pengantar ................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................ iii

Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 3
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 3
1.4 Manfaat ..................................................................................................... 3

Bab II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akreditasi ................................................................................. 5
2.2 Fungsi dan Tujuan Akreditasi Satuan Pendidikan ..................................... 7
2.3 Persyaratan Akreditasi Satuan Pendidikan ................................................ 9
2.4 Prosedur Akreditasi Satuan Pendidikan ................................................... 10
2.5 Hubungan Akreditasi Pendidikan dengan Kinerja Sekolah ...................... 13
2.6 Dampak Akreditasi Satuan Pendidikan ................................................... 14

Bab III METODE PENELITIAN


3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 16
3.2 Saran ....................................................................................................... 17

Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akreditasi satuan pendidikan merupakan kegiatan penilaian yang
dilakukan oleh pemerintah dan/atau lembaga mandiri yang berwenang
untuk menentukan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan pada
jalur pendidikan formal dan non-formal pada setiap jenjang dan jenis
pendidikan, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, sebagai bentuk
akuntabilitas publik yang dilakukan secara obyektif, adil, transparan dan
komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu
kepada Standar Nasional Pendidikan.
Latar belakang adanya kebijakan satuan pendidikan di Indonesia
adalah bahwa setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan yang
bermutu. Untuk dapat menyelenggarakan pendidikan yang bermutu, maka
setiap satuan/program pendidikan harus memenuhi atau melampaui
standar yang dilakukan melalui kegiatan akreditasi terhadap kelayakan
setiap satuan/program pendidikan.
Tujuan diadakannya kegiatan akreditasi satuan pendidikan ialah:
1. Memberikan informasi tentang kelayakan sekolah/madrasah atau
program yang dilaksanakannya berdasarkan Standar Nasional
Pendidikan.
2. Memberikan pengakuan peringkat kelayakan.
3. Memberikan rekomendasi tentang penjaminan mutu pendidikan
kepada program dan atau satuan pendidikan yang diakreditasi dan
pihak terkait.

Pelaksanaan akreditasi satuan pendidikan memiliki manfaat sebagai


berikut:
1. Dapat dijadikan sebagai acuan dalam upaya peningkatan mutu
Sekolah/Madrasah dan rencana pengembangan Sekolah/Madrasah.

1
2. Dapat dijadikan sebagai motivator agar Sekolah/Madrasah terus
meningkatkan mutu pendidikan secara bertahap, terencana, dan
kompetitif baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional bahkan
regional dan internasional.
3. Dapat dijadikan umpan balik dalam usaha pemberdayaan dan
pengembangan kinerja warga Sekolah / Madrasah dalam rangka
menerapkan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan program Sekolah
/ Madrasah.
4. Membantu mengidentifikasi Sekolah/Madrasah dan program dalam
rangka pemberian bantuan pemerintah, investasi dana swasta dan
donatur atau bentuk bantuan lainnya.
5. Bahan informasi bagi Sekolah/Madrasah sebagai masyarakat belajar
untuk meningkatkan dukungan dari pemerintah, masyarakat, maupun
sektor swasta dalam hal profesionalisme, moral, tenaga dan dana.
6. Membantu Sekolah / Madrasah dalam menentukan dan
mempermudah kepindahan peserta didik dari satu sekolah ke sekolah
lain, pertukaran guru dan kerjasama yang saling menguntungkan.

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan betapa pentingnya


akreditasi sekolah bagi upaya peningkatan mutu dan layanan serta
penjaminan mutu sebuah satuan pendidikan.
Dalam kenyataan di lapangan bahwa akreditasi sekolah lebih banyak
dimaknai untuk memperoleh status dan pengakuan secara formal saja.
Sementara makna sesungguhnya belum banyak diketahui dan
dilaksanakan secara sungguh-sungguh. Ini terbukti bahwa kinerja sekolah
akan meningkat ketika akan dilakukan kegiatan akreditasi dengan
menyiapkan seluruh perangkat administrasi sesuai dengan instrument yang
ada, sementara setelah akreditasi berlangsung dan memperoleh sebuah
pengakuan maka kinerja dari komponen sekolah kembali seperti semula.
Hal inilah yang menjadi keprihatinan, maka tulisan ini akan membahas
dampak akreditasi sekolah dalam peningkatan kinerja sekolah.

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, diperoleh rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian dari Akreditasi Satuan Pendidikan
2. Apa yang menjadi fungsi dan tujuan Akreditasi Satuan Pendidika
3. Apa yang menjadi persyaratan Sekolah dan Madrasah yang
diakreditasi
4. Bagaimana prosedur Akreditasi Satuan Pendidikan
5. Apa hubungan akreditasi sekolah dengan peningkatan kinerja sekola
6. Bagaimana dampak akreditasi sekolah dalam peningkatan kinerja
sekolah

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan yang ingin dicapai sebagai
berikut:
1. Untuk menjelaskan pengertian dari Akreditasi Satuan Pendidikan
2. Untuk menjelaskan fungsi dan tujuan Akreditasi Satuan Pendidikan
3. Untuk menjelaskan persyaratan Sekolah dan Madrasah yang
diakreditasi
4. Untuk menjelaskan prosedur Akreditasi Satuan Pendidikan
5. Untuk menjelaskan hubungan akreditasi sekolah dengan peningkatan
kinerja sekola
6. Untuk menjelaskan apa saja dampak akreditasi sekolah dalam
peningkatan kinerja sekolah

1.4. Manfaat
Adapun manfaat yang dapatkan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari Akreditasi Satuan Pendidikan
2. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan Akreditasi Satuan Pendidikan
3. Untuk mengetahui persyaratan Sekolah dan Madrasah yang
diakreditasi
4. Untuk mengetahui prosedur Akreditasi Satuan Pendidikan

3
5. Untuk mengetahui hubungan akreditasi sekolah dengan peningkatan
kinerja sekola
6. Untuk mengetahui apa saja dampak akreditasi sekolah dalam
peningkatan kinerja sekolah apa saja hal-hal yang harus diperhatikan

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akreditasi
Secara istilah akreditasi diartikan sebagai satu proses penilaian
kualitas dengan menggunakan kriteria baku mutu yang ditetapkan dan
bersifat terbuka. Dalam konteks akreditasi madrasah, dapat diberikan
pengertian sebagai suatu proses penilaian kualitas madrasah, baik negeri
maupun swasta, dengan memberikan dan menggunakan kriteria baku mutu
yang ditetapkan pemerintah atau lembaga akreditasi, dan hasil dari
penilaian tersebut selanjutnya dijadikan dasar untuk memelihara dan
meningkatkan kualitas penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan
lembaga yang bersangkutan. Dalam peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No. 29 Tahun 2005 tentang Badan Akreditasi Nasional Sekolah /
Madrasah menyebutkan bahwa yang dimaksud Akreditasi Sekolah /
Madrasah adalah suatu kegiatan penilaian kelayakan suatu Sekolah /
Madrasah berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh
BAN-S/M yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk pengakuan peringkat
kelayakan.
Dalam melaksanakan akreditasi, BAN-S/M dibantu oleh Badan
Akreditasi Propinsi yang dibentuk oleh Gubernur. BAN-S/M melaksanakan
akreditasi terhadap program dan / atau satuan pendidikan jalur formal pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Pengertian lain mengenai akreditasi adalah sebuah proses penilaian
secara komprehensif terhadap kelayakan dan kinerja satuan dan / atau
program pendidikan, yang dilakukan sebagai bentuk akuntabilitas publik. Di
dalam proses akreditasi, sebuah sekolah dievaluasi dalam kaitannya
dengan arah dan tujuannya, serta didasarkan kepada keseluruhan kondisi
sekolah sebagai institusi belajar. Akreditasi merupakan alat regulasi (self-
regulated) agar sekolah mengenal kekuatan dan kelemahan serta
melakukan upaya yang terus menerus untuk meningkatkan kekuatan dan
memperbaiki kelemahannya.

5
Akreditasi satuan pendidikan meliputi TK, SD, SLB, SLTP, SMU, dan
SMK, baik negeri maupun swasta, dan masih dipertimbangkan
keikutsertaan Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah
Aliyah. Dari segi lingkup komponen sekolah yang dinilai dalam akreditasi,
meliputi proses belajar mengajar, sumber daya, manejemen, kultur dan
lingkungan madrasah. Adapun jabaran dari komponen-komponen tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Proses Belajar Mengajar (PBM)
Pengajaran yang dilkukan oleh seorang guru dapat disebut efektif jika
sebagian besar siswa menguasai sebagian besar dari materi yang
diajarkan. Dalam hal ini, kegiatan pembimbingan akademis terhadap siswa
sangat menentukan kemajuan belajar siswa. Oleh sebab itu, kegiatan
akreditasi madrasah harus mencakup hal-hal yang berkenaan dengan
proses belajar mengajar secara utuh.
2. Sumber daya
Untuk mendukung tujuan pembelajaran agar efektif dan efisien,
madrasah membutuhkan sumber daya yang memadai.
3. Manajemen madrasah
Kemampuan kepala madrasah serta seluruh perangkat dalam
menyusun perencanaan, mengkoordinasikan dan mengelola seluruh
sumber daya yang tersedia, serta komitmen terhadap pencapaian visi dan
misi madrasah, merupakan hal yang amat menentukan bagi keberhasilan
dalam menjaga dan meningkatkan mutu madrasah. Hal yang sangat
menentukan dalam penilaian adalah ada tidaknya praktek manajemen mutu
terhadap seluruh sumber daya pendidikan di madrasah.
4. Kultur dan lingkungan
Kultur dan lingkungan pendidikan yang efektif selalu ditandai dengan
suasana dan kebiiasaan kondusif untuk kegiatan belajar baik secara fisik,
sosial, mental-psikologis maupun sepiritual selain itu, hal ini juga dapat
menunjukan sampai sejauh mana proses belajar mengajar di madrasah
dapat membentuk karakter yang diinginkan

6
2.2 Fungsi dan Tujuan Akreditas Satuan Pendidikan
1. Tujuan Akreditasi
Tujuan Akreditasi Sekolah dan Madrasah ialah agar penyelenggaraan
pendidikan pada semua lingkup mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan. Pemerintah melakukan akreditasi pada setiap jenjang dan
satuan pendidikan untuk menentukan kelayakan program dan/atau
satuan pendidikan.
Selain itu tujuan akreditasi juga bertujuan agar pihak luar, pengguna
jasa pendidikan mengetahui mutu sekolah dimana mereka sedang
belajar, orang tua mengetahui mutu dan repotasi dimana anak mereka
belajar, pasar atau dunia kerja juga mengetahui kemana merekaharus
memilih dan merekrut tenaga kerjanya; pemerintah mengetahui dari
reputasi sekolah dan madrasah yang bagaimana mereka harus
merekrut atau mendapatkan tenaga kerjanya, dan lembaga-lembaga
(sekolah-sekolah) lain juga dapat mengetahui dengan lembaga
pendidikan yang bagaimana mereka bekerja sama.
Selain itu Akreditasi Satuan Pendidikan bertujuan juga untuk:
a. Memberikan informasi tentang kelayakan sekolah/madrasah
atau program yang dilaksanakannya berdasarkan Standar
Nasional Pendidikan.
b. Memberikan pengakuan peringkat kelayakan.
c. Memberikan rekomendasi tentang penjaminan mutu pendidikan
kepada program dan atau satuan pendidikan yang diakreditasi
dan pihak terkait.
Pelaksanaan akreditasi satuan pendidikan memiliki manfaat sebagai
berikut:
a. Dapat dijadikan sebagai acuan dalam upaya peningkatan mutu
Sekolah/Madrasah dan rencana pengembangan
Sekolah/Madrasah.
b. Dapat dijadikan sebagai motivator agar Sekolah/Madrasah terus
meningkatkan mutu pendidikan secara bertahap, terencana, dan

7
kompetitif baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional
bahkan regional dan internasional.
c. Dapat dijadikan umpan balik dalam usaha pemberdayaan dan
pengembangan kinerja warga Sekolah/Madrasah dalam rangka
menerapkan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan program
Sekolah/Madrasah.
d. Membantu mengidentifikasi Sekolah/Madrasah dan program
dalam rangka pemberian bantuan pemerintah, investasi dana
swasta dan donatur atau bentuk bantuan lainnya.
e. Bahan informasi bagi Sekolah/Madrasah sebagai masyarakat
belajar untuk meningkatkan dukungan dari pemerintah,
masyarakat, maupun sektor swasta dalam hal profesionalisme,
moral, tenaga dan dana.
f. Membantu Sekolah/Madrasah dalam menentukan dan
mempermudah kepindahan peserta didik dari satu sekolah ke
sekolah lain, pertukaran guru dan kerjasama yang saling
menguntungkan.
2. Fungsi Akreditasi
Fungsi Akreditasi satuan pendidikan yaitu :
a. Untuk pengetahuan, yakni dalam rangka mengetahui bagaimana
kelayakan dan kinerja sekolah dilihat dari berbagai unsur yang
terkait, mengacu pada baku kualitas yang di kembangkan
berdasarkan indikator-indikator amalan baik Sekolah,
b. Untuk akuntabilitas, yakni agar sekolah dapat
mempertanggungjawabkan apakah layanan yang diberikan
memenuhi harapan atau keinginan masyarakat.
c. Untuk kepentingan pengembangan, yakni agar Sekolah dapat
melakukan peningkatan kualitas atau pengembangan
berdasarkan masukan dari hasil akreditasi.
d. Perlindungan masyarakat (quality assurance), Maksudnya agar
masyarakat memperoleh jaminan tentang kualitas pendidikan

8
madrasah dan sekolah yang akan dipilhnya, sehingga terhindar
dari adanya praktek yang tidak bertanggungjawab.
e. Pengendalian mutu (quality control), Maksudnya agar Sekolah
dan Madrasah mengetahui akan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya, sehingga dapat menyusun perencanaan
pengembangan secara berkesinambungan.
Pinsip-prinsip Akreditasi, yaitu:
a. Objektif, informasi objektif tentang kelayakan dan kinerja sekolah
b. Efektif, hasil Akreditasi memberikan informasi yang dapat dijadikan
dasar dalam pengambilan keputusan
c. Komprehensif, meliputi berbagai aspek dan menyeluruh.
d. Memandirikan, Sekolah dapat berupaya meningkatkan mutu
dengan bercermin pada evaluasi diri
e. Keharusan (mandatori), akreditasi dilakukan untuk setiap sekolah
sesuai dengan kesiapan sekolah
2.3 Persyaratan Akreditasi Satuan Pendidikan
Untuk memperoleh pengakuan status dan tingkat kelayakan sekolah
dan madrasah melalui akreditasi, sekurang-kurangnya satuan pendidikan
madrasah harus telah memenuhi persyaratan sebagai lembaga
penyelenggara pendidikan, yaitu:
1. Tersedianya komponen penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran
pada satuan pendidikan, yaitu:
a. Kepala Madrasah
b. Pendidik dan tenaga kependidikan, terdiri dari sekurang-kurang
seorang guru untuk setiap kelas bagi madrasah dan sekolah
seorang guru untuk masing-masing mata pelajaran bagi
MTs/SMP dan MA/SMA
c. Siswa, sekurang-kurangnya 10 orang setiap tingkatan
d. Kurikulum yang diterapkan
e. Ruang belajar
f. Buku pelajaran, peralatan dan media pendidikan yang diperlukan
g. Sumber dana tetap

9
2. Penyelenggara pendidikan, baik itu dari pemerintah maupun dari
masyrakat. Adapun penyelenggaraan pendidikan dari masyarakat.
Harus berbentuk yayasan atau organisasi sosial yang berbadan
hukum.
3. Telah memiliki piagam terdaftar atau izin operasional
penyelenggaraan pendidikan madrasah dan sekolah dari instansi
yang berwenang.
4. Sekolah/Madrasah Memiliki surat keputusan kelembagaan Unit
Pelaksanaan Teknis (UPT) sekolah.
5. Secara umum pedoman penilaian akreditasi itu meliputi aspek
berikut: pertama, dari segi kelembagan meliputi organisasi, sarana
dan prasarana, keuangan, dan tenaga pendidikan. Kedua, dari segi
Akademik meliputi kurikulum, guru dan siswa, perpustakaan, dan
penyelenggara

2.4 Prosedur Akreditasi Satuan Pendidikan


Akreditasi dilaksanakan melalui prosedur sebagai berikut:
1. Mengajukan permohonan akreditasi dari sekolah kepada lembaga
atau badan pelaksana akreditasi yang telah ditentukan. Badan
pelaksana akreditasi sekolah terdiri dari:
a. Badan Akreditasi (BAN-S/M)
b. Badan Akreditasi Propinsi Sekolah/Madrasah(BAP-S/M)
c. Unit Pelaksana Akreditasi (UPA) Kabupaten/Kota.
Badan Akreditasi Nasional Sekolah / Madrasah (BAN-S/M)
merupakan: Badan nonstruktural yang secara teknis bersifat
independen dan profesional yang terdiri atas unsur – unsur
masyarakat, organisasi penyelenggara pendidikan, perguruan
tinggi, dan organisasi yang relevan yang memliki kewenanga
untuk menetapkan kebijakan, standar, sistem, dan perangkat
akrediatasi secara nasional. Badan Akreditasi Porpinsi Sekolah
/ Madrasah (BAP-S/M) berkewenangan untuk melaksanakan
kegiatan akreditasi SMP /MTs, SMA/MA, SMK dan SLB.

10
2. Evaluasi diri oleh sekolah
Evaluasi diri adalah upaya sistematis untuk mengumpulkan, memilih,
dan memperoleh data dan informasi yang valid dari fakta yang
dilakukan oleh sekolah yang bersangkutan, sehingga diperoleh
gambaran menyeluruh tentang keadaan sekolah untuk dipergunakan
dalam rangka pengambilan tindakan manajemen bagi pengembangan
sekolah. Tujuan evaluasi diri ini adalah untuk mendapatkan informasi
yang objektif, transparan, dan akuntabel dari sekolah yang
diakreditasi. Sedangkan fungsi evaluasi diri adalah sebagai penilaian
pertama untuk menentukan kelayakan sekolah dibandingkan dengan
standar kelayakan nasional. kegiatan evaluasi diri tidak boleh
dilakukan secara sembarangan tetapi harus berdasarkan kondisi
nyata sekolah. Oleh karena itu, agar diperopleh data evaluasi diri yang
akurat dan objektif maka kepala sekolah perlu melakukan koordinasi
untuk melakukan pengisian instrumen evaluasi diri. Sebaiknya
disekolah dibentuk Tim Evaluasi Diri yang bertugas untuk mendata
dan menyiapkan berbagai bukti fisik yang diperlukan guna mendukung
pengisian instrumen evaluasi diri. Pengisian instrumen evaluasi diri
disesuaikan dengan kebutuhan waktu, namun tidak melewati batas
waktu yang telah ditentukan. Setelah pengisian instrumen evaluasi
diri, sekolah harus menyerahkan kembali instrumen tersebut dengan
melampirkan dokumen pendukung yang diperlukan.
3. Pengolahan hasil evaluasi diri.
Evaluasi diri untuk setiap jenjang dan jenis sekolah terdiri dari dua
bagian utama yaitu:
Bagian butir-butir soal untuk mengungkap sembilan kompenen
sekolah, baik komponen utama maupun komponen tambahan yang
akan diperhitungkan untuk menentukan sekor hasil akreditasi. Terdiri
dari 185 pernyataan, bersiifat dikotomis(ya=1) dan (tidak=0), setiap
komponen memiliki bobot yang berbeda, skor butir untuk pernyataan
terbuka jika tidak diisi diberi skor 0 dan jika diisi diberi skor 1, dan
setiap butir memiliki skor maksimal=1. Setiap komponen disertai

11
dengan data tentang anlisis kelemahan dan kekuatan masing-masing
komponen.
Berupa isian-isian data penunjang tentang keadaan sekolah. Data ini
hanya merupakan penunjang atas data yang tercantum pada bagian
pertama dan tidak akan diolah menjadi skor akreditasi.
4. Visitasi oleh Asesor
Visitasi adalah kunjungan tim asesor kesekolah dalam rangka
pengamatan lapangan, wawancara dengan warga sekolah, verifikasi
data pendukung, serta pendalaman hal-hal khusus yang berkaitan
dengan komponen dan aspek akreditasi. Visitasi ini bertujuan:
a. Meningkatkan keabsahan dan kesesuaian data/informasi
b. Memperoleh data/informasi yang akurat dan valid untuk
menetapkan peringkat akreditasi
c. Memperoleh informasi tambahan (pengamatan, wawancara, dan
pencermatan data pendukung)
d. Mendukung pengambilan keputusan yang tepat dan tidak
merugikan pihak manapun, denganberpegang pada prinsip-
prinsip: objektif, efektif, efisien, dan mandiri.
Proses visitasi merupakan rangkaian pelaksanaan akreditasi yang
melekat dengan fungsi evaluasi diri dan sekolah diharapkan untuk
senantiasa menjamin kelengkapan dan ketepatan data dan informasi
yang diperlukan dalam pelaksanaan akreditasi sekolah. Visitasi
dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari dua orang asesor. Agar visitasi
berjalan sesuai dengan tujuannya, sehingga dapat mendukung hasil
hasil akreditasi yang komprehensif, valid, dan akurat serta dapat
memberikan manfaat maka kegiatan visitasi harus mengikuti tata cara
pelaksanaan yang baku. Visitasi dilaksanakan jika suatu sekolah
dinyatakan layak berdasarkan penilaian evaluasi diri. Visitasi
dilaksanakan segera (maksimal 5 bulan) setelah sekolah mengirimkan
evaluasi diri.

12
5. Penetapan hasil akreditasi.
Setelah dilaksanakan visitasi terhadap sekolah/madrasah kemudian
dikeluarkanlah hasil akreditasi. Hasil akreditasi ini adalah berupa
sertifikat akreditasi sekolah, profil sekolah, kekuatan dan kelemahan
serta rekomendasi.
6. Penerbitan sertifikat dan laporan akreditasi.
Sertifikat Akreditasi satuan pendidikan adalah surat yang menyatakan
pengakuan dan penghargaan terhadap sekolah atas status dan
kelayakan sekolah melalui proses pengukuran dan penilaian kinerja
sekolah terhadap komponen-komponen sekolah berdasarkan standar
yang ditetapkan BAN-S/M untuk jenjang pendidikan tertentu. Masa
berlaku akreditasi adalah selama 4 tahun, permohonan akreditasi
ulang dilakukan 6 bulan sebelum masa berlaku habis. Akreditasi ulang
untuk perbaikan diajukan sekurang-kurangnya 2 tahun sejak
ditetapkan. Hasil akreditasi sekolah dinyatakan dalam peringkat
akreditasi sekolah. Peringkat akreditasi sekolah terdiri atas tiga
klasifikasi sebagai berikut yaitu: A (Amat Baik), B (baik), C (Cukup)

2.5 Hubungan Akreditasi Satuan Pendidikan dengan Peningkatan Kinerja


Sekolah
Ada hubungan yang sangat erat antara pelaksaaan akreditasi sekolah
dengan upaya peningkatan kinerja sekolah. Sekolah yang akan dilakukan
akreditasi maka seluruh komponen yang terlibat di dalamnya baik kepala
sekolah, guru, staf tata usaha, komite sekolah, siswa dan stake holder
lainnya harus benar-benar bekerjasama dan meningkatkan kinerjanya
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Apabila setiap
komponen yang terlibat bekerja sesuai dan memenuhi instrument akreditasi
maka akan ada peningkatan kinerja dari sekolah itu.
Pengalaman dari kami yang sekolahnya pernah dilakukan akreditasi
maka sebelum dilakukan akreditasi, sekolah melakukan berbagai persiapan
yaitu dengan membentuk Tim yang membidangi 8 standar yang akan
dilakukan penilaian sesuai ketentuan BNSP. Tugas dari masing-masing tim

13
adalah mencermati dan menyiapkan bukti fisik dari indicator dan instrument
yang ada dalam penilaian akreditasi tersebut. Melalui bimbingan dari
pengawas sekolah yang ditunjuk sebagai pendamping maka semua
komponen sekolah yang terlibat menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya.
Sesuai dengan prosedur yang ada setelah semua persiapan dianggap
cukup maka sekolah mengisi instrument akreditasi sebagai
bentuk melakukan evaluasi diri dan dikirimkan ke badan akreditasi
sekolah/madrasah tingkat provinsi. Selanjutnya sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan oleh BAS/M provinsi ditindaklunjuti dengan visitasi atau
penilaian. Proses menyiapkan diri untuk diakreditasi inilah yang terlihat
adanya upaya sekolah untuk meningkatkan kinerja sekolah yaitu masing-
masing warga sekolah bekerja sesuai dengan indicator dan instrument
akreditasi yang ada dengan harapan untuk memperoleh penilaian kinerja
yang terbaik

2.6 Dampak Akreditasi Satuan Pendidikan dengan Peningkatan Kinerja


Sekolah
Dampak Akreditasi sekolah dalam peningkatan kinerja sekolah
menunjukkan hal yang signifikan. Dengan adanya akreditasi sekolah
mengharuskan stake holder yang ada dalam suatu sekolah menyiapkan
segala bentuk perangkat yang akan dinilai untuk memenuhi kriteria seperti
yang diharapkan. Adapun dampak yang lain dapat berupa dampak yang
bersifat positif dan dampak yang berakibat negative. Dampak positif dari
akreditasi sekolah antara lain:
1. Tumbuhnya kesadaran dari warga sekolah untuk meningkatkan
kinerja sesuai dengan tupoksinya masing-masing baik sebagai kepala
sekolah, guru, staf TU, siswa dan komite sekolah.
2. Tumbuhnya kesadaran dari warga sekolah untuk memberikan dan
meningkatkan pelayanan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
dalam proses akreditasi.
3. Tumbuhnya kesadaran bekerjasama seluruh komponen sekolah
untuk mendapatkan penilaian yang terbaik terkait hasil dari akreditasi.

14
4. Mengetahui kekurangan yang dimiliki oleh sekolah sebagai bahan
perbaikan dan pembinaan sekolah ke depan.
5. Tumbuhnya kesadaran meningkatkan mutu pendidikan melalui
pencapaian standar yang telah ditetapkan.
6. Tumbuhnya kebanggaan dari segenap warga sekolah dan
mempertahankan hasil akreditasi apabila telah memperoleh yang
terbaik misalnya terakreditasi A.

Dampak negative dari akreditasi sekolah antara lain:


1. Peningkatan kinerja dari komponen sekolah hanya sebatas ketika
akan dilakukan akreditasi sementara setelah selesai akan kembali
seperti semula.
2. Adanya berbagai macam rekayasa data hanya sekedar untuk
memenuhi penilaian sementara pada proses yang sebenarnya tidak
dilakukan seperti dalam pembuatan bukti-bukti fisik.
3. Status akreditasi kurang membawa pengaruh bagi pembinaan
sekolah karena hanya sekedar member status dan label

15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Akreditasi satuan pendidikan adalah kegiatan penilaian (asesmen)
sekolah secara sistematis dan komprehensif melalui kegiatan evaluasi diri
dan evaluasi eksternal (visitasi) untuk menentukan kelayakan dan kinerja
sekolah.
Fungsi Akreditasi sekolah dan Madrasah, yaitu: Untuk pengetahuan,
akuntabilitas, kepentingan pengembangan, Perlindungan masyarakat,
Pengendalian mutu. Tujuan Akreditasi Sekolah dan Madrasah ialah agar
penyelenggaraan pendidikan pada semua lingkup mengacu pada Standar
Nasional Pendidikan.
Persyaratan Sekolah dan Madrasah yang diakreditasi: Tersedianya
komponen penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran pada satuan
pendidikan, Penyelenggara pendidikan, Memiliki izin operasional
penyelenggaraan pendidikan sekolah/madrasah dari instansi yang
berwenang,Memiliki surat keputusan kelembagaan unit pelaksanaan teknis
sekolah.
Prosedur akreditasi Sekolah dan Madrasah, yaitu: Mengajukan
permohonan akreditasi dari sekolah kepada lembaga atau badan
pelaksana akreditasi yang telah ditentukan Prosedur akreditasi Sekolah
dan Madrasah. Sekolah yang akan dilakukan akreditasi maka seluruh
komponen yang terlibat di dalamnya baik kepala sekolah, guru, staf tata
usaha, komite sekolah, siswa dan stake holder lainnya harus benar-benar
bekerjasama dan meningkatkan kinerjanya sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya masing-masing. Apabila setiap komponen yang terlibat bekerja
sesuai dan memenuhi instrument akreditasi maka akan ada peningkatan
kinerja dari sekolah itu.
Dampak Akreditasi sekolah dalam peningkatan kinerja sekolah
menunjukkan hal yang signifikan. Dengan adanya akreditasi sekolah
mengharuskan stake holder yang ada dalam suatu sekolah menyiapkan

16
segala bentuk perangkat yang akan dinilai untuk memenuhi kriteria seperti
yang diharapkan

3.2 SARAN
Kepada seluruh komponen sekolah supaya selalu meningkatkan
kinerja dan memberikan layanan yang terbaik, dengan tidak terpengaruh
apakah sekolahnya akan diakreditasi atau tidak. Budaya peningkatan mutu
dan semangat dalam memberikan layanan seharusnya dipelihara setiap
saat tanpa harus menunggu adanya akreditasi sekolah

17
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Suryadi, Pedoman Akreditasi Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: Depag


RI (Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam), 2005, h. 5
RI Departemen Agama, Pedoman Akreditasi Madrasah, (Jakarta: Departemen
Agama, 2005)
Hidayat Ara, Imam Machali, Pengeloolaan Pendidikan, (Bandung: Pustaka
Educa, 2010)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 52 tahun 2008 Kriteria Dan
Perangkat Akreditasi SMA/MA.
Analisis Sistem Akreditasi Sekolah/Madrasah – KEMENTERIAN PENDIDIKAN
NASIONAL RI (Akreditasisekolahmadrasah.pdf)
Umaedi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah/Madrasah, (Jakarta: Pusat Kajian
Manajemen Mutu Pendidikan, 2004)
UU No. 20 Th 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

18

Anda mungkin juga menyukai