Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH STANDAR PENILAIAN DAN

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu tugas


Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik
Dosen Pengampu : Ibu Depi Setialesmana., S. Pd., M. Pd.

Disusun oleh:
Ai Resnawati 202151002
Devi Anggraini 202151020
Muhammad Reza A.H 202151034
Vina Apriatni 202151035

Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Siliwangi
2021
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik
dan hidayah-Nya sehingga kelompok kami sebagai penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Standar Penilaian dan Standar Kompetensi Lulusan”. Tak lupa
sholawat serta salam kepada junjungan kita Rasulullah SAW, yang telah membawa kita dari
zaman jahiliyyah menuju zaman islamiyyah seperti saat ini. Semoga kelak syafaatnya sampai
kepada kita hingga hari akhir.

Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapatkan banyak bantuan dari berbagai
pihak. Pada kesempatan ini, kamu mengucapkan terimakasih kepada:

1) Ibu Depi Setialesmana., S.Pd., M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah Telaah
Kurikulum Matematika atas arahan dan bimbingan selama proses penyusunan
makalah ini.
2) Rekan-rekan kelompok 3, yang telah bekerja sama sehingga tugas makalah ini dapat
diselesaikan.
3) Orang tua sederet rekan, yang telah membantu kami baik dalam mental ataupun
material.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna.Untuk itu,
kami meminta maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan makalah ini dan kami
berharap pembaca makalah ini dapat menyampaikan kritik serta sarannya kepada kami agar
kami dapat memperbaiki kesalahan kami.Akhir kata, kami ucapkan terima kasih.

Tasikmalaya, 19 Mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
BAB 1...................................................................................................................................................1
STANDAR PENILAIAN....................................................................................................................1
1. Pengertian standar penilaian..................................................................................................1
2. Tujuan dan Fungsi Standar Penilaian...................................................................................2
3. Ruang Lingkup Standar Penilaian.........................................................................................3
4. Isi Standar Penilaian...............................................................................................................3
a. Aspek Penilaian.....................................................................................................................3
b. Prinsip Penilaian....................................................................................................................3
c. Bentuk Penilaian....................................................................................................................4
d. Mekanisme Penilaian.............................................................................................................4
5. Prosedur Penilaian...................................................................................................................5
a. Prosedur penilaian aspek sikap..............................................................................................5
b. Prosedur penilaian aspek pengetahuan...................................................................................6
c. Prosedur penilaian aspek keterampilan..................................................................................6
6. Instrumen Penilaian................................................................................................................6
a. Instrumen penilaian oleh pendidik.........................................................................................6
b. Instrumen penilaian oleh unit satuan Pendidikan...................................................................6
c. Instrumen penilaian oleh pemerintah.....................................................................................6
7. Standar Penilaian Kuruikulum 2013.....................................................................................7
8. Standar Penilaian Kurikulum darurat................................................................................14
BAB II................................................................................................................................................15
STANDAR KOMPENTENSI LULUSAN.......................................................................................15
1. Pengertian Standar Kompetensi Lulusan............................................................................15
2. Tujuan Standar Kompetensi Lulusan..................................................................................15
3. Fungsi dan Manfaat Standar Kompetensi lulusan..............................................................16
4. Ruang Lingkup Standar Kompetensi Lulusan....................................................................16
5. Standar Kompetensi Lulusan 2013.......................................................................................18
BAB III...............................................................................................................................................22
MENGHITUNG KKM......................................................................................................................22
1. Menentukan Kriteria Kentutasan Minimal (KKM)..................................................................24
2. Model Kriteria Ketentuan Minimal (KKM).............................................................................26

ii
iii
BAB 1

STANDAR PENILAIAN
1. Pengertian standar penilaian
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun
2016, standar penilaian adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip,
mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang
digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada
pendidikan dasar dan menengah. Artinya, standar penilaian yang dilakukan
Bapak/Ibu harus berdasarkan Permendikbud tersebut.
Secara umum dipahami bahwa penilaian adalah memberikan suatu nilai
terhadap suatu objek yang dilihat, dirasa, diamati dan sebagainya. Nana Sudjana
(2012: 3), menjelaskan bahwa untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga
suatu objek diperlukan adanya ukuran atau kriteria. Misalnya, untuk dapat
mengatakan baik, sedang, kurang, diperlukan ketentuan atau ukuran yang jelas
bagaimana yang baik, yang sedang dan yang kurang. Ukuran itulah yang
dinamakan kriteria.
Sehingga, dari sini dapat dipahami bahwa penilaian adalah proses memberikan
atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Lebih lanjut lagi Sudjana menjelaskan bahwa proses pemberian nilai tersebut
berlangsung dalam bentuk interpretasi dan yang diakhiri dengan judgment.
Interpretasidan judgment merupakan tema penilaian yang mengimplikasikan
adanya suatu perbandingan antara kriteria dan kenyataan dalam konteks situasi
tertentu.
Maka, dapat dipahami bahwa penilaian hasil belajar adalah proses pemberian
nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal
ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilai adalah hasil belajar siswa. Hasil
belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku siswa, yang
mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor atau dalam kurikulum 2013
cakupannya adalah perubahan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Oleh sebab
itu, dalam penilaian hasil belajar, peranan tujuan intruksional yang berisi rumusan

1
kemampuan dan tingkah laku yang ingin dikuasai siswa menjadi unsur penting
sebagai dasar dan acuan penilaian.
Imas dan Berlin (2014:47) menjelaskan bahwa pada Kurikulum 2013, siswa
tidak lagi menjadi objek dari pendidikan, tapi justru menjadi subjek dengan ikut
mengembangkan tema dan materi yang ada. Dan dengan adanya perubahan ini,
tentunya berbagai standar dalam komponen pendidikan akan mengalami berubah.
Mulai dari standar isi, standar proses maupun standar kompetensi lulusan, dan
bahkan standar penilaian pun juga mengalami perubahan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebelumnya, Mohammad Nuh sebagai
pemangku kebijakan tertinggi mengatakan bahwa “standar penilaian pada
kurikulum baru tentu berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Karena tujuan dan
kurikulum 2013 adalah mendorong siswa aktif dalam tiap materi pembelajaran,
maka salah satu komponen nilai siswa adalah jika si anak banyak bertanya.”
Tentunya banyak lagi komponen penilaian dalam kurikulum ini, seperti proses
dan hasil observasi siswa terhadap suatu masalah yang diajukan guru, kemudian,
kemampuan siswa menalar suatu masalah juga menjadi komponen penilaian
sehingga anak terus diajak untuk berpikir logis, dan yang terakhir adalah
kemampuan anak berkomunikasi melalui presentasi mengenai tema yang dibahas
di kelas.
Adapun definisi standar penilaian pendidikan dijelaskan dalam Lampiran
Permen Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan, adalah
kriteria mengenai mekanisme, prosedur dan instrument penilaian hasil belajar
peserta didik. Definisi tersebut juga senada dengan definisi standar penilaian
pendidikan yang dijelaskan oleh E. Mulyasa (2009: 43).

2. Tujuan dan Fungsi Standar Penilaian


Tujuan standar penilaian ini adalah menciptakan proses penilaian yang mengarah
pada tercapainya standar kompetensi lulusan.
Adapun fungsi standar penilaian adalah sebagai berikut.
a. Sebagai acuan atau pedoman untuk tenaga pendidik dalam menjalankan
penilaian pembelajaran peserta didik.
b. Menciptakan penilaian yang transparan, sistematis, dan komprehensif.
c. Menjadi acuan dalam menjalankan prinsip-prinsip penilaian.
d. Manfaat Standar Penilaian

2
e. Manfaat adanya standar penilaian adalah pendidik bisa memantau
perkembangan peserta didik, baik dari aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.

3. Ruang Lingkup Standar Penilaian


Ruang lingkup standar pendidikan dasar dan menengah meliputi penilaian hasil
belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan
penilaian hasil belajar oleh pemerintah.

4. Isi Standar Penilaian


Isi standar penilaian yang termuat di dalam rumusan Permendikbud Nomor 23
Tahun 2016 meliputi hal-hal berikut.

a. Aspek Penilaian
Aspek yang menjadi objek penilaian pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
1) Aspek sikap
Penilaian aspek sikap bertujuan untuk mendapatkan informasi deskriptif
tentang sikap/perilaku peserta didik.
2) Aspek pengetahuan
Penilaian aspek pengetahuan bertujuan untuk mengukur tingkat
penguasaan peserta didik terhadap pengetahuan yang diberikan.
3) Aspek keterampilan
Penilaian aspek keterampilan bertujuan untuk mengukur kemampuan
peserta didik dalam mengimplementasikan pengetahuan yang
diperolehnya dalam memecahkan suatu permasalahan.

b. Prinsip Penilaian
Dalam melakukan penilaian, seorang tenaga pendidik dan unit satuan
pendidikan harus berpegang pada prinsip penilaian yang telah dirumuskan
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu sebagai berikut.
1) Sahih, artinya data penilaian sesuai dengan kemampuan peserta didik.
2) Objektif, artinya kriteria penilaian jelas dan sesuai prosedur, bukan karena
faktor subjektivitas.
3) Adil, artinya penilaian tidak menguntungkan salah satu pihak karena
berlaku sama sesuai jenjang pendidikannya.

3
4) Terpadu, artinya penilaian dan proses pembelajaran berjalan simultan dan
tidak terpisahkan.
5) Terbuka, artinya prosedur, kriteria, dan dasar penilaian bisa diketahui oleh
pihak berkepentingan.
6) Menyeluruh dan berkesinambungan, artinya penilaian dilakukan dengan
berbagai teknik dan mencakup seluruh kompetensi.
7) Sistematis, artinya pelaksanaan penilaian dilakukan secara terencana dan
sesuai langkah-langkah baku.
8) Baracuan kriteria, artinya penilaian berdasarkan pencapaian kompetensi
yang telah ditetapkan.
9) Akuntabel, artinya seluruh hasil penilaian bisa dipertanggungjawabkan.

c. Bentuk Penilaian
Jika ditinjau dari penyelenggara penilaian, ada tiga macam bentuk penilaian,
yaitu penilaian oleh tenaga pendidik, penilaian oleh unit satuan pendidikan,
atau penilaian oleh pemerintah.
1) Bentuk penilaian oleh pendidik
Pendidik bisa melakukan penilaian dalam bentuk ulangan, kuis,
pengamatan, penugasan, atau lainnya. Hasil penilaian tersebut bisa
digunakan sebagai bahan evaluasi guna perbaikan proses pembelajaran
serta memetakan tingkat kemampuan peserta didik.
2) Bentuk penilaian oleh unit satuan Pendidikan
Unit satuan pendidikan juga harus ikut serta dalam menjalankan program
penilaian. Bentuk penilaian oleh unit satuan pendidikan bisa berupa ujian
sekolah/madrasah dan ujian praktik. Hasil yang diperoleh dari penilaian
akan digunakan untuk menentukan kelulusan peserta didik.
3) Bentuk penilaian oleh pemerintah
Sebagai pemegang regulasi pendidikan, pemerintah juga berhak
mengadakan penilaian terhadap peserta didik. Penilaian itu bisa berupa
Ujian Nasional yang kini sudah ditiadakan atau AKM (asesmen
ketuntasan minimal).

d. Mekanisme Penilaian
Mekanisme penilaian adalah cara yang digunakan untuk melakukan penilaian
secara terintegrasi guna mencapai standar kompetensi lulusan. Adapun

4
mekanisme penilaian yang dilakukan oleh masing-masing pelaksana penilaian
adalah sebagai berikut.
a. Mekanisme penilaian oleh tenaga pendidik
Rancangan penilaian oleh pendidik dimulai sejak pembuatan RPP yang
didasarkan pada silabus.
a) Penilaian aspek sikap dilakukan melalui pengamatan dan hasilnya
menjadi tanggung jawab wali kelas.
b) Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tulis, lisan, dan
tugas yang lain.
c) Penilaian aspek keterampilan dilakukan melalui praktik, portofolio,
proyek berdasarkan kompetensi yang dinilai.
b. Mekanisme penilaian oleh unit satuan pendidikan
a) Penetapan KKM dilakukan melalui rapat dewan pendidik.
b) Penilaian harus mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek
keterampilan.
c) Penilaian diambil setelah ujian sekolah/madrasah.
d) Hasil penilaian disampaikan dalam bentuk laporan yang didahului
dengan rapat kelulusan/kenaikan kelas oleh dewan pendidik.
c. Mekanisme penilaian oleh pemerintah
a) Penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui Ujian Nasional atau
bentuk lain.
b) Apabila ada penilaian lain akan dirumuskan melalui Peraturan
Menteri lanjutan/perbaikan.

5. Prosedur Penilaian
Prosedur penilaian meliputi penilaian aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.

a. Prosedur penilaian aspek sikap


Tahapan untuk memberikan penilaian aspek sikap adalah sebagai berikut.
1) Pendidik mengamati perilaku peserta didik pada saat berlangsungnya
pembelajaran.
2) Setiap perilaku peserta didik dicatat pada lembar observasi.
3) Mengadakan tindak lanjut hasil pengamatan perilaku.
4) Menulis deskripsi perilaku peserta didik di laporan akhir pembelajaran.

5
b. Prosedur penilaian aspek pengetahuan
Tahapan untuk memberikan penilaian aspek pengetahuan adalah sebagai
berikut.
1) Menyusun rencana penilaian secara sistematis.
2) Mengembangkan instrumen penilaian.
3) Mengadakan penilaian.
4) Menyampaikan hasil penilaian dalam bentuk laporan berupa angka,
mulai 0 – 100 dan disertai deskripsi.

c. Prosedur penilaian aspek keterampilan


Tahapan untuk memberikan penilaian aspek keterampilan adalah sebagai
berikut.
a) Menyusun rancangan penilaian secara sistematis.
b) Mengembangkan instrumen penilaian.
c) Mengadakan penilaian.
d) Menyampaikan hasil penilaian dalam bentuk laporan berupa angka 0 –
100 dan disertai deskripsi.

6. Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian dipisahkan menjadi tiga, yaitu instrumen penilaian oleh
pendidik, instrumen penilaian oleh unit satuan pendidikan, dan instrumen
penilaian oleh pemerintah.

a. Instrumen penilaian oleh pendidik


Instrumen penilaian oleh pendidik bisa berupa tes, pengamatan, penugasan
perseorangan/kelompok, dan bentuk lain yang disesuaikan dengan
kompetensi peserta didik.

b. Instrumen penilaian oleh unit satuan Pendidikan


Instrumen penilaian oleh satuan pendidikan bisa berupa penilaian akhir
dan/atau ujian sekolah/madrasah, dengan syarat sudah memenuhi persyaratan
substansi, konstruksi, bahasa, dan validitas empirik.

c. Instrumen penilaian oleh pemerintah


Instrumen penilaian oleh pemerintah bisa berupa Ujian Nasional dengan
syarat sudah memenuhi substansi, konstruksi, bahasa, validitas empirik, dan
memiliki skor sebagai pembanding antarsekolah.

6
7. Standar Penilaian Kuruikulum 2013
Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup:
penilaian autentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat
kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian
sekolah/madrasah, yang diuraikan sebagai berikut.

a. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif


untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran (output)
pembelajaran.
b. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik
secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang
telah ditetapkan.
c. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk
menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan
perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya
pada sikap/perilaku dan keterampilan.
d. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran,
untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.
e. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk
menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi
Dasar (KD) atau lebih.
f. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8
– 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode
tersebut.
g. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.
Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua
KD pada semester tersebut.

7
h. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan
kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah
Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat
kompetensi tersebut.
i. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan
kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui
pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah
Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat
kompetensi tersebut.
j. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran
kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai
pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional.
k. Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian
kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan
pendidikan.

Penilaian dalam kurikulum 2013 apabila dibulatkan, akan mendapatkan dua


macam penilaian, yaitu:

a. Penilaian (assessment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi


untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
b. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif
untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output)
pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Adapun Imas dan Berlin lebih lanjut menjelaskan tentang Penilaian autentik
menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan
penilaian ketiga komponen (input, proses, output) tersebut akan menggambarkan
kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak
instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari
pembelajaran.

Penilaian autentik juga bisa diartikan sebagai upaya pemberian tugas kepada
peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam
aktifitas-aktifitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi, dan membahas

8
artikel, memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar
sesama melalui debat dan sebagainya.

Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah


(scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.
Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar
peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menanya, menalar, mencoba dan
membangun jejaring.

Pada penilaian auntentik ada kecenderungan yang focus pada tugas-tugas


kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan
kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Karenanya,
penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik.

Penilaian auntentik merupakan pendekatan dan instrumen penilaian yang


memberikan kesempatan luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas-tugas seperti:

a. Membaca dan meringkasnya


b. Eksperimen
c. Mengamati
d. Survey
e. Projek
f. Makalah
g. Membuat multimedia
h. Membuat karangan, dan
i. Diskusi kelas.

Kata lain dari penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di


dalamnya penilaian portofolio dan penilaian projek. Penilaian auntentik adakalanya
disebut penilaian responsif, suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar
peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari merka yang mengalami
kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus hingga yang jenius. Penilaian
autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu
pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil
pembelajaran.

9
Hasil penilaian autentik dapat digunakan pendidik untuk merencanakan
program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling.
Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki
proses pembelajaran yang memenuihi standar penilaian pendidikan.

a. Prinsip-prinsip Penilaian dalam Kurikulum 2013

Dalam Lampiran Permen yang di atas, lebih lanjut menjelaskan bahwa dalam
penilaian hasil belajar peserta didik, harus meliputi prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor
subjektivitas penilai.
2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu
dengan kegiatan pembelajaran dan berkesinambungan.
3. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporannya.
4. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
5. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak
internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
6. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK).
PAK (Penilaian Acuan Kriteria) atau disebut juga PAP (Penilaian Acuan
Patokan) merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada
kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan
belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan
mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya
dukung, dan karakteristik peserta didik.

Imas dan Berlin (2014: 50) menambahkan penjelasan tentang KKM


sebagai berikut:

1. KKM tidak dicantumkan dalam rapor, melainkan pada buku penilaian


guru.
2. KKM maksimal 100%, KKM ideal 75%, Satuan Pendidikan (Sekolah)
dapat menentukan KKM dibawah KKM ideal dengan secara bertahap
ditingkatkan.

10
3. Peserta didik yang belum mencapai KKM, diberi kesempatan mengikuti
program remedial sepanjang semester yang bersangkutan.
4. Peserta didik yang sudah mencapai atau melampaui KKM diberi program
pengayaan.
b. Ruang Lingkup, Teknik dan Instrumen Penilaian Kurikulum 2013

Imas dan Berlin (2014: 51-54) menjelaskan uraiannya tentang ruang lingkup,
teknik dan instrument penilaian kurikulum 2013 sebagai berikut.

1. Ruang Lingkup Penilaian Kurikulum 2013

Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan,


dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk
menentukan posisi relative setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan.
Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran atau
kompetensi muatan atau kompetensi program dan proses.

2. Teknik dan Instrumen Penilaian Kurikulum 2013

Teknik dan instrument yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap,


pengetahuan dan keterampilan adalah sebagai berikut.

a. Penilaian Kompetensi Sikap


Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian
diri atau self assasment,penilaian “teman sejawat” (peer assasment) dan jurnal.
b. Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun
tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah
indicator perilaku yang diamati.
Kriteria instrument observasi:
1) Mengukur aspek sikap (bukan pengetahuan atau keterampilan) yang
dituntut pada Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar.
2) Sesuai dengan kompetensi yang akan diukur.
3) Memuat indicator sikap yang dapat diobservasi.
4) Mudah atau feasible untuk digunakan.
5) Dapat merekam sikap peserta didik.

11
c. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks
pencapaian kompetensi. Instrument yang digunakan berupa lembar penilaian
diri. Penggunaan teknik ini dapat memberikan dampak positif terhadap
perkembangan kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan teknik
penilaian diri dalam penilaian di kelas sebagai berikut:
1) Dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka
diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;
2) Peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena
ketika melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap
kekuatan dan kelemahan dirinya;
3) Dapat mendorong, membiasakan dan melatih peserta didik untuk
berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam
melakukan penilaian.
Kriteria instrument penilaian diri sebagai berikut:
1) Kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana namun jelas dan tidak
bermakna ganda.
2) Bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik.
3) Menggunakan format sederhana yang mudah dipahami peserta didik.
4) Menunjukkan kemampuan peserta didik dalam situasi yang nyata atau
sebenarnya.
5) Mengungkapkan kekuatan dan kelemahan capaian kompetensi peserta
didik.
6) Bermakna, mengarahkan peserta didik untuk memahami
kemampuannya.
7) Mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid)
8) Memuat indikator kunci atau indikator essensial yang menunjukkan
kemampuan yang akan diukur.
9) Memetakan kemampuan peserta didik dari yang rendah sampai
tertinggi.
d. Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi.
Instrument yang digunakan berupa lembar penilaian antar peserta didik.
Adapun kriteria instrument penilaian antarteman adalah sebagai berikut:

12
1) Sesuai dengan kompetensi atau indikator yang akan diukur.
2) Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan peserta didik.
3) Kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak
berpotensi munculnya penafsiran makna ganda atau berbeda.
4) Menggunakan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta didik.
5) Menggunakan format sederhana dan mudah digunakan oleh peserta
didik.
6) Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata
atau sebenarnya dan dapat diukur.
7) Instrument dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur
(valid).
8) Memuat indikator kunci atau essensial yang menunjukkan penguasaan
satu kompetensi peserta didik.
9) Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level
terendah sampai kemampuan tertinggi.
e. Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik
yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian
peserta didik terhadap aspek tertentu secara kronologis. Adapun kriteria jurnal
sebagai berikut
1) Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.
2) Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.
3) Menggunakan format sederhana dan mudah diisi atau digunakan.
4) Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara
kronologis.
5) Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas
dan komunikatif.
6) Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan
sikap peserta didik.
7) Menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan
peserta didik.

Instrument yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan


penilaian antarpeserta didik adalah lembar pengamatan berupa daftar cek

13
(checklist) atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan
pada jurnal berupa catatan pendidik. Instrument penilaian harus memenuhi
persyaratan substansi atau materi, konstruksi dan bahasa. Persyaratan
substansi mempresentasikan kompetensi yang dinilai, persyaratan konstruksi
memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrument yang
digunakan dan persyaratan bahasa adalah penggunaan bahasa yang baik dan
benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

8. Standar Penilaian Kurikulum darurat


Pandemi Covid-19 membuat pemerintah melakukan berbagai upaya
pencegahan agar tidak semakin meluas penyebarannya. Di bidang pendidikan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan beberapa kebijakan terkait
penyelenggaraan pendidikan selama masa darurat penyebaran Covid-19. Salah satu
kebijakan tersebut adalah mengenai pelaksanaan penilaian kenaikan kelas tahun 2020.

Terkait dengan kenaikan kelas tahun pelajaran 2019/2020, maka Penilaian


Kenaikan Kelas dapat dilakukan dalam beberapa bentuk berikut.

1) Portofolio nilai rapor


2) Portofolio prestasi yang diperoleh sebelumnya
3) Penugasan
4) Tes daring (dalam jaringan)
5) Bentuk asesmen jarak jauh lainnya.

Mendikbud mengingatkan bahwa Penilaian kenaikan kelas dalam bentuk tes


yang mengumpulkan peserta didik tidak boleh dilakukan.

Penilaian Kenaikan Kelas juga hendaknya dapat dirancang untuk mendorong


aktivitas belajar yang bermakna dan tidak perlu mengukur ketuntasan capaian
kurikulum secara menyeluruh.

14
BAB II
STANDAR KOMPENTENSI LULUSAN
1. Pengertian Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada dasarnya adalah hasil analisis
kompetensi yang dibutuhkan dalam penyusunan sebuah kurikulum. Kompetensi merupakan
kemampuan berfikir, bersikap dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki peserta didik. Sedangkan Standar
Kompetensi adalah ukuran kompetensi minimal yang harus dicapai peserta didik setelah
mengikuti suatu poses pembelajaran pada suatu pendidikan tertentu.

Di dalam Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 disebutkan bahwa pengertian


Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Secara lebih khusus, di dalam
Pasal 35 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 (Pasal 35) dijelaskan bahwa Standar
Kompetensi Lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang harus dipenuhinya atau dicapainya dari
suatu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan


standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.
Standar Kompetensi Lulusan juga menjadi salah satu pedoman dalam penyusunan kisi-kisi
Ujian Nasional sebagai upaya mengukur pencapaian kompetensi lulusan peserta didik pada
mata pelajaran secara nasional.

Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik


yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan
menengah memiliki kompetensi pada tiga dimensi yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.

Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A; SMP/MTs/SMPLB/Paket B; dan SMA/MA/


SMALB/Paket C diharapkan memiliki kompetensi pada tiga dimensi tersebut.

15
2. Tujuan Standar Kompetensi Lulusan
Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan
kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Secara spesifik, fungsi Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) untuk masing-masing satuan pendidikan adalah sebagai berikut.

a. Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan meletakkan dasar-
dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

b. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum bertujuan


meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut

c. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan untuk


meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

3. Fungsi dan Manfaat Standar Kompetensi lulusan


Adapun fungsi standar kompetensi lulusan adalah sebagai berikut.

a. Menjadi pedoman penilaian untuk menentukan kelulusan peserta didik.

b. Menjadi pondasi dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak, dan


keterampilan hidup mandiri saat berada di jenjang pendidikan dasar dan menengah
umum/kejuruan.

Dalam aplikasinya, rumusan standar kompetensi lulusan memberikan manfaat bagi tenaga
pendidik dalam mengembangkan pembelajaran. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut.

a. Dijadikan pedoman batas kelulusan bagi peserta didik di setiap satuan pendidikan.

b. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara mendasar dan menyeluruh di jenjang


pendidikan dasar dan menengah.

c. Dijadikan rujukan dalam menyusun standar pendidikan lain, misalnya standar isi,
standar proses, dan lainnya.

4. Ruang Lingkup Standar Kompetensi Lulusan


Ruang lingkup SKL terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang
diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan
menengah memiliki kompetensi pada tiga dimensi yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.

16
a. Dimensi Sikap

Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A; SMP/MTs/SMPLB/Paket B; dan


SMA/MA/SMALB/Paket C memiliki kompetensi pada dimensi sikap sebagai berikut.

b. Dimensi Pengetahuan

Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A; SMP/MTs/ SMPLB/Paket B; dan


SMA/MA/SMALB/Paket C memiliki kompetensi pada dimensi pengetahuan sebagai
berikut.

c. Dimensi Keterampilan

17
Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A; SMP/MTs/SMPLB/Paket B; dan
SMA/MA/SMALB/Paket C memiliki kompetensi pada dimensi keterampilan sebagai
berikut.

5. Standar Kompetensi Lulusan 2013


Dalam penerapan Kurikulum 2013, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI telah
menerbitkan peraturan baru yang  mengatur tentang Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) untuk setiap jenjang pendidikan dasar dan menengah yang dituangkan
dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan.

Dalam peraturan tersebut antara lain dikemukakan bahwa:

1) Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan


lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

2) Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar


isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar
pembiayaan.

3) Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik


yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Adapun Kompetensi Lulusan untuk masing-masing jenjang pendidikan berdasarkan P


Nomor 54 Tahun 2013 dapat  dilihat dalam tabel berikut ini

Dimensi Lulusan Kualifikasi Kemampuan

18
Sikap SD/MI/SDLB/Paket A Memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap orang
beriman, berakhlak mulia,
berilmu, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam di
lingkungan rumah, sekolah, dan
tempat bermain.

SMP/MTs/SMPLB/Paket B Memiliki perilaku yang


mencerminkan sikap orang
beriman, berakhlak mulia,
berilmu, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.

SMA/MA/SMK/MAK./SMALB/Paket Memiliki perilaku yang


C mencerminkan sikap orang
beriman, berakhlak mulia,
berilmu, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.

Pengetahuan SD/MI/SDLB/Paket A Memiliki pengetahuan faktual


dan konseptual berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya dalam wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,

19
kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian di
lingkungan rumah, sekolah, dan
tempat bermain.

SMP/MTs/SMPLB/Paket B Memiliki pengetahuan faktual,


konseptual, dan prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, dan budaya dengan
wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan
kejadian yang tampak mata.

SMA/MA/SMK/MAK./SMALB/Paket Memiliki pengetahuan faktual,


C konseptual, prosedural, dan
metakognitif dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab serta dampak fenomena
dan kejadian.

Keterampila SD/MI/SDLB/Paket A Memiliki kemampuan pikir dan


n tindak yang produktif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret
sesuai dengan yang ditugaskan
kepadanya.

SMP/MTs/SMPLB/Paket B Memiliki kemampuan pikir dan


tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret
sesuai dengan yang dipelajari
disekolah dan sumber lain sejenis.

SMA/MA/SMK/MAK./SMALB/Paket Memiliki kemampuan pikir dan


C tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret

20
sebagai pengembangan dari yang
dipelajari di sekolah secara
mandiri.

21
BAB III

MENGHITUNG KKM

Kriteria Ketuntasan Minimal atau yang disebut KKM adalah kriteria ketuntasan
belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu pada standar kompetensi
lulusan. Dalam menetapkan KKM, satuan pendidikan harus merumuskannya dengan
beberapa pihak seperti kepala sekolah, pendidik, dan tenaga kependidikan yang lainnya.
Secara teknis prosedur penentuan KKM mata pelajaran pada satuan pendidikan bisa
dilakukan dengan cara sebagai berikut, diantaranya:

a. Menghitung jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada masing –
masing tingkat kelas dalam satu tahun pelajaran

b. Menentukan nilai aspek karakteristik peserta didik (intake), arakteristik mata


pelajaran (komplektasi materi atau kompetensi), dan Kondoso satuan pendidikan
(daya dukung) pada proses pencapaian kompetensi.

Sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan oleh BSNP maka ada beberapa rambu-rambu yang
harus diamati sebelum ditetapkan KKM di sekolah. Adapun rambu-rambu yang dimaksud
adalah

a. KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran.

b. KKM ditetapkan oleh forum/ dewan pendididik.

c. KKM dinyatakan dalam bentuk prosentasi berkisar antara 0-100, atau rentang nilai
yang sudah ditetapkan.

d. Kriteria ditetapkan untuk masing-masing indikator idealnya berkisar 75 %

e. Sekolah dapat menetapkan KKM dibawah kreteria ideal (sesuai kondisi sekolah)

f. Dalam menentukan KKM haruslah dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan


rata-rata peserta didik, kompleksitas indikator, serta kemampuan sumber daya
pendudkung.

22
g. KKM dapat dicantumkan dalam LHBS sesuai model yang ditetapkan atau dipilih
sekolah.

Adapun beberapa fungsi dari KKM diantaranya sebagai berikut:

a. KKM menjadi acuan bagi seorang guru untuk bisa menilai kompetensi peserta didik
sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) suatu mata pelajaran atau Standar Kompetensi
(SK)

b. KKM menjadi acuan bagi peserta didik untuk dapat mempersiapkan diri dalam
mengikuti pembelajaran

c. Sebagai target pencapaian penguasaan materi yang sesuai dengan SK/KD – nya

d. KKM menjadi salah satu instrumen dalam melakukan evaluasi pembelajaran

e. Sebagai “kontrak” pedagogik antara pendidik, peserta didik dan masyarakat (terutama
orang tua dan wali murid)

Saat merumuskan KKM, terdapat 3 (tiga) aspek yang perlu diperhatikan yaitu:

a. Karakteristik peserta didik (intake)

Intake peserta didik merupakan tingkat kemampuan rata – rata siswa.


Karakteristik masing-masing peserta didik dapat ditentukan dengan mengamati nilai
rata-rata rapor atau nilai ujian pada semester-semester sebelumnya. Karakteristik
peserta didik (intake) bagi peserta didik baru (kelas 1 SD) melalui hasil tes awal yang
dilakukan oleh sekolah, karakteristik peserta didik bagi siswa baru (kelas VII) antara
lain dengan memperhatikan rata – rata nilai rapor SD, nilai ujian sekolah SD, nilai
hasil seleksi masuk peserta didik baru di jenjang SMP. Bagi siswa kelas VIII dan IX
antara lain diperhatikan dari nilai rata rata rapot pada semester – semester
sebelumnya.

b. Karakteristik mata pelajaran (komplektasi materi atau kompetensi)

Karakteristik Mata Pelajaran (kompleksitas) adalah tingkat kesulitan dari masing-


masing mata pelajaran, yang dapat ditetapkan antara lain melalui expert judgment
guru mata pelajaran melalui forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)

23
tingkat sekolah, dengan memperhatikan hasil analisis jumlah KD, kedalaman KD,
keluasan KD, perlu tidaknya pengetahuan prasyarat.

c. Kondisi satuan pendidikan (daya dukung) pada proses pencapaian kompetensi.


Daya dukung adalah ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah
yang menunjang kegiatan belajar siswa. Kondisi Satuan Pendidikan (Daya Dukung)
meliputi antara lain:

1) kompetensi pendidik (nilai Uji Kompetensi Guru);

2) jumlah peserta didik dalam satu kelas;

3) predikat akreditasi sekolah; dan

4) kelayakan sarana prasarana sekolah.

1. Menentukan Kriteria Kentutasan Minimal (KKM)


Untuk menentukan KKM setiap KD menggunakan Rumus seperti berikut:
Jumlah total setiap aspek
KKM per KD=
jumlah total aspek
Keterangan: Aspek terdiri dari Aspek intake, aspek kompleksitas, dan aspek daya dukung.
Untuk dapat mempermudah analisis dalam setiap KD, maka perlu dibuat skala penilaian
yang telah disepakati oleh guru mata pelajaran

1. Tabel Kriteria dan Skala Penilaian Penetapan KKM

Aspek yang dianalisis Kriteria dan skala penilaian

Kompleksitas Tinggi Sedang Rendah

<65 65-79 80-100

Daya dukung Tinggi Sedang Rendah

80-100 65-79 <65

Intake peserta didik Tinggi Sedang Rendah

80-100 65-79 <65

Misalkan:

24
Aspek Daya Dukung mendapat nilai 90

Aspek Kompleksitas mendapat nilai 70

Aspek Intake memperoleh skor 65

Apabila bobot dalam setiap aspek sama, maka nilai KKM untuk KD tersebut
adalah sebagai berikut:

Jumlah total setiap aspek


KKM per KD=
jumlah total aspek

90+70+65
KKM per KD=
3

225
KKM per KD=
3

KKM per KD=75

Didalam menetapkan nilai KKM KD, pendidik atau astuan pendidikan bisa
juga memberikan bobot yang berbeda untuk setiap aspke. Atau bisa juga dengan
menggunakan poin atau skor pada setiap kriteria yang telah ditetapkan.

2. Tabel Kriteria Penskoran

Aspek yang dianalisis Kriteria Penilaian

Kompleksitas Tinggi Sedang Rendah

1 2 3

Daya dukung Tinggi Sedang Rendah

3 2 1

Intake peserta didik Tinggi Sedang Rendah

3 2 1

Apabila KD mempunyai kriteria kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi, dan


peserta didik sedang, maka nilai – nilai KKM-nya adalah sebagai berikut:

Jumlah total setiap aspek


KKM per KD= ×100
9

25
1+3+2
KKM per KD= × 100
9

6
KKM per KD= × 100
9

600
KKM per KD=
9

KKM per KD=66,7

Nilai KKM merupakan angka bulat sehingga nilainya dibulatkan menjadi 67

2. Model Kriteria Ketentuan Minimal (KKM)


Model KKM yang umum dipakai terdiri dua model, yaitu model satu KKM dan
mosel lebih dari satu KKM. Masing – masing satuan pendidikan dapat memilih salah
satu diantaranya.

a. Model Satu KKM


Model satu KKM artinya satuan pendidikan hanya menggunakan satu KKM
untuk semua bidang studi sehingga bisa juga disebut dengan KKM tunggal. Nilai
KKM ini dapat diperoleh dengan memilih KKM terendah, rata – rata, atau modus dari
seluruh KKM bidang studi.

Jadi proses penetapan KKM tunggal ini dilakukan setelah semua guru bidang
studi membuat KKM untuk bidang studinya masing – masing. Bagian satuan
pendidikan yang menggunakan KKM tunggal untuk semua bidang studi, interval nilai
dan predikat juga dapat menggunakan satu ukuran. Misalnya, KKM menggunakan
ukuran yang sudah lazim, yaitu 60, berarti predikat Cukup dimulai dari nilai 60.
Interval nilai dan predikat untuk semua mata pelajaran menggunakan tabel yang sama,
misalnya ditunjukkan di bawah ini

( Nilai maksimum−Nilai KKM ) ÷ 3= (100−60 ) ÷ 3=13,3

Interval Predikat Keterangan

>87-100 A Sangat baik

>73-87 B Baik

≥60-73 C Cukup

26
<60 D Kurang

b. Model Lebih dari Satu KKM

Satuan pendidikan dapat memilih setiap mata pelajaran memiliki KKM yang
berbeda.. Misalnya KKM IPA (62), Matematika (64), Bahasa Indonesia (80) dan
seterusnya.

Selain itu, KKM juga dapat ditentukan berdasarkan rumpun bidang studi
(kelompok bidang studi). Misalnya rumpun MIPA memiliki KKM 68, rumpun Bahasa
memiliki KKM 75, dan seterusnya. Satuan pendidikan yang memilih KKM berbeda
untuk setiap mata pelajaran, memiliki konsekuensi munculnya interval nilai dan
predikat yang berbeda-beda, diilustrasikan berikut.

1) KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia 75

Maka nilai C (cukup) dimulai dari 75. Predikat di atas Cukup adalah Baik dan
Sangat Baik, maka panjang interval nilai untuk mata pelajaran Bahasa
Indonesia dapat ditentukan dengan cara:

( Nilai maksimum−Nilai KKM ) ÷ 3= (100−75 ) ÷3=8,3

Sehingga panjang interval untuk setiap predikat 8 atau 9. Karena


panjang interval nilainya 8 atau 9, dan terdapat 4 macam predikat, yaitu A
(Sangat Baik), B (Baik), C (Cukup), dan D (Kurang), maka untuk mata
pelajaran Bahasa Indonesia interval nilai dan predikatnya sebagai berikut.

Interval nilai Predikat Keterangan

>92-100 A Sangat baik

>83-92 B Baik

≥75-83 C Cukup

<75 D kurang

Pada contoh di atas, panjang interval untuk predikat C dan B yaitu 9,


sedangkan predikat A panjang intervalnya 8.
27
2) KKM mata pelajaran Matematika adalah 60

Maka nilai C (cukup) dimulai dari 60. Panjang interval nilai untuk mata
pelajaran Matematika dapat ditentukan dengan cara:

( Nilai maksimum−Nilai KKM ) ÷ 3= (100−60 ) ÷ 3=13,3

Sehingga panjang interval untuk setiap predikat 13 atau 14. Karena


panjang interval nilainya 13 atau 14, maka untuk mata pelajaran Matematika
interval nilai dan predikatnya sebagai berikut.

Interval Predikat Predikat Keterangan

>87-100 A Sangat baik

>73-87 B Baik

≥60-73 C Cukup

<60 D Kurang

Pada contoh diatas, panjang interval untuk predikat C dan B yaitu 14,
sedangkan predikat A panjang intervalnnya 13.

3) KKM mata pelajaran IPA adalah 64

Maka nilai C (cukup) dimulai dari 64. Panjang interval nilai untuk mata
pelajaran IPA dapat ditentukan dengan cara:

( Nilai maksimum−Nilai KKM ) ÷ 3= (100−64 ) ÷ 3=12

Karena panjang interval nilainya 12, maka untuk mata pelajaran IPA
interval nilai 12 atau 13, dan predikatnya sebagai berikut.

Interval predikat Predikat Keterangan

>88-100 A Sangat baik

>76-88 B Baik

≥64-76 C Cukup

<64 D Kurang

28
Berdasarkan ilustrasi di atas, jika peserta didik mendapatkan nilai
sama, misalnya 73, pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan
IPA, predikatnya bisa menjadi berbeda-beda seperti berikut:

Mata pelajaran Nilai KKM Nilai perolehan Predika Keterangan


t

Bahasa 75 73 Kurang Tidak tuntas


Indonesia

Matematika 60 73 Cukup Tuntas

IPA 64 73 cukup tuntas

29

Anda mungkin juga menyukai