EKOTOKSIKOLOGI
Oleh:
Dosen Pengampu:
2022
BAB I
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui nilai ambang batas dan ambang bawah.
2. Untuk mengetahui uji pendahuluan, uji definitive pada ikan lele.
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah sebagai sumber informasi bagi pihak yang
membutuhkan dan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti praktikum
selanjutnya.
BAB II
2.1 Tinjauan Pustaka
Ikan lele secara umum memiliki tubuh yang licin, berlendir, tidak bersisik
dan bersungut atau berkumis. Lele memiliki kepala yang panjang, hampir
mencapai seperempat dari panjang tubuhnya. Kepalanya pipih ke bawah
dengan bagian atas dan bawah kepalanya tertutup oleh tulang pelat. Ikan lele
juga memiliki 2 buah sirip yang berpasangan, yaitu sirip perut dan sirip dada.
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah di
budidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia (Santoso, 2019).
Ikan lele memiliki patil yang tajam dan giginya tumpul. Sungut ikan lele
relatif panjang dan kuat. Kulit dadanya terletak bercak-bercak kelabu seperti
jamur kulit pada manusia. Kepala dan punggungnya berwarna gelap kehitam-
hitaman atau kecoklat-coklatan. Ikan lele memiliki alat pernapasan tambahan
yang disebut aborescent organ yang terletak di bagian kepala. Alat
pernapasan ini berwarna kemerahan dan berbentuk seperti tajuk pohon
rimbun yang penuh kapiler-kapiler darah. Mulutnya terdapat di bagian ujung
moncong dan dihiasi oleh empat pasang sungut, yaitu I pasang sungut hidung.
I pasang sungut maksila (berfungsi sebagai tentakel), dan dua pasang sungut
mandibula. Insangnya berukuran keci dan terletak pada kepala belakang.
a) Uji Pendahuluan
1 ppm
V1 x M1 = V2 x M2
1000 ppm x V1 = 1 ppm x 8 L
V1 =
V1 = 0,008 L
V1 = 8 mL x 3 = 24
10 ppm
V1 x M1 = V2 x M2
1000 ppm x V1 = 10 ppm x 8 L
V1 =
V1 = 0,08 L
V1 = 80 mL x 3 = 240
100 ppm
V1 x M1 = V2 x M2
1000 ppm x V1 = 100 ppm x 8 L
V1 =
V1 = 0,8 L
V1 = 800 mL x 3 = 2400
Tabel 1. Kematian Ikan Lele (Clarias sp.) Pada Uji Pendahuluan
Kematian Ikan
∑ Ikan Pada Jam Ke- ∑ Ikan % Ikan
Perlakuan Ulangan
Uji Mati Mati
24 48
1 10 0 0 0 0
P0 2 10 0 0 0 0
3 10 0 0 0 0
Jumlah 30 0 0 0 0
Rata-rata 10 0 0 0 0
1 10 0 0 0 0
P1 2 10 0 0 0 0
3 10 0 0 0 0
Jumlah 30 0 0 0 0
Rata-rata 10 0 0 0 0
1 10 0 0 0 0
P2 2 10 1 2 3 30
3 10 0 1 1 10
Jumlah 30 1 3 4 13
Rata-rata 10 0,3 1 1,3 13
1 10 10 0 10 100
P3 2 10 10 0 10 100
3 10 10 0 10 100
Jumlah 30 30 0 30 100
Rata-rata 10 10 0 10 100
b) Uji Definitif
1. Sabtu, 12 November 2022
Tabel kematian 24 jam
kematian ikan pd ɛ ikan ɛ ikan % ikan
perlakuan mati mati
1 2 3 uji
po 0 0 0 30 0 0%
p1 0 0 0 30 0 0%
p2 9 9 6 30 24 80%
p3 10 10 10 30 30 100%
c. Analisis Probit
LC-50 24 Jam
x y
∑
Konsentrasi Log ∑ Ikan % Ikan
Perlakuan Probit Ikan
(ppm) (ppm) Uji Mati
Mati
P0 0 0 0 30 0 0
P1 5 0,7 0 30 0 0
P2 22 1,3 5,84 30 24 80
P3 100 2,0 7,73 30 30 100
Persamaan :
y = ax + b
5 = 4,3441x -0,9965
x = (5+0,9965)/4,3441
x = 5,9956/4,3441
1,38
Jadi nilai LC-50 24 Jam adalah antilog (x)
Probit
8
y = 4,3441x - 0,9965
6
R² = 0,8711
4
Probit
2
0
0 0,5 1 1,5 2
-2
Log (ppm)
x y
%
Konsentrasi Log ∑ Ikan ∑ Ikan
Perlakuan Probit Ikan
(ppm) (ppm) Uji Mati
Mati
P0 0 0 0 30 0 0
P1 5 0,7 3,72 30 3 10
P2 22 1,3 6,48 30 28 93
P3 100 2 7,73 30 30 100
Persamaan :
y = ax + b
5 = 4,286x+0
x = (5-
0)/4,286
x=5/4,286
1,16
Jadi nilai LC-50 24 Jam adalah antilog (x)
Probit
8
7 y = 3,9257x + 0,5568
R² = 0,9541
6
5
Probit
4
3
2
1
0
0 0,5 1 1,5 2
Log (ppm)
LC-50 72 Jam
x y
Konsentrasi Log ∑ Ikan ∑ Ikan % Ikan
Perlakuan Probit
(ppm) (ppm) Uji Mati Mati
P0 0 0 4,48 30 9 30
P1 5 0,7 4,39 30 8 27
P2 22 1,3 6,88 30 29 97
P3 100 2 7,73 30 30 100
Persamaan :
y = ax + b
5 = 4,4461x+0
x = (5-0)/4,4461
x=
5/4,4461
1,12
Jadi nilai LC-50 24 Jam adalah antilog (x)
Probit
8
y = 1,8335x + 4,0365
7 R² = 0,8519
6
Probit
3
0 0,5 1 1,5 2
Log (ppm)
b. Pembahasan
Pada tabel 1, yaitu data kematian pada uji pendahuluan terlihat bahwa tidak
terjadi kematian ikan pada perlakuan penambahan detergen 0 ppm dan 8 ppm,
baik pada 24 hingga 48 jam setelah pemaparan larutan. Hal ini terjadi karena
konsentrasi tersebut masih dapat ditoleransi oleh ikan lele. Adapun pada
penambahan 80 ppm detergen terlihat bahwa terjadi kematian ikan pada
pemaparan ke-48 jam. Jumlah ikan yang mati berjumlah 1, namun kondisi ikan
yang lain tergolong pasif. Pada penambahan detergen 800 ppm, terjadi kematian
pada semua ikan. Hal ini dikarenakan kandungan detergen melebihi nilai ambang
batas dan mengurangi jumlah oksigen terlarut, sehingga kondisi ini menyebabkan
kematian pada ikan.
Pada tabel uji definitif, pada pemaparan 24 jam terlihat bahwa ikan
mengalami kematian pada penambahan 80 ppm detergen. Jumlah ikan yang mati
sebanyak 24 ekor dan mencapai 80%. Adapun pada penambahan 800 ppm
detergen menyebabkan seluruh ikan mati. Persentase kematian sebesar 100%.
Pada pemaparan 48 jam terlihat bahwa terdapat ikan yang mengalami kematian
pada penambahan 8 ppm detergen, jumlah ikan yang mati sebanyak 3 ekor. Pada
80 ppm sebanyak 28 ikan mengalami kematian, dan pada 800 ppm seluruh ikan
mengalami kematian.
Hasil pengamatan mortalitas ikan lele yang telah terpapar detergen dengan
konsentrasi yang berbeda menunjukkan bahwa larutan detergen yang dimasukkan
ke dalam akuarium memberikan pengaruh negatif terhadap biota uji. Senyawa ini
memiliki kemampuan untuk menghasilkan buih. Senyawa ini sulit terurai secara
alami dalam air, sehingga dapat mencemari perairan. Salah satu dampak yang
terjadi adalah timbulnya buih di permukaan sehingga dapat menganggu pelarutan
oksigen, sehingga biota dapat mengalami kekurangan oksigen sehingga proses
respirasi terganggu dan menyebabkan kematian pada ikan.
Adapun pada analisis probit, Nilai LC-50 >> menunjukan apabila suatu
bahan masuk ke dalam perairan dengan konsentrasi 24 ppm selama paparan 24
jam akan dapat menyebabkan kematian 50 % populasi ikan lele, dimana populasi
itu paling tidak berjumlah 30 ekor individu. Berdasarkan nilai LC-50 24 jam,
maka racun deterjen termasuk dalam kategori racun sedang.
Wulandari, W., Sukiya, dan Suhandoyo. 2019. Efek Insektisida Decis terhadap
Mortalitas dan Struktur Histologis Insang Ikan Nila Merah "Lokal
Cangkringan". Jurnal Sain Veteriner. Vol 31(2): 1-15. ISSN: 0126-
0421.
Mulyani. F.. Widyaningrum dan Utami. 2017. Uji Toksisitas Dan Perubahan
Struktur Mikroanatomi Insang Ikan Nila Larasati (Oreochromis
Nilloticus) Yang Dipapar Timbal Asetat. Jurnal MIPA. 37 (1): 1-6.
Mugirosani. T. 2016. Uji toksisitas Air Limbah Laundry dengan Ikan Nila
(Oreochromis niloticus), Universitas Pembangunan nasional
Veteran. Jawa Timur.