Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MODEL DESAIN PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BERBASIS


KOMPETENSI
Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Desain Program Pendidikan dan
Pelatihan yang diampu oleh
Dr. H. Toto Ruhimat, M.Pd.
Dra. Hj. Muthia Alinawati, M.Pd.

Disusun Oleh:
Aditya Alesis (1705823)
Entis Sutisna (1703656)
Leoni Tri Gratia Putri (1705068)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


DEPARTEMEN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat,
inayah, taufik dan hidayah sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini
dengan judul “Model desain Program pelatihan berbasis kompetensi” tepat pada waktunya.
Terima kasih pula pada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Desain Program
Pendidikan dan Pelatihan. Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat mempebaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan dari para pembaca guna meningkatkan kualitas makalah ini dan makalah-makalah
lainnya pada waktu mendatang.

Bandung, September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... iii
A. Latar Belakang ........................................................................................................................... iii
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................................... iii
C. Tujuan ........................................................................................................................................ iii
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 1
A. Pengertian Kompetensi ............................................................................................................... 1
B. Aspek-aspek yang terkandung pada konsep kompetensi ............................................................ 1
C. Dimensi kompetensi.................................................................................................................... 1
D. Program Pelatihan berbasis kompetensi ..................................................................................... 2
E. Tujuan pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi ............................................................... 2
F. Komponen-komponen model pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi ........................... 2
G. Prinsip pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi .................................................................... 3
H. Keuntungan atau manfaat pelatihan berbasis kompetensi ........................................................... 4
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................ 5
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 6

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi pencari kerja yang minim akan skill terampilnya, maka pelatihan memegang
peranan yang cukup penting dalam rangka mengembangkan atau meningkatkan
kompetensinya. Melalui pelatihan, para calon tenaga kerja ditingkatkan kompetensinya
baik kemampuan kognitif keterampilan-keterampilan, dan pemahaman niali dan norma
yang terkait (etika). Dengan demikian upaya pelatihan diarahkan untuk meningkatkan
kompetensi seseorang secara komprehensif menuju individu yang paripurna, untuk lebih
mampu melaksanakan peranannya.
Untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja, maka model pendidikan dan pelatihan
yang pantas untuk digunakan adalah model pendidikan dan pelatihan berbasis
kompetensi, karean dengan model ini, diharapkan para peserta pendidikan dan pelatihan
dapat meningkatkan kompetensi nya sebagai tenaga pekerja.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi?
2. Aspek apa saja yang terkandung dalam kompetensi?
3. Apa yang dimaksud program program pelatihan berbasis kompetensi?
4. Apa saja komponen-komponen yang ada dalam program pelatihan berbasis
kompetensi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu kompetensi
2. Untuk mengetahui aspek yang terkandung dalam kompetensi
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan program berbasis kompetensi
4. Untuk mengetahui komponen-komponen yang ada dalam program pelatihan
berbasis kompetensi

iii
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Kompetensi
Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Bab. I pasal 1 ayat 10 kompetensi
adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Yang dimaksud kompetensi
(Competency) menurut Haripriowirjanto (2001) adalah suatu kesatuan utuh yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain antara keterampilan, pengetahuan dan sikap dalam melaksanakan
pekerjaan. Seseorang yang terampil menjalankan sesuatu bila tidak didukung oleh
pengetahuan dan sikap yang diperlukan, belum bisa dinyatakan kompeten. Hasil penilaian
terhadap kompetensi seseorang hanya ada dua kategori yaitu dinyatakan kompeten atau
belum kompeten. Kompetensi atau kemampuan didefinisikan sebagai “ suatu sifat dasar
seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan suatu pekerjaan secara
efektif atau sangat berhasil” Wiley dan Sons (1982:110).
Boutler, Dalziel dan Hill (2003;39) mendefinisikan kompetensi sebagai suatu karakteristik
dasar dari seseorang yang memungkinkannya memberikan kinerja unggul dalam pekerjaan,
peran atau situasi tertentu. Menurut Kessler (2011;9) kompetensi secara sederhana
merupakan karakteristik yang dimiliki karyawan terbaik untuk membantu mereka menjadi
berhasil.
B. Aspek-aspek yang Terkandung pada Konsep Kompetensi
Beberapa aspek yang terkandung dalam konsep kompetensi adalah sebagai berikut (Gordon
dalam Sutrisno, 2010:204):
1. Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif.
2. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif, dan afektif yang dimiliki oleh
individu.
3. Nilai (value), adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis
telah menyatu dalam diri seseorang.
4. Kemampuan (skill), adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melaksanakan
tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan.
5. Sikap (attitude), yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau reaksi
terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar.
6. Minat (interest), adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan.
C. Dimensi Kompetensi
Ada lima dimensi kompetensi yang harus dimiliki oleh semua individu (Moeheriono,
2009:15) yaitu sebagai berikut:
1. Keterampilan menjalankan tugas (Task-skill), yaitu keterampilan untuk melaksanakan
tugas-tugas rutin sesuai dengan standar tempat kerja.
2. Keterampilan mengelola tugas (Task management skills), yaitu keterampilan untuk
mengelola serangkaian tugas yang berbeda yang muncul dipekerjaannya.
3. Keterampilan mengambil tindakan (Contingency management skills), yaitu
keterampilan mengambil tindakan yang cepat dan tepat bila timbul suatu masalah di
dalam pekerjaan.

1
4. Keterampilan bekerja sama (Job role environment skills), yaitu keterampilan untuk
bekerja sama serta memelihara kenyamanan lingkungan kerja.
5. Keterampilan beradaptasi (Transfer skill), yaitu keterampilan untuk beradaptasi
dengan lingkungan kerja yang baru.
D. Program Pelatihan berbasis kompetensi
Competency Based Training (CBT) merupakan salah satu pendekatan terstruktur kepada
pelatihan dan assessment yang diarahkan pada hasil khusus. Pendekatan ini membantu
individu untuk memperoleh keterampilan, pengetahuan dan sikap sehingga mereka bisa
menjalankan tugas dengan standar khusus pada kondisi tertentu (Gropac, 2003). Menurut
State Traning Board Victoria (dalam Brown, 1994;4) Pelatihan Berbasis Kompetensi sebagai
suatu sistem terdiri atas:
a. Outcomes yakni standar kemampuan spesifik;
b. Curriculum yang memberikan secara jelas tentang indikasi dari kemampuan yang
diharapkan dapat diperoleh dari pelatihan;
c. Delivery, yakni metode pelatihan yang antara lain memungkinkan kita melihat
kemampuan yang telah dimiliki peserta sehingga kita tidak perlu melatihnya kembali
kepada peserta;
d. Assessment yang dilakukan untuk mengetahui apa kompetensi yang telah dikuasai
oleh peserta sebagai hasil dari pelatihan;
e. Record atau catatan tentang kompetensi yang telah diperoleh dari pelatihan.
Menurut Confederation of Australian Industry (CAI) (Brown,1994;4) Pelatihan Berbasis
Kompetensi adalah pendekatan pelatihan yang memberikan penekanan utama pada apa yang
secara nyata dapat dilakukan di tempat kerjanya sebagai hasil dari pelatihan, dengan
demikian tidak terlalu peduli pada bagaimana pelatihan dilakukan.
E. Tujuan pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi
Tujuan utama pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi adalah:
1. Menghasilkan kompetensi dalam menggunakan keterampilan yang ditentukan untuk
mencapai standar pada suatu kondisi yang telah ditetapkan dalam berbagai pekerjaan
dan jabatan.
2. Penelusuran (penilaian) kompetensi yang telah dicapai dan sertifikasi.
Hasil pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi hendaknya dihubungkan dengan
kebutuhan antara lain:
a. Standar kompetensi yang akan diberikan,
b. Program pendidikan dan pelatihan didasarkan atas uraian kerja,
c. Kebutuhan multi-skilling,
d. Alur karir (career path).
F. Komponen-komponen model pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi
Model pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi dalam implementasinya memiliki
komponen-komponen, yakni:
1. Analisis kebutuhan pengembangan kompetensi/analisis kebutuhan pendidikan dan
pelatihan.
2. Desain pengembangan program

2
Hasil kegiatan analisis kebutuhan pendidikan dan pelatihan ditindaklanjuti dengan
melakukan desain pengembangan program pendidikan dan pelatihan dengan
melakukan:
a. Penyusunan stuktur kurikulum pendidikan dan pelatihan
b. Melakukan perencanaan kegiatan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan,
meliputi persiapan administrasi pendidikan dan pelatihan, administrasi
pendidikan dan pelatihan, administrasi akademik dan fasilitas pendidikan dan
pelatihan yang diperlukan.
3. Kegiatan expert judgment
Kegiatan expert judgment ini, merupakan proses untuk memvalidasi dan keabsahan
dengan menerima masukan atau saran dari para pakar dan praktisi berkaitan dengan
hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan.
4. Pelaksanaan model pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi, terdiri dari
masukan (input), proses (procss), keluaran (output), dan pengaruh (outcome).
5. Monitoring dan evaluasi
Monitoring dilaksanakan ketika kegiatan atau program sedang dilaksanakan,
sedangkan evaluasi dilakukan pada akhir tahapan suatu program. Monitoring adalah
kegiatan pemantauan terhadap pelaksanaan program untuk memastikan bahwa
pelaksanaan program sesuai dengan rencana (waktu, sasaran, anggaran, dan aspek
program lainnya). Fokus monitoring adalah: (1) rencana atau program; dan (2)
pelaksanaan dari rencana atau program tersebut. Melalui monitoring diperoleh
informasi mengenai sesuai atau tidaknya pelaksanaan kegiatan dengan rencana.
6. Quality assurance
Quality assurance merupakan komponen untuk menjamin kualitas seluruh kegiatan
pelaksanaan pendidikan dan pelatihan. Dengan ini diharapkan pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan menjadi lebih efektif dan efisien.
G. Prinsip pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi
Terdapat sembilan prinsip yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pelatihan berbasis
kompetensi (Rylatt,1993):
1. Bermakna, praktek terbaik (Meaningful, best practice)
2. Hasil pembelajaran (Acquisition of learning)
Salah satu perbedaan antara pelatihan berbasis kompetensi dan pelatihan tradisional
adalah hasil pembelajaran, bukan penyampaian pendidikan dan pelatihan. Dalam
pelatihan berbasis kompetensi, kita hanya memperhatikan dan berfokus pada apabila
orang yang dilatih memperoleh kompetensi yang diharapkan dan buka bagaimana
mereka memperolehnya. Proses pembelajaran yang dipergunakan lebih berfokus
pada membantu dan fasilitasi untuk mereka belajar dan keterampilan yang dipelajari
akan lebih mudah diadaptasikan.
3. Fleksibel (Fleksible)
Sebagai suatu hasil keprihatinan atas penguasaan pembelajaran, maka dewasa ini cara
orang belajar sangat fleksibel. Pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara
dan metode dari industri, membaca dan cara belajar lainnya baik formal maupun
informal. Fleksibilitas memberikan peluang orang belajar berbasis informal,
sepanjang mereka dapat menunjukkan kemampuan (competence). Pembelajaran

3
mandiri oleh seseorang dimungkinkan akan divalidasi melalui suatu proses
penelusuran dan uji kompetensi.
4. Mengakui pengalamn belajar sebelumnya (Recognizes perior learning)
Pelatihan berbasis kompetensi mengakui pengalaman belajar yang diperoleh
sebelumnya yang mempunyai relevansi sebelum mereka mengikuti uji kompetensi.
Pengakuan ini akan memudahkan serta lebih fleksibel bagi mereka mengikuti
pendidikan dan pelatihan. Seseorang tidak dituntut harus mengikuti pendidikan dan
pelatihan dari awal sampai akhir, tetapi bila mereka mampu mengikuti dan lulus ujian
kompetensi, mereka berhak memperoleh kelulusan dan kualifikasi.
5. Tidak didasarkan atas waktu (Not time based)
Proses pendidikan dan pelatihan ini tidak dibatasi oleh waktu. Suatu program
pendidikan dan pelatihan dapat diselesaikan berbasis waktu yang fleksibel.
Perbedaan kemampuan individu sangat diperhatikan.
6. Penilaian yang disesuaikan (Appropriate assessment)
Pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi sangat memperhatikan kemampuan
memperagakan kompetensi, oleh karena itu perlu bagi setiap orang dinilai untuk
menentukan apakah mereka kompeten untuk memperoleh kualifikasi yang
diperolehnya akan mampu melaksanakan pekerjaan dan tugasnya.
7. Monitoring dan evaluasi (On-going monitoring and evaluation)
Monitoring dan evalusi program ini, mutlak diperlukan mulai dari masukan (input),
proses (procces) sampai pada keluaran (output), yang hasilnya dihubungkan dengan
standar nasional untuk memperoleh pengalaman (accareditation)
8. Konsistensi secara nasional
Pendidikan dan pelatihan berlandaskan pada penampilan kompetensi yang secara
nasional konsisten dengan kebutuhan industri. Hasilnya orang mengikuti pendidikan
dan pelatihan dari suatu tempat dapat diterima di tempat lain dan menjadi tenaga
kerja yang dapat dipekerjakan secara nasional.
9. Akreditasi pembelajaran
Suatu sistem akreditasi yang konsisten secara nasional siantara penyedia jasa
pendidikan dan pelatihan, misalnya penyedia pendidikan dan pelatihan kejuruan
tukang roti (baku) kurikulum yang dipergunakan harus memperoleh pengakuan dari
badan atau instansi yang berkompeten.
H. Keuntungan atau manfaat pelatihan berbasis kompetensi
Keuntungan atau manfaat yang diperoleh calon tenaga kerja dalam pelatihan berbasis
kompetensi antara lain:
 Calon tenaga kerja atau peserta pelatihan dapat meningkatkan diri baik kognitif,
keterampilan, dan afektifnya.
 Calon tenaga kerja atau peserta pelatihan dapat menambah ilmu, baik ilmu-ilmu
materi pokok maupun ilmu-ilmu materi penunjang.
 Calon tenaga kerja atau peserta pelatihan dapat memperoleh pengalaman dalam
praktek lapangan
 Calon tenaga kerja atau peserta pelatihan dapat saling bertukar pendapat dan
pengalaman dalam diskusi kelompok, berpikir secara terbuka dan cerdas untuk
menyampaikan ide-idenya.

4
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
Kompetensi adalah suatu karakteristik dasar dari seseorang yang memungkinkan memberikan
kinerja unggul dalam pekerjaan, peran, atau situasi tertentu. Aspek yang terkandung dalam
konsep kompetensi yaitu pengetahuan, pemahaman, niali, kemampuan, sikap dan minat.
Competensi Based Training (CBT) merupakan salah satu pendekatan terstruktur kepada
pelatihan dan assessment yang diarahkan pada hasil khusus. Pendekatan ini membantu
individu untuk memperoleh keterampilan, pengetahuan dan sikap sehingga mereka bisa
menjalankan tugas dengan standar khusus pada kondisi tertentu. Competensi Basis Training
biasa juga disebut Program Pelatihan Berbasis Kompetensi.
Komponen model pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi yaitu analisis kebutuhan,
desain pengembangan program, kegiatan expert judgment, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi, dan Quality assurance

5
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (n.d.). Kompetensi dan Penempatan Kerja dalam Meningkatkan Kinerja


Perusahaan pada PT. Putra Salfan Pangkalan Susu. Sumatera Utara: Universitas
Sumatera utara.
Anonim. (n.d.). Tinjauan Pustaka Kompetensi.
Giri, F. J. (2009, April 16). Bidang Fasilitas Sumber daya. Retrieved from Bidang Fasilitas
Sumber daya: https://fsdjayagiri.wordpress.com/
Oktavia, T. (2013). Model Kompetensi dan Pelatihan Berbasis Kompetensi di Pt PLN
(Persero). Salatiga: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya
Wacana.
Sabang, B. L. (2014, September 03). BLPK Kota Sabang. Retrieved from BLPK Kota
Sabang: https://binalpksabang.blogspot.com/2014/09/keuntungan-pelaksanaan-
pelatihan.html

Anda mungkin juga menyukai