Anda di halaman 1dari 13

BENCHMARKING PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MUTU

PENDIDIKAN PADA SATUAN PENDIDIKAN

Makalah

Disusun untuk Memenuhi Tugas Presentasi Mata Kuliah

Manajemen Mutu Pendidikan

Dosen Pengampu: Ahmad Fauzi, M.Pd


Disusun Oleh:
Hendy Ardeansyah (D93217057)

Nur Hidayati Roihannah (D93217068)

A. Usamah Yahya (D93217083)

Mar’atus Sholikah (D93217106)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulilah, segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah kami sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
yang berjudul “Benchmarking pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan
pada satuan pendidikan”. Sholawat serta salam kami curahkan kepada Nabi
Muhammad, saw yang telah menyampaikan wahyu Allah berupa Agama Islam.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai tugas presentasi
mata kuliah “Manajemen Mutu Pendidikan” yang didalamnya berisi penjelasan
mengenai pengertian, manfaat, jenis-jenis dan langkah-langkah benchmarking.
Kami menyadari adanya kekurangan dan kesalahan dalam penulisannya.
Oleh karenanya, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan dan
kami mengucapkan terima kasih kepada penulis yang buku maupun jurnalnya
telah kami jadikan refensi dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Wassalammuailaikum Wr. Wb.

Surabaya, 19 April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. i


Daftar Isi ......................................................................................................... ii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II: PEMBAHASAN
A. Pengertian Benchmarking .................................................................... 3
B. Manfaat Benchmarking ........................................................................ 4
C. Jenis-jenis Benchmarking..................................................................... 5
D. Langkah-langkah Benchmarking ......................................................... 7
BAB III: PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 9
B. Saran ..................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sebuah organisasi yang bergerak dibidang
jasa dengan memberikan pelayan terhadap peserta melalui proses
pembelajaran. Pendidikan memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi
pserta didik untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1
Di masa sekarang ini, jumlah lembaga pendidikan di Indonesia
sangat banyak. Dalam satu kecamatan saja kita bisa menemukan 10
lembaga pendidikan dalam jenjang yang sama baik negeri maupun swasta.
Dengan jumlah lembaga pendidikan yang banyak ini akan terjadi
persaingan antar lembaga.
Dalam mengahadapi persaingan antar lembaga maka setiap
lembaga harus melakukan perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan.
Perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan
menggunakan strategi benchmarking.
Benchmarking merupakan suatu aktivitas evaluasi diri sekolah
dengan membandingkan pelaksanaan pendidikan disekolahnya dengan
sekolah lainnya melalui proses identifikasi sehingga diperoleh cara terbaik
untuk mencapai tujuan organisasi.
Bedasarkan latar belakang di atas, penulis membuat judul
“Benchmarking Pendidikan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Pada
Satuan Pendidikan”

1
UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1

1
B. Rumusan Pembahasan
1. Apa pengertian benchmarking ?
2. Apa saja manfaat benchmarking ?
3. Apa saja jenis-jenis benchmarking ?
4. Bagaimana langkah-langkah benchmarking ?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian benchmarking.
2. Untuk mengetahui manfaat benchmarking.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis benchmarking.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah benchmarking.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Benchmarking
Istilah benchmarking ini pada awalnya hanya digunakan dalam
dunia bisnis untuk mengukur kinerja suatu perusahaan dengan perusahaan
lain yang lebih maju sehingga perusahaan tersebut dapat mengambil
praktik-praktik terbaik untuk dikembangkan di perusahaannya2. Dalam
perkembangannya strategi benchmarking juga diterapkan pada dunia
pendidikan untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan3.
Muhaimin mendefinisikan benchmarking sebagai suatu teknik
analisa proses terbaik organisasi lain dalam menghasilkan layanan/produk
untuk diterapkan di dalam organisasinya sendiri4. Sedangkan Amat Jaedun
mendefinisikan benchmarking merupakan suatu aktivitas yang dilakukan
oleh sekolah melalui evaluasi diri dengan mengidentifikasi segala aktivitas
terbaik sekolah lain kemudian diadopsi dan diaplikasikan aktivitas-
aktivitas tersebut sehingga sekolah mengalami perubahan yang lebih baik5.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Benchmarking adalah suatu aktivitas
evaluasi diri sekolah dengan membandingkan dirinya dengan institusi
lainnya sehinga sekolah dapat mengidentifikasi, mengadopsi dan
mengembangkan praktik-praktik terbaik yang dijalankan oleh instansi lain
untuk diterapkan di sekolahnya.
Benchmarking merupakan aktivitas evaluasi diri yang dilakukan
secara berkesinambungan. Misalnya sekolah A ingin memperbaiki kualitas
pelayananannya. Sekolah A memilih sekolah B sebagai acuan dalam
memperbaiki kualitas pelayanan karena dianggap memiliki kualitas
pelayanan yang lebih baik daripada sekolah A. Sekolah A akan melakukan
identifikasi, mengadopsi, dan mengembangkan sistem yang digunakan
oleh sekolah B. Dalam proses pengaplikasiannya pada sekolah A, sekolah

2
Aswandi Lubis, “Peningkatan Kinerja Melalui Strategi Benchmarking”, Jurnal At-Tijaroh, Vol 2,
No 1 (Januari-Juni 2016) 16
3
Amat Jaedun, Benchmarking Standar Mutu Pendidikan, 7
4
Muhaimin, Manajemen Pendidikan (Aplikasinya dalam menyusunan Pengembangan
Sekolah/Madrasah) (Jakarta :Prenada Media, 2015), 122
5
Amat Jaedun, Makalah Seminar Nasional Benchmarking Standar Mutu Pendidikan (Yogyakarta
: Pusa Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan, Kemendikbud, 2011) 8

3
A tidak meniru dalam keseluruan sistem yang digunakan oleh sekolah B
tapi mengkreasikan sistem tersebut sesuai dengan kondisi, budaya, dan
kemampuan sekolah A6.
Strategi Benchmarking merupakan aktivitas yang legal dan tidak
melanggar hukum karena dilakukan atas kerjasama dua instansi untuk
bertukar informasi dan pengalaman yang sama-sama dibutuhkan oleh
masing-masing instansi7. Dari proses bertukar informasi dan pengalaman,
instansi akan mendapatkan standar kinerja baru (benchmark) yang
digunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas produk.
Sementara bagi instansi yang digunakan sebagai acuan/pembanding akan
termotivasi untuk melakukan perbaikan dalam pelaksanaan dan
pengelolaan pendidikan sehingga mutu pendidikan dapat meningkat8.

B. Manfaat Benchmarking
Menurut Amin Wijaya Tunggal dalam bukunya Manajemen Mutu
Terpadu, secara umum manfaat benchmarking adalah :
1. Memenuhi persyaratan pelanggan
Adanya benchmarking lembaga dapat memenuhi persyaratan
pelanggan yaitu sesuai dengan realita pasar, penilaian obyektif, dan
performa yang tinggi.
2. Mengembangkan sasaran dan tujuan yang efektif
Adanya lembaga dapat menetapkan sasaran dan tujuan yang
efektif dapat dipercaya, proaktif, dan industry memimpin
3. Mengembangkan tolak ukur produktifitas yang benar
Adanya benchmarking lembaga mengembangkan tolak ukur
produktivitas yang benar yaitu dengan memecahkan masalah yang rill,

6
Muhaimin, Manajemen Pendidikan (Aplikasinya dalam menyusunan Pengembangan
Sekolah/Madrasah) (Jakarta : Prenada Media, 2015), 122
7
Aswandi Lubis, “Peningkatan Kinerja Melalui Strategi Benchmarking”, Jurnal At-Tijaroh 2, no 1
(Januari-Juni 2016), 16
8
Yusran Sorumba, Makalah Benchmarking, http://yusransorumba.blogspot.com./2013/12/makalah-
benchmarking.html. Diakses pada tanggal 1 Mei 2019

4
memahami keluaran dan berdasrkan praktik – praktik industri yang
terbaik.9
Sedangkan menurut Hanun Asrohah, manfaat benchmarking
dalam Pendidikan yaitu:
1. Benchmarking dapat menyakinkan lembaga memiliki serangkaian
tujuan yang akan dicapai
2. Benchmarking menciptakan pemahaman yang lebih baik tentang
posisi lembaga saat ini
3. Benchmarking menjadi alat untuk menemukan cara bagaimana
organisasai lain melakukan suatu best practices
4. Benchmarking mendorong budaya inovasi
5. Benchmarking menyakinkan bahwa terdapat usaha-usaha untuk
menjadi yang terbaik
6. Benchmarking mengembangkan rencana tindakan yang realistis
7. Benchmarking dapat digunakan merumuskan mutu seperti pada
keunggulan dalam dunia usaha.10

C. Jenis-jenis Benchmarking
Benchmarking mempunyai beberapa jenis antara lain
benchmarking internal, benchmarking fungsional, benchmarking generic,
benchmarking kompetitif. Untuk lebih jelaskannya akan diuraikan di
bawah ini.
1. Benchmarking internal
Benchmarking internal adalah membandingkan kinerja antara
organisasi yang dapat dijadikan sebagai latihan efektif dan biasanya
menjadi titik awal yang baik. Beberapa organisasi belajar secara
sistematis tentang praktik dan proses dari organisasi lain.
Benchmarking internal untuk menjawab masalah atau alat meraih
tujuan yang tampaknya tidak realitis bagi organisasi.11

9
Amin Wijaya tunggal, manajemen mutu terpadu: suatu pengantar (Jakarta : PT. Rineka Cipta,
1993) 124
10
Hanun Asrohah, Manajemen Mutu Pendidikan (Surabaya: UINSA Press, 2014), 188
11
Ibid

5
Benchmarking internal memberikan perbandingan antara
praktik atau proses yang sejenis dalam organisasi. pendekatan ini
dilakukan dengan membandingkan operasi suatu bagian dengan
bagian internal lainnya dalam suatu organisasi.
2. Benchmarking fungsional
Benchmarking fungsional merupakan membandingkan kinerja
lembaga dengan sekolah, universitas, sebagai pesaing dan
memberikan ide yang sangat bagus untuk kinerja lembaga secara
keseluruan. Benchmarking fungsional ada dua macam yaitu untuk
kepentingan kompetitif atau kolaborasi. Benchmarking untuk
kepentingan kompetitif yaitu untuk memahami bagaimana kinerja
pesaing. Sering kali kunci informasi sulit didapatkan12.
Benchmarking fungsional membandingkan fungsi/proses
tertentu dengan pesaing. Pendekatan yang dilakukan dengan
mengadakan perbandingan fungsi atau proses dari suatu lembaga
pendidikan yang nantinya akan memberikan perbandingan untuk
fungsi sejenis dengan lembaga-lembaga pendidikan yang sama.
3. Benchmarking generik
Benchmarking generik merupakan pada proses bisnis
funndamental yang cenderung sama di setiap lembaga pendidikan.
Benchmarking generik memberikan perbandingan proses –proses
yang independen pada lembaga pendidikan yang sama.
4. Benchmarking kompetitif
Benchmarking kompetitif dapat dilakukan dengan mengadakan
perbandingan dengan dengan berbagai pesaing dalam sebuah
organisasi. Benchmarking kompetitif ini memberikan perbandingan
antar pesaing dalam hal produk atau layanan tertentu secara spesifik13.

12
Hanun Asrohah, Manajemen Mutu Pendidikan (Surabaya: UINSA Press, 2014), 185
13
Aswandi Lubis, “Peningkatan Kinerja Melalui Strategi Benchmarking”, Jurnal At-Tijaroh 2, No
1 (Januari-Juni 2016), 20

6
Area yang dipandang penting dalam benchmarking adalah
bidang manajemen, kerja tim, teknologi informasi, manajemen SDM,
proses penjaminan mutu, dan pelayanan pada pelanggan14.

D. Langkah-langkah Benchmarking
Tahapan-tahapan dalam melaksanakan benchmarking ini terdapat
banyak variasi dari berbagai pendapat antara lain pendapat dari Karlof &
Ostblom secara lebih sederhana terdapat lima tahapan yaitu :
1. Tentukan apa yang di-benchmark
Langkah pertama dalam proses benchmarking adalah memulai
dari kebutuhan organisasi akan informasi benchmarking. Apakah
latihannya akan menitikberatkan pada kualitas yang dirasakan
konsumen atau pada produktivitas, dan apa saja factor kritis bagi
keberhasilan kinerja dari operasi yang ingin dibandingkan. Banyak
aspek dari suatu perilaku dan kinerja organisasi yang dapat di-
benchmark.
2. Identifikasi pasangan benchmarking
Dengan kebutuhan tertentu dimana menemukan organisasi
yang terbaik? Bagaimnana kita mengidentifikasikan organisasi
tersebut, mengajak bekerja sama dalam suatu benchmarking?
Pasangan benchmarking yang baik bukan saja unggul dalam
bidangnya sendiri tetapi juga dapat dibandingkan dengan organisasi
sendiri sebagai tingkatan tgertinggi yang mungkin dicapai.
3. Kumpulkan informasi
Ini bukan saja melibatkan pengumpulan data keuangan dan
kuantitatif, tetapi juga mengidentifikasi dan mendokumentasikan
kandungan operasi, proses, dan seterusnya yang menjelaskan dan
membantu anda untuk memahami kinerja suatu organisasi. Tahap
pengumpulan informasi memerlukan usaha yang sungguh-sungguh
dan sistematis untuk menciptakan patokan (benchmark) yang berguna
dan dapat dipercaya.

14
Hanun Asrohah, Manajemen Mutu Pendidikan (Surabaya: UINSA Press, 2014), 186

7
4. Analisis
Langkah yang keempat yang menuntut kemampuan analitis
dan kreativitas yang tinggi dalam seluruh proses benchmarking.
Analisa bukan hanya berarti mengidentifikasikan persamaan-
persamaan dan perbedaan-perbedaan, tetapi juga memahami
hubungan dengan kandungan operasi yang mendasarinya. Lebih lanjut
perlu dikenal faktor-faktor yang tidak dapat dibandingkan dan yang
tidak dapat dipengaruhi, keduanya akan mempengaruhi hasil analisis.
5. Penerapan
Langkah terakhir selain menerapkan peningkatan-peningkatan,
juga mengembangkan organisasi dan memindahkan fokusnya
sehingga mengarah pada prilaku yang berorientasi kinerja. Organisasi
harus memasang sasarannya yang realistis berdasarkan pada potensi
peningkatan yang diungkapkan oleh celah perbedaan benchmarking.
Sasaran-sasaran tersebut harus dirinci dan diadaptasikan agar cocok
dengan struktur organisasi dan dikomunikasikan kepada orang-orang
yang terlibat.15

15
Eke Wince, “Benchmarking dalam Manajemen sebuah Perpustakaan”, Jurnal Tik Ilmeu 2, No.1
( ), 30-31.

8
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Bedasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Benchmarking adalah suatu aktivitas evaluasi diri sekolah dengan
membandingkan dirinya dengan institusi lainnya sehinga sekolah dapat
mengidentifikasi, mengadopsi dan mengembangkan praktik-praktik
terbaik yang dijalankan oleh instansi lain untuk diterapkan di
sekolahnya.
2. Manfaat Benchmarking bagi satuan lembaga pendidikan adalah
lembaga memiliki tujuan yang ril untuk meningkatkan kualitas mutu
lembaga.
3. Jenis-jenis benchmarking ada 4 yaitu benchmarking internal,
benchmarking fungsional, benchmarking generic, benchmarking
kompetitif.
4. Tahap benchmarking ada 5 yaitu tentukan apa yang di-benchmark,
identifikasi pasangan benchmarking, kumpulkan informasi, analisis dan
penerapan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Muhaimin. 2015. Manajemen Pendidikan (Aplikasinya dalam menyusunan

Pengembangan Sekolah/Madrasah). Jakarta : Prenada Media

Lubis, Aswandi. 2016. “Peningkatan Kinerja Melalui Strategi Benchmarking”.

Jurnal At-Tijaroh. Vol2. No.1.

Jaedun, Amat. 2011. Makalah Seminar Nasional Benchmarking Standar Mutu

Pendidikan. Yogyakarta : Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan

Pengembangan, Kemendikbud

Wijaya tunggal, Amin. 1993. Manajemen Mutu Terpadu: Suatu Pengantar.

Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Asrohah, Hanun. 2014. Manajemen Mutu Pendidikan. Surabaya: UINSA Press

Sorumba, Yusran. 2013. Makalah Benchmarking,

http://yusransorumba.blogspot.com./2013/12/makalah-benchmarking.html.

Diakses pada tanggal 1 Mei 2019

Wince, Eke. “Benchmarking dalam Manajemen sebuah Perpustakaan”. Jurnal Tik

Ilmeu. Vol.2. No.1.

10

Anda mungkin juga menyukai