Anda di halaman 1dari 9

TUGAS FISIKA

METODE ILMIAH

MENGANALISIS PENCEMARAN SUNGAI

Nama Kelompok :

1. Alisi Mutiara Kamilah. (03)


2. Asyraf Hidayatullah. (07)
3. Eka Indah Meilani Putri. (13)
4. Fahry Baihaqi. (14)
5. M.Giofan Febriano Maulana. (25)
6. Nova Merliana Safira. (30)
7. Rosario Brigitte Katcha Dhuhita. (35)
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………...i


BAB I …………………………………………………………………………………………1
1.1 Latar Belakang …..………………………………………………………………………1
1.2 Rumusan Maasalah……………………………………………………………………...2
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………………………….2
BAB II ………………………………………………………………………………………...3
2. Pembahasan……………………………………………………………………………….3
2.1 Melakukan Observasi………………………………………………………………….3
2.2 Perumusan Hipotesis…………………………………………………………………..3
BAB III ……………………………………………………………………………………….4
KESIMPULAN …………………………………………………………………………….4
Lampira-Lampiran………………………………………………………………………….5
Penutupan……………………………………………………………..................................6

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Sungai adalah tempat berkumpulnya air yang berasal dari hujan yang jatuh di daerah
tangkapannya dan mengalir dengan takarannya. Sungai tersebut merupakan drainase alam
yang mempunyai jaringan sungai dengan penampangnya, mempunyai areal tangkapan hujan
atau disebut Daerah Aliran Sungai (DAS) (Siregar, 2004). Surakarta mempunyai aliran
sungai yang panjang, yaitu Sungai Bengawan Solo. Sungai ini merupakan sungai terpanjang
di Pulau Jawa dan memiliki beberapa anak sungai, salah satu anak sungai Bengawan Solo
adalah Sungai Anyar. Menurut Balai Besar Bengawan Solo (2017), Sungai Anyar merupakan
anak sungai Bengawan Solo yang terletak di Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari
Surakarta (dapan Terminal Bus Tirtonadi). Sungai ini memiliki panjang 6,3 kilometer dengan
hulu mulai dari bendung karet Kecamatan Banjarsari dan hilir di Kecamatan Jebres. Sungai
Anyar berada di tengah kota dan berfungsi sebagai drainase kota. Berdasarkan letaknya yang
berada di tengah kota dan tepiannya sungai dengan hunian padat penduduk, membuat sungai
ini mendapat dampak dari aktivitas dari Kota Surakarta maupun dari luar Kota Surakarta.
Aktivitas yang mempengaruhi sungai Anyar antara lain permukiman warga/ DAS, aktivitas
domestik, peternakan, dan pemancingan ikan di sekitar tepi sungai. Dampak dari akivitas
tersebut akan berpotensi menjadi tempat pembuangan limbah domestik maupun limbah
industri. Ekosistem perairan yang telah mendapat dampak dari aktivitas masyarakat
berpengaruh pada perubahan ekosistem di sungai. Aktivitas inilah yang dapat mengubah sifat
fisik, kimia, maupun biologi perairan. Perubahan ini dapat berakibat pada biota perairan
sungai khsusnya plankton dan organisme mikroskopis sungai. Kualitas perairan sungai
disebabkan oleh perubahan lahan, 2 curah hujan, aktivitas manusia yang menyebabkan
pencemaran air sungai baik fisik, kimia, maupun biologi (Martopo, 1987). Salah satu sifat air
tercemar adalah adanya perubahan suhu, adanya perubahan warna, adanya bau, adanya rasa
air, adanya endapan atau bahan terlaurt, dan adanya mikroorganisme (Effendi, 3003).
Tingkat pemcemaran suatu perairan dapat diketahui melalui erbagai cara, yaitu melalui
parameter biotik dan abiotik. Parameter abiotik (fisika dan kimia) meliputi warna, bau, pH,
suhu, dan keceatan arus. Sedangkan parameter biotik berdasarkan indeks keanekaragaman
fitoplankton (Soegiyanto, 2004). Plankton adalah mikroorganisme yang ditemui hidup
melayang di perairan, mempunyai gerak sedikit sehingga mudah terbawa arus. Bedasarkan
habitatnya plankton ditemui di perairan baik danau, sungai, waduk, air payau, maupun air
laut. Plankton dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fitoplankton (plankton nabati) dan
zooplankton (plankton hewani) (Fachrul, 2007). Fitoplankton adalah tumbuhan yang
hidupnya melayang dan mengapung di dalam laut. Ukurannya yang kecil tidak dapat dilihat
dengan kasat mata, ukuran umum fitoplankton berkisar antara 2-200 μm (Nontji, 2008).
Berdasarkan cara hidupnya zooplankton dibedakan menjadi dua kelompok yaitu
holoplankton dan meroplankton. Holoplankton merupaka plankton yang seluruh hidupnya
bersifat planktonik (plankton permanen) sedangkan meroplankton merupakan plankton yang

1
sebagian daur hidupnya bersifat planktonik (Dahuri, Rais, & Ginting, 2001). Salah satu ciri
khas dari fitoplankton adalah dapat berkembang secara berlipat ganda dalam waktu yang
relatif singkat, tumbuh dengan kerapatan tinggi, dan melimpah (Nontji, 2008). Fitoplankton
dapat digunakan sebagai indikator kualitas lingkungan perairan dengan mengetahui
keseragaman jenis yang disebut keheterogenan jenis. Komunitas dikatakan mempunyai
keseragaman jenis tinggi, jika kelimpahan masing-masing jenis tinggi (Fachrul, 2007).
Komunitas plankton yang ditemukan di hulu Sungai Anyar sebesar 11 spesies dengan indeks
diversitas sebesar 1,927 dan bagian hilir Sungai Anyar 3 sebesar 15 spesies dengan indeks
diversitas sebesar 1,396. Hal ini menunjukkan kualitas air di Sungai Anyar tercemar sedang.
Secara visual tampak terjadi penyuburan perairan, terlihat warna air hijau pekat (blooming).
Blooming diduga terjadi karena limbah pertanian yang mengandung fosfat dan nitrat
berlebih. Keadaan seperti ini mengakibatkan jumlah fitoplankton mati cukup banyak (Astirin,
Setyawan, & Marti, 2002). Perairan Laguna ditemukan tingkat keanekaragaman fitoplankton
pada divisi Bacillariophyta antara 32,865 – 34,475 ind/L disebabkan karena pada stasiun ini
banyak ditemukan kapur dan mineral cukup banyak yang akan menyebabkan perairan
menjadi subur. Divisi Bacillariophyta banyak ditemukan karena divisi ini mampu beradaptasi
dengan lingkungan yang ada dan mempunyai toleransi dan daya adaptasi yang tinggi
(Medinawati, 2010). Banyaknya divisi Bacillariophyta yang ditemukan dapat digunkana
sebagai parameter kualitas air dikatakan tercemar dan mengidikasikan bahwa kondisi
perairan mengalami pencemaran (Yoga & Bambang Suharno, 2007). Berdasarkan penelitian
sebelumnya di wilayah Sungai Anyar, penelitian hanya meneliti pencemaran air atau
plankton secara umum, sedangkan penelitian fitoplakankton di anak Sungai Bengawan Solo
khususnya Sungai Anyar masih sangat kurang. Penelitian mengenai kualitas air lebih banyak
dilakukan di luar wilayah Kota Surakarta. Untuk melengkapi informasi mengenai kualitas air
dengan indeks keanekaragaman fitoplankton perlu dilakukan penelitian kualitas air dengan
indeks keanekaragaman fitoplankton di Sungai Anyar. Hal inilah yang menjadi dasar
penelitian tentang “Kualitas Perairan Sungai Anyar (Anak Sungai Bengawan Solo) Surakarta
Ditinjau Dengan Indeks Keanekaragaman Fitoplankton”.

1.2 Perumusan Masalah


1. Apakah penyebab utama pencemaran sungai?
2. Bagaimana dampak pencemaran sungai bagi ekosistem?
3. Bagaimana cara mengatasi meningkatnya kadar pencemaran air akibat limbah rumah
tangga?

1.3 Tujuan Penelitian


Untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh limbah rumah tangga dan limbah industri.

2
3
BAB II
PEMBAHASAN

1. Menyelesaikan suatu masalah secara ilmiah:


Definisi Metode Ilmiah:
Metode Ilmiah atau ilimah metode adalah tahapan atau langkah yang harus dilakukan untuk
melakukan proyek ilmiah (sains proyek). Proyek ilmiah merupakan tentang kegiatan penelitian

2.1 Melakukan Observasi


Dari hasil pengamatan yang telah kami amati, kami mendapatkan hasil sebagai berikut:
 Rata-rata sampah yang dibuang berupa limbah rumah tangga dan berbagai macam
sampah plastik
 Limbah rumah tangga yang dibuang berupa sampah organik dan non organik.

2.2 Perumusan Hipotesis


Menurut kami sungai ini tercemar karena banyak orang yang membuang sampah di
sungai dan airnya menjadi tercemar dan keruh.

Analisis Data:Setelah Kami teliti,sampah/limbah rumah tangga yang di buang tidak pada
tempatnya (Sungai) dapat menyebabkan terjadinya penumpkan sampah dan menyebabkan warna
air pada sungai tersebut menjadih coklat (Keruh).

4
BAB III
KESIMPULAN
Dari berbagai uraian diatas kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut; bahwa pencemaran
lingkungan terjadi karena ulah manusia itu sendiri yang tidak dapat mengolah dan memanfaatkan
lingkungan dengan baiik. Dampak pencemaran lingkungan khususnya bagi kesehatan manusia
yaitu akan berdampak pada tingkat kekebalan tubuh. Selain itu berdampak pada kelestarian alam,
semakin banyak ppencemaran yang terjadi maka akan berdampak juga pada rusaknya sebuah
ekosistem yang semakin parah.
Cara penanganan pencemaran lingkungan dilakukan dengan mengatur system pembuangan
limbah industry sehingga tidak mencemari lingkungan, menempatkan industri atau pabrik
terpisah dari kaawasan pemukiman penduduk, melakukan pengawasan atas penggunaan
beberapa jenis pestisida yang berpotensi menjadi penyebab dari pencemaran lingkungan.

5
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Foto sungai yang tercemar sampah/limbah rumah tangga

(Foto yang diambil di lokasi Puri indah, sebelah took tanaman)

6
PENUTUP

Sekian hasil Laporan Analisis “Pencemaran Sungai” dari kelompok 3, kami berharap penelitian
ini bisa bermanfaat bagi teman teman lainnya mohon maaf bila ada salah kata, kami ucapkan
Terimakasih.

Wassalamualaikum wr wb.

Anda mungkin juga menyukai