Disusun Oleh
Kelompok 10
Rizal Alfa Rizih 12110312746 / 5C / AP
T.A 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
penulisan makalah “Benchmarking Mutu Pendidikan”. Makalah ini kami buat
berdasarkan buku-buku penunjang yang kami miliki dan dari situs-situs yang
berhubungan dengan mata kuliah ini serta dari berbagai sumber lainnya.
Kami juga berterimakasih Kepada Bapak Dosen mata kuliah Manajemen Mutu
Terpadu Pendidikan khususnya yang tengah membimbing kami pada mata kuliah ini
yaitu Bapak Dosen Dr. Sohiron, S.Pd.I, M.Pd.I. Kami berharap semoga makalah
singkat ini nantinya bermanfaat bagi kita semua terutama pada para pembacanya.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan lebih dan kurang kami mohon maaf
dan demi perbaikan hasil makalah singkat ini, kami perlukan kritik beserta saran dari
para pembaca sekalian agar kelak mendapat masukan yang lebih baik untuk
kedepannya, akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Kelompok 10
ii
DAFTAR ISI
BAB I.............................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
BAB II ............................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................ 3
PENUTUP ................................................................................................................... 16
A. Kesimpulan.......................................................................................................... 16
B. Saran ....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan suatu
negara. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, diperlukan upaya yang terus-
menerus dalam mengidentifikasi dan mengadopsi praktik terbaik dari institusi
pendidikan lainnya. Salah satu metode yang digunakan untuk mencapai hal ini
adalah benchmarking mutu pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Didalam makalah ini ada beberapa Rumusan masalah diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian dan konsep dasar dari benchmarking mutu pendidikan?
2. Bagaimana proses pelaksanaan benchmarking mutu pendidikan?
3. Apa saja manfaat yang dapat diperoleh melalui benchmarking mutu
pendidikan?
1
4. Bagaimana peran dan tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat dalam
benchmarking mutu pendidikan?
5. Apa saja kendala yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan benchmarking
mutu pendidikan?
6. Bagaimana langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi kendala
tersebut?
C. Tujuan Penulisan
Dari alasan penulisan diatas terkait makalah yang kita bahas maka dapat
disimpulkan tujuannya sebagai berikut:
1. Memahami konsep dan prinsip dasar dari benchmarking mutu pendidikan.
2. Menjelaskan proses pelaksanaan benchmarking mutu pendidikan secara
komprehensif.
3. Menyajikan manfaat yang dapat diperoleh melalui benchmarking mutu
pendidikan.
4. Menyoroti peran dan tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat dalam
benchmarking mutu pendidikan.
5. Mengidentifikasi kendala yang mungkin dihadapi dan memberikan
langkah-langkah untuk mengatasinya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Ada beberapa konsep dasar yang perlu dipahami dalam benchmarking mutu
pendidikan:
1. Standar Mutu
Standar mutu adalah ukuran atau acuan yang digunakan untuk
menentukan kualitas pendidikan yang diinginkan. Standar mutu dapat
berupa pedoman, indikator, atau kriteria yang harus dipenuhi oleh lembaga
pendidikan untuk mencapai tingkat mutu yang diharapkan.
2. Benchmark
1
Krismiaji & Ambar, Benchmarking Mutu Pendidikan. Jurnal Akuntansi & Manajemen, Vol 12,
No.1,2019, h. 122-136.
2
Rusman, Pembelajaran Berbasis Benchmarking Internasional Untuk Peningkatan Mutu
Pendidikan di Indonesia, Jurnal Manajemen Pendidikan UNY, Vol. 10 No. 2, 2022, h. 1-7.
3
Benchmark adalah lembaga pendidikan yang dijadikan sebagai acuan
atau standar mutu. Lembaga pendidikan yang menjadi benchmark biasanya
memiliki reputasi baik dan telah berhasil mencapai tingkat mutu yang
tinggi. Benchmarking mutu pendidikan dilakukan dengan membandingkan
kinerja lembaga pendidikan sendiri dengan kinerja lembaga pendidikan
benchmark.
4. Praktik Terbaik
Praktik terbaik adalah praktik atau metode yang telah terbukti
berhasil dalam mencapai standar mutu yang tinggi. Dalam benchmarking
mutu pendidikan, lembaga pendidikan belajar dari praktik terbaik yang
telah diterapkan oleh lembaga pendidikan benchmark. Praktik terbaik ini
kemudian dapat diadopsi dan diterapkan oleh lembaga pendidikan sendiri
untuk meningkatkan mutu pendidikan.
3
Gaspersz, V., Benchmarking Sebagai Salah Satu Metode Untuk Meningkatkan Mutu, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2018), h. 56-90.
4
Fattah, N., Konsep Benchmarking dan Reformasi Pendidikan, Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 15,
No. 1, 2017, 141-152.
4
Dengan memahami pengertian dan konsep dasar benchmarking mutu
pendidikan, lembaga pendidikan dapat melaksanakan proses benchmarking dengan
efektif. Benchmarking mutu pendidikan adalah alat yang efektif untuk
meningkatkan mutu pendidikan dengan mengadopsi praktik terbaik dan
mengidentifikasi kekuatan serta kelemahan lembaga pendidikan sendiri.
1. Identifikasi Benchmark
Tahap pertama dalam proses benchmarking mutu pendidikan adalah
mengidentifikasi lembaga pendidikan yang akan dijadikan sebagai
benchmark atau standar mutu. Lembaga pendidikan benchmark ini biasanya
memiliki reputasi baik dan telah berhasil mencapai standar mutu yang
tinggi. Identifikasi ini dapat dilakukan dengan melakukan riset dan kajian
terhadap lembaga pendidikan yang dianggap sebagai pemimpin dalam
bidang pendidikan yang ingin ditingkatkan.
2. Pengumpulan Data
Setelah lembaga pendidikan benchmark telah diidentifikasi, tahap
selanjutnya adalah pengumpulan data yang relevan untuk dibandingkan
dengan kinerja lembaga pendidikan sendiri. Data yang dikumpulkan dapat
berupa informasi tentang kurikulum, metode pengajaran, program
pengembangan staf, kegiatan ekstrakurikuler, fasilitas, dan lain sebagainya.
5
Satriawangi, N.K.A. & Purnami, Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui School Benchmarking,
Jurnal Penjaminan Mutu, Vol. 7, No. 1, 2023, h.31-42.
5
Data ini dapat diperoleh melalui berbagai sumber, seperti observasi
langsung, wawancara dengan staf pengajar, penelitian literatur, atau
penggunaan instrumen penilaian yang sesuai.
3. Analisis Perbandingan
Setelah data yang relevan telah terkumpul, tahap berikutnya adalah
analisis perbandingan antara kinerja lembaga pendidikan sendiri dengan
lembaga pendidikan benchmark. Analisis ini bertujuan untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan lembaga pendidikan sendiri serta
memahami perbedaan dalam praktik dan performa antara kedua lembaga
pendidikan. Hasil analisis perbandingan ini akan menjadi dasar untuk
mengembangkan rencana perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan. 6
4. Implementasi Perbaikan
Setelah melakukan analisis perbandingan, tahap selanjutnya adalah
implementasi perbaikan dan peningkatan. Rencana perbaikan dan
peningkatan ini didasarkan pada praktik terbaik yang telah ditemukan dari
lembaga pendidikan benchmark. Rencana ini harus jelas, terukur, dan dapat
diimplementasikan dengan baik. Implementasi perbaikan dapat melibatkan
perubahan dalam kurikulum, penggunaan metode pengajaran yang lebih
efektif, pengembangan program pengembangan staf, peningkatan fasilitas,
atau pengenalan teknologi dalam pembelajaran. Selama tahap ini, penting
untuk melibatkan semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan,
seperti staf pengajar, siswa, orang tua, dan pihak terkait lainnya.
6
perbaikan. Hasil evaluasi ini digunakan untuk memantau kemajuan yang
telah dicapai dan mengidentifikasi area yang masih perlu diperbaiki.
Monitoring yang berkelanjutan juga penting untuk memastikan bahwa
praktik terbaik yang diadopsi tetap relevan dan efektif dalam meningkatkan
mutu pendidikan.7
7
Sunarto, Benchmarking sebagai Instrumen Evaluasi Mutu Pendidikan, Jurnal Akuntabilitas
Manajemen Pendidikan, Vol. 8, No. 2, 2021, h. 104-117.
8
Mulyani, S., Analisis Benchmarking Kinerja Akademik Antar Perguruan Tinggi, Jabodetabek:
Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis & Komunikasi, Vol. 7, No. 1, 2020, h. 79-89.
7
2. Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas
Melalui benchmarking mutu pendidikan, lembaga pendidikan dapat
mengidentifikasi proses-proses yang tidak efisien atau tidak produktif.
Dengan membandingkan praktik-praktik terbaik dari lembaga pendidikan
benchmark, lembaga pendidikan dapat mengadopsi metode dan proses yang
lebih efisien, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan
produktivitas staf pengajar dan siswa. Hal ini dapat membantu lembaga
pendidikan untuk menggunakan sumber daya mereka dengan lebih efektif.
3. Peningkatan Inovasi
Benchmarking mutu pendidikan memungkinkan lembaga pendidikan
untuk mempelajari inovasi-inovasi terbaru yang diterapkan oleh lembaga
pendidikan benchmark. Dengan melihat praktik-praktik terkini yang
berhasil, lembaga pendidikan dapat mengadopsi pendekatan inovatif dalam
pengajaran, pembelajaran, dan pengelolaan lembaga pendidikan. Inovasi-
inovasi ini dapat membantu lembaga pendidikan untuk tetap relevan dalam
menghadapi perubahan lingkungan dan kebutuhan siswa.9
8
kualitas pendidikan dan memperbaiki proses operasional, lembaga
pendidikan dapat memberikan pengalaman pendidikan yang lebih baik bagi
siswa dan memenuhi harapan orang tua. Hal ini akan meningkatkan
kepercayaan dan kepuasan semua pihak yang terlibat dalam proses
pendidikan.
6. Peningkatan Reputasi
Melalui benchmarking mutu pendidikan, lembaga pendidikan dapat
meningkatkan reputasi mereka sebagai lembaga pendidikan yang
berkualitas. Dengan menerapkan praktik-praktik terbaik, lembaga
pendidikan dapat membangun citra yang positif dan dikenal sebagai
lembaga pendidikan yang inovatif dan efektif. Reputasi yang baik dapat
membantu lembaga pendidikan untuk menarik lebih banyak siswa, menarik
dana dan dukungan dari pihak terkait, serta menjalin kemitraan dengan
lembaga pendidikan lain.
10
Hasan, S., Benchmarking Edukatif untuk Mengejar Ketertinggalan Mutu Pendidikan
Indonesia, Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 20, No. 2, 2018, h. 71-82.
9
D. Peran dan Tanggung Jawab Pihak-pihak yang Terlibat dalam Benchmarking
Mutu Pendidikan
Benchmarking mutu pendidikan melibatkan berbagai pihak yang memiliki
peran dan tanggung jawab masing-masing dalam proses tersebut. Berikut ini
adalah peran dan tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat dalam benchmarking
mutu pendidikan:
3. Staf Pengajar
10
Staf pengajar memiliki peran penting dalam benchmarking mutu
pendidikan. Mereka harus terlibat dalam proses identifikasi, analisis, dan
adopsi praktik terbaik. Staf pengajar bertanggung jawab untuk mempelajari
dan menerapkan praktik-praktik terbaik yang relevan dalam pengajaran dan
pembelajaran. Mereka juga harus berpartisipasi dalam pertukaran
pengetahuan dan pengalaman dengan staf pengajar dari lembaga
pendidikan benchmark. Staf pengajar juga harus berkomitmen untuk
meningkatkan kualitas pengajaran mereka sendiri dan berkontribusi dalam
meningkatkan mutu pendidikan secara keseluruhan. 11
4. Siswa
Siswa memiliki peran aktif dalam benchmarking mutu pendidikan.
Mereka harus terlibat dalam proses evaluasi dan perbaikan mutu pendidikan
melalui partisipasi dalam penilaian dan umpan balik. Siswa juga harus
berkomitmen untuk belajar dengan maksimal dan memanfaatkan
kesempatan yang diberikan oleh lembaga pendidikan untuk meningkatkan
prestasi mereka. Siswa juga dapat memberikan masukan dan saran kepada
lembaga pendidikan mengenai peningkatan mutu pendidikan.
5. Orang Tua
Orang tua memiliki peran penting sebagai mitra dalam benchmarking
mutu pendidikan. Mereka harus mendukung dan berpartisipasi dalam
proses evaluasi dan perbaikan mutu pendidikan. Orang tua juga harus
terlibat dalam pertemuan dan diskusi dengan lembaga pendidikan untuk
membahas perkembangan dan kebutuhan pendidikan anak-anak mereka.
Mereka juga harus memberikan umpan balik dan saran kepada lembaga
pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
11
Sudarwan, Urgensi Penerapan Benchmarking bagi Lembaga Pendidikan Islam, Ta'dibuna:
Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 12, No. 2, 2022, h. 128-141.
11
Pemerintah dan regulator pendidikan memiliki peran dalam
menyediakan kerangka regulasi dan kebijakan yang mendukung
benchmarking mutu pendidikan. Mereka bertanggung jawab untuk
mengembangkan standar mutu pendidikan dan memastikan lembaga
pendidikan mematuhi standar tersebut. Pemerintah dan regulator juga harus
memberikan dukungan, sumber daya, dan bimbingan kepada lembaga
pendidikan dalam melaksanakan benchmarking mutu pendidikan. Mereka
juga harus memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam proses
benchmarking.
12
Hardjosoedarmo, S., Total Quality Management (Yogyakarta: Andi Offset, 2019), h. 340-356.
12
1. Kendala akses data
Salah satu kendala utama dalam benchmarking mutu pendidikan
adalah akses terhadap data dan informasi yang diperlukan. Beberapa
lembaga pendidikan mungkin tidak memiliki sistem yang baik untuk
mengumpulkan dan menyimpan data, atau data yang ada tidak lengkap atau
tidak akurat.
Untuk mengatasi kendala ini, lembaga pendidikan perlu
memperbaiki sistem pengumpulan data mereka dan memastikan integritas
dan kualitas data yang dikumpulkan. Mereka juga dapat menjalin kerjasama
dengan lembaga pendidikan lain yang memiliki data yang relevan.
2. Kendala keuangan
Pelaksanaan benchmarking mutu pendidikan dapat memerlukan
sumber daya finansial yang signifikan. Lembaga pendidikan mungkin
menghadapi kendala dalam mengalokasikan dana untuk melaksanakan
benchmarking.
Untuk mengatasi kendala ini, lembaga pendidikan dapat mencari
sumber dana tambahan melalui sponsor atau mitra strategis. Mereka juga
dapat mengoptimalkan penggunaan dana yang ada dengan melakukan
perencanaan yang baik dan mengidentifikasi prioritas dalam pelaksanaan
benchmarking.
3. Kendala waktu
Pelaksanaan benchmarking mutu pendidikan membutuhkan waktu
yang cukup lama dan melibatkan banyak pihak. Lembaga pendidikan
mungkin menghadapi kendala dalam mengalokasikan waktu yang cukup
untuk melaksanakan benchmarking.13
Untuk mengatasi kendala ini, lembaga pendidikan harus membuat
jadwal yang baik dan mengalokasikan waktu yang memadai untuk
melaksanakan benchmarking. Mereka juga dapat mengatur prioritas dan
13
Mulyasa, E., Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2020), h. 78-95.
13
memfokuskan pada area yang paling kritis untuk ditingkatkan terlebih
dahulu.
14
Sallis, E, Total Quality Management in Education, (London: Taylor & Francis e-Library,
2021), h. 119-135.
14
kurangnya kolaborasi dapat menjadi kendala dalam pelaksanaan
benchmarking.
Untuk mengatasi kendala ini, lembaga pendidikan harus membangun
hubungan yang baik dengan lembaga pendidikan benchmark dan pihak lain
yang terlibat. Mereka juga harus memiliki mekanisme yang jelas untuk
berkomunikasi, berbagi informasi, dan bekerja sama dalam pelaksanaan
benchmarking.
7. Kendala keberlanjutan
Benchmarking mutu pendidikan harus dilakukan secara
berkelanjutan untuk mencapai peningkatan mutu pendidikan yang
berkelanjutan. Namun, lembaga pendidikan mungkin menghadapi kendala
dalam menjaga keberlanjutan benchmarking.
Untuk mengatasi kendala ini, lembaga pendidikan harus memiliki
komitmen jangka panjang terhadap benchmarking mutu pendidikan dan
memasukkan benchmarking sebagai bagian dari budaya dan praktik
lembaga pendidikan. Mereka juga dapat membuat rencana aksi jangka
panjang dan mengukur kemajuan secara berkala untuk memastikan
keberlanjutan benchmarking.15
15
Suharsaputra, U., Administrasi Pendidikan, (Bandung: Refika Aditama, 2022), h. 267-289.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa
Benchmarking mutu pendidikan adalah proses yang penting untuk meningkatkan
mutu pendidikan di lembaga pendidikan. Dalam benchmarking mutu pendidikan,
lembaga pendidikan membandingkan kinerja dan praktik mereka dengan lembaga
pendidikan terbaik atau yang diakui sebagai pemimpin dalam bidang pendidikan.
Dalam hal ini, benchmarking mutu pendidikan bertujuan untuk mengidentifikasi
praktik terbaik, membandingkan kinerja, dan mengadopsi inovasi yang
memungkinkan peningkatan mutu pendidikan.
B. Saran
Pada kenyataannya, pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana
dan simpel. Serta dalam Penyusunan makalah ini pun masih memerlukan kritikan
dan saran bagi pembahasan materi tersebut.
16
DAFTAR PUSTAKA
Krismiaji & Ambar, Y.P. (2019). Benchmarking Mutu Pendidikan. Jurnal Akuntansi
& Manajemen.
Mulyani, S., dkk. (2020). Analisis Benchmarking Kinerja Akademik Antar Perguruan
Tinggi. Jabodetabek: Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis & Komunikasi.
Sallis, E. (2021). Total Quality Management in Education. London: Taylor & Francis
e-Library.
Satriawangi, N.K.A. & Purnami, A.S. (2023). Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui
School Benchmarking. Jurnal Penjaminan Mutu.
17