Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

STANDAR PENILAIAN KURIKULUM MERDEKA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas UTS Mata Kuliah Perencanaan & Evaluasi Pembelajaran
Kimia

Dosen Pengampu: Dr. Muntari M. Phil

Oleh:

Syifa Madaniyah (E1M020064)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim….

Puja dan puji syukur penyusun khaturkan kepada Allah Swt. karena atas berkat dan rahmat-
Nya lah tugas ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu dan penuh tanggung jawab. Tugas
makalah ini tentang “Standar Penilaian Kurikulum Merdeka”. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas UTS dari Dosen Bapak Dr. Muntari M. Phil., mata
kuliah Perencanaan & Evaluasi Pembelajaran Kimia. Selain itu, tugas ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang “Standar Penilaian Kurikulum Merdeka” baik bagi para pembaca dan
juga bagi penyusun khususnya.

Terlepas dari itu semua kami menyadari sepenuhnya bahwa tugas makalah ini masih banyak
kekurangan yang mendasar baik dari segi tulisan maupun dari segi isi pada makalah ini. Oleh
karena itu, penyusun mengaharapkankan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan tugas makalah ini.

Demikian pengantar dari kami, somoga makalah ini dapat memberikan manfaat baik bagi
kami yang menyusun makalah ini maupun bagi si pembaca. Apabila ada kesalahan dan
kekurangan, kami mohon maaf.

Terima kasih.

Mataram, 12 Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................................i

KATA PENGANTAR .........................................................................................................ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................4

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................4


2.1 Rumusan Masalah .....................................................................................................5
3.1 Tujuan .......................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................6

A. Pengertian Penilaian atau Asesmen ...........................................................................6


B. Tujuan Penilaian Hasil Belajar ..................................................................................6
C. Prosedur Penilaian Hasil Belajar ...............................................................................6
D. Bentuk Penilaian dalam Kurikulum Merdeka............................................................7
E. Penentuan Kelas dan Kelulusan dari Satuan pendidikan ...........................................8

BAB III PENUTUP .............................................................................................................9

A. Kesimpulan ...............................................................................................................9
B. Saran .........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................10

SALINAN PERMENDIKBUDRISTEK NO. 21 TAHUN 2022 .......................................11


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Merdeka Belajar merupakan slogan pendidikan yang saat ini sedang digegerkan oleh
Mendikbud. Prinsip merdeka belajar diharapkan dapat mempercepat proses reformasi
pendidikan di Indonesia yang selama ini dianggap perlahan layu. Medikbud bahkan menggagas
istilah deregulasi pendidikan karena regulasi pendidikan selama ini dinilai menghambat proses
pencapaian reformasi pendidikan bermuara pada kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia.
Dalam situasi seperti saat ini yaitu adanya Pandemi COVID-19 yang berimbas pada kegiatan
pembelajaran di sekolah menjadi pembelajaran secara mandiri oleh siswa yang dilakukan di
rumah saja. Situasi saat ini mengalami peningkatan dalam perkembangan industri karena
dengan kondisi siswa belajar di rumah maka tranformasi pendidikan menjadi berkembang
melalui peningkatan teknologi.
Perkembangan industri 4.0 menjadikan ilmu pengetahuan mengalami ransformasi yang
pesat di segala bidang termasuk bidang pendidikan. Digitalisasi pendidikan merupakan potensi
pembelajaran secara optimal dapat dilakukan melalui kurikulum. Seiring berjalannya waktu
pendidikan pun semakin berkembang dan beberapa kali telah mengalami perubahan kurikulum.
Pada saat ini di Indonesia menggunakan kurikulum 2013, peserta didik dilatih untuk lebih aktif,
kreatif dan mandiri dalam melaksanakan proses pembelajaran. Kurikulum Merdeka
Belajar/kemerdekaan belajar-kampus merdeka adalah upaya memberi kebebasan dan otonomi
kepada lembaga pendidikan, dan merdeka dari birokratisasi, dosen dibebaskan dari birokrasi
yang berbelit serta mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih bidang yang mereka sukai.
Implementasi Kurikulum Merdeka merupakan terobosan Kemendikbud-ristek untuk
menciptakan sumber daya manusia (SDM) unggul melalui kebijakan yang menguatkan peran
seluruh insan pendidikan. Kebijakan ini diimplementasikan melalui empat upaya perbaikan.
Pertama, perbaikan pada infrastruktur dan teknologi. Kedua, perbaikan kebijakan, prosedur,
dan pendanaan, serta pemberian otonomi lebih bagi satuan pendidikan. Ketiga, yakni perbaikan
kepemimpinan, masyarakat, dan budaya. Keempat, melakukan perbaikan kurikulum,
pedagogi, dan asesmen.
Kurikulum Merdeka dirancang sebagai bagian dari upaya Kemendikbudristek untuk
mengatasi krisis belajar yang telah lama kita hadapi, dan menjadi semakin parah karena
pandemi. Krisis ini ditandai oleh rendahnya hasil belajar peserta didik, bahkan dalam hal yang
mendasar seperti literasi membaca. Krisis belajar juga ditandai oleh ketimpangan kualitas
belajar yang lebar antar wilayah dan antar kelompok sosial-ekonomi.Tentu, pemulihan sistem
pendidikan dari krisis belajar tidak bisa diwujudkan melalui perubahan kurikulum saja.
Diperlukan juga berbagai upaya penguatan kapasitas guru dan kepala sekolah, pendampingan
bagi pemerintah daerah, penataan sistem evaluasi, serta infrastruktur dan pendanaan yang lebih
adil. Namun kurikulum juga memiliki peran penting. Kurikulum berpengaruh besar pada apa
yang diajarkan oleh guru, juga pada bagaimana materi tersebut diajarkan. Karena itu,
kurikulum yang dirancang dengan baik akan mendorong dan memudahkan guru untuk
mengajar dengan lebih baik.
Pengembangan Kurikulum Merdeka membawa konsekuensi perubahan. Dalam Kunandar
(2013: 35-36) dijelaskan bahwa perubahan yang ada dalam Kurikulum Merdeka antara lain
perubahan standar kompetensi lulusan (SKL), standar isi, standar proses, dan standar penilaian.
Standar Kompetensi Lulusan dalam Kurikulum 2013 menghendaki lulusan yang memiliki
sikap dan perilaku yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Standar Kompetensi Lulusan tersebut dapat tercapai tentu bukan hal yang mudah dilakukan,
karena sekarang bukan hanya menciptakan lulusan dengan kemampuan kognitif saja yang
diharapkan, melainkan harus dengan kemampuan sikap dan keterampilan yang diintegrasikan
dalam setiap proses pembelajaran. Standar Isi dalam Kurikulum mengalami pergeseran dan
perubahan, yaitu kedudukan mata pelajaran, pendekatan, dan struktur kurikulum.

2.1 Rumusan Masalah


Berdasarkan dari uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah
pokok yang menjadi pembahasan, sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan penilaian atau asesmen?
2. Bagaimana tujuan penilaian hasil belajar?
3. Bagaimana tahapan/prosedur penilaian hasil belajar?
4. Apa saja bentuk penilaian ?
5. Bagaimana penentuan kelas dan kelulusan dari satuan pendidikan?

3.1 Tujuan
Adapun tujuan berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas antara lain:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penilaian menurut Permendikbud-ristek.
2. Untuk mengetahui tujuan dari penilaian hasil belajar
3. Untuk mengetahui tahapan/prosedur dalam penilaian hasil belajar
4. Untuk mengetahui apa saja bentuk penilaian dalam kurikulum merdeka
5. Untuk mengetahui penentuan kelas dan kelulusan dari satuan pendidikan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penilaian atau Asesmen


Peraturan Menteri Pendidkan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nomor 21 Tahun 2022
Tentang Standar Penilaian Pendidikan TK, PAUD, SD, SMP, SMA, SMK Sederajat (PAUD
Dikdasmen) diitetapkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim pada tanggal 26 April 2022. Permendikbudristek
No. 21 tahun 2022 tentang Standar Penilaian PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah ini
melaksanakan melaksanakan ketentuan Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021
tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021
tentang Standar Nasional Pendidikan.
Dalam Permendikbudristek Nomor 21 Tahun 2022 dinyatakan bahwa yang dimaksud
Penilaian atau asesmen adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengetahui kebutuhan belajar dan capaian perkembangan atau hasil belajar peserta didik.
Sedangkan Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria minimal mengenai mekanisme
penilaian hasil belajar peserta didik.

B. Tujuan Penilaian Hasil Belajar


Ditegaskan dalam Permendikbudristek Nomor 21 Tahun 2022 Tentang Standar Penilaian
Pendidikan TK PAUD SD SMP SMA SMK Sederajat (PAUD Dikdasmen) bahwa Penilaian
hasil belajar Peserta Didik dilakukan sesuai dengan tujuan Penilaian secara berkeadilan,
objektif, dan edukatif.

1. Berkeadilan; Penilaian yang tidak bias oleh latar belakang, identitas, atau kebutuhan
khusus Peserta Didik
2. Objektif; Penilaian yang didasarkan pada informasi faktual atas pencapaian
perkembangan atau hasil belajar Peserta Didik
3. Edukatif; Penilaian yang hasilnya digunakan sebagai umpan balik bagi Pendidik,
Peserta Didik, dan orang tua untuk meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar.

C. Prosedur Penilaian Hasil Belajar


Dalam pelaksanaannya Prosedur Penilaian hasil belajar Peserta Didik dilakukan
disesuaikan dengan karakteristik jalur, jenjang, dan jenis Satuan Pendidikan, yang meliputi:
a) Perumusan Tujuan Penilaian
Perumusan tujuan Penilaian dilakukan dengan memperhatikan keselarasan dengan
tujuan pembelajaran yang merujuk pada kurikulum yang digunakan Satuan Pendidikan.
Hasil perumusan tujuan Penilaian dimuat dalam perencanaan pembelajaran.
b) Pemilihan dan/atau Pengembangan Instrumen Penilaian
Pemilihan dan/atau pengembangan instrumen Penilaian dilaksanakan oleh Pendidik
dengan :
▪ Mempertimbangkan karakteristik kebutuhan Peserta Didik
▪ Berdasarkan rencana Penilaian yang termuat dalam perencanaan pembelajaran.
c) Pelaksanaan Penilaian
Pelaksanaan Penilaian dapat dilakukan sebelum, pada saat, dan/atau setelah
pembelajaran.
d) Pengolahan Hasil Penilaian
Pengolahan hasil Penilaian dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif
dan/atau kualitatif terhadap data hasil pelaksanaan Penilaian yang berupa angka
dan/atau deskripsi.
e) Pelaporan Hasil Penilaian
Pelaporan hasil Penilaian dituangkan dalam bentuk laporan kemajuan belajar.
Laporan kemajuan belajar berupa laporan hasil belajar yang disusun berdasarkan
pengolahan hasil Penilaian. Laporan hasil belajar paling sedikit memuat informasi
mengenai pencapaian hasil belajar Peserta Didik. Selain itu, laporan hasil belajar untuk
pendidikan anak usia dini juga memuat informasi mengenai pertumbuhan dan
perkembangan anak. Laporan hasil belajar tertuang dalam rapor atau bentuk laporan
hasil Penilaian lainnya.

D. Bentuk Penilaian dalam Kurikulum Merdeka


Dalam Pasal 9 (1) dinyatakan bahwa Penilaian hasil belajar Peserta Didik berbentuk
Penilaian formatif dan Penilaian sumatif. Penilaian formatif (assessment for learning) adalah
proses mengumpulkan data mengenai sejauh mana kemajuan peserta didik dalam menguasai
kompetensi, menginterpretasikan data tersebut, dan memutuskan kegiatan pembelajaran yang
efektif bagi peserta didik agar dapat menguasai materi/kompetensi secara optimal. Sedangkan
Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu. Di
dalam penilaian sumatif mencakup lebih dari satu pokok bahasan yang dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat berpindah dari suatu unit pembelajaran ke
unit pembelajaran berikutnya.
1. Penilaian Formatif
• Dilaksanakan pada pendidikan anak usia dini, jenjang pendidikan dasar, dan
jenjang pendidikan menengah.
• Bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran serta
mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran Penilaian formatif dilakukan
dengan mengumpulkan informasi mengenai :
− Peserta Didik yang mengalami hambatan atau kesulitan belajar
− Perkembangan belajar Peserta Didik.
• Penilaian formatif merupakan umpan balik untuk :
− Peserta Didik untuk mengembangkan kemampuan dalam memonitor proses
dan kemajuan belajar sebagai bagian dari keterampilan belajar sepanjang
hayat
− Pendidik untuk merefleksikan dan meningkatkan efektivitas pembelajaran.
2. Penilaian Sumatif
• Dilaksanakan pada jenjang pendidikan dasar dan jenjang pendidikan menengah.
• Bertujuan untuk menilai pencapaian hasil belajar Peserta Didik sebagai dasar
penentuan kenaikan kelas dan kelulusan dari Satuan Pendidikan.
• Penilaian pencapaian hasil belajar dilakukan dengan membandingkan pencapaian
hasil belajar Peserta Didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.

E. Penentuan Kelas dan Kelulusan dari Satuan Pendidikan


Penentuan kenaikan kelas dilakukan dengan mempertimbangkan laporan kemajuan belajar
yang mencerminkan pencapaian Peserta Didik pada semua mata pelajaran dan ekstrakurikuler
serta prestasi lain selama 1 (satu) tahun ajaran. Sedangkan Penentuan kelulusan dari Satuan
Pendidikan dilakukan dengan mempertimbangkan laporan kemajuan belajar yang
mencerminkan pencapaian Peserta Didik pada semua mata pelajaran dan ekstrakurikuler serta
prestasi lain pada:

a. Kelas V dan kelas VI untuk sekolah dasar atau bentuk lain yang sederajat.
b. Setiap tingkatan kelas untuk sekolah menengah pertama atau bentuk lain yang sederajat
dan sekolah menengah atas atau bentuk lain yang sederajat.
Satuan Pendidikan menetapkan mekanisme penentuan kenaikan kelas dan kelulusan dari
Satuan Pendidikan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh kepala unit utama yang
membidangi kurikulum dan asesmen.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam dunia pendidikan
karena kurikulum ini digunakan oleh pakar-pakar pendidikan terutama guru-guru sebagai
landasan untuk mengembangkan proses pendidika yang lebih inovatif dan dapat mencapai
tujuan pendidikan yang diharapkan. Peraturan Menteri Pendidkan Kebudayaan Riset dan
Teknologi Nomor 21 Tahun 2022 Tentang Standar Penilaian Pendidikan TK, PAUD, SD,
SMP, SMA, SMK Sederajat (PAUD Dikdasmen) diitetapkan oleh Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim pada tanggal
26 April 2022. Permendikbudristek No. 21 tahun 2022 tentang Standar Penilaian PAUD,
Pendidikan Dasar dan Menengah ini melaksanakan melaksanakan ketentuan Pasal 19 Peraturan
Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Dalam Permendikbudristek Nomor 21 Tahun 2022 dinyatakan bahwa yang dimaksud
Penilaian atau asesmen adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengetahui kebutuhan belajar dan capaian perkembangan atau hasil belajar peserta didik.
Sedangkan Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria minimal mengenai mekanisme
penilaian hasil belajar peserta didik. Bentuk penilaian dalam kurikulum merdeka yaitu penilian
formatif dan penilaian sumatif.

B. Saran
Dalam membaca dan mempelajari makalah ini, sebaiknya para pembaca juga mencari
literatur lain yang berkaitan dengan makalah ini, karena makalah ini disajikan secara ringkas
untuk memudahkan pembaca, memperoleh inti dari bahasan yang terdapat dalam makalah.
Selain itu, kami selaku penyusun berharap pembaca dapat memberi saran atau masukan agar
kedepannya kami akan semakin baik.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Kompasiana (2020) Merdeka belajar demi Mewujudkan Indonesia Maju, kompasiana.
Tersedia di: https://www.kompasiana.com/isnatustiyani/5f3abffad541df299a4aadd2/merdeka-
belajar-demi-mewujudkan-indonesia-maju?page=1

KEMENDIKBUD (2020) BukuPanduanMerdekabelajar-KampusMerdeka. Edisi ke-3.Jakarta:


Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud RI

Maslikhah (2022) Standar Penilaian Kurikulum Merdeka. Tersedia di:


https://www.bermanfaat.my.id/2022/06/standar-penilaian-kurikulum-merdekapdf.html
SALINAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGIREPUBLIK INDONESIA
NOMOR 21 TAHUN
2022TENTANG
STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA
DINI, JENJANG PENDIDIKAN DASAR, DAN JENJANG PENDIDIKAN
MENENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGIREPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 19 Peraturan


Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun
2021 tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi tentang Standar Penilaian Pendidikan
pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar,
dan Jenjang Pendidikan Menengah;

Mengingat : 1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang


Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 87, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6676) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 4
Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 14, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6762);
5. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2021 tentang
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 156);
6. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Nomor 28 Tahun 2021 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 963);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET,
DAN TEKNOLOGI TENTANG STANDAR PENILAIAN
PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,
JENJANG PENDIDIKAN DASAR, DAN JENJANG
PENDIDIKAN MENENGAH.

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria minimal
mengenai mekanisme penilaian hasil belajar peserta
didik.

2. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan


informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar dan
capaian perkembangan atau hasil belajar peserta didik.
3. Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu.
4. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi
sebagai guru, pamong belajar, tutor, instruktur, dan
sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
5. Satuan Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah yang selanjutnya disebut Satuan
Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal dan
nonformal pada pendidikan anak usia dini, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.

Pasal 2
(1) Penilaian hasil belajar Peserta Didik dilakukan sesuai
dengan tujuan Penilaian secara berkeadilan, objektif,
dan edukatif.
(2) Penilaian hasil belajar secara berkeadilan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan Penilaian yang tidak
bias oleh latar belakang, identitas, atau kebutuhan
khusus Peserta Didik.
(3) Penilaian hasil belajar secara objektif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan Penilaian yang
didasarkan pada informasi faktual atas pencapaian
perkembangan atau hasil belajar Peserta Didik.
(4) Penilaian hasil belajar secara edukatif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan Penilaian yang
hasilnya digunakan sebagai umpan balik bagi Pendidik,
Peserta Didik, dan orang tua untuk meningkatkan proses
pembelajaran dan hasil belajar.

Pasal 3
(1) Prosedur Penilaian hasil belajar Peserta Didik meliputi:
a. perumusan tujuan Penilaian;
b. pemilihan dan/atau pengembangan
instrumen Penilaian;
c. pelaksanaan Penilaian;
d. pengolahan hasil Penilaian; dan
e. pelaporan hasil Penilaian.
(2) Prosedur Penilaian hasil belajar sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disesuaikan dengan karakteristik jalur,
jenjang, dan jenis Satuan Pendidikan.

Pasal 4
(1) Perumusan tujuan Penilaian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a memperhatikan
keselarasan dengan tujuan pembelajaran yang merujuk
pada kurikulum yang digunakan Satuan Pendidikan.
(2) Hasil perumusan tujuan Penilaian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dimuat dalam perencanaan
pembelajaran.

Pasal 5
Pemilihan dan/atau pengembangan instrumen Penilaian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b
dilaksanakan oleh Pendidik dengan:
a. mempertimbangkan karakteristik kebutuhan Peserta
Didik; dan
b. berdasarkan rencana Penilaian yang termuat dalam
perencanaan pembelajaran.

Pasal 6
Pelaksanaan Penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3 ayat (1) huruf c dapat dilakukan sebelum, pada saat,
dan/atau setelah pembelajaran.

Pasal 7
Pengolahan hasil Penilaian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
3 ayat (1) huruf d dilakukan dengan menganalisis secara
kuantitatif dan/atau kualitatif terhadap data hasil
pelaksanaan Penilaian yang berupa angka dan/atau
deskripsi.

Pasal 8
(1) Pelaporan hasil Penilaian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (1) huruf e dituangkan dalam bentuk laporan
kemajuan belajar.
(2) Laporan kemajuan belajar sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berupa laporan hasil belajar yang disusun
berdasarkan pengolahan hasil Penilaian.
(3) Laporan hasil belajar sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) paling sedikit memuat informasi mengenai
pencapaian hasil belajar Peserta Didik.
(4) Selain memuat informasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), laporan hasil belajar untuk pendidikan anak usia
dini juga memuat informasi mengenai pertumbuhan dan
perkembangan anak.
(5) Laporan hasil belajar sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dan ayat (4) tertuang dalam rapor atau bentuk
laporan hasil Penilaian lainnya.

Pasal 9
(1) Penilaian hasil belajar Peserta Didik dengan prosedur
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 sampai dengan
Pasal 8 berbentuk:
a. Penilaian formatif; dan
b. Penilaian sumatif.
(2) Penilaian formatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a dilaksanakan pada pendidikan anak usia dini,
jenjang pendidikan dasar, dan jenjang pendidikan
menengah.
(3) Penilaian sumatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b dilaksanakan pada jenjang pendidikan dasar dan
jenjang pendidikan menengah.
(4) Penilaian formatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a bertujuan untuk memantau dan memperbaiki
proses pembelajaran serta mengevaluasi pencapaian
tujuan pembelajaran.
(5) Penilaian formatif sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dilakukan dengan mengumpulkan informasi mengenai:
a. Peserta Didik yang mengalami hambatan atau
kesulitan belajar; dan
b. perkembangan belajar Peserta Didik.
(6) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
digunakan sebagai umpan balik bagi:
a. Peserta Didik untuk mengembangkan kemampuan
dalam memonitor proses dan kemajuan belajar
sebagai bagian dari keterampilan belajar sepanjang
hayat; dan
b. Pendidik untuk merefleksikan dan meningkatkan
efektivitas pembelajaran.
(7) Penilaian sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan
jenjang pendidikan menengah sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) bertujuan untuk menilai pencapaian hasil
belajar Peserta Didik sebagai dasar penentuan:
a. kenaikan kelas; dan
b. kelulusan dari Satuan Pendidikan.
(8) Penilaian pencapaian hasil belajar Peserta Didik
sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dilakukan dengan
membandingkan pencapaian hasil belajar Peserta Didik
dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.

Pasal 10
(1) Penentuan kenaikan kelas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 ayat (7) huruf a dilakukan dengan
mempertimbangkan laporan kemajuan belajar yang
mencerminkan pencapaian Peserta Didik pada semua
mata pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi lain
selama 1 (satu) tahun ajaran.
(2) Penentuan kelulusan dari Satuan Pendidikan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (7) huruf b
dilakukan dengan mempertimbangkan laporan
kemajuan

belajar yang mencerminkan pencapaian Peserta Didik


pada semua mata pelajaran dan ekstrakurikuler serta
prestasi lain pada:
a. kelas V dan kelas VI untuk sekolah dasar atau bentuk
lain yang sederajat; dan
b. setiap tingkatan kelas untuk sekolah menengah
pertama atau bentuk lain yang sederajat dan sekolah
menengah atas atau bentuk lain yang sederajat.

Pasal 11
Satuan Pendidikan menetapkan mekanisme penentuan
kenaikan kelas dan kelulusan dari Satuan Pendidikan
berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh kepala unit
utama yang membidangi kurikulum dan asesmen.

Pasal 12
Pedoman penyusunan prosedur dan bentuk Penilaian hasil
belajar Peserta Didik ditetapkan oleh kepala unit utama
yang membidangi kurikulum dan asesmen.

Pasal 13
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. ketentuan mengenai Standar Penilaian Pendidikan yang
diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar
Nasional Pendidikan Anak Usia Dini (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1668);
b. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh
Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1868);
c. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
897);
d. ketentuan mengenai Standar Penilaian Pendidikan yang
diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar


Nasional Pendidikan Sekolah
MenengahKejuruan/Madrasah Aliyah
Kejuruan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 1689); dan
e. ketentuan mengenai ujian yang diselenggarakan Satuan
Pendidikan yang diatur dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 43 Tahun 2019
tentang Penyelenggaraan Ujian yang Diselenggarakan
Satuan Pendidikan dan Ujian Nasional (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1590),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 14
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada


tanggal 26 April 2022

MENTERI PENDIDIKAN,
KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI REPUBLIK
INDONESIA,

ttd.

NADIEM ANWAR MAKARIM

Diundangkan di
Jakarta pada tanggal
28 April 2022

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI
MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,

ttd.

BENNY RIYANTO
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2022 NOMOR 460

Salinan sesuai dengan


aslinya,Kepala Biro Hukum
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan

Teknologi,ttd.

Dian Wahyuni
NIP 196210221988032001

Anda mungkin juga menyukai