Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN AKHIR PROYEK 2

KIMIA FISIKA III

“Pengaruh Pemberian ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) berupa Bawang Putih Terhadap Laju
Fotosintesis Tumbuhan Puring dan Perbandingan Viskositas pada Air Nira dalam Pembuatan
Gula Merah Cair”

Dosen Pengampu: Dr. Yayuk Andayani, M.Si

Disusun Oleh: Kelompok 1

1. Irma Rahayu Lestari (E1M020027)


2. Riza Mahendra (E1M020051)
3. Surajudin (E1M020062)
4. Syifa Madaniyah (E1M020064)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2022
Proyek Fotokimia

Pengaruh Pemberian ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) Bawang Putih Terhadap


Fotosintesis Tumbuhan Puring

A. Fokus Permasalahan

Bawang putih (Allium sativum L) jenis lokal merupakan sayuran penting bagi
masyarakat Nusa Tenggara Barat khususnya di Pulau Lombok. Kandungan atsirinya yang
tinggi memberikan aroma yang kuat sehingga bawang putih ini selalu dipergunakan dalam
berbagai jenis masakan khas dari pulau Lombok atau disebut masakan khas ”Sasak”. Pada
umumnya masyarakat Nusa Tenggara Barat khususnya masyarakat Pulau Lombok
menggunakan bawang putih lokal sebagai campuran bawang putih import untuk membuat
aroma masakan lebih sedap.Kondisi ini menyebabkan kebutuhan bawang putih lokal di NTB
masih cukup tinggi. Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyumbang 60 persen dari total
produksi bawang putih nasional dan 99 persen produksi bawang putih NTB berasal dari
Kabupaten Lombok Timur khususnya di Kecamatan Sembalun. Areal lahan yang memiliki
potensi untuk dilakukan pengembangan bawang putih di Sembalun sekitar 800 sampai 1.000
Ha, dengan produktivitas rata-rata mencapai 12-15 ton per hektar.

Pertanaman Bawang putih di Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, NTB sekarang


ini memiliki luasan yang paling besar di Indonesia dan diharapkan menjadi salah satu daerah
penyumbang terbesar untuk substitusi impor yang ditargetkan Indonesia mampu
mensubstitusi impor bawang putih sebesar 40% dengan sumbangan luasan produksi dari
Sembalun sebesar5200 Ha di Tahun 2015 (Dirjen Hortikultura, 2012). Tercapainya target dan
sasaran tersebut akan membawa dampak yang cukup besar bagi perekonomian Sembalun dan
sekitarnya akanmembawa kejayaan kembali bawang putih Sembalun di era tahun 80-an. Saat
itu bawangputih memiliki arti penting karena tercatat dari usaha bawang putih menjadikan
wilayah tersebut meiliki pendapatan domestic regional brutto (PDRB) tertinggi diNTB.

Berdasarkan besarnya potensi produksi bawang putih yang ada di NTB, kami dari
kelompok satu memutuskan untuk membuat suatu proyek yang berkaitan dengan materi
fotosintesis dengan memanfaatkan bawang putih yang di NTB khususnya di Sembalun yaitu
sebagai ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) bawang putih terhadap laju fotosintesis tumbuhan
puring.
B. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam peercobaan ini yaitu, sebagai berikut :

Alat:

 Gelas
 Parutan
 Penggaris
 Pisau

Bahan

 Air
 Bawang putih
 Gelas plastik
 Wadah plastik

C. Langkah Kerja

Uji Kuantitatif :

a. Alat dan bahan dipersiapkan terlebih dahulu.


b. Dua siung bawah putih dipotong-potong lalu direndam pada 200 ml air, dua siungnya
lagi diparut dan ditambahkan air.
c. Tanaman puring disiapkan sebanyak tiga lalu dberi label I sampai III.
d. Pada label I disiram dengan air, label ke II disiram dengan rendaman bawang putih,
dan pada label ke IIi disirami dengan bawang putih yang diparut.
e. Lakukan penyiraman secara berkala, lalu
f. Pertumbuhan tanaman puring diamati dan diukur menggunakan penggaris secara
berkala.
Uji Kualitatf :
a. Daun Puring pada label I dan II Idipotong dari batangnya.
b. Daun yang sudah dipotong kemudian dimasukkan dalam gelas yang berisi air penuh,
pastikan tidak ada udara di dalamnya.
c. Kemudian dijemur agar fotosintesis dapat berjalan secara maksimal.
d. Diamati gelembung udara yang terbentuk pada gelas lalu bandingkan daun pada label
1 dan label 2.
D. Hasil Pengamatan

Pada uji kuantitatif tumbuhan Puring, yang diamati adalah perbedaan kecepatan
tumbuh Puring pada label I, II, dan III dengan menggunakan penggaris. Akan tetapi
setelah pemberian ZPT berupa bawang putih sejak 8 November 2020 – 18 November
2022, tanaman puring tidak mengalami perbedaan pertumbuhan yang signifikan karena
waktu yang bisa dibilang sedikit.

Tabel Hasil Pengamatan

No Hari/ Tanggal Label I Label II Label III

1 Rabu 8 November 2022 16 cm 15,3 cm 16,1 cm


2 Jumat 11 November 2022 16 cm 15,3 cm 16,1 cm

3 Senin 14 November 2022 16,1 cm 15,4 cm 16,2 cm


4 Jumat 18 November 2022 16,1 cm 15,4 cm 16,3 cm

Dapat dilihat pada tabel diatas jika pertumbuhan tanaman puring tidak menunjukkan
angka yang signifikan, sehingga kami memutuskan untuk melakukan uji secara kualitatif.
Dan mendapatkan hasil yaitu pada label I menunjukkan gelembung udara yang sedangkan
pada label III menghasilkan gelembung udara yang. Hal ini menunjukkan pengunaan ZPT
atau bawang putih hasil yang positif yaitu daun pada label III menghasilkan gelembug
udara yan lebih banyak dibandingkan dengan sampel yang lain dan pada daun ke label ke
II menghasilkan gelembung udara yang paling sedikit.

E. Pembahasaan

Bawang putih merupakan salah satu yang sering kita jumpai sehari-hari yang biasa
digunakan dalam bumbu masakan untuk menambah aroma dan cita rasa makanan. Namun
tau tau ga sih jika bawang putih ini merupakan zat yang pengatur tumbuh yang sangat baik
untuk digunakan mengingat salam satu siung bawang putih mentah saja sudah
mengandung mangan, Vitamin C, selenium, dan sejumlah kecil serat, kalsium, tembaga,
fosfor, zat besi, Vitamin B1, Vitamin B6, dan kalium. Hal ini lah yang mendasari kami
ingin melakukan uji coba apakah bawang putih dapat mempengaruhi kecepatan
fotosintesis pada tanaman puring.

Dalam pelaksanaan uji ini pertama kami memberikan perlakuan berbeda terhadap tiga
sampel yaitu tanaman puring dimana setiap sampel akan disiram atau diberikan air yang
berbeda. Sampel I diberikan air keran, sampel kedua disiram dengan air rendaman bawang
putih dan sampel ke tiga disiram dengan ekstrak bawang putih yang diparut dan dilarutkan
dalam air. Hal ini bertujuan untuk mengetahui manakah yang lebih mempengaruhi
kecepatan fotosintesis apakah air rendaman bawang putih yang dipotong atau bawang
putih yang diparut, sedangkan sampel satu adalah kontrol sebagai pembanding apakah
pemberian perlakuan yang berbeda dapat mempengaruhi kecepatan fotosintesis atau
pertumbuhan puring.

Uji yang kami lakukan adalah mengukur pertumbuhan tanaman puring namun
dikarenakan waktu uji yang terbilang singkat kami tidak berani mengambil kesimpulan
dari hasil pengamatan yang kami dapat, sehingg kami memutuskan untuk menambah atau
mengganti uji dengan menganalisis hasil fotosintesi terhadap ketiga sampel. Daun
walaupun sudah terpotong atau lepas dari batangnya masih bisa melakukan fotsintesis
selama kandungan airnya masih ada, dan salah satu hasil fotosintesis yang bisa langsung
kita rasakan adalah oksigen. Kami ingin menguji apakah pemberian bawang putih tadi
dapat mempengaruhi proses fotosintesis atau tidak yaitu dengan cara memasukan daun ke
dalam gelas plastik yang bening lalu diberi air sampai penuh dan pastikan tidak ada
gelembung udara di dalamnya kemudia diamati apakah terbentuk gelembung udara yang
terbentuk, apabila tebentuk gelembung udara tersebut maka itu merupakan hasil
fotosintesis yaitu oksigen lalu bandingkan banyak gelembung udara dari ketiga sampel
tersebut. Pada sampel ke satu terdapat atau terbentuk gelembung udara paling sedikit dan
pada sampel daun label ke III terbentuk gelembung terbenyak dibandingkan daun pada
label ke I dan ke II. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian bawang putih pada
tanaman puring dapat meningkatkan atau mempengaruhi fotosintesi dilihat dari salah satu
hasil fotosintesis yaitu oksigen.
Proyek Irreversible

Perbandingan Viskositas pada Air Nira dalam Pembuatan Gula Merah Cair

A. Fokus Permasalahan

Selain itu, persebaran tanaman aren di wilayah Nusa Tenggara Barat meliputi hampir
seluruh wilayahbaik itu di Pulau Lombok maupun Pulau Sumbawa dengan total luas 966,3
Ha dan totalproduksi 211,3 ton (BPS NTB, 2021).Tanaman Aren (Arenga pinnata)
merupakan salah satu tanaman yang memiliki nilai fungsi ekologis yang tinggi dan mudah
dibudidayakan untuk mendukung perekonomian masyarakat. Persebaran aren terbesar di
wilayah NTB ada di pulau Lombok yang mencapai luas 823,1 ha(BPS NTB, 2021) yang
meliputi wilayah Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Timur,Lombok Tengah dan
Mataram. Hal ini tentu perlu mendapat perhatian mengingat tanaman aren memiliki peranan
pentingdalam aspek ekologis, ekonomi dan sosial karena tergolong dalam tanaman multi
fungsi atau MPTS (Multi Purpose Trees Species) dan diharapkan mampu untuk meningkatan
perekonomian masyarakat. Pemanfaatan aren oleh masyarakatsebagian besar di produksi
untuk air nira. Pohon Aren atau pohon Nao (Bahasa Lombok) ini dijadikan sebagai penghasil
dan pemasok utama air nira.

Air Nira adalah cairan yang disadap dari pohon aren, yang merupakan hasil
metabolisme dari pohon tersebut. Cairan yang disebut nira aren ini mengandung gula antara
10-15%. Karena kandungan gulanya tersebut maka nira aren dapat diolah menjadi minuman
ringan maupun minuman beralkohol (tuak/legen), sirup aren, nata de aren, cuka aren dan
ethanol. (Widyawati, 2012). Air nira merupakan bahan pokok pembuatan gula aren ini
dihasilkan dari penyadapan tongkolbunga jantan. Jika yang disadap tongkol bunga betina,
maka akan diperoleh nira yang tidakmemuaskan baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.
Setiap tongkol bunga jantan dapatdisadap selama 3-4 bulan, yaitu sampai tongkolnya habis
atau mengering. (Sunanto, 1993).Sejauh ini masyarakat lomboksebagain besar memanfatkan
air nira ini sebagaibahan bakuuntuk membuat minuman keras seperti tuak toak atau
bremyang bisa memabukkan.

Berdasarkan hal tersebut kami memutuskan untuk membuat suatu proyek dengan
mengaitkan pada materi irreversibel yaitu pemanfaatan air nira sebagai bahan utama dalam
pembuatan gula merah cair. Tujuan dilakukan percobaan ini adalah untuk mengetahui
perbandingan viskositas pada air nira dalam pembuatan gula merah cair.
B. Data yang Diperoleh

Pembuatan Gula Merah Cair dari Air Nira. Adapun alat dan bahan yang
dibutuhkan dalam pembuatan gula merah cair ini adalah, antara lain :

 Air nira
 Kompor
 Panci
 Botol
 Sendok
 Piring

Proses pembuatan gula merah cair ini cukup mudah yaitu air nira yang telah disaring,
kemudian dituangkan ke dalam panci sebanyak 300-500 mL kemudian dipanaskan untuk
wadah sampel 1 dan juga wadah sampel 2, digunakan air nira yang sama banyak. Selama
proses pemasakan air nira terus diaduk hingga air nira berubah warna dan tingkat
kekentalannya, selain itu busa yang terbentuk selama proses pemasakan dibuang. Untuk lama
waktu pemasakan air nira yang pertama yaitu diperlukan waktu sekitar 15 menit dengan hasil
gula merah cair yang diperoleh dengan tingkat kekentalan yang rendah (masih cair), warna
gula coklat kekuningan. Sementara untuk lama waktu pemasakan air nira yang kedua yaitu
diperlukan waktu sekitar 30 menit dengan hasil gula merah cair yang diperoleh yaitu tingkat
kekentalan yang tinggi, warna gula coklat.

C. Pembahasan

Pada saat proses pembuatan gula merah cair ini kami melakukan dua kali pemasakan air
nira sehinga terdapat perbedaan waktu dalam proses pemasakan. Untuk lama waktu
pemasakan air nira yang pertama yaitu diperlukan waktu sekitar 15 menit dengan hasil gula
merah cair yang diperoleh dengan tingkat kekentalan yang rendah (masih cair), warna gula
coklat kekuningan. Sementara untuk lama waktu pemasakan air nira yang kedua yaitu
diperlukan waktu sekitar 30 menit dengan hasil gula merah cair yang diperoleh yaitu tingkat
kekentalan yang tinggi, warna gula coklat.Lama waktu pemasakan nira aren dalam
pembuatan gula aren cairbepengaruh nyata terhadap viskositas gula aren cair yang dihasilkan.
Menurut Diniyah (2012), semakin lama waktu pemasakan akan dapat menyebabkan kenaikan
viskositas. Hal ini disebabkan karena air yang menguap akan semakin banyak dan total
padatan terlarut semakin meningkat, sehingga viskositas akan meningkat.

Kandungan air pada bahan menyebabkan viskositas pada gula cair akan rendah dan akan
cepat mengalami kerusakan selama penyimpanan. Kadar air dipengaruhi oleh waktu
pemanasan, kadar gula reduksi dan kondisi lingkungan. Menurut (Sudarmadji, 1989 dalam
Yustiningsih, 2006) bahwa semakin lama waktu pemasakan, kadar air akan semakin rendah.
Kadar air juga meningkat karena tingginya gula pereduksi. Hal ini disebabkan oleh adanya
fruktosa yang bersifat higroskopis yaitu mudah menyerap air. Selain itu kelembaban
lingkungan yang tinggi akan menimbulkan penyerapan uap air oleh gula yang menyebabkan
penurunan struktur akibat peningkatan kadar air.

Pencoklatan yang terjadi pada proses pengolahan gula cair disebabkan oleh reaksi
maillard dan karamelisasi. Reaksi maillard adalah reaksi yang terjadi antara asam amino
dengan gula pereduksi saat dipanaskan bersama-sama. Sedangkan reaksi karamelisasi adalah
reaksi yang terjadi pada pemanasan gula dalam asam, basa, dan pemanasan tanpa air (Reaksi
maillard dan karamelisasi akan menurunkan nilai kecerahan dan meningkatkan nilai
kemerahan. Warna coklat yang terjadi pada larutan gula yang dipanaskan akan semakin gelap
dan larutan menjadi semakin pekat (karena pemanasan menyebabkan tingginya viskositas
larutan) bila pemanasan dilakukan semakin lama (Erwinda dan Susanto, 2014).

Lama waktu pemasakan nira aren dalam pembuatan gula aren cair bepengaruh nyata
terhadap viskositas gula aren cair yang dihasilkan. semakin tinggi viskositas maka kualitas
glukosa cair tersebut semakin baik karena nilai kadar air yang rendah yang menyebabkan
viskositas makin tinggi sehingga glukosa cair akan semakin kental. Berdasarkan hasil
percobaan yang dilakukan bahwa hasil pemasakan gula merah cair yang memiliki viskositas
yang tinggi terdapat pada pemasakan air nira yang kedua. Hal ini dapat dilihat dari gula
merah yang dihasilkan berwarna coklat dengan tingkat kekentalan yang tinggi (sangat kental
seperti karamel).

D. Kesimpulan

Berdasarkan latar belakang, data hasil proyek, serta pembahasan dapat disimpulkan
bahwa:

1. Pada pemberian ZPT atau Zat Pengatur Tumbuh pada tanaman puring kami melakukan
dengan dua uji yaitu uji secara kuantitatif dan kualitatif. Pada uji kuantitatif tumbuhan
Puring, yang diamati adalah perbedaan kecepatan tumbuh Puring pada label I, II, dan III
dengan menggunakan penggaris tidak mengalami perbedaan pertumbuhan yang
signifikan karena waktu yang bisa dibilang sedikit. Sementara untuk uji kualitatif yang
dilakukan pada sampel I terdapat atau terbentuk gelembung udara paling sedikit dan pada
sampel daun label ke III terbentuk gelembung terbenyak dibandingkan daun pada label ke
I dan ke II. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian bawang putih pada tanaman
puring dapat meningkatkan atau mempengaruhi fotosintesi dilihat dari salah satu hasil
fotosintesis yaitu oksigen.
2. Pada perbandingan viskositas air nira dalam pembuatan gula merah cair memiliki tingkat
viskositas yang berbeda antara sampel 1 dan sampel 2 dengan lama proses pemasakan
yang berbeda, hal ini dibuktikan dengan sampel 1 yang diperoleh berwarna coklat
kekuningan dan masih cair (viskositas rendah) , sementara untuk sampel 2 yang diperoleh
berwarna coklat dengan tingkat kekentalan yang tinggi (viskositas tinggi).
LAMPIRAN

A. Logbook

No Hari/tanggal Kegiatan Hasil Persentase Lampiran foto


ketercapaia
n proyek

1. Jum’at, 28 Diskusi terkait Mendapatkan tema 30%


Oktober perencanaan untuk proyek yang
2022 proyek 2. akan dilakukan
(fotokimia) yaitu:
“Pengaruh
pemberian ZPT (Zat
Pengatur Tumbuh)
bawang
putihterhadap
fotosintesis
tumbuhan/tanaman”

Sementara untuk
Proses Irreversible
Untuk proses
Irreversible
direncanakan untuk
proyek
“Perbandingan
Viskositas pada Air
Nira dalam
Pembuatan Gula
Merah Cair”, dalam
proyek ini
rencananya akan
digunakan
perbandingan lama
waktu pemasakan air
nira sehingga
nantinya dari
perbedaan lama
waktu pemasakan
akan berpengaruh
terhadap
viskositas/kekentalan
gula yang dihasilkan
akan semakin kental
dan kadar airnya
rendah. Jenis
viskositas yang
digunakan adalah
absolute viskositas.
*Ket. : 1 anggota
kelompok tidak mengikuti
kegiatan diskusi
50% dikarenakan sedang sakit
(Syifa Madaniyah

2. Selasa, 08 -Membeli
November bahan dan -Untuk hari pertama,
2022 tanaman untuk belum ada perubahan
proyek yang terjadi pada
fotokimia ketiga tanaman
-Mengerjakan dengan perlakuan
proyek yang berbeda, setiap
pengaruh ZPT kali penyiraman
bawang putih digunakan 2 siung (Air biasa)
terhadap bawang putih.
fotosintesis
tanaman

(Potongan bawang
putih)

60%

(Bawang putih parut)

3. Rabu, 09 -Membeli
November bahan (air Berupa produk yaitu
2022 nira) unutk gula merah cair
proyek proses (dengan
irreversible viskositas/kekentalan
-Mengerjakan yang berbeda)
proyek
perbandingan
viskositas pada
air nira
(membuat gula
merah cair)

(Hasil Pemasakan 1)

(Hasil Pemasakan 2)
(Hasil Gula Cair 1
dan 2)
4. Senin, 14 Diskusi Menyusun laporan 100%
November lanjutan terkait akhir
2022 pembuatan
laporan akhir
secara Online
(Gmeet)

B. Dokumentasi
 Dokumentasi Diskusi Proyek
 Dokumentasi Pembuatan dan Pemberian ZPT Bawang Putih

Uji Kuantitatif
Label I Label II Label III
Label I Label II Label III

Uji Kualitatif :

Kiri ke kanan : Label I, II, dan III


Hasil Pengamatan :
Label I Label II Label III
 Dokumentasi Pembuatan Gula Merah Cair dari Air Nira

C. Uraian Tugas Anggota Kelompok


Pembagian tugas :

1. Irma Rahayu Lestari : mengusulkan ide terkait perbandingan tingkat viskositas pada
air nira gula merah cair, membantu mencari referensi, jurnal untuk laporan,
membuat gula merah cair, menambahkan pembahasan di laporan proyek.
2. Riza Mahendra : mengusulkan ide terkait pengaruh pemberian ZPT bawang putih
terhadap fotosintesis tanaman, membuat ZPT bawang putih, membuat power point
proyek fotokimia, membantu menyusun laporan akhir.
3. Sura Juddin : membantu mencari referensi jurnal untuk laporan, membuat power
point untuk proyek irreversible.
4. Syifa Madaniyah : membantu mencari referensi, jurnal untuk laporan dan menyusun
laporan proyek akhir.
D. Literatur yang Digunakan

Ariyanto. 2022. Pengaruh Lama Waktu Pemasakan Nira Aren terhadap Kualitas Gula Aren
Cair. Universitas Jambi

Kornelia Webliana &Dwi Sukma Rini. 2020. Potensi dan Pemanfaatan Tanaman Aren
(Arenga Pinnata)Dihutan Kemasyarakatan Aik BualKabupaten Lombok Tengah. Universitas
Matara. 5 (1) : 25-35

Muji Rahayu, Fitrahtunnisah, Sujudi& Gede Marta. 2021. Potensi Sumber Daya
GenetikTanaman LokalBawang Putih Di Kabupaten Lombok Timur,Propinsi Nusa Tenggara
Barat. Universitas Mataram.

https://www.halodoc.com/artikel/ini-5-manfaat-bawang-putih-mentah-bagi-tubuh

Anda mungkin juga menyukai