EKOLOGI PERAIRAN
SECARA DARING
OLEH:
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DR. SOETOMO
SURABAYA
2021-2022
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (YME). Di mana
Tuhan YME telah memberikan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami dari
kelompok I dapat melaksanakan sebuah praktikum dan menyelesaikannya
dengan baik.
Dengan selesainya laporan resmi praktikum ini, maka kami tidak lupa
mengucapkan banyak terima kasih. Kami juga menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan praktikum
Ekologi ini. Khususnya kepada :
Demikian ini laporan Praktikum Ekologi Perairan yang telah kami buat. Kami
mohon kritik dan sarannya apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan
laporan ini. Semoga laporan Praktikum Ekologi Perairan ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak. Juga bermanfaat bagi kami selaku penulis.
Penyusun,
Kelompok 1
KATA PENGANTAR……………………………………………………2
DAFTAR ISI……………………………………………………………..3
BAB 1. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………...5
1.1 Parameter fisika………………………………………………………5
1.1.1 Suhu………………………………………………………………5
1.1.2 Kecerahan………………………………………………………...5
1.1.3 Warna air…………………………………………………………6
1.1.4 Kekeruhan………………………………………………………...6
1.2 Kecepatan arus……………………………………………………….8
1.3 Parameter Kimia……………………………………………………..8
1.3.1 Derajat keasaman / pH…………………………………………...8
1.3.2 Oksigen terlarut / DO…………………………………………….9
1.3.3 Salinitas………………………………………………………….9
1.4 Parameter Biologi……………………………………………………9
1.4.1 Plankton…………………………………………………………9
1.4.2 Makrozoobenthos………………………………………………..11
1.4.3 Nekton…………………………………………………………...12
1.4.4 Neuston………………………………………………………….13
1.4.5 Perifion…………………………………………………………..13
BAB 2. METODOLOGI…………………………………………………14
2.1. Pengamatan Parameter Fisika……………………………………15
2.1.1 Parameter Fisika…………………………………………………...15
2.1.2 Alat Pengukur……………………………………………………..15
2.1.3 Cara kerja alat pengukur…………………………………………..15
2.1.4 Pengaruh parameter fisika bagi makhluk hidup…………………...15
2.1.5 Kisaran terbaik parameter…………………………………………16
2.2. Pengamatan Kecepatan Arus……………………………………16
2.3. Pengamatan Parameter Kimia…………………………………..17
TINJAUAN PUSTAKA
1.1.1 Suhu
1.1.2 Kecerahan
Kecerahan air dalam kolam pemeliharaan ikan juga mempengaruhi hidup dan
perkembangan ikan. Air yang keruh tidak baik untuk budidaya sebab
menghambat cahaya matahari untuk menembus ke dasar kolam. Kekeruhan
antara lain disebabkan oleh lumpur dan jasad renik (Susanto, 1986).
Warna dapat menghambat penetrasi cahaya ke dalam air. Air laut berwarna
karena proses alami, baik yang berasal dari proses biologis maupun non-
biologis. Produk dari proses biologis dapat berupa humus, gambut, dan lain-
lain. Sedangkan, produk dari proses non-biologis dapat berupa senyawa-
senyawa kimia yang mengandung unsur Fe, Ni, Co, Mn, dan lain-lain. Selain
itu, perubahan warna air laut dapat pula disebabkan oleh kegiatan manusia
yang menghasilkan limbah berwarma. Air laut dengan tingkat warna tertentu
dapat mengurangi proses fotosintesa serta dapat mengganggu kehidupan biota
akuatik terutama fitoplankton dan beberapa jenis benthos. Warna air pada suatu
perairan yang kita lihat adalah merupakan berkas cahaya yang dapat diserap
dan keluar kembali dari perairan tersebut. Warna yang disebabkan oleh bahan-
bahan yang melayang-layang baik berupa organisme maupun benda mati.
Warna-warna air tersebut seperti warna biru, hijau, kuning, dan warna cokelat.
1.1.4 Kekeruhan
Kekeruhan disebabkan oleh padatan organik atau anorganik yang larut dalam
air, sebagai akibat erosi dari tanah, limbah pertambangan, buangan limbah
rumah tangga, serta berbagai limbah industri lainnya. Limbah organik juga
mengakibatkan penurunan oksigen (Susanto, 1986)
Kekeruhan merupakan gambaran dari sifat optic air oleh adanya bahan padatan
terutama bahan tersuspensi dan sedikit dipengaruhi oleh warna air. Bahan
tersuspensi ini berupa partikel tanah liat, lumpur, koloid tanah, dan organisme
perairan (mikroorganisme). Padatan tersuspensi tidak hanya membahayakan
ikan tetapi juga menyebabkan air tidak produktif karena menghalangi sinar
matahari untuk fotosintesa. Kekeruhan air atau sering disebut turbidty adalah
Arus merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dikarenakan tiupan
angin atau perbedaan densitas atau pergerakan gelombang panjang. Arus atau
aliran air adalah parameter fisika yang dapat dijadikan pembeda beberapa
ekosistem perairan tawar (Hutabarat dan Evans, 1986).
Konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam suatu cairan dikatakan dengan pH.
Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai pH
sekitar 7 – 8,5. Nilai pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi perairan
misalnya proses nitrifikasi akan berakhir jika pH rendah. Toksisitas
memperlihatkan peningkatan pada pH rendah (Effendi, 2003).
Organisme air dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai pH
dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basa lemah. Nilai pH yang
ideal bagi kehidupan organisme air antara 7-8,5. Kondisi perairan yang bersifat
sangat asam maupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup
organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan
respirasi (Barus, 2002).
Oksigen terlarut (DO) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal
dari fotosintesa dan absorbsi atmosfer. Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua
jasad hidup untuk pernafasan, metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian
menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan. Disamping
itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan
anorganik dalam proses aerobik.
Kecepatan difusi oksigen dari udara tergantung dari beberapa faktor antara lain
kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara seperti angin,
gelombang dan pasang surut. Odum (993) menyatakan bahwa kadar oksigen
dalam air laut akan bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan berkurang
dengan semakin tingginya salinitas.
1.3.3 Salinitas
Salinitas adalah banyaknya garam dalam air yang dikandung dalam 1 kg air
laut, setelah bromida dan iodida diubah menjadi klorida, karbonat menjadi
oksida. Pada perairan, salinitas didominasi oleh garam dari NaCl, KCl dan
NH4Cl (Dahuri, 1996).
Hampir semua organisme hidup pada daerah yang mempunyai perubahan
salinitas yang sangat kecil. Daerah estuaria adalah suatu daerah dimana kadar
salinitasnya berkurang karena adanya sejumlah air tawar yang masuk karena
adanya sejumlah air tawar yang berasal dari sungai dan juga disebabkan
terjadinya pasang surut.
b. Phylum Cyanophyta
· Mengandung pigmen kebiruan phycocyanin dan sering juga pigmen
kemerahan
· Variasi warna disebabkan oleh chlorofil, carotenoid, phycocyanin, phycocoid
dan kadang-kadang juga oleh pigmen sel serta refraksi warna oleh pseudova
· Tidak mempunyai membran nucleus dan nucleolus
· Reproduksi aseksual
· Sering menyebabkan blooming perairan
· Hidup melayang pada atau dekat permukaan
· Hidup secara berkoloni
· Jika mati menghasilkan bau busuk
c. Phylum Chrysophyta
Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page
· Sifat bentis atau terestial, sedangkan lainnya epiphytic/epizotic
· Dapat berkembang cepat sebagai flora planktonik
· Merupakan tanaman bersel satu
· Sel diatom terdiri atas dua bagian disebut valve. Bagian atas disebut epiteca
dan bagian bawah hypoteca
· Valve mengandung silica
· Reproduksinya dengan cara pembelahan sel dan pembentukan spora
d. Phylum Rhodophyta
· Dinding sel terdiri dari selulosa dan agar karaginan
· Tidak pernah menghasilkan sel berflagel
· Pigmen chlorophyl terdiri atas chlorophyl A dan P
· Pigmen fikobilin terdiri dari fitoeritrin dan tikosia yang sering disebut pigmen
aksesori, pigemen tersebut ada dalam chloroplas cadangan makanan berupa
tepung holidea dan berada diluar chlorophyl
· Reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan fragmentasi
· Rhodophyta memberi bermacam spora dan pospora (spora seksual), spora
nektral, monospora, tetraspora, biospora dan polispora
1.4.2 Makrozoobenthos
Diantara benthos yang relatif mudah diidentifikasi dan peka terhadap
perubahan lingkungan perairan adalah jenis-jenis yang termasuk dalam
kelompok invertebrata makro. Kelompok ini lebih dikenal dengan
makrozoobenthos (Rosenberg ,1993) dalam Mahbubillah (2010).
Makrozoobenthos merupakan hewan yang sebagian atau seluruh siklus
hidupnya berada di dasar perairan, baik yang sessil, merayap maupun menggali
lubang. Hewan ini memegang beberapa peran penting dalam perairan seperti
dalam proses dekomposisi dan mineralisasi material organik yang memasuki
perairan serta menduduki beberapa tingkatan trofik dalam rantai makanan.
Menurut Mahbubillah (2010), benthos dapat diklasifikasikan berdasarkan
tempat hidupnya, yaitu:
Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page
a. Epifauna: hewan yang hidupnya diatas permukaan dasar lautan. Contoh:
kepiting berduri, siput laut, bintang laut.
b. Infauna: hewan yang hidupnya dengan cara menggali lubang pada dasar
lautan, contoh: cacing, tiram, remis.
1.4.3 Nekton
Berbeda dengan plankton, nekton terdiri dari organisme yang mempunyai
kemampuan untuk bergeral sehingga mereka tidak tergantung pada aurs laut
yang kuat atau gerakan air yang disebabkan oleh angin. Mereka dapat bergerak
dalam air menurut kemampuannyab sendiri bersama dengan plankton sering
dikelompokkan dengan system pelagic. Kebanyakan merupakan hewan-hewan
besar dan di dalamnya termasuk organisme-organisme terbesar dan tercepat
bergerak di samudera. Jika plankton didominasi oleh hewan-hewan vertebrata.
Diantaranya ikan adalah kelompok terbanyak baik dalam spesies maupun
dalam individu, tetapi wakil dari kelas vertebrata, kecuali amphibi dijumpai
sebagai nekton.
Kelompok nekton semuanya adalah hewan, dan didalam hidupnya menduduki
sistem pelagic, pembagiannya meliputi dua terutama yang hidup pada wilayah
epipelagic yaitu holoepipelagik dan meroepipelagik. Kelompok nekton yang
hidup pada zona dekat dasar disebut spesies demersal, mereka biasanya
menghabiskan waktu diekat daerah dasar, terutama terumbu karang. Semua
ikan adalah predator, beberapa jenis ikan tertentu hidup didaerah yang didalam,
pada kedalaman ini sudah tidak dijumpai adanya cahaya, oleh karena itu
hewan-hewan yang hidup di zona ini mempunyai organ dalam tubuhnya yang
dapat mengeluarkan cahaya. Makan juga sangat terbatas sehingga untuk tetap
mempertahankan hidupnya mereka harus mampu memanfaatkan bermacam-
macam makanan atau mangsa yang tersedia.
Banyak diantara ikan-ikan yang hidup dilau dalam mempunyai perut yang
dapat menggelembung dan rahan yang berukuran melebihi tubuhnya,
tujuannya agar dapat memangsa makanan atau ikan lainnya walaupun mangsa
tersebut ukurannya lebih besar.
Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page
1.4.4 Neuston
Organisme yang tidak melekat pada substrat namun didapatkan diatas atau
dibawah filmm air (batas antara air dan udara) termasuk tumbuhan terapung.
Hewan yang hidup diatas film air epineuston sedangkan dibawah film air
disebut hyponeuston
1.4.5 Perifion
Kumpulan jasad renik hewan maupun tumbuh-tumbuhan (kumpulan ganggang
cyanobacteria dan mikroinvertebrata)yang hidup menetap disekitar apifiton
dalam perairan tawar. Sebagian besar perifiton berupa amoeba, cacing rotaroria
dan udan renik. Jasad renik tersebut melekat pada permukaan yang terendam di
dalam air. Perifiton berfungsi sebagai sumber makanan penting bagi konsumen
kecil seperti invertebrate dan beberapa ikan. Perifiton juga dapat menstabilkan
polusi yang terjadi di air. Perifiton menjadi indicator penting dalam memonitor
kualitas air (indicator perubahan kondisi) karena bisa dengan cepat merespon
perubahan lingkungan yang terjadi.
BAB II
METODOLOGI
METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM DARING
1) Suhu
Lingkungan hidup organisme air relative tidak begitu banyak mengalami
fluktuasi suhu dibandingkan udara. Hal ini disebabkan panas jenis air lebih
tinggi daripada udara. Biota air memerlukan suhu yang stabil atau fluktuasi
suhu yang rendah, maka perlu adanya penyebaran suhu.
2) Kecerahan
Kecerahan yang tinggi mengakibatkan komoditas perairan cenderung mudah
stress dan intensitas cahaya yang masuk lebih tinggi, sehingga tentunya
berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup komoditas bubidaya tersebut.
3) Warna air
Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page
Warna air sangat ditentukan oleh kelimpahan plankton yang ada diperairan
tersebut. Sehingga dari warna perairan yang dibebabkan oleh plankton bisa
diamati, apakah kelimpahan plankton yang ada dapat bermanfaat atau
merugikan bagi komoditas perairan.
4) Kekeruhan
Masuknya cahaya matahi didalam air dipengaruhi juga oleh kekeruhan air,
sedangkan kekeruhan air menggambarkan tentang sifat optic yang ditentukan
berdasarkan banyaknya cahaya diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan
yang terdapat didalam perairan
2.3.1 Sebutkan masing - masing paramater kimia yang diamati dalam video
tersebut
1) Mengukur pH air
2) Dissolved oxygen (DO)/kelarutan oksigen
3) Salinitas
3) Salinitas
Refractometer
3) Salinitas
Sebelum dipakai, Refraktometer dibersihkan dengan tisu mengarah ke bawah
Pada bagian prisma Refraktometer ditetesi dengan tetes cairan, semisal
aquadest atau larutan NaCl 5%. Cairan dituangkan hingga melapisi seluruh
permukaan prisma. Gunakan pipet untuk mengambil cairan yang ingin diukur.
Tutup secara hati-hati refraktometer dengan mengembalikan pelat ke posisi
awal. Prisma jangan dipaksakan masuk jika sedikit tertahan.
Untuk mendapat hasil salinitas, tengok ke dalam ujung bulat refraktometer.
Bakal terlihat satu angka skala atau lebih. Skala salinitas biasanya bertanda
0/00 yang berarti "bagian per seribu", dari 0 di dasar skala hingga 50 di
ujungnya. Ukuran salinitas terlihat pada garis pertemuan bagian putih dan
biru..
Setelah dipakai, Refraktometer wajib dibersihkan hingga kering
menggunakan tisu atau kain lembut.
Refraktometer sebaiknya disimpan di tempat kering.
Jangan sekali-kali menyentuh lensa (bagian optik) dengan tangan, apabila lensa
kotor segera bersihkan dengan kertas lensa.
Jangan meninggalkan prisma masih dalam keadaan basah oleh sampel, bila
Refraktometer tidak digunakan lagi.
Apabila alat tidak digunakan harus ditutup
3) Salinitas
Salinitas air adalah konsentrasi dari total ion yang terdapat didalam perairan
atau jumlah kadar garam pada suatu perairan. Salinitas air dapat dilakukan
pengukuran dengan alat yang disebut dengan refraktometer atau salinometer
2) Benthos
Adalah organisme yang hidup didekat dasar sungai atau dikenal sebagai zona
benthic. Meraka hidup didekat baik itu batu, lumpur, pasir, dll. Dan beradaptasi
dengan tekanan air dalam serta arus perairan yang deras. Benthos merupakan
organisme perairan yang keberadaanya dapat dijadikan indicator perubahan
kualitas biologi perairan sungai, selain itu organisme benthos juga dapat di
gunakan sebagai indikator biologi selama mempelajari ekosistem air.
3) Nekton
Adalah kelompok organisme yang tinggal di dalam kolom air ( water
column ) , baik di perairan tawar maupun laut. Nekton merupakan organisme
laut yang bermanfaat bagi manusia terutama untuk perbaikan gizi dan
peningkatan ekonomi. Tumpukan banhgkai nekton merupakan bahan dasar
bagi terbentuknya mineral laut seperti gas dan minyak bumi setekah
mengalami proses Panjang dalam jangka waktu ribuan bahkan jutaan tahun.
4) Neuston
Adalah istilah untuk organisme yang mengapung di atas air ( epineuston ) atau
tinggal tepat di bawah permukaan ( hyponeuston )
5) Perifiton
Di artikan sebagai sekumpulan organisme berukuran mikro yang menempel
atau menetap pada suatu substrat. Kelompok ini bergerak lambat atau merayap
atau merangkak pada substrat tersebut.
2.4.2 Sebutkan jenis - jenis organisme yang ditemukan dalam video tersebut
1) Kumbang
Petunjuk Praktikum Ekologi Perairan (Ir. Sumaryam, MSi) Page
2) Protozoa
3) Bakteri
4) Laba – laba
5) Serangga air
6) Man o’war/ jelly fish
2) Protozoa
Terdapat peranan yang menguntungkan , yang pertama adalah mengontrol
jumlah populasi bakteri, dapat menjadi komponen penyusun dari plankton
sebagai sumber makanan dari binatang air, menjadi konsumen tingkat pertama
yang ada dalam ekosistem air. Selain itu terdapat peranan yang merugikan
diantaranya sebagai penyebab penyakit pada ternak, menyebabkan sakit
malaria, diare, serta kala azar.
3) Bakteri
Peranan utama bakteri dalam ekosistem adalah sebagai pengurai atau
decomposer. Adalah salah satu kompinen biotik penyusun ekosistem yang
bertugas untuk menguraikan zat organic sisa makhluk hidup yang telah mati
menjadi zat anorganiuk yang berada di dalam tanah.
4) Laba-laba
Laba- laba merupakan predator yang memiliki peran mengendalikan populasi
serangga dan intervertebrata lainnya serta regulasi di dalamnya. Oleh karena
itu, laba-laba memiliki peran di dalam stabilisasi ekosistem.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
2 Kecerahan 30 cm - 40 cm
3 Warna Air -
Ke- A ke B B ke C rata
1 Ph 7-8 ppt
3 Salinitas 15 – 35 ppt
BAB IV
KESIMPULAN
Kualitas air adalah sifat air secara fisik, kimiawi, biologis, radioaktivitas,dan
organoleptic. Yang termasuk ke dalam parameter fisika adalah suhu,
kecerahan, warna air, dan kekeruhan. Selain itu, kuat arus menjadi salah satu
parameter dalam kualitas air. Parameter kimia yang terdiri dari mengukur Ph
air, Dissolved oxygen (DO), dan silinitas. Adapula parameter biologi yang
terdapat plankton, benthos, nekton, neuston, dan juga perifiton.
DAFTAR PUSTAKA
https://text-id.123dok.com/document/nzw5rjv7z-parameter-biologi-uraian-
materi.html
https://123dok.com/document/8ydex2lq-kelas-pengelolaan-kualitas-air.html
https://www.academia.edu/17242041/NEKTON
https://www.academia.edu/25071290/parameter_biologi_kualitas_air
https://www.tneutron.net/blog/kecepatan-arus-dan-debit-air/
(99+) Laporan limnologi analisis parameter fisika dan kimia | Helen Amelia -
Academia.edu
https://www.bing.com/search?
q=parameter+fisika+wrna+air&qs=NWU&pq=parameter+fisika+wrna+ai&sc=
8-
24&cvid=0C6E272A5566442297A9B16B3C61FCD6&FORM=QBRE&sp=1
&ntref=1