Anda di halaman 1dari 19

Click icon to add picture

PENCEMARAN AIR
DAMPAK PENCEMARAN
DAN PENANGGULANAN
Disusun Oleh:

Ariyanto Adhi Nugroho


Dini Fitriyah Puji Astuti
Deviana Novandita Pradani
Defi Fernita
Erdin Saputra
Klarisa Bella Anindita
Muhammad Yuda
Siti Nur Hasanah
Air merupakan sumber kehidupan, tidak hanya bagi manusia, makhluk
hidup yang lain juga sangat membutuhkan air. kekurangan air pada tubuh
manusia bisa mneyebabkan dehidrasi karena ketahanan tubuh manusia
sangat bergantung pada berbagai fungsi air sedangkan tubuh manusia belum
mengembangkan suatu sistem penyimpanan air sebagai sistem penyimpanan
lemak. Air merupakan salah satu komponen yang dibutuhkan kehidupan
manusia. Menurut Kodoatie (2008) “air merupakan sumber kehidupan Semua
makhluk membutuhkan air, untuk kepentingannya.

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan


air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau,
sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia
dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Dalam PP No 20/1990
tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air di definisikan sebagai:
“Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,
dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas dari
air tersebut turun hingga batas tertentu yang menyebabkan air tidak berguna lagi
sesuai dengan peruntukannya.
SUMBER-SUMBER PENCEMARAN AIR

Sumber pencemaran air dapat dikategorikan menjadi dua jenis yaitu:

1. Sumber Langsung
Sumber langsung adalah sumber pencemaran yang secara langsung
melepaskan limbah dan produk sampingan berbahaya ke sumber air terdekat
tanpa pengolahan. Contoh: limbah pabrik, fasilitas pengelolaan limbah,
kilang dan lain-lain.

2. Sumber Tidak Langsung


Sumber tidak langsung yaitu polutan atau bahan pencemar yang masuk ke
badan air melalui air tanah, tanah, atau atmosfer seperti hujan asam. Badan
air dapat tercemar oleh berbagai macam zat, termasuk mikroorganisme
patogen, limbah organik yang dapat membusuk, nutrisi tanaman, bahan
kimia beracun, endapan, panas, minyak bumi dan zat radioaktif.
Contoh sumber pencemaran air

1. Limbah industri (bahan kimia


baik cair ataupun padatan, sisa-sisa
bahan bakar,tumpahan minyak dan
oli, kebocoran pipa-pipa minyak
tanah yang ditimbun dalam tanah)

2. Pengungangan lahan hijau/hutan


akibat perumahan, bangunan

3. Limbah pertanian (pembakaran


lahan, pestisida)

4. Limbah pengolahan kayu


5. Penggunakan bom oleh nelayan
dalam mencari ikan di laut

6. Rumah tangga (limbah cair,


seperti sisa mandi, MCK, sampah
padatan seperti plastik, gelas,
kaleng, batu batere, sampah cair
seperti detergen dan sampah
organik, seperti sisa-sisa makanan
dan sayuran).
KOMPONEN PENCEMARAN AIR

Secara umum jenis jenis bahan buangan dapat dikategorikan sebagai


berikut :

1. Bahan buangan padat.


Bahan buangan padat adalah bahan buangan yang berbentuk padat, baik
yang kasar maupun yang halus, misalnya sampah. Buangan tersebut bila
dibuang ke air menjadi pencemaran dan akan menimbulkan pelarutan,
pengendapan ataupun pembentukan koloidal.

2. Bahan buangan anorganik dan olahan bahan makanan.


Bahan buangan organic umumnya berupa limbah yang dapat membusuk
atau terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke
perairan akan menaikkan populasi mikroorganisme.
3. Bahan buangan anorganik
Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme,
umumnya adalah logam. Apabila masuk ke perairan, maka akan terjadi
peningkatan jumlah ion logam dalam air. Bahan buangan anorganik ini
biasanya berasal dari limbah industri yang melimbatkan unsur-unsur logam
seperti timbal (Pb), Arsen (As), Magnesium (Mg),dll.

4. Bahan buangan cairan berminyak


Bahan buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan
mengapung menutupi permukaan air. Jika bahan buangan minyak
mengandung senyawa yang volatile, maka akan terjadi penguapan dan luas
permukaan minyak yang menutupi permukaan air akan menyusut.
Penyusutan minyak ini tergantung jenis minyak dan waktu. Lapisan minyak
pada permukaan air dapat terdegradasi oleh mikroorganisme tertentu, tetapi
membutuhkan waktu yang lama.
5. Bahan buangan berupa panas
kecil pada temperatur air lingkungan bukan saja dapat menghalau ikan
atau spesies lainnya, namun juga akan mempercepat proses biologis pada
tumbuhan dan hewan bahkan akan menurunkan tingkat oksigen dalam
air. Akibatnya akan terjadi kematian pada ikan atau akan terjadi
kerusakan ekosistem.

6. Bahan buangan zat kimia


Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi dalam bahan
pencemaran air ini akan dikelompokkan menjadi:
a. Sabun (deterjen, sampo dan bahan pembersih lainnya),
b. Bahan pemberantas hama (insektisida).aikkan populasi
mikroorganisme.
Akibat yang akan ditimbulkan dari pencemaran air adalah sebagai
berikut:

1. Dapat menyebabkan banjir

Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air.Peristiwa banjir


timbul jika air menggenangi daratan yang biasanya kering. Banjir pada
umumnya disebabkan oleh air sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya
sebagai akibat curah hujan yang tinggi.
Kekuatan banjir mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya. Air
banjir juga membawa lumpur berbau yang dapat menutup segalanya setelah air
surut. Banjir adalah hal yang rutin.Setiap tahun pasti datang. Banjir, sebenarnya
merupakan fenomenakejadian alam “biasa” yang sering terjadi dan dihadapi
hampir di seluruh negara-negara di dunia, termasuk Indonesia.Banjir sudah
temasuk dalam urutan bencana besar, karena meminta korban besar.
2. Erosi

Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel
lainnya) akibat transportasi angin,air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan
material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan
yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan
pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan
dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya. Dampak dari erosi
adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan menyebabkan
menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dari erosi adalah
menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi).

Erosi dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian yang alami, dan baik
untuk ekosistem. Misalnya, kerikil secara berkala turun ke elevasi yang lebih rendah
melalui angkutan air. erosi yang berlebih, tentunya dapat menyebabkan masalah,
semisal dalam hal sedimentasi, kerusakan ekosistem dan kehilangan air secara serentak.
C. Menimbulkan Bebagai Penyakit

Limbah dari sisa detergen dan pestisida (misalnya DDT) dapat


merangsang pertumbuhan kanker (bersifat karsinogen), menyebabkan
gangguan ginjal, dan gangguan kelahiran. DDT (Dikloro Difenil
Trikloretana) bersifat nonbiodegradabel (tidak dapat terurai secara
alamiah), karena itu jika dipergunakan dalam pemberantasan hama DDT
akan mengalami perpindahan melalui rantai makanan, akhirnya
tertimbun dalam tubuh konsumen terakhir. Makin tinggi tingkat trofi
makin pekat kadar zat pencemarnya. Hal ini disebut biomagnifiation
(pemekatan hayati).
PENANGGULANGAN PENCEMARAN AIR

Upaya Menanggulangi Pencemaran Air. Pada dasarnya ada lima cara yang dapat
dilakukan dalam rangka pencegahan pencemaran air, yaitu:

1. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan


atauPemukiman.
2. Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencermari lingkungan
atau ekosistem.
3. Pengawasan terhadap penggunaan jenis–jenis pestisida dan zat–zat kimia lain
yang dapat menimbulkan pencemaran.
4. Memperluas gerakan penghijauan.
5. Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan.
6. Memberikan kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan hidup
sehingga manusia lebih lebih mencintai lingkungan hidupnya.
7. Program Pengendalian Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan

A. Mengurangi beban pencemaran badan air oleh industri dan domestik.


B. Mengurangi beban emisi dari kendaraan bermotor dan industri.
C. Mengawasi pemanfaatan B3 dan pembuangan limbah B3.
D. Mengembangkan produksi yang lebih bersih (cleaner production) dan EPCM
(Environmental Pollution Control Manager).

8. Program Rehabilitasi dan Konservasi SDA dan Lingkungan Hidup

A. Mengoptimalkan pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis.


B. Menanggulangi kerusakan lahan bekas pertambangan, TPA, dan bencana.
C. Meningkatkan konservasi air bawah tanah.
D. Rehabilitasi dan konservasi keanekaragaman hayati.
9. Tindakan yang Perlu Dilakukan oleh Masyarakat

A. Tidak membuang sampah atau limbah cair ke sungai, danau, laut dll.
B. Tidak menggunakan sungai atau danau untuk tempat mencuci truk,
mobil dan sepeda motor
C. Tidak menggunakan sungai atau danau untuk wahana memandikan
ternak dan sebagai tempat kakus
D. Tidak minum air dari sungai, danau atau sumur tanpa dimasak dahulu.
Pengolahan Air Buangan untuk Mengatasi Pencemaran
 
1. Pembuatan Kolam Pengolah Limbah Cair

Saat ini mulai digalakkan pembuatan WC umum yang dilengkapi septic tank di
daerah/lingkungan yang rata-rata penduduknya tidak memiliki WC. Setiap
sepuluh rumah disediakan satu WC umum. Upaya demikian sangat bersahabat
dengan lingkungan, murah dan sehat karena dapat menghindari pencemaran air
sumur / air tanah.
Selain itu, sudah saatnya diupayakan pembuatan kolam pengolahan air
buangan (air cucian, air kamarmandi, dan lain-lain) secara kolektif, agar limbah
tersebut tidak langsung dialirkan ke selokan atau sungai. Untuk limbah industri
dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar ke dalambeberapa kolam
kemudiandibersihkan, baik secara mekanis (pengadukan), kimiawi (diberi zat
kimia tertentu) maupun biologis (diberi bakteri, ganggang atau tumbuhan air
lainnya). Pada kolam terakhir dipelihara ikan untuk menguji kebersihan air dari
polutan yang berbahaya. Reaksi ikan terhadap kemungkinan pengaruh polutan
diteliti.
Dengan demikian air yang boleh dialirkan keluar (selokan, sungai dll.) hanyalah air
yang tidak tercemar. bebrapa contoh tahap-tahap proses pengolahan air buangan adalah
sebagai berikut:

1. Proses penanganan primer, yaitu memisahkan air buangan dari bahan-bahan padatan
yang mengendap atau mengapung.
2. Proses penanganan sekunder, yaitu proses dekomposisi bahan-bahan padatan secara
biologis.
3. Proses pengendapan tersier, yaitu menghilangkan komponen-komponen fosfor dan
padatan tersuspensi,terlarut atau berwarna dan bau.
4. Untuk itu bisa menggunakan beberapa metode bergantung pada komponen yang
ingin dihilangkan.
5. Pengendapan, yaitu cara kimia penambahan kapur atau metal hidroksida untuk
mengendapkan fosfor.
6. Adsorbsi, yaitu menghilangkan bahan-bahan organik terlarut, berwarna atau bau.
7. Elektrodialisis, yaitu menurunkan konsentrasi garam-garam terlarut dengan
menggunakan tenaga listrik.
8. Osmosis, yaitu mengurangi kandungan garam-garam organik maupun mineral dari
air.
9. Klorinasi, yaitu menghilangkan organisme penyebab penyakit.
TERIMAKASIH  TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai