RENCANA PROYEK
Anggota Kelompok:
B. Data Observasi:
Pengelompokan analisis data disungai Mruwe dibagi menjadi tiga golongan, yaitu
pecemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran udara.
1. Pencemaran Tanah
2. Pencemaran Air
Pencemaran air pada dasarnya terjadi karena air limbah langsung dibuang ke
badan air ataupun ke tanah tanpa mengalami proses pengolahan terlebih dulu, atau
proses pengolahan yang dilakukan belum memadai. Pengolahan limbah bertujuan
memperkecil tingkat pencemaran yang ada agar tidak membahayakan lingkungan
hidup. Salah satu contoh tahap-tahap proses pengolahan air buangan adalah proses
penanganan primer, yaitu memisahkan air buangan dari bahan-bahan padatan
yang mengendap atau mengapung.
Limbah rumah tangga merupakan pencemar air terbesar selain limbah-limbah
industri, pertanian dan bahan pencemar lainnya. Limbah rumah tangga akan
mencemari selokan, sumur, sungai, dan lingkungan sekitarnya.
Pencemar air dapat menentukan indikator yang terjadi pada air lingkungan.
Pencemar air dikelompokkan sebagai berikut:
Bahan buangan organik pada umumnya berupa limbah yang dapat membusuk
atau terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga hal ini dapat mengakibatkan
semakin berkembangnya mikroorganisme dan mikroba patogen pun ikut juga
berkembang biak di mana hal ini dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit.
Bahan buangan anorganik pada umumnya berupa limbah yang tidak dapat
membusuk dan sulit didegradasi oleh mikroorganisme. Apabila bahan buangan
anorganik ini masuk ke air lingkungan maka akan terjadi peningkatan jumlah ion
logam di dalam air, sehingga hal ini dapat mengakibatkan air menjadi bersifat
sadah karena mengandung ion kalsium (Ca) dan ion magnesium (Mg). Selain itu
ion-ion tersebut dapat bersifat racun seperti timbal (Pb), arsen (As) dan air raksa
(Hg) yang sangat berbahaya bagi tubuh manusia.
Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya seperti bahan pencemar air yang
berupa sabun, bahan pemberantas hama, zat warna kimia, larutan penyamak kulit
dan zat radioaktif. Zat kimia ini di air lingkungan merupakan racun yang
mengganggu dan dapat mematikan hewan air, tanaman air dan mungkin juga
manusia. Penanggulangan pencemaran air dapat dilakukan melalui:
Saat ini mulai digalakkan pembuatan WC umum yang dilengkapi septic tank
di daerah/lingkungan. Upaya demikian sangat bersahabat dengan lingkungan,
murah dan sehat karena dapat menghindari pencemaran air sumur / air tanah.
Selain itu, sudah saatnya diupayakan pembuatan kolam pengolahan air buangan
(air cucian, air kamar mandi, dan lain-lain) secara kolektif, agar limbah tersebut
tidak langsung dialirkan ke selokan atau sungai.
3. Pencemaran udara.
C. Identifikasi Masalah
1. Belum tertanganinya pengendalian limbah rumah tangga.
2. Pembuangan limbah pertanian tanpa melalui proses pengolahan.
3. Pencemaran air sungai karena proses alam
D. Rumusan Masalah
1. Berbagai dampak yang dirasakan warga akibat pencemaran.
2. Timbunan sampah dalam jumlah besar akan menimbulkan pemandangan yang
tidak sedap, kotor dan kumuh dan bisa mempengaruhi psikis penduduk sekitar.
3. Sampah-sampah kaleng bekas dan lain-lain, bila hujan akan berisi air yang
menjadi sarang nyamuk untuk bertelur dan berkembang biak.
4. Masuknya limbah kedalam air secara terus menerus mengakibatkan fungsi air
turun sehingga tidak mampu lagi mendukung aktifitas manusia dan menyebabkan
timbulnya permasalahan penyediaan air bersih.
5. Pencemaran air yang terjadi secar terus-menerus bisa merusak ekosistem sungai
dan air bawah tanah.
6. Dapat menyebabkan banjir.
E. Alternatif Solusi
1. Melestarikan pepohonan di hulu sungai
2. Tidak buang air di sungai
3. Tidak membuang sampah di sungai
4. Tidak membuang limbah rumah tangga dan industri
F. Rencana Aksi
1. Kami akan melakukan pembersihan dan pemilahan sampah yang di sungai
Mruwe. Pemilahan bertujuan agar sampah yang tadinya tidak berguna menjadi
berguna karena didaur ulang.
2. Memberikan rambu/larangan bagi masyarakat yang sering membuang sampah
sembarangan,
3. Memberikan pengarahan dan evaluasi kepada warga dan masyarakat betapa
pentingnya menjaga kebersihan sungai yang sekaligus melindungi ekosistem yang
ada di sungai.
4. Menindaklanjuti siapa yang membuang sampah sembarangan di sungai.
G. Lampiran
(S. Mruwe, Pamotan, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta)