Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN

PENGOLAHAN BAHAN GALIAN DI PT.BUMA KUMAWA


DAERAH HARAPAN SENTANI KABUPATEN SENTANI

Oleh :

KELOMPOK 3
Roys P. Tongole
Jose carol Boray
Janeta c.c. kambuaya
Nurul n.k. Tandigau
Madelyn Simbiak
Gelvin Safkaur
Adrianto R.Duma

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS CENDRAWASIH

JAYAPURA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya
sehingga ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikiran dan tenaga.

Dan harapan kami semoga laporan ini dapat menambahkan pengetahuan


dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepanya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi laporan agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin


masih banyak kekurangan dalam laporan ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan laporan ini.

Jayapura, Mei 2019

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Maksud...................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 2
I.4 Manfaat ...................................................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................ 3
2.1 DEFINSI PENGOLAHAN BAHAN GALIAN.................................................. 3
2.2 Tahapan – Tahapan Pengolahan Bahan Galian ................................................... 3
2.2.1 Preparasi ...................................................................................................... 5
2.2.2 Konsentrasi ................................................................................................. 6
2.2.3 Dewatering .................................................................................................. 7
2.3 Definisi Crusher .................................................................................................. 7
2.4 Jaw Crusher ......................................................................................................... 8
2.5 Bagian-bagian dari Jaw Crusher ............................................................................. 10
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................................. 12
3.1. Alat dan Bahan .................................................................................................. 12
3.2 Langkah – Langkah Pratikum ........................................................................... 12
BAB IV ............................................................................................................................. 14
HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................... 14
4.1 Hasil dan Pembahasan ...................................................................................... 14
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................... 15
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 15
5.2 Saran ................................................................................................................. 15
LAMPIRAN...................................................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengolahan bahan galian adalah suatu proses pemisahan mineral-mineral
berharga dari mineral-mineral pengganggu yang tidak diinginkan sehingga
didapat suatu kosentrat dengan tidak merubah sifat kimia dan hanya merubah
sebagian sifat fisik dari mineral tersebut/mineral yang diolah. Oleh sebab itu
bahan galian tersebut perlu menjalani pengolahan bahan galian (PBG).

Pengolahan Bahan Galian merupakan metode yang dilakukan untuk


meningkatkan mutu dan kualitas bahan galian. Karna umumnya material bahan
berharga pada saat proses penambangan masih belum bisa digunakan secara
langsung karna masih bercampur dengan impurutis atau zat pengotor (Tailing)
yang umumnya berasal dari material koalisinya. Setelah proses pengolahan awal,
bahan galian utamabiasanya didapatkan dalam bentuk konsentrat bahan galian.
Dari segi ekonomis pengolahan ini bertujuan untuk :1. Memudahkan dalam
pengolahan lebih lanjut. Umumnya, setelah ditambang, bahan galian tidak dapat
langsung digunakan.

Namun kembali digunakan sebagai bahan baku dari industri lain dengan
diadakannya pengolahan awal. Maka hal ini akan memudahkan konsumen untuk
langsung menggunakan bahan galian tersebut tanpa harus mengeluarkan cost
untuk pengolahan awal, sehingga konsumen akan dapat membeli bahan
galiandengan harga yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan sebelum
pengolahan awal.2. Memaksimalkan jumlah daya angkut. Dengan dipisahkannya
antara tailing dengan konsentrat, maka pada saat proses pemindahan bahangalian,
kita tidak perlu memindahkan zat pengotornya, sehingga jumlah bahan galian
yang dapat kita pindahkan menjadi maksimal dan hal ini akan mempengaruhi
pada cost transportasi pemindahan bahangalian (Hauling) yang semakin rendah.

1
1.2 Maksud
Adapun maksud dan tujuan dari pelaksanaan praktikum pengolahan bahan galian
adalah:

1. Memahami tahapan-tahapan pengolahan bahan galian


2. Memahami alat-alat apa saja yang digunakan dalam proses pengolahan
bahan galian.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan pratikum pengolahan bahan galian adalah:

1. Mengetahui dan menggunakan Jaw Crusher

I.4 Manfaat
Dalam kegiatan praktikum ini dapat memberikan manfaat, yaitu para
praktikan memahami dan mengerti dalam cara menggunakan alat-alat pengolahan
bahan galian, seperti Jaw Crusher dan Double Roll Crusher yang mana akan
berguna pada saat memasuki dalam dunia kerja dipertambangan pada bidang
pengolahan.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 DEFINSI PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

Pengolahan bahan galian adalah suatu proses pemisahan mineral-mineral


berharga dari mineral-mineral pengganggu yang tidak diinginkan sehingga
didapat suatu kosentrat dengan tidak merubah sifat kimia dan hanya merubah
sebagian sifat fisik dari mineral tersebut/mineral yang diolah. Pada saat ini
umumnya endapan bahan galian yang ditemukan di alam sudah jarang yang
mempunyai mutu atau kadar mineral berharga yang tinggi dan siap untuk dilebur
atau dimanfaatkan. Oleh sebab itu bahan galian tersebut perlu menjalani
pengolahan bahan galian (PBG) agar mutu atau kadarnya dapat ditingkatkan
sampai memenuhi kriteria pemasaran atau peleburan. Keuntungan yang bisa
diperoleh dari proses PBG tersebut antara lain adalah :

a. Mengurangi ongkos angkut.


b. Mengurangi ongkos peleburan.
c. Mengurangi kehilangan (losses) logam berharga pada saat peleburan.
d. Proses pemisahan (pengolahan) secara fisik jauh lebih sederhana dan
menguntungkan daripada proses pemisahan secara kimia.

2.2 Tahapan – Tahapan Pengolahan Bahan Galian

Dalam pengolahan bahan galian dilakukan dalam tiga tahapan utama yaitu
Preparasi (merupakan proses persiapan sebelum dilakukan proses konsentrasi),
Konsentrasi (merupakan suatu proses pemisahan antara mineral berharga dengan
mineral tak berharga sehingga didapatkan kadar yang lebih tinggi dan
menguntungkan) dan Dewatering (merupakan proses pemishan antara cairan
dengan padatan)

3
4
2.2.1 Preparasi

Merupakan proses persiapan sebelum dilakukan proses konsentrasi.


Preparasi dilakukan melaui beberapa tahap, yaitu:
a) Kominusi
Kominusi adalah proses mereduksi ukuran butir atau proses meliberasi
bijih. Kominusi terbagi dalam tiga tahap yaitu:
1. Primary Crushing
Merupakan tahap pengancuran yang pertama, untuk material yang berukuran
besar ± 84 x 60 inchi dan produknya berukuran 4 inchi. Alat-alat yang digunakan
dalam primary chrushing adalah Jaw crusher dan Gyratory crusher.
2. Secondary Crushing
Merupakan tahap lanjutan dari primary crushing dimana ukran umpan lebih
kecil dari 6 inchi dan produknya berukuran 0,5 inchi. Alat-alat yang digunakan
adalah Jaw crusher (kecil), Gyratiry crusher (kecil), dan Cone crusher
3. Fine Crushing (Grinding Mill)
Milling merupakan lanjutan dari proses primary crushing dan secondary
crushing. Proses penghancuran pada milling menggunkan shearing stress. Milling
dklasifikasikan menjadi beberapa macam berdasarkan bentuk cell dan grinding
media.

b) Sizing
Merupakan pengelompokan mineral, dapat dilakukan dengan beberapa
cara,yaitu:

1. Screening adalah proses pengelompokan material berdasarkan ukuran


lubang ayakan sehingga ukurannya seragam. Bahan yang ditahan oleh
ayakan disebut oversize, yang melewati (lolos) disebut undersize. Tujuan
dilakukan screening adalah:

- Mempertinggi kapasitas unit operasi lainnya


- Mencegah terjadinya over crushing atau over grinding

5
- Memenuhi permintaan pasar
- Menyempurnakan langkah dalam “concentration process”
c) Classifying
Kecepatan pengendapan tergantung pada ukuran, bentuk dan berat jenis
partikel. dalam classifying ini partikel kasar, berat dan berbentuk bulat akan
mengendap lebih cepat daripada partikel yang ringan dan berbentuk tidak teratur.
Berdasarkan media pemisahnya, classifying terdiri atas:

1. Sorting classifier menggunakan cairan kenta, pada sorting classifier,


kondisi pengendapannya adalah “hindered setting” yaitu pengendapan
yang mengalami hambatan meskipun dalam media yang kental.

2. Sizing classifier menggunkan cairan encer, dalam sizing classifier


diperlukan penambahan air disamping air yang telah ada dalam suspensi.
Sizing classifier ini menggunakan kondisi free settling yaitu pengendapan
dari material secara individu yang mengendap secara langsung/tanpa
hambatan dari material lain.

3. Sizing classifier menggunakan udara, pada sizing classfier karena


menggunakan udara maka classifier ini sering disebut dengan pneumatic
classifier. Kebanyakan penggunaan classifier ini adalah untuk
menghilangkan debu-debu dengan menggunakan hembusan udara yang
dilengkapi dengan alat pengumpul debu/kotoran.

2.2.2 Konsentrasi

Merupakan suatu proses pemisahan antara mineral berharga dengan


mineral tak berharga sehingga didapatkan kadar yang lebih tinggi dan
menguntungkan. Ada beberapa cara pemisahan yang mendasarkan pada sifat fisik
mineral diantaranya adalah:
a) Warna, kilap dan bentuk Kristal, konsentrsi yang dilakukan dengan
tangan biasa (hand picking/hand sorting)

6
b) Gravity concentration, konsentrasi yang berdasarkan pada berat jenis.
c) Sifat kemagnetan, mineral dipisahkan berdasarkan sifat kemagnetan
yang dimiliki. Alat yang biasa digunakan adalah magnetic separator.
d) Daya hantar listrik, alat yang biasa digunakan adalah high tension
separator atau electro static separator yang hasilnya berupa mineral
konduktor dan non konduktor. Proses ini selalu dilakukan dalam keadaan
kering.
e) Sifat permukaan mineral, permukaan mineral ada yang bersifat senang dan
tidak senang terhadap gelembung udara. Untuk mengubah mineral yang
senang terhadap air menjadi senang terhadap udara biasanya digunakan
reagent kimia seperti Collector, Modifier dan Frother.

2.2.3 Dewatering

Merupakan proses pemishan antara cairan dengan pedatan. Proses ini


dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu:
1. Thickening, Yaitu proses pemisahan antara padatan dengan cairan
berdasarkan atas kecepatan mengendap partikel atu mineral dalam suatu
pulp
2. Filtarsi, Proses filtrasi adalah proses pemisahan padatan dari campuran
fasa cair. Pada filtrasi secara garis besar pemisahannya adalah material
ditampung dalam suatu filter maka material tersebut akan tetap berada di
atas filter sedangkan air akan lolos meninggalkan filter.
3. Drying, Adalah proses penghilangan air dari padatan dengan cara
pemanasan sehingga padatan benar-benar bebas dari cairan. Pada drying
pemisahannya dilakukan dengan cara penguapan (evaporasi).

2.3 Definisi Crusher

Crusher merupakan mesin yang dirancang untuk mengurangi besar batu ke


batu yang lebih kecil seperti kerikil atau debu batu. Crusher dapat digunakan

7
untuk mengurangi ukuran atau mengubah bentuk bahan tambang sehingga dapat
diolah lebih lanjut. Cruseher merupakan alat yang digunakan dalam proses
crushing, Crushing merupakan proses yang bertujuan untuk meliberasi mineral
yang diinginkan dari mineral pengotornya. Crushing biasanya dilakukan dengan
proses kering, dan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu Prymary crushing, secondary
crushing, dan fine crushing.
Prymari crushing merupakan Merupakan peremukan tahap pertama, alat
peremuk yang biasanya digunakan pada tahap ini adalah Jaw Crusher dan
Gyratory Crusher. Umpan yang digunakan biasanya berasal dari hasil
penambangan dengan ukuran berkisar 1500 mm, dengan ukuran setting antara 30
mm sampai 100 mm. Ukuran terbesar dari produk peremukan tahap pertama
biasanya kurang dari 200 mm.

Secondary Cruher merupakan peremukan tahap kedua, alat peremuk yang


digunakan adalah Jaw Crusher ukuran kecil, Gyratory Crusher ukuran kecil,
Cone Crusher, Hammer Mill dan Rolls. Umpan yang digunakan berkisar 150 mm,
dengan ukuran antara 12,5 mm sampai 25,4 mm. Produk terbesar yang dihasilkan
adalah 75 m.

2.4 Jaw Crusher

Merupakan salah satu peralatan pemecah batu yang paling terkenal di


dunia, Jaw Crusher sangat ideal dan sesuai untuk penggunaan pada saat
penghancuran tahap pertama dan tahap kedua. Memiliki kekuatan anti-tekanan
dalam menghancurkan bahan paling tinggi hingga dapat mencapai 320Mpa.

Jaw crusher diperkenalkan oleh Blake dan Dodge , dan beroperasi dengan
menerapkan penghancur bertekanan. Merupakan salah satu peralatan pemecah
batu yang paling terkenal di dunia. Jaw Crusher sangat ideal dan sesuai untuk
penggunaan pada saat penghancuran tahap pertama dan tahap kedua. Memiliki

8
kekuatan anti-tekanan dalam menghancurkan bahan paling tinggi hingga dapat
mencapai 320 Mpa. Keuntungan stone crusher model jaw crusher ini antara lain :

1. struktur sangat sederhana sehingg perawatannya mudah


2. kapasitas yang fleksibel
3. Proteksi dari over load
4. Efisiensi tinggi dan biaya operasi yang rendah
5. Hasil akhir partikel dan rasio hancur yang baik
Untuk pengolahan mineral pertambangan, jaw crusher dapat digunakan
untuk pengolahan menghancurkan bauksit, bijih tembaga, bijih emas, bijih besi,
bijih timah, mangan, bijih perak, bijih seng, alunite, aragonit, arsenik, aspal, ball
clay, barit, basal, bentonit, kokas, beton, dolomit, feldspar, granit, kerikil, gipsum,
kaolin, batu kapur, marmer, kuarsa, pasir silika, dll. Sering digunakan sebagai
peralatan pengolahan primer, sehingga jaw crusher dianggap memiliki kelebihan
dalam pemeliharaan mudah dan baik untuk instalasi.
Jaw crusher dapat mencapai rasio 4-6 dan menghancurkan bentuk produk
akhir. Mereka banyak diterapkan untuk menghancurkan kekerasan tinggi,
kekerasan pertengahan dan batu lunak dan bijih seperti terak, bahan bangunan,
marmer, dll. Kekuatan resistensi tekanan di bawah 350Mpa, yang, cocok untuk
menghancurkan primer. Jaw crusher bisa digunakan dalam kimia pertambangan,
industri metalurgi, konstruksi, jalan dan bangunan kereta api,, kemahiran, dan
lain-lain.
Cara kerja jaw crusher, yaitu bekerja mengandalkan kekuatan motor .
Melalui roda motor, poros eksentrik digerakkan oleh sabuk segitiga dan slot wheel
untuk terdiri dari jaw plate, jaw plate yang bergerak dan side-lee board dapat
dihancurkan dan diberhentikan membuat jaw plate bergerak seirama. Oleh karena
itu, material dalam rongga penghancuran yang melalui pembukaan pemakaian.
Kerja alat ini adalah dengan menggerakan salah satu jepit, sementara jepit yang
lain diam. Tenaga yang dihasilkan oleh bagian yang bergerak mampu
menghasilakn tenaga untuk menghancurkan batuan yang keras. Kapasitas jaw
crusher ditentukan oleh ukuran crusher.Alat pemecah rahang ini terutama dipakai

9
untuk memecah bahan olahan berupa bijih-bijih atau batu-batu. Bahan olahan ini
ini dipecah diantara dua rahang besi atau baja. Konstruksinya mempunyai
sepasang rahang yang satu diam dan yang satunya bergerak maju mundur ( bolak
balik ). Proses pemecahan bahan olahan dari pemecah rahang ini berlangsung
berkala dengan cara tekanan & potongan.

1.1 Jaw Crusher

2.5 Bagian-bagian dari Jaw Crusher

Berikut ini adalah bagian-bagian dari alat Jaw Crusher beserta


keterangan dan penjelasannya:
1. Fixed Jaw Plate adalah bagian yang tidak bergerak berfungsi
untuk menahan pada saat bagian yang lain bergerak menekan
batuan.
2. Guard Sheet adalah dinding yang bergerak dan bersifat
kasar yang digunakan untuk menumbuk dan menghancurkan
bahan.
3. Kinetic jaw plate adalah bagian yang bergerak dan
fungsinya untuk memberikan tekanan pada batuan.

10
4. Active jaw adalah bagian yang membuat kinetic jaw dapat
bergerak.
5. Toggle Plate adalah seperti baut pecah, digunakan
mengerakkan alat penghancur.
6. Adjust Seat adalah bagian yang digunakan untuk mengatur
naik turunnya dinding penghancur.
7. Adjustable wedge adalah b agian penyesuai gerakan pada saat
alat bekerja.
8. Spring adalah digunakan untuk menggerakkan toggle plate.
9. Fly wheel adalah roda yang berputar pada saat bekerja.
10. Frame adalah bagian pelindung luar atau penutup.
11. Eccentric shaft adalah poros yang berputar dan menyebabkan
alat bergerak.
12. Bearing adalah bagian yang berfungsi sebagai bantalan bagi
eccentric shaft.
13. Belt pulley wheel adalah sabuk yang menggerakkan roda
dan di hubungkan ke motor penggerak.

2.2 Bagian-bagian crusher

11
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan

 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
 Jaw Crusher
 Double Roll Crusher
 Backhoe
 Truck
 Alat Pelindung Diri, yaitu : Helm, Masker, dan Kacamata
 Papan data
 Kertas A4
 Penggaris dan alat tulis
 Kamera Hp

 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
 Material yang akan dihancurkan

3.2 Langkah – Langkah Pratikum


Adapun langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan praktikum ini,
antara lain :
a) Sebelum praktikum pengolahan bahan galian, pastikan sudah memakai Alat
Pelindung Diri.
b) Pertama backhoe akan menggali material, lalu ditumpahkan ke alat muat yaitu
truck yang akan dibawah dan ditumpahkan pada Jaw Crusher. Untuk
mendapatkan ukuran awal. Yang mana material yang dihancurkan akan
mendapatkan ukuran awal yang akan ditampung.

12
c) Kemudian hasil dari Jaw Crusher dibawa ketempat alat Double Roll Crusher.
Yang mana akan dihancurkan lagi untuk mendapatkan ukuran butir yang sesuai.
Dan akan jatuh ke tempat penampungannya.

13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan


Dalam pelaksanaan praktikum ini, Jaw Crusher digunakan untuk
menghancurkan bongkahan batuan dengan hasil ukuran batuan sesuai dengan Jaw
Crusher untuk menentukan hasil ukuran batuan yang sesuai.

Jaw Crusher yang digunakan dalam praktikum ini merupakan Jaw


Crusher yang terdiri dari dua buah jaw, yaitu Fixed Jaw (Jaw tetap) yang
berfungsi sebagai penghancur batuan dan Swing Jaw (Jaw bergerak) yang
berfungsi memberikan tumbukan untuk menghancurkan batuan tersebut.

Karena Jaw Crusher merupakan alat peremukan tahap pertama (Prymari


Crushing), maka hasil hancuran batuan dari Jaw Crusher tadi kemudian dilakukan
peremukan tahap kedua / Secondary Crushing dengan menggunakan Double Roll
Crusher tipe medium untuk memperkecilkan lagi ukuran batuan tersebut agar
menjadi lebih keci lagi.

4.1 Proses Crushing

14
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada pratikum ini ialah :

- Memahami tahapan-tahapan pengolahan bahan galian sehingga


para praktikan mengetahui skema – skema pengolahan baik itu
berupa batuan atau pun bahan galian lainnya
- Mengetahui alat-alat yang digunakan dilapangan serta prosesnya.

5.2 Saran
Adapun saran pada pratikum kali ini ialah :

- Gunakan alat pelindung diri sebelum melakukan kegiatan


- Persiapakan diri dengan baik agar tidak terjadi Human Error
- Check alat sebelum melakukan kegiatan pratikum
- Berdoa sebelum melakukan kegiatan pratikum agar kegiatan
pratikum berjalan maksimal

15
LAMPIRAN

16

Anda mungkin juga menyukai