Anda di halaman 1dari 4

JAWABAN UAS MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN

Dosen Pengampu : Dr. Jumintono, M.Pd. Untuk MP Pengasih Sem 3


Nama : Monggo diedit tipis-tipis (jika diperlukan)
NIM :
Kelas : 3C/Pengasih
Prodi : S2 Manajemen Pendidikan
Universitas : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

1. Posisi SMK Giripuro Sumpiuh sesuai gambar 1 adalah sudah pada posisi Total
Quality Manajemen (TQM), Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality
Management, TQM) merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
dengan biaya serendah mungkin (Sriwidadi, 2001).

Gambar 1 : Overview of concepts in quality management


Hal ini dikarenakan SMK Giripuro Sumpiuh sudah menerapkan ISO
9001:2015. Di SMK Giripuro Sumpiuh ISO 9001 sudah diterapkan sejak tahun
pelajaran 2014/2015 karena mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk
menerapkan ISO, sehingga SMK Giripuro Sumpiuh berusaha untuk
mewujudkan hal tersebut melalui pelatihan-pelatihan dan bimbingan. Pelatihan
tersebut senantiasa mendapat pemahaman ISO 9001:2008, kebijakan mutu,
sasaran mutu, dan segala macam dokumen-dokumen yang diperlukan.
Kemudian ketika sudah merasa sudah siap kami berjalan sendiri dan berkerja
sama dengan lembaga sertifikasi ISO yaitu PT MSA Certification German
Cert. Lembaga tersebut melakukan audit eksternal pada tahun 2015 yang
dilakukan oleh asesor dari PT MSA Certification German Cert tersebut,
hasilnya adalah SMK Giripuro Sumpiuh mendapat rekomendasi bahwa telah
menerapkan ISO 9001:2008 waktu itu, semakin ke sini perjalanan ISO 9001
terus dilaksanakan tahun 2016, 2017, 2018, 2019 sampai sekarang, namun
dalam perjalanan ISO 9001 versinya bermigrasi dari versi ISO 9001:2008
menjadi ISO 9001:2015 pada tahun 2017. Dengan adanya hal tersebut dan
bersertifikat ISO 9001:2015 maka posisi SMK Giripuro Sumpiuh seuai dengan
gambar adalah pada posisi TQM atau Total Quality Manajement yang
dibuktikan dengan adanya sertifikat ISO 9001:2015 dari PT MSA Certification
German Cert.
Menurut SMK Giripuro Sumpiuh pelaksanaan ISO 9001 mempengaruhi
proses yang ada dalam sekolah. Berbagai faktor yang terkait secara langsung
dengan penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001: 2008 adalah
kepemimpinan kepala sekolah, pelaksanaan organisasi sekolah, kegiatan
pembelajaran, sarana dan prasarana yang dimiliki, serta partisipasi masyarakat.
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap pengembangan mutu pendidikan sekolah. Sistem manajemen sekolah
ikut terlibat dalam penentuan kualitas pendidikan yang terrumusan kepada
pelanggan namun terkadang banyak sekolah yang mengabaikan tentang sistem
manajemen mutu di sekolah yang mengacu kepada sistem manajemen mutu
yang dipersyaratkan secara standar in- ternasional seperti Sistem Manajemen
Mutu (SMM) ISO seri dan edisi terbaru 9001:2008.(Suryono, 2011).

2. Proses Manajemen Mutu


Gambar 2 : Model of a process-based quality management system
Manajemen peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu cara
meningkatkan mutu yang bertumpu pada lembaga pendidikan/sekolah itu
sendiri, menerapkan sekumpulan cara, berdasarkan pada ketersediaan data
kuantitatif dan kualitatif, dan pemberdayaan semua anggota suatu lembaga
pendidikan tersebut untuk secara berkelanjutan/berkesinambungan
meningkatkan kapasitas dan kemampuan organisasi sekolah/lembaga tersebut
untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakat (Taopan, Oedjoe, &
Sogen, 2019). Proses ini berawal dari:
a. customers requirements yaitu kebutuhan pelanggan, apa yang mereka
harapkan sehingga persyaratan (requirement) yang diharapkan juga
terpenuhi. Persyaratan pelanggan dapat dicari melalui survey atau
wawancara yang dapat dijadikan sebagai masukan.
b. Kemudian ketika sudah memperoleh data maka masuk dalam sistem untuk
dioleh sedemikaian rupa secara siklus, mulai dari realisai produk, dilakukan
pengukuran, analisis, dan perbaikan secara berkala, yang mana tidak lupa
ditanggungjawabkan pada top manajemen atau manajemen responsibility
agar keterlaksanaannya dapat dipantau, serta memanfaatkan sumber daya
yang ada dalam lembaga tersebut, yang intinya proses tersebut selalu
memutar, ketika terjadi ketidaksesuaian maka dilakukan perbaikan berkala,
ketika sudah sesuai maka dilakukan peningkatan berkelanjuta atau terus
menerus.
c. Ketika realisasi produk sudah berhasil dan sudah sesuai dengan harapn
pelanggan maka outup dari ini adalah kepuasan pelanngan, ketika
pelanggan belum mencapai kepuasan maka perlu dilakukan siklus
perbaikan berkelanjutan juga, ketika pelanggan sudah merasa puas makan
sistem akan berusaha terus untuk meingkatkan kepuasan pelanggan
(satisfaction customer)
Organisasi yang menggunakan ISO 9001 selalu berupaya untuk
mengadakan perbaikan secara berkelanjutan dalam rangka memenangkan
persaingan dalam era global mendatang. Upaya yang dimaksudkan berupa
langkah-langkah untuk meningkatkan perbaikan berkelanjutan, seperti (1)
customer focus; (2) improvement process; dan (3) total involvement. Esensi
ISO adalah suatu filosofi yang menunjuk pada perubahan budaya dalam suatu
organisasi, serta dapat menyentuh hati dan pikiran orang menuju mutu yang
diidamkan (Soriano, 1999).

DAFTAR PUSTAKA
Soriano, D. R. (1999). Total quality management. Cornell Hotel and Restaurant
Administration Quarterly, 40(1), 54–59.
Sriwidadi, T. (2001). Manajemen Mutu Terpadu. The Winners, 2(2), 107.
https://doi.org/10.21512/tw.v2i2.3817
Suryono, A. (2011). Audit Internal Dalam Penerapan Sistem Manajemen Mutu Iso
9001:2008 Di Smk Muhammadiyah 1 Wonosobo. Jpp, 1(2), 135–141.
Taopan, Y. F., Oedjoe, M. R., & Sogen, A. N. (2019). Jurnal Kependidikan:
Kependidikan, 5(1), 61–74.

Anda mungkin juga menyukai