Disusun Oleh :
1. Syifa Madaniyah E1M020064
2. Afrianti E1M020002
Puja dan puji syukur penyusun khaturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya lah tugas ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu dan penuh tanggung
jawab. Tugas makalah ini tentang “Pengolahan Bahan Galian Tembaga (Cu)”. Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Dosen Bapak Drs. Jackson
Siahaan, M.Pd., mata kuliah Kimia Bahan Galian. Selain itu, tugas ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang “Pengolahan Bahan GalianTembaga (Cu)” baik bagi para
pembaca dan juga bagi kami khususnya.
Terlepas dari itu semua kami menyadari sepenuhnya bahwa tugas makalah ini masih
banyak kekurangan yang mendasar baik dari segi tulisan maupun dari segi isi pada makalah
ini. Oleh karena itu, kami mengaharapkankan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan tugas makalah ini.
Demikian pengantar dari kami, somoga makalah ini dapat memberikan manfaat baik
bagi kami yang menyusun makalah ini maupun bagi si pembaca. Apabila ada kesalahan dan
kekurangan, kami mohon maaf.
Terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ...............................................................................................................18
B. Saran .........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan
mengetahui tentang pengolahan bahan galian.
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
a) Dapat mengetahui proses pengolahan bahan galian
b) Dapat mengetahui manfaat pengolahan bahan galian
c) Dapat mengetahui pengelohan bahan galian tembaga (Cu)
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan melakukan Pengolahan Bahan Galian ini didapat beberapa keuntungan, antara
lain sebagai berikut:
a. Mengurangi ongkos transport dari lokasi penambangan ke pabrik peleburan, karena
sebagian dari waste telah terbuang selama proses ore dressing, dan juga kadar bijih telah
ditingkatkan.
b. Mengurangi jumlah flux yang ditambahkan dalam peleburan, serta mengurangi metal
yang hilang bersama slag.
c. Mereduksi ongkos keseluruhan dalam peleburan, karena jumlah tonase yang dileburkan
lebih sedikit.
d. Bila dilakukan pengolahan akan menghasilkan konsentrat yang mempunyai kadar
mineral berharga relatif tinggi, sehingga lebih memudahkan untuk diambil metalnya.
e. Bila konsentratnya mengandung lebih dari satu mineral berharga, maka ada
kemungkinan dapat diambil logam yang lain sebagai hasil sampingan.
A. Preparasi
Merupakan proses persiapan sebelum dilakukan proses konsentrasi. Preparasi
dilakukan melaui beberapa tahap, yaitu:
1) Komunusi
Adalah mereduksi ukuran butir sehingga menjadi lebih kecil dari ukuran
semula. Hal ini dapat dilakukan dengan crushing atau grinding. Grinding digunakan
untuk proses basah dan kering, sedangkan crushing digunakan untuk proses kering
saja. Selain untuk mereduksi ukuran butir, kominusi dimaksudkan juga untuk
meliberasikan bijih, yaitu proses melepas mineral tersebut dari ikatan yang
merupakan gangue mineral. Untuk melakukan hal ini digunakan alat crusher dan
grinding mill. Kominusi terbagi dalam tiga tahap yaitu:
▪ Primary Crushing
Merupakan tahap pengancuran yang pertama, untuk material yang
berukuran besar ± 84 x 60 inchi dan produknya berukuran 4 inchi. Alat-alat
yang digunakan dalam primary chrushing adalah Jaw crusher dan Gyratory
crusher.
▪ Secondary Crushing
Merupakan tahap lanjutan dari primary crushing dimana ukran umpan
lebih kecil dari 6 inchi dan produknya berukuran 0,5 inchi. Alat-alat yang
digunakan adalah Jaw crusher (kecil), Gyratiry crusher (kecil), dan Cone
crusher
▪ Fine Crushing (Grinding Mill)
Milling merupakan lanjutan dari proses primary crushing dan secondary
crushing. Proses penghancuran pada milling menggunkan shearing stress.
Milling dklasifikasikan menjadi beberapa macam berdasarkan bentuk cell dan
grinding media.
2) Sizing
Adalah pengelompokan mineral. Alat untuk melakukan screening disebut
screen dan alat untuk melakukan classifying disebut classifier. Dalam
pengelompokan mineral ini dapat dilakukan dengan cara, antara lain :
▪ Screening
Adalah proses pengelompokan material berdasarkan ukuran lubang
ayakan sehingga ukurannya seragam. Bahan yang ditahan oleh ayakan disebut
oversize, yang melewati (lolos) disebut undersize. Tujuan dilakukan
screening adalah:
− Mempertinggi kapasitas unit operasi lainnya
− Mencegah terjadinya over crushing atau over grinding
− Memenuhi permintaan pasar
− Menyempurnakan langkah dalam “concentration process”
▪ Classifying
Adalah pemisahan butir mineral yang mendasarkan atas kecepatan jatuh
material dalam suatu media (air, udara), sehingga hasilnya tidak seragam
Kecepatan pengendapan tergantung pada ukuran, bentuk dan berat jenis
partikel. dalam classifying ini partikel kasar, berat dan berbentuk bulat akan
mengendap lebih cepat daripada partikel yang ringan dan berbentuk tidak
teratur. Berdasarkan media pemisahnya, classifying terdiri atas:
a. Sorting classifier menggunakan cairan kenta, pada sorting classifier,
kondisi pengendapannya adalah “hindered setting” yaitu pengendapan
yang mengalami hambatan meskipun dalam media yang kental.
b. Sizing classifier menggunkan cairan encer, dalam sizing classifier
diperlukan penambahan air disamping air yang telah ada dalam suspensi.
Sizing classifier ini menggunakan kondisi free settling yaitu
pengendapan dari material secara individu yang mengendap secara
langsung/tanpa hambatan dari material lain.
c. Sizing classifier menggunakan udara, pada sizing classfier karena
menggunakan udara maka classifier ini sering disebut dengan pneumatic
classifier. Kebanyakan penggunaan classifier ini adalah untuk
menghilangkan debu-debu dengan menggunakan hembusan udara yang
dilengkapi dengan alat pengumpul debu/kotoran.
B. Konsentrasi
Merupakan suatu proses pemisahan antara mineral berharga dengan mineral tak
berharga sehingga didapatkan kadar yang lebih tinggi dan menguntungkan. Pemisahan
ini ada beberapa cara pemisahan yang mendasarkan pada sifat fisik mineral diantaranya
adalah:
1) Warna, kilap dan bentuk Kristal, konsentrsi yang dilakukan dengan tangan biasa
(hand picking/hand sorting)
2) Gravity concentration, konsentrasi yang berdasarkan pada berat jenis. Dalam hal
ini, ada tiga macam yakni : Flowing film concentration, Jigging, Heavy Media
Separation dan Heavy Liquid Separation,
3) Magnetic susceptibility, Setiap mineral akan mempunyai sifat kemagnetan yang
berbeda yakni ada yang kuat, lemah dan bahkan ada yang tidak sama sekali tertarik
oleh magnet. Berdasarkan sifat kemagnetan yang berbeda-beda itulah mineral dapat
dipisahkan dengan alat yang disebut magnetic-separator.
4) Conductivity, Mineral itu ada yang bersifat konduktor dan non konduktor. Untuk
memisahkan mineral jenis ini diperlukan alat yang disebut High Tension Separator,
dan hasil yang didapat adalah mineral konduktor dan non konduktor. Proses ini
selalu dilakukan dalam keadaan kering.
5) Sifat permukaan mineral, Permukaan mineral itu ada yang bersifat senang dan tidak
senang terhadap gelembung udara. Mineral yang senang terhadap udara akan
menempel pada gelembung udara sedangkan mineral yang senang terhadap air tidak
akan menempel pada gelembung udara. Untuk mengubah agar mineral yang senang
terhadap air menjadi senang terhadap udara digunakan suatu reagen kimia seperti
Collector, Modifier dan Frother, yang mana reagen ini hanya menyelimuti
permukaan mineral itu saja (tidak bereaksi dengan mineral). Dengan memberi
gelembung udara maka mineral akan terpisah. Sehingga antara mineral yang
dikehendaki dengan yang tidak dikehendaki dapat dipisahkan. Proses pemisahan
semacam ini disebut dengan flotasi.
C. Dewatering
Merupakan proses pemisahan antara cairan dengan pedatan. Proses ini tidak dapat
dilakukan sekaligus, tetapi harus secara bertahap, yaitu dengan cara :
1) Thickening, Yaitu proses pemisahan antara padatan dengan cairan berdasarkan atas
kecepatan mengendap partikel atu mineral dalam suatu pulp sehingga solid factor
yang dicapai sama dengan satu (% solid = 50%)
2) Filtarsi, Proses filtrasi adalah proses pemisahan padatan dari campuran fasa cair.
Pada filtrasi secara garis besar pemisahannya adalah material ditampung dalam
suatu filter maka material tersebut akan tetap berada di atas filter sedangkan air akan
lolos meninggalkan filter. Filtrasi, Adalah merupakan proses pemisahan antara
padatan dengan cairan jalan menyaring (dengan filter) sehingga didapat solid factor
sama dengan empat (% solid = 100%).
3) Drying, Adalah proses penghilangan air dari padatan dengan cara pemanasan
sehingga padatan benar-benar bebas dari cairan (% solid = 100%). Pada drying
pemisahannya dilakukan dengan cara penguapan (evaporasi).
A. Pengertian Tembaga
Tembaga adalah logam merah-muda yang lunak, dapat ditempa, liat. Ia melebur
pada 1038. Karena potensial electrode standarnya positif (+0,34 V untuk pasangan
Cu/Cu2+), ia tak larut daalm asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan
adanya oksigen ia bisa terlarut sedikit. Dalam table periodik unsur – unsur kimia,
tembaga menempati posisi dengan nomor atom (NA)29 dan mempunyai bobot atau
berat atom (BA)63,546. Unsur tembaga di alam, dapat ditemukan dalam bentuk logam
bebas, akan tetapi lebih banyak ditemukan dalam bentuk persenyawaan atau sebagai
senyawa padat dalam bentuk mineral. Selain itu, tembaga (Cu) juga terdapat dalam
makanan. Sumber utama tembaga adalah tiram, kerang, kacang-kacangan, sereal, dan
coklat. Air juga mengandung tembaga dan jumlahnya bergantung pada jenis pipa yang
digunakan sebagai sumber air. Tembaga (Cu) termasuk logam golongan IB, yang
berasal dari bahasa latin Cuprum.Tembaga mempunyai nomor atom 29 dan nomor
massa 63,546. Tembaga merupakan logam padat berwarna coklat kemerah-merahan,
kukuh, liat dan dapat ditarik. Logam ini mempunyai titik didih 2310 C serta 3 massa
jenis 8,93 gr/cm. Dalam bidang industri, tembaga digunakan sebagai alat-alat listrik
seperti generator, motor listrik dan peralatan yang memerlukan tembaga sebagai
penghantar listrik
E. Sifat-Sifat Tembaga
▪ Sifat Fisika
a) Tembaga merupakan logam yang berwarna kuning kemerahan seperti emas
kuning dan keras bila tidak murni.
b) Mudah ditempa (liat) dan bersifat mulur sehingga mudah dibentuk menjadi
pipa, lembaran tipis dan kawat.
c) Konduktor panas dan listrik yang baik, kedua setelah perak.
d) Mudah ditempa (liat) dan bersifat mulur sehingga mudah dibentuk menjadi
pipa, lembaran tipis dan kawat.
e) Konduktor panas dan listrik yang baik, kedua setelah perak.
f) Berat jenis tembaga sekitar 8,92 gr/cm3
g) Bentuk : padat
h) Warna : logam kecolatakan
i) Massa Jenis : 8.96 g/cm3
j) Titik Lebur : 1357.77 K (1084.62 °C, 1984.32 °F)
k) Titik Didih : 2835 K (2562 °C, 4643 °F)
l) Kalor Peleburan : 13.26 kJ/mol
m) Kalor Penguapan : 300.4 kJ/mol
n) Kapasitas Kalor : (25 °C) 24.440 J/(mol・K)
▪ Sifat Kimia
a) Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan terhadap
korosi. Pada udara yang lembab, permukaan tembaga ditutupi oleh suatu lapisan
yang berwarna hijau yang menarik dari tembaga karbonat basa, Cu(OH)2CO3.
b) Pada suhu sekitar 300°C tembaga dapat bereaksi dengan oksigen membentuk
CuO yang berwarna hitam. Sedangkan pada suhu yang lebih tinggi, sekitar
1.000°C, akan terbentuk tembaga (I) oksida (Cu2O) yang berwarna merah.
c) Tembaga tidak diserang oleh air atau uap air dan asam-asam non-oksidator
encerseperti HCl encer dan H2SO4 encer, tetapi HCl pekat dan mendidih
menyerang logam tembaga dan membebaskan gas hidrogen.
d) Tembaga tidak bereaksi dengan alkali, tetapi larut dalam amonia oleh adanya
udara membentuk larutan yang berwarna biru dari kompleks Cu(NH3)4+.
e) Tembaga panas dapat bereaksi dengan uap belerang dan halogen. Bereaksi
dengan belerang membentuk tembaga (I) sulfida dan tembaga (II) sulfida dan
untuk reaksi dengan halogen membentuk tembaga (I) klorida.
F.Persenyawaan
Terdapat 2 senyawa tembaga yaitu Tembaga (I) atau cupro dan Tembaga (II)
atau cupri. Tembaga (I) oksida merupakan senyawa yang berwarna hitam dan Cu²+
umum nya berwarna biru. CuSO4.5H2O dikenal dengan nama terusi atau prusi yang
berwarna biru, tetapi bila dipanas kan H2O nya menguap dan warna nya menjadi putih.
Dalam badan perairan laut, tembaga dapat ditemukan dalam bentuk persenyawaan ion
seperti CuCO3-, CuOH. Tembaga di alam memiliki tingkat oksidasi +1 dan +2.
Tembaga dengan bilangan oksidasi +2 merupakan tembaga yang sering ditemukan
sedangkan tembaga dengan bilangan oksidasi +1 jarang ditemukan, karena senyawaan
tembaga ini hanya stabil jika dalam bentuk senyawa kompleks. Selain dua keadaan
oksidasi tersebut dikenal pula tembaga dengan bilangan oksidasi +3 tetapi jarang
digunakan, misalnya K3CuF6.
Beberapa senyawaan yang dibentuk oleh tembaga seperti yang tertera pada Tabel.
Tembaga(II) Nama Tembaga(I) Nama
CuO tembaga(II) oksida Cu2O tembaga(I) oksida
Cu(OH)2 tembaga(II) hidroksida tembaga(I) klorida
CuCl2 tembaga(II) klorida CuCl tembaga(I) iodida
CuF2 tembaga(II) fluorida CuI
CuS tembaga(II) sulfida
CuSO4.5H2O tembaga(II) sulfat
Cu(NO3)2.3H2O pentahidrat atau vitriol biru
tembaga(II) nitrat trihidrat
▪ Dalam tubuh
− Penting dalam pembentukan Hb dan eritrosit.
− Tembaga adalah komponen dari berbagai enzim yang diperlukan untuk
menghasilkan energy, anti oksidasi, dan sintesa hormone adrenalin serta untuk
pembentukan jaringan ikat.
− Membantu absorbs unsur Fe.
− Memelihara fungsi sistem syaraf.
− Sintesis substansi hormon.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengolahan bahan galian adalah suatu proses pemisahan mineral-mineral berharga dari
mineral-mineral pengganggu yang tidak diinginkan sehingga didapat suatu kosentrat
dengan tidak merubah sifat kimia dan hanya merubah sebagian sifat fisik dari mineral
tersebut/mineral yang diolah. Pengolahan gahan galian merupakan metode yang dilakukan
untuk meningkatkan mutu dan kualitas bahan galian.
Tembaga adalah unsur kimia dengan nomor atom 29 dan nomor massa 63,54,
merupakan unsur logam, dengan warna kemerahan. Unsur ini mempunyai titik lebur 1.803°
Celcius dan titik didih 2.595 °C. Tembaga memiliki daya hantar listrik yang tinggi dan
tidak reaktif. Manfaat tembaga pada umumnya adalah sebagai bahan kabel listrik dan
pembuatan uang logam. Cadangan tembaga Indonesia sekitar 4,1% dari cadangan tembaga
dunia, dan merupakan peringkat ke-7 sedangkan dari sisi produksi adalah 10,4% dari
produksi dunia dan merupakan peringkat ke-2. Adapun proses dari ekstraksi tembaga
antara lain adalah pengapungan atau flotasi, pemanggangan, reduksi, dan yang terakhir
adalah elektrolisis.
B. Saran
Dalam mempelajari makalah ini, sebaiknya para pembaca juga membaca buku atau
meteri yang bersangkutan dengan makalah ini, karena makalah ini disajikan secara ringkas
untuk memudahkan pembaca, memperoleh inti dari bahasan yang terdapat dalam makalah.
Selain itu, kami selaku penyusun berharap pembaca dapat memberi saran atau masukan
agar kedepannya kami akan semakin baik.
DAFTAR PUSTAKA