Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI PERAIRAN

SECARA DARING

OLEH:

Josep Elbrian B. (202111120001)

Anysa Nadya W. (202111120002)


Elsam Fathony T. (202111120003)
Dio Pratama P. (202111120004)
M. Lukman Hakim (202111120005)

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DR. SOETOMO
SURABAYA
2021-2022

Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (YME). Di mana
Tuhan YME telah memberikan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami dari
kelompok I dapat melaksanakan sebuah praktikum dan menyelesaikannya
dengan baik.

Sehingga akhirnya terusunlah sebuah laporan resmi praktikum ekologi ini.


Laporan ini telah kami susun dengan sistematis dan sebaik mungkin. Hal ini
bertujuan untuk memenuhi tugas Praktikum Ekologi Perairan.

Dengan selesainya laporan resmi praktikum ini, maka kami tidak lupa
mengucapkan banyak terima kasih. Kami juga menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan praktikum
Ekologi ini.  Khususnya kepada :

1. Kepada Ibu Ir. Sumaryam,M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah


Ekologi Perairan.
2. Orang tua kami yang telah mendoakan kelancaran kuliah kami.
3. Seluruh teman-teman yang berkenan saling membantu menyelesikan
laporan praktikum ekologi ini.

Demikian ini laporan Praktikum Ekologi Perairan yang telah kami buat. Kami
mohon kritik dan sarannya apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan
laporan ini. Semoga laporan Praktikum Ekologi Perairan ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak. Juga bermanfaat bagi kami selaku penulis.

Surabaya, 18 Juni 2022

Penyusun,

Kelompok 1

Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………2
DAFTAR ISI……………………………………………………………..3
BAB 1. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………...5
1.1 Parameter fisika………………………………………………………5
1.1.1 Suhu………………………………………………………………5
1.1.2 Kecerahan………………………………………………………...5
1.1.3 Warna air…………………………………………………………6
1.1.4 Kekeruhan………………………………………………………...6
1.2 Kecepatan arus……………………………………………………….8
1.3 Parameter Kimia……………………………………………………..8
1.3.1 Derajat keasaman / pH…………………………………………...8
1.3.2 Oksigen terlarut / DO…………………………………………….9
1.3.3 Salinitas………………………………………………………….9
1.4 Parameter Biologi……………………………………………………9
1.4.1 Plankton…………………………………………………………9
1.4.2 Makrozoobenthos………………………………………………..11
1.4.3 Nekton…………………………………………………………...12
1.4.4 Neuston………………………………………………………….13
1.4.5 Perifion…………………………………………………………..13
BAB 2. METODOLOGI…………………………………………………14
2.1. Pengamatan Parameter Fisika……………………………………15
2.1.1 Parameter Fisika…………………………………………………...15
2.1.2 Alat Pengukur……………………………………………………..15
2.1.3 Cara kerja alat pengukur…………………………………………..15
2.1.4 Pengaruh parameter fisika bagi makhluk hidup…………………...15
2.1.5 Kisaran terbaik parameter…………………………………………16
2.2. Pengamatan Kecepatan Arus……………………………………16
2.3. Pengamatan Parameter Kimia…………………………………..17

Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page


2.3.1 Parameter kimia……………………………………………….17
2.3.2 Alat pengukur …………………………………………………18
2.3.3 Cara kerja alat pengukur………………………………………18
2.3.4 Pengaruh parameter kimia bagi makhluk hidup……………….20
2.3.5 Kisaran terbaik parameter……………………………………...20
2.4. Pengamatan Parameter Biologi………………………………21
2.4.1 Parameter biologi………………………………………………21
2.4.2 Jenis organisme………………………………………………...22
2.4.3 Peran organisme dalam ekosistem……………………………..22
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………24
3.1. Pengamatan Parameter Fisika…………………………………24
3.2. Pengamatan Kecepatan Arus………………………………….26
3.3. Pengamatan Parameter Kimia…………………………………27
3.4. Pengamatan Parameter Biologi………………………………..28
BAB 4. KESIMPULAN……………………………………………….30
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….31

Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page


BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Parameter Fisika

1.1.1 Suhu

Suhu merupakan kapasitas panas, dimana penyebaran suhu dalam perairan


terjadi karena adanya penyerapan dengan angin. Perubahan suhu sangat
mempengaruhi proses metabolisme dan kisaran suhu yang diperlukan untuk
proses pembenihan ikan adalah antara 25 – 30oC. Suhu air mempengaruhi
kandungan oksigen terlarut dalam air. Semakin tinggi suhu air, semakin kecil
kandungan oksigen terlarutnya (Sutisna dan Sutarmanto, 1995).

Setiap ikan mempunyai temperatur tertentu untuk mempertahankan


pertumbuhan agar tetap normal. Diluar kisaran tersebut ikan akan mengalami
gangguan, sehingga perlu melakukan adaptasi agar dapat mempertahakan
pertumbuhannya agar tetap normal. Setiap temperatur tinggi, ikan akan
kekurangan oksigen dan sistem enzim tidak dapat lagi berfungsi dengan baik,
sehingga menyebabkan timbulnya stres. Penyakit ikan berkembang dengan
cepat, sehingga ikan mudah terserang penyakit jika konsentrasi oksigen dalam
air rendah atau suhu air terlalu tinggi (Effendi, 2003).

1.1.2 Kecerahan

Kecerahan air dalam kolam pemeliharaan ikan juga mempengaruhi hidup dan
perkembangan ikan. Air yang keruh tidak baik untuk budidaya sebab
menghambat cahaya matahari untuk menembus ke dasar kolam. Kekeruhan
antara lain disebabkan oleh lumpur dan jasad renik (Susanto, 1986).

Kandungan padatan tersuspensi dalam air juga dapat mengakibatkan penyakit


pada ikan, menyebabkan terganggunya pertumbuhan ikan. Kekeruhan juga

Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page


berpengaruh terhadap daya pandang ikan, sehingga menyebabkan pakan tidak
termakan (Rejeki, 2001).

1.1.3 Warna air

Warna dapat menghambat penetrasi cahaya ke dalam air. Air laut berwarna
karena proses alami, baik yang berasal dari proses biologis maupun non-
biologis. Produk dari proses biologis dapat berupa humus, gambut, dan lain-
lain. Sedangkan, produk dari proses non-biologis dapat berupa senyawa-
senyawa kimia yang mengandung unsur Fe, Ni, Co, Mn, dan lain-lain. Selain
itu, perubahan warna air laut dapat pula disebabkan oleh kegiatan manusia
yang menghasilkan limbah berwarma. Air laut dengan tingkat warna tertentu
dapat mengurangi proses fotosintesa serta dapat mengganggu kehidupan biota
akuatik terutama fitoplankton dan beberapa jenis benthos. Warna air pada suatu
perairan yang kita lihat adalah merupakan berkas cahaya yang dapat diserap
dan keluar kembali dari perairan tersebut. Warna yang disebabkan oleh bahan-
bahan yang melayang-layang baik berupa organisme maupun benda mati.
Warna-warna air tersebut seperti warna biru, hijau, kuning, dan warna cokelat.

1.1.4 Kekeruhan

Kekeruhan disebabkan oleh padatan organik atau anorganik yang larut dalam
air, sebagai akibat erosi dari tanah, limbah pertambangan, buangan limbah
rumah tangga, serta berbagai limbah industri lainnya. Limbah organik juga
mengakibatkan penurunan oksigen (Susanto, 1986)

Kekeruhan merupakan gambaran dari sifat optic air oleh adanya bahan padatan
terutama bahan tersuspensi dan sedikit dipengaruhi oleh warna air. Bahan
tersuspensi ini berupa partikel tanah liat, lumpur, koloid tanah, dan organisme
perairan (mikroorganisme). Padatan tersuspensi tidak hanya membahayakan
ikan tetapi juga menyebabkan air tidak produktif karena menghalangi sinar
matahari untuk fotosintesa. Kekeruhan air atau sering disebut turbidty adalah

Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page


salah satu parameter uji fisik dalam analisis air. Tingkat kekeruhan air
umumnya akan diketahui dengan besarnya NTU (Nephelometer Turrbidty
Unit) setelah dilakukan uji aplikasi menggunakan alat turbidimeter. Apabila
bahan tersuspensi ini adalah organisme, maka pada batas-batas tertentudapat
dijadikan indicator terjadinya pencemaran suatu perairan. Oleh sebab itu
kekruhan dapat mempengaruhi/menentukan :

 Terjadinya gangguan respirasi


 Dapat menurunkan kadar oksigen dalam air
 Terganggunya daya lihat (visual) organisme akuatik
 Terjadinya gangguan terhadap habitat
 Menghambat penetrasi cahaya masuk ke dalam air
 Mengurangi efektivitas desinfeksi pada proses penjernihan air

Padatan tersuspensi terkorelasi positif dengan kekeruhan, semakin


tinggi padatan tersuspensi yang terkandung dalam suatu perairan maka
perairan tersebut semakin keruh. Kekeruhan pada perairan yang
tergenang (lentik) lebih banyak disebabkan oleh bahan tersuspensi yang
berupa koloid dan berupa partikel-partikel halus, sedangkan pada
sungai yang sedang banjir disebabkan karena adanya larutan tersuspensi
yang terbawa air.

Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page


1.2 Kecepatan Arus

Arus merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dikarenakan tiupan
angin atau perbedaan densitas atau pergerakan gelombang panjang. Arus atau
aliran air adalah parameter fisika yang dapat dijadikan pembeda beberapa
ekosistem perairan tawar (Hutabarat dan Evans, 1986).

Kecepatan arus baik langsung maupun tidak langsung mempengaruhi substrat


dasar yang merupakan faktor yang menentukan komunitas bentos. Secara
langsung arus air akan menambah jumlah oksigen dalam air dan mengurangi
susunan partikel dasar sungai yang merupakan faktor yang menentukan
komposisi bentos. Selain itu arus juga dapat mengakibatkan kerusakan jaringan
tubuh hewan makrobenthos, namun juga dapat membantu penyebaran larva
hewan-hewan makrobenthos (Arie, 2000).

1.3 Parameter Kimia

1.3.1 Derajat keasaman (pH)

Konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam suatu cairan dikatakan dengan pH.
Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai pH
sekitar 7 – 8,5. Nilai pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi perairan
misalnya proses nitrifikasi akan berakhir jika pH rendah. Toksisitas
memperlihatkan peningkatan pada pH rendah (Effendi, 2003).

Organisme air dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai pH
dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basa lemah. Nilai pH yang
ideal bagi kehidupan organisme air antara 7-8,5. Kondisi perairan yang bersifat
sangat asam maupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup
organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan
respirasi (Barus, 2002).

Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page


1.3.2 Oksigen terlarut (DO)

Oksigen terlarut (DO) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal
dari fotosintesa dan absorbsi atmosfer. Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua
jasad hidup untuk pernafasan, metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian
menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan. Disamping
itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan
anorganik dalam proses aerobik.
Kecepatan difusi oksigen dari udara tergantung dari beberapa faktor antara lain
kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara seperti angin,
gelombang dan pasang surut. Odum (993) menyatakan bahwa kadar oksigen
dalam air laut akan bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan berkurang
dengan semakin tingginya salinitas.

1.3.3 Salinitas
Salinitas adalah banyaknya garam dalam air yang dikandung dalam 1 kg air
laut, setelah bromida dan iodida diubah menjadi klorida, karbonat menjadi
oksida. Pada perairan, salinitas didominasi oleh garam dari NaCl, KCl dan
NH4Cl (Dahuri, 1996).
Hampir semua organisme hidup pada daerah yang mempunyai perubahan
salinitas yang sangat kecil. Daerah estuaria adalah suatu daerah dimana kadar
salinitasnya berkurang karena adanya sejumlah air tawar yang masuk karena
adanya sejumlah air tawar yang berasal dari sungai dan juga disebabkan
terjadinya pasang surut.

1.4 Parameter Biologi


1.4.1 Plankton
Pada ekosistem perairan, organisme utama yang mampu memanfaatkan energi
cahaya adalah tumbuhan hijau terutama fitoplankton. Fitoplankton merupakan
organisme autotrof yaitu organisme yang mampu menghasilkan bahan organik

Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page


dari bahan anorganik melalui proses fotosintesis dengan bantuan cahaya
matahari.
Sebagai organisme autotrof fitoplankton berperan sebagai produser primer
yang mampu mentransfer energi cahaya menjadi energi kimia berupa bahan
organik pada selnya yang dapat dimanfaatkan oleh organisme lain pada tingkat
tropis diatasnya. Pada ekosistem akuatik, sebagian besar produktivitas primer
dilakukan oleh fitoplankton (Parsons, dkk (1984) dalam Sunarto (2008).
Menurut Herawati (1989), ciri-ciri beberapa phylum dari plankton antara lain:
a. Phylum Chlorophyta
· Berwarna hijau karena mempunyai proporsi pigmen pada chloroplasnya jauh
lebih baik
· Tersebar luar pada daerah air stagnan dari perairan tawar sampai ke laut,
tetapi lebih spesifik pada perairan tawar
· Reproduksinya secara seksual
· Dinding sel bagian bawah terdiri dari selulosa yang dilapisi jaringan pectin
· Dapat menyebabkan blooming perairan jika mereka membentuk lapisan
pectin tebal

b. Phylum Cyanophyta
· Mengandung pigmen kebiruan phycocyanin dan sering juga pigmen
kemerahan
· Variasi warna disebabkan oleh chlorofil, carotenoid, phycocyanin, phycocoid
dan kadang-kadang juga oleh pigmen sel serta refraksi warna oleh pseudova
· Tidak mempunyai membran nucleus dan nucleolus
· Reproduksi aseksual
· Sering menyebabkan blooming perairan
· Hidup melayang pada atau dekat permukaan
· Hidup secara berkoloni
· Jika mati menghasilkan bau busuk

c. Phylum Chrysophyta
Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page
· Sifat bentis atau terestial, sedangkan lainnya epiphytic/epizotic
· Dapat berkembang cepat sebagai flora planktonik
· Merupakan tanaman bersel satu
· Sel diatom terdiri atas dua bagian disebut valve. Bagian atas disebut epiteca
dan bagian bawah hypoteca
· Valve mengandung silica
· Reproduksinya dengan cara pembelahan sel dan pembentukan spora

d. Phylum Rhodophyta
· Dinding sel terdiri dari selulosa dan agar karaginan
· Tidak pernah menghasilkan sel berflagel
· Pigmen chlorophyl terdiri atas chlorophyl A dan P
· Pigmen fikobilin terdiri dari fitoeritrin dan tikosia yang sering disebut pigmen
aksesori, pigemen tersebut ada dalam chloroplas cadangan makanan berupa
tepung holidea dan berada diluar chlorophyl
· Reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan fragmentasi
· Rhodophyta memberi bermacam spora dan pospora (spora seksual), spora
nektral, monospora, tetraspora, biospora dan polispora

1.4.2 Makrozoobenthos
Diantara benthos yang relatif mudah diidentifikasi dan peka terhadap
perubahan lingkungan perairan adalah jenis-jenis yang termasuk dalam
kelompok invertebrata makro. Kelompok ini lebih dikenal dengan
makrozoobenthos (Rosenberg ,1993) dalam Mahbubillah (2010).
Makrozoobenthos merupakan hewan yang sebagian atau seluruh siklus
hidupnya berada di dasar perairan, baik yang sessil, merayap maupun menggali
lubang. Hewan ini memegang beberapa peran penting dalam perairan seperti
dalam proses dekomposisi dan mineralisasi material organik yang memasuki
perairan serta menduduki beberapa tingkatan trofik dalam rantai makanan.
Menurut Mahbubillah (2010), benthos dapat diklasifikasikan berdasarkan
tempat hidupnya, yaitu:
Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page
a. Epifauna: hewan yang hidupnya diatas permukaan dasar lautan. Contoh:
kepiting berduri, siput laut, bintang laut.
b. Infauna: hewan yang hidupnya dengan cara menggali lubang pada dasar
lautan, contoh: cacing, tiram, remis.

1.4.3 Nekton
Berbeda dengan plankton, nekton terdiri dari organisme yang mempunyai
kemampuan untuk bergeral sehingga mereka tidak tergantung pada aurs laut
yang kuat atau gerakan air yang disebabkan oleh angin. Mereka dapat bergerak
dalam air menurut kemampuannyab sendiri bersama dengan plankton sering
dikelompokkan dengan system pelagic. Kebanyakan merupakan hewan-hewan
besar dan di dalamnya termasuk organisme-organisme terbesar dan tercepat
bergerak di samudera. Jika plankton didominasi oleh hewan-hewan vertebrata.
Diantaranya ikan adalah kelompok terbanyak baik dalam spesies maupun
dalam individu, tetapi wakil dari kelas vertebrata, kecuali amphibi dijumpai
sebagai nekton.
Kelompok nekton semuanya adalah hewan, dan didalam hidupnya menduduki
sistem pelagic, pembagiannya meliputi dua terutama yang hidup pada wilayah
epipelagic yaitu holoepipelagik dan meroepipelagik. Kelompok nekton yang
hidup pada zona dekat dasar disebut spesies demersal, mereka biasanya
menghabiskan waktu diekat daerah dasar, terutama terumbu karang. Semua
ikan adalah predator, beberapa jenis ikan tertentu hidup didaerah yang didalam,
pada kedalaman ini sudah tidak dijumpai adanya cahaya, oleh karena itu
hewan-hewan yang hidup di zona ini mempunyai organ dalam tubuhnya yang
dapat mengeluarkan cahaya. Makan juga sangat terbatas sehingga untuk tetap
mempertahankan hidupnya mereka harus mampu memanfaatkan bermacam-
macam makanan atau mangsa yang tersedia.
Banyak diantara ikan-ikan yang hidup dilau dalam mempunyai perut yang
dapat menggelembung dan rahan yang berukuran melebihi tubuhnya,
tujuannya agar dapat memangsa makanan atau ikan lainnya walaupun mangsa
tersebut ukurannya lebih besar.
Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page
1.4.4 Neuston
Organisme yang tidak melekat pada substrat namun didapatkan diatas atau
dibawah filmm air (batas antara air dan udara) termasuk tumbuhan terapung.
Hewan yang hidup diatas film air epineuston sedangkan dibawah film air
disebut hyponeuston

1.4.5 Perifion
Kumpulan jasad renik hewan maupun tumbuh-tumbuhan (kumpulan ganggang
cyanobacteria dan mikroinvertebrata)yang hidup menetap disekitar apifiton
dalam perairan tawar. Sebagian besar perifiton berupa amoeba, cacing rotaroria
dan udan renik. Jasad renik tersebut melekat pada permukaan yang terendam di
dalam air. Perifiton berfungsi sebagai sumber makanan penting bagi konsumen
kecil seperti invertebrate dan beberapa ikan. Perifiton juga dapat menstabilkan
polusi yang terjadi di air. Perifiton menjadi indicator penting dalam memonitor
kualitas air (indicator perubahan kondisi) karena bisa dengan cepat merespon
perubahan lingkungan yang terjadi.

BAB II
METODOLOGI
METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM DARING

1. Pelaksanaan praktikum daring melalui media : Google - meet


Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page
2. Waktu pelaksanaan : Sabtu, 18 Juni 2022 (08.30-selesai)
3. Metode pelaksanaan : Online
Praktikum dilaksanakan dengan cara mengikuti dengan seksama
tayangan video yang telah dipersiapkan . tersebut tayangan video
Data – data yang dikumpulkan dari dikumpulkan , ditunjang oleh
materi dari pengantar praktikum dan referensi lain yang mendukung untuk
menjawab daftar pertanyaan yang telah disediakan . Kemudian data – data
tersebut dibahas berdasarkan teori – teori yang mendukung dalam bentuk
Laporan Praktikum Ekologi Perairan Secara Daring .

4. Petunjuk Pelaksanaan Praktikum :


“ IKUTI TAYANGAN VIDEO TERSEBUT DENGAN
CERMAT “ Dengan LINK yang sudah ditentukan
5. Ekositem dalam tayangan video berikut ( lihat link di masing – masing
pengamatan ) :
a . Tipe ekosistem .
b . Merupakan ekosistem dengan ciri – ciri . ( lihat literatur ) .

2.1 Pengamatan Parameter Fisika dengan link berikut :


https://www.youtube.com/watch?v=mExZjcUzvsO
2.1.1 Sebutkan masing – masing paramater fisika yang diamati dalam video
tersebut
1) Suhu
2) Kecerahan
Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page
3) Warna air
4) Kekeruhan

2.1.2 Nama alat pengukur


1) Termometer
2) Secchi disk

2.1.3 Bagaimana cara kerja dari masing – masing alat tersebut


1) Termometer
Pengukuran memakai thermometer adalah mencelupkan thermometer kedalan
perairan selama 5-10 detik kemudian thermometer diangkat dari air
2) Secchi disk
Cara kerjanya cukup mudah lempengan secchi disk diikat dengan tali lalu
dimasukkan kedalam air. Ketika pola yang terdapat pada secchi disktidak
terlihat lagi dalam air kedalaman tertentu, maka didapatkan hasil analisis
tingkat ukuran kecerahan air

2.1.4 Apa pengaruh parameter tersebut bagi makhluk hidup

1) Suhu
Lingkungan hidup organisme air relative tidak begitu banyak mengalami
fluktuasi suhu dibandingkan udara. Hal ini disebabkan panas jenis air lebih
tinggi daripada udara. Biota air memerlukan suhu yang stabil atau fluktuasi
suhu yang rendah, maka perlu adanya penyebaran suhu.

2) Kecerahan
Kecerahan yang tinggi mengakibatkan komoditas perairan cenderung mudah
stress dan intensitas cahaya yang masuk lebih tinggi, sehingga tentunya
berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup komoditas bubidaya tersebut.

3) Warna air
Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page
Warna air sangat ditentukan oleh kelimpahan plankton yang ada diperairan
tersebut. Sehingga dari warna perairan yang dibebabkan oleh plankton bisa
diamati, apakah kelimpahan plankton yang ada dapat bermanfaat atau
merugikan bagi komoditas perairan.

4) Kekeruhan
Masuknya cahaya matahi didalam air dipengaruhi juga oleh kekeruhan air,
sedangkan kekeruhan air menggambarkan tentang sifat optic yang ditentukan
berdasarkan banyaknya cahaya diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan
yang terdapat didalam perairan

2.1.5 Berapa kisaran terbaik dari masing – masing parameter tersebut


1. Suhu : 23˚C - 32˚C

2.2 Pengukuran Kecepatan arus dengan link berikut :


https://www.youtube.com/watch-ZPH4dzk
2.2.1 Sebutkan alat dan bahan yang digunakan
1) Stopwatch
2) Tali
3) Bola Plastik
2.2.2 Bagaimana cara kerjanya
1) Pasang dan letakkan bola diujung tali
2) Begitu bola menyentuh air ( pada titik A ), pasanglah stopwatch hingga terasa
tegang karena bola sudah terbawa arus melewati acuan ( titik B ) hingga
sejauh tali ( titik C )
3) Usahakan tangan pemegang tali selalu dekat dengan permukaan air
4) Buat pengukuran kecepatan dengan rumus perbandingan jarak tempuh per
waktu
5) Ulangi kerjaan ini 3 – 4 kali dan ambil rata – ratanya
2.2.3 Kecepatan arus rata - rata
Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page
1) Ulangan ke 1 ( Bola Merah )
V = s/t
= 1m/7s
= 0,142 m/s
2) Ulangan ke 2 ( Bola Biru )
V = s/t
= 1m/8s
= 0,125 m/s
3) Ulangan ke 3 ( Bola Kuning )
V = s/t
= 1m/7s
= 0,142 m/s

2.3 Pengamatan Parameter Kimia dengan link berikut :


https://www.youtube.com/watch?v=r5DKbUpailo

2.3.1 Sebutkan masing - masing paramater kimia yang diamati dalam video
tersebut
1) Mengukur pH air
2) Dissolved oxygen (DO)/kelarutan oksigen
3) Salinitas

2.3.2 Nama alat pengukur


1) pH (potensial hidrogen)
 pH paper
 Kotak standard

2) Oksigen terlarut (DO/Dissolved Oxygen)


 Botol DO
 Pipet tetes

Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page


 Erlen meyer
 Gelas ukur
 MnSO4, KOHJ, H2SO4 atau HCl pekat, amylum, Na2S2O3

3) Salinitas
 Refractometer

2.3.3 Bagaimana cara kerja dari masing - masing alat tersebut


1) pH
 pH paper dicelupkan kedalam perairan, Ditunggu ± 2 menit.
 pH paper diangkat dari perairan, dikipas-kipaskan sampai sampai kering,
kemudian dicocokkan dengan kotak pH,dicatat hasilnya.

2) Oksigen terlarut (DO)


 Botol DO dimasukkan dalam perairan dengan posisi miring, diisi pelahan
dengan air, jangan sampai terjadi gelembung udara, botol ditutup rapat
 Kedalam botol ditambahkan 5 tetes MnSO4 dan 5 tetes pereaksi oksigen,
dikocok sampai terjadi endapan coklat.
 Dibuang sedikit air yang bening diatas endapan coklat, ditambahkan 10 tetes
H2SO4 pekat, dikocok sampai endapan hilang.
 Ambil 25 ml air dalam botol, masukkan ke erlen meyer, ditambahkan 1-2 tetes
amylum sampai warna berubah menjadi biru
 Titrasi dengan Na thiosulfat sampai warna berubah jernih kembali, catat
volume titran
 Hitung DO dengan rumus dibawah
 Rumus untuk menghitung kadar oksigen dengan metoda Winkler adalah:
Ml titrasi Na2S2O3 x N Na2S2O3 x 8.000
Oksigen terlarut = ---------------------------------------------------
ml air contoh

Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page


 N Na2S2O3 = 0,02

3) Salinitas
 Sebelum dipakai, Refraktometer dibersihkan dengan tisu mengarah ke bawah
 Pada bagian prisma Refraktometer ditetesi dengan tetes cairan, semisal
aquadest atau larutan NaCl 5%. Cairan dituangkan hingga melapisi seluruh
permukaan prisma. Gunakan pipet untuk mengambil cairan yang ingin diukur.
 Tutup secara hati-hati refraktometer dengan mengembalikan pelat ke posisi
awal. Prisma jangan dipaksakan masuk jika sedikit tertahan.
 Untuk mendapat hasil salinitas, tengok ke dalam ujung bulat refraktometer.
Bakal terlihat satu angka skala atau lebih. Skala salinitas biasanya bertanda
0/00 yang berarti "bagian per seribu", dari 0 di dasar skala hingga 50 di
ujungnya. Ukuran salinitas terlihat pada garis pertemuan bagian putih dan
biru..
 Setelah dipakai, Refraktometer wajib dibersihkan hingga kering
menggunakan tisu atau kain lembut.
 Refraktometer sebaiknya disimpan di tempat kering. 
 Jangan sekali-kali menyentuh lensa (bagian optik) dengan tangan, apabila lensa
kotor segera bersihkan dengan kertas lensa.
 Jangan meninggalkan prisma masih dalam keadaan basah oleh sampel, bila
Refraktometer tidak digunakan lagi.
 Apabila alat tidak digunakan harus ditutup

2.3.4 Apa pengaruh parameter tersebut bagi makhluk hidup


1) Mengukur pH air
Pada pH 8.0-8,5apabila iar menjadi asam maka ikan banyak mengeluarkan
lender dan mempengaruhi pernafasan.
2) Dissolved oxygen (DO)

Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page


DO atau oksigen terlarut dalam air merupakan faktor kritis bagi budidaya ikan,
oksigen merupakan kebutuhan pokok bagi biota air pada umumnya udara di
atmosfer mengandung oksigen sebanyak 20,95% dari volume udara

Dissolved Oxygen ( D0 ) Efek pada ikan


dalam mg/l ( ppm )
<1 Ikan cepat mati

1-5 Ikan dapat hidup tetapi


reproduksi rendah dan
pertumbuhan lambat
>5 Perumbuhan dan reproduksi
normal

3) Salinitas
Salinitas air adalah konsentrasi dari total ion yang terdapat didalam perairan
atau jumlah kadar garam pada suatu perairan. Salinitas air dapat dilakukan
pengukuran dengan alat yang disebut dengan refraktometer atau salinometer

2.3.5 Berapa kisaran terbaik dari masing - masing parameter tersebut

1) Salinitas : 0-5 ppt ( perairan air tawar )


6-29 ppt ( perairan air payau )
30-35 ppt ( perairan air laut )

2.4 Pengamatan Parameter biologi dengan link berikut :


https://www.youtube.com/watch?v=qEpwUU3rmuo
2.4.1 Sebutkan paramater biologi yang diamati dalam video tersebut
1) Plankton
Adalah salah satu organisme hanyut apapun yang hidum dalam zona pelagic
samudera, laut, dan badan air tawar. Secara luas plankton dianggap sebagai
Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page
salah satu organisme terpenting di dunia, karena sebagai bekal makanan untuk
kehidupan akuatik.

2) Benthos
Adalah organisme yang hidup didekat dasar sungai atau dikenal sebagai zona
benthic. Meraka hidup didekat baik itu batu, lumpur, pasir, dll. Dan beradaptasi
dengan tekanan air dalam serta arus perairan yang deras. Benthos merupakan
organisme perairan yang keberadaanya dapat dijadikan indicator perubahan
kualitas biologi perairan sungai, selain itu organisme benthos juga dapat di
gunakan sebagai indikator biologi selama mempelajari ekosistem air.

3) Nekton
Adalah kelompok organisme yang tinggal di dalam kolom air ( water
column ) , baik di perairan tawar maupun laut. Nekton merupakan organisme
laut yang bermanfaat bagi manusia terutama untuk perbaikan gizi dan
peningkatan ekonomi. Tumpukan banhgkai nekton merupakan bahan dasar
bagi terbentuknya mineral laut seperti gas dan minyak bumi setekah
mengalami proses Panjang dalam jangka waktu ribuan bahkan jutaan tahun.

4) Neuston
Adalah istilah untuk organisme yang mengapung di atas air ( epineuston ) atau
tinggal tepat di bawah permukaan ( hyponeuston )

5) Perifiton
Di artikan sebagai sekumpulan organisme berukuran mikro yang menempel
atau menetap pada suatu substrat. Kelompok ini bergerak lambat atau merayap
atau merangkak pada substrat tersebut.

2.4.2 Sebutkan jenis - jenis organisme yang ditemukan dalam video tersebut
1) Kumbang
Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page
2) Protozoa
3) Bakteri
4) Laba – laba
5) Serangga air
6) Man o’war/ jelly fish

2.4.3 Apa peranan masing - masing organisme terhadap dalam ekosistem ?


1) Kumbang
Peran kumbang dibutuhkan dalam ekosistem karena aktivitas kumbang sebagai
pemakan tanaman, predator, scavenger atau pemakan bangkai, dan
dekompeser.

2) Protozoa
Terdapat peranan yang menguntungkan , yang pertama adalah mengontrol
jumlah populasi bakteri, dapat menjadi komponen penyusun dari plankton
sebagai sumber makanan dari binatang air, menjadi konsumen tingkat pertama
yang ada dalam ekosistem air. Selain itu terdapat peranan yang merugikan
diantaranya sebagai penyebab penyakit pada ternak, menyebabkan sakit
malaria, diare, serta kala azar.

3) Bakteri
Peranan utama bakteri dalam ekosistem adalah sebagai pengurai atau
decomposer. Adalah salah satu kompinen biotik penyusun ekosistem yang
bertugas untuk menguraikan zat organic sisa makhluk hidup yang telah mati
menjadi zat anorganiuk yang berada di dalam tanah.

4) Laba-laba
Laba- laba merupakan predator yang memiliki peran mengendalikan populasi
serangga dan intervertebrata lainnya serta regulasi di dalamnya. Oleh karena
itu, laba-laba memiliki peran di dalam stabilisasi ekosistem.

Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page


5) Serangga air
Kebanyakan serangga air pada umumnya hidup di air tawar, hanya sebagian
kecil hidup di air laut. Di samping itu, menguntungkan sebagai pakan alami
beberapa jenis ikan. Serangga air juga dapat merugikan antara lain sebagai
predator bagi larva atau ikan-ikan berukuran kecil bahkan terdapat serangga
yang dapat menyebabkan penyakit bagi manusia.

6) Man o`war/ Jelly fish


Karena ubur-ubur memainkan peran penting dalam ekosistem laut. Ubur-ubur
ini sabagai sumber makanan utama beberapa jenis ikan dan penyu laut.
Terdapat lebih dari 200 spesies ubur- ubur di seluruh dunia. Kondisi
lingkungan yang dibutuhkan untuk setiap spesies berkembang bisa berbeda.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengamatan Parameter Fisika

Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page


Parameter Fisika I Parameter Fisika II

Parameter Fisika III Parameter Fisika IV

Pengamatan Parameter Fisika

Indikator Parameter Fisika

Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page


NO Parameter Ideal

1 Suhu 23℃ - 32℃

2 Kecerahan 30 cm - 40 cm

3 Warna Air -

4 Kekeruhan Jasad Renik/Plankton

3.2 Pengamatan Kecepatan Arus

Mengenai Alat & Bahan Mengenai Cara Kerja

Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page


Percobaan pertama Percobaan kedua

Percobaan ketiga Percobaan Kuat Arus

Tabel Hasil Pengukuran


Kecepatan Arus / Aliran

Ulangan Kecepatan Aliran Rata-

Ke- A ke B B ke C rata

1 0,142 0,142 0,142

2 0,125 0,111 0,118

3 0,142 0,09 0,116

 Catatan : satuan dalam m/s

Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page


3.3 Pengamatan Parameter Kimia

Parameter Kimia Mengenai tujuan

Pengukuran salinitas Mengukur derajat keasaman/Ph

Pengukuran Dissolved oxygen Alat dalam mengukur parameter


(DO) kimia

Indikator Parameter Kimia

Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page


NO Parameter Ideal

1 Ph 7-8 ppt

2 Dissolved >5 ppt

3 Salinitas 15 – 35 ppt

3.4 Parameter Biologi

Mengenai tujuan parameter


Parameter Biologi
biologi

Parameter biologi plankton Parameter biologi benthos

Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page


Parameter biologi nekton Parameter biologi neuston

Parameter biologi perifiton

BAB IV
KESIMPULAN

Kualitas air adalah sifat air secara fisik, kimiawi, biologis, radioaktivitas,dan
organoleptic. Yang termasuk ke dalam parameter fisika adalah suhu,
kecerahan, warna air, dan kekeruhan. Selain itu, kuat arus menjadi salah satu
parameter dalam kualitas air. Parameter kimia yang terdiri dari mengukur Ph
air, Dissolved oxygen (DO), dan silinitas. Adapula parameter biologi yang
terdapat plankton, benthos, nekton, neuston, dan juga perifiton.

Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page


Dari hasil praktikum yang dilakukan mengenai keadaan fisika, kuat arus,
kimia, serta biologo didapatkan hasil sebagai berikut : kecerahan diperoleh
samapai dasar perairan sebesar 30-40 cm, suhu berkisar 23-32℃, kekerurahan
idealnya terdapat jasad renik/plankton, kekuatan arus pada air. Ditinjau dari
keadaan kimia dapat disimpulkan bahwa oksigen terlarut untuk katabolisme.
Sedangkan, autotroph memerlukan karbondioksida untuk melangsungkan
proses sintesa makanan. Kadar karbon dioksida pada perairan tersebut masih
dapat ditolerir oleh organisme akuatik karena belum melampaui ambang batas.

Namun pada parameter biologi masih jarang digunakan sebagai penentu


pencemaran meskipun parameter fisika dan kimia hanya memberikan kualitas
lingkungan sesaat dan cengderung memberikan hasil dengan interpretasi
dalam kisaran lebar. Indikator biologis merupakan petunjuk yang mudah untuk
memantau terjadinya pencemaran lingkungan

DAFTAR PUSTAKA

https://text-id.123dok.com/document/nzw5rjv7z-parameter-biologi-uraian-
materi.html

https://123dok.com/document/8ydex2lq-kelas-pengelolaan-kualitas-air.html

https://www.academia.edu/17242041/NEKTON

https://www.academia.edu/25071290/parameter_biologi_kualitas_air

https://www.tneutron.net/blog/kecepatan-arus-dan-debit-air/

Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page


https://www.academia.edu/36667431/
PARAMETER_FISIKA_KUALITAS_AIR_1_Warna_Air

Cara Penggunaan Dan Perawatan Refractometer (alatuji.com)

(99+) Laporan limnologi analisis parameter fisika dan kimia | Helen Amelia -
Academia.edu

https://www.bing.com/search?
q=parameter+fisika+wrna+air&qs=NWU&pq=parameter+fisika+wrna+ai&sc=
8-
24&cvid=0C6E272A5566442297A9B16B3C61FCD6&FORM=QBRE&sp=1
&ntref=1

Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page

Anda mungkin juga menyukai