Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH LIMBAH DETERGEN TERHADAP BIOTA AIR

DISUSUN

EMILIA PRISLILA WAHYUNI

PROGRAM MIPA

SMA BUDI DHARMA

CANCAR

2023/2024

1
ABSTRAK

Limbah merupakan zat yang di hasilkan dari suatu proses produksi, baik
industri maupun domestik. Limbah dapat berupa sampah, air kakus dan air
buangan dari berbagai aktivitas domestik lainya.
Sedangkan detergen merupakan campuran berbagai bahan yang di gunakan
untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi
Biota air juga dapat di artikan sebagai makhluk hidup yang ada di laut baik
hewan maupun tumbuhan atau karang.

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya limpahkan ke hadirat tuhan yang Maha Esa, karena

atas berkat dan rahmatnya, saya dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul

“PENGARUH LIMBAH DETERGEN TERHADAP BIOTA AIR”

Tak lupa saya mengucapkan Terima Kasih kepada semua pihak yang telah

terlibat dalam pembuatan KTI ini, karya ilmiah ini memberikan panduan betapa

pentingnya menjaga ekosistem kehidupan biota air.

Saya menyadari bahwa banyak kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh

sebab itu, saran dan kritik senantiasa di harapkan demi perbaikan karya saya ini.

Saya juga berharap semoga karya ilmiah ini mampu memberikan pengetahuan

tentang Pengaruh limbah detergen terhadap biota air.

Cancar,10 Januari 2024

Emilia P. Wahyuni

3
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................I
ABSTRAK................................................................................................II
KATA PENGANTAR................................................................................III
DAFTAR ISI.............................................................................................VI
LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................V
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
1.1 Latar belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan masalah................................................................................
1.3 Tujuan penelitian.................................................................................
1.4 Manfaat penelitian...............................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................
2.1 Sungai..................................................................................................
2.2 Air selokan...........................................................................................
2.3 Pencemaran..........................................................................................
BAB III TINJAUAN PUSTAKA...............................................................
3.1 Waktu dan tempat.................................................................................
3.2 Alat dan bahan......................................................................................
3.3 Tahapan penelitian................................................................................
BAB VI PENUTUP.....................................................................................
4.1 Kesimpulan...........................................................................................
4.2 Saran.....................................................................................................

4
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Indonesia termasuk ke dalam negara yang memiliki kepulauan

terbesar di dunia yang mana 2/3dari wilayahnya berupa lautan sebesar

6,32 juta km² dengan 17.504 pulau. Selain itu juga termasuk negara

dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada

(Pudjiastuti, 2016b, p. 4). Sehingga letak Indonesia di antara dua benua

yaitu Benua Asia dan Benua Australia serta dua samudra yaitu Samudra

Hindia dan Samudra Pasifik. Hal tersebut menjadikan Indonesia memiliki

letak yang strategis dan mendukung dalam berbagai sektor. Yang

telah diketahui bahwasanya salah satu sektor yang unggul dari

Indonesia berdasarkan letak geografis ini yaitu potensi sumber daya

alam bawah laut yang melimpah khususnya pada ikan.

Tentunya penduduk dalam suatu wilayah Indonesia akan melalukan

interaksi atau timbal balik terhadap lingkungan yang ditempatinya untuk

mempertahankan hidupnya. Yang mana interaksi tersebut dapat berupa

interaksi yang saling menguntungkan ataupun yang saling merugikan salah

satu pihak. Sepertinya halnya untuk interaksi yang merugikan salah satu

pihak yaitu pembuangan limbah rumah pada lingkungan yang dilakukan

secara langsung. Kasus tersebut umumnya terjadi di Indonesia

5
dikarenakan bertambahnya penduduk di Indonesia yang dapat

menambah tingkat pembuangan limbah detergen yang disebabkan

berbagai aktivitas atau interaksi antar penduduknya. Dalam kasus

pembuangan limbah rumah pada lingkungan khususnya lingkungan

perairan yang dilakukan secara langsung sepertisisa detergen dapat

mencemari air yang akan menyebabkan kematian pada organisme atau

ekosistem yang hidup di air tersebut. Seperti halnya pada ikan yang

merupakan salah satu organisme di air yang terkena dampak dari

pencemaran air dengan adanya detergen tersebut yang diakibatkan oleh

penduduk. Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 1997 mengenai

Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran

air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan

atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga

kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air

tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.

Berdasarkan hasil penelitian Supratiwi (2014),limbah domestik

merupakan salah satu faktor penyebab dari adanya pencemaran sungai

sebesar 60% hingga 70%. Salah satu limbah dosmetik yang dapat

menyebabkan kerusakan pada biota air adalah detergen. Dimana detergen

merupakan suatu produk yang memiliki kegunaan untuk menghilangkan

kotoran ketika menyuci pakaian dengan kandungan tiga komponen yaitu

surfaktan, builder, dan bahan aditif atau yang digunakan sebagai pemutih

dan pewangi pakaian. Penduduk yang ada di Indonesia membuang

6
detergen langsung ke lingkungan perairan seperti sungai sehingga dapat

menyebabkan pencemaran yang berdampak pada biota air seperti

padaikan. Adanya limbah deterjen pada organisme air dapat menyebabkan

kerusakan organ pada organisme seperti kerusakan insang dan hati

(Darmono, 2001). Hal tersebut disebabkan pada limbah deterjen ini

memiliki sifat yang toksik atau racun. Alat pernapasan ikan yang

digunakan dalam air yaitu insang. Adanya limbah detergen yang memiliki

zat toksik atau racun dapat berpengaruh pada ikan karena akan

menyebabkan perubahan morfologi pada insang sehingga menyebabkan

kematian dengan jangka panjang (Kusriani, 2012). Tidak hanya alat

pernapasan yaitu insang yang mengalami kerusakan akan tetapi juga pada

hati dan alat reproduksi ikan pun dapat mengalami kerusakan yang akan

menyebabkan rusaknya kelangsungan hidup ikan di air.

Adanya limbah detergen yang dapat menyebabkan keracunan

pada insang, hati, dan alat reproduksi ikan, juga disebabkan adanya

busa-busa pada detergen akan menutupi permukaan air yang menghambat

sirkulasi oksigen dalam air sehingga dapat menurunkan kadar oksigen

yang akan berpengaruh pada ikan yang seiring berjalannya waktu ikan

akan mati. Dengan demikian penggunaan detergen yang terlalu sering

dapat menjadi limbah berbahaya bagi kehidupan organisme di perairan

dikarenakan busanya yang mampu menutupi permukaan air sehingga

menyebabkan suplai oksigen dari udara sangat lambat pada air (Connel

dan Miller,1995, Maqfirah, dkk., 2015). Apabila sisacucian yang

7
mengandung detergen sering dibuang ke saluran air yang terhubung

langsung dengan sungai atau perairan sejenisnya maka akan menjadi

suatu masalah serius bagi lingkungan salah satunya berdampak pada

ekosistem perairan didalamnya. Ekosistem air merupakan sistem ekologi

yang komponen abiotiknya didominasi oleh air. Dengan adanya

pembuangan limbah detergen dari rumah tangga yang terlalu sering

tanpa diolah terlebih dahulu mampu mematikan organisme-organisme

dalam air salah satunya ikan. Ikan merupakan anggota vertebrata

poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan

insang. Meskipun terdapat lebih dari 27.000 spesies ikan yang hidup di

seluruh dunia namun hewan tersebut akan terancam apabila limbah

detergen yang dihasilkan dari aktivitas manusia dibuang ke saluran air. Hal

tersebut mampu merusak organ pernafasan ikan akibat kandungan

oksigennya rendah apabila air telah terkontaminasi limbah detergen.

Dimana semakin tinggi penggunaan detergen maka semakin rendah pula

pemasukan oksigen terlarut di dalam air. Hal tersebut yang menyebabkan

terganggunya proses respirasi pada ikan sehingga dapat menyebabkan

kematian pada ikan. Dengan demikian air yang telah terkontaminasi

limbah detergen akan menyebabkan kematian pada ikan dikarenakan

menurunnya kadar oksigen pada air dan terganggunya proses respirasi

serta alat-alat pernapasan maupun reproduksi pada ikan yang telah teracuni

kandungan detergen.

2. Rumusan Masalah

8
Bagaimana pengaruh dari adanya pencemaran limbah

detergen terhadap ekosistem perairan?

3. Tujuan Penelitian

Penelitian dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh

dari adanya pencemaran limbah detergen terhadap ekosistem

perairan.

4. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan menjadi edukasi

bagi setiap orang terhadap adanya limbah detergen yang

menyebabkan pencemaran air dengan terganggunya kelangsungan

hidup ekosistem air di dalamnya. sehingga setiap orang akan sadar

akan pentingnya menjaga lingkungan sehingga ekosistem di dalamnya

akan hidup dengan baik khususnya pada ekosistem air di lingkungan

perairan.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sungai

Sungai adalah salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia,

karena sungai menyediakan air bagi kebutuhan manusia dalam

melakukan aktivitasnya. Namun pada saat ini aktivitas manusia semakin

meningkat, hal ini sejalan dengan peningkatan kasus pencemaran

air. Kasus pencemaran air muncul karena adanya pergeseran fungsi

utama dari sungai itu sendiri. Fungsi utama sungai adalah mengalirkan

air dari hulu ke hilir demi pemenuhan kebutuhan manusia, namun

saat ini fungsi sungai berubah menjadi media yang mudah dan murah

untuk pembuangan limbah, termasuk dalam limbah domestik seperti

halnya detergen.

2.2 AIR SELOKAN

Air dari selokan dimanfaatkan warga untuk sumber air tambak

ikan. Limbah buangan dari tambak tersebut kemudian mengalir kembali

ke sungai. Hal ini menyebabkan masuknya bahan-bahan cemaran ke

sungai yang berpengaruh pada kualitas air sungai yang

mengakibatkan tumbuhnya bluming eceng gondok. Pertumbuhan

eceng gondok menandakan banyaknya bahan tercemar yang terdapat

di air sungai, seperti pupuk kimia, detergen, dan limbah pertanian.

10
Pesatnya tumbuhan eceng gondok juga berdampak pada populasi ikan

yang ada di sungai. Detergen, di dalamnya mengandung senyawa

kimia seperti Alkyl Benzene Sulpohnate(ABS) yang bersifat resisten

terhadap dekomposisi biologis.

2.3 PENCEMARAN AIR

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasuk kanya makhluk

hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan

manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang

menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntuk kanya.

Status mutu air adalah tingkat kondisi mutu air yang menunjukkan

kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu

tertentu dengan membandingkan baku mutu air yang ditetapkan. Baku

mutu air adalah batas kadar yang di perbolehkan bagi zat atau bahan

tercemar terdapat dalam air, namun air tetap berfungsi sesuai

dengan peruntukkanya. Baku mutu limbah cair dalam batas kadar yang

diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dibuang dari

sumber pencemaran ke dalam air pada sumber air, sehingga tidak

mengakibatkan dilampauinya baku mutu air. Salah satu bahan

pencemaran air adalah detergen. Baku mutu limbah cair yang

berupa detergen ditetapkan sebesar 2 ppm.

Air limbah detergen termasuk polutan karena di dalamnya terdapat

zat yang disebut ABS. Jenis detergen yang banyak digunakan di

rumah tangga sebagai bahan pencuci pakaian adalah detergen anti noda.

11
Detergen generasi awal muncul menggunakan bahan kimia pengaktif

permukaan (surfaktan) Alkyl Benzene Sulfonat(ABS) yang mampu

menghasilkan busa. Namun karena sifat ABS yang sulit di urai oleh

mikroorganisme di permukaan tanah, akhirnya di gantikan dengan

senyawa Linier Alkyl Sulfonat (LAS) yang diyakini relatif lebih

akrab dengan lingkungan. Walau lebih ramah lingkungan, detergen

tidak berarti ramah bagi organisme dalam air. Jika detergen yang

larut dalam air cukup signifikal, maka dapat mematikan ikan yang

hidup di dalamnya. Ikan mengambil oksigen yang terlarut dalam air

memalui insannya. Dengan adanya detergen yang larut dalam air, maka

zat tersebut akan masuk kedalam tubuh ikan langsung pada sistem

sirkulasinya. Keberadaan zat ini mengganggu metabolisme ikan,

jika melebihi ambang batas ikan akan mati.

Ikan mas (Cyprinus carpio) adalah organisme air yang responsif

atau peka terhadap perubahan yang terjadi pada lingkungannya. Insang

adalah alat yang digunakan untuk bernafas. Pada insang terjadi pertukaran

O2 dan CO2. Mekanismenya adalah tutup insang menutup, mulut

terbuka, air masuk melalui mulut, lalu air melewati insang, terjadi

pertukaran oksigen dan karbondioksida, lalu mulut menutup, tutup

insang (operculum) terbuka, dan akhirnya air keluar dari insang.

Oksigen masuk ke aliran darahnya. Jika dalam air terdapat bahan kimia

yang berasal dari limbah detergen tadi maka bahan kimia tersebut

12
akan masuk melalui insang kedalam aliran darah dan akan

mempengaruhi aktivitas ikan.

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini diadakan pada hari Rabu 10 Januari 2024, pukul

11:00-11-30 WIT. Lokasi Cancar, Manggarai, Nusa Tenggara Timur

3.2Alat dan Bahan

Penelitian ini menggunakan alat dan bahan sebagai berikut,

stopwatch, 6 buah toples, 1 buah timbangan, 1 buah sendok

pengaduk, 1 detergen rinso, 6 ekor ikan mas, 2 botol air mineral ruteng

3.3 Tahapan Penelitian

a. Memberi larutan detergen dengan kosentrasi yang berbeda yakni

0 (control), 1mg, 2mg, 10mg, 20 dan 30 mg.

b. Memberi label pada masing-masing toples

c. Menuangkan larutan detergen ke masing-masing toples sesuai dengan

labelnya

13
d. Memasukkan ikan secara kebersamaan

e. Ke-dalam toples, lalu memulai perhitungan waktu

f. Mengamati ikan pada 5 menit dan 10 menit. Kemudian mencatat

hasil pengamatan yang meliputi ikan aktif, lemas,

mengambang, mengeluarkan lendir, atau keluar ingsangnya. Atau

langsung mati.

Perlakuan pada Keadaan ikan Keadaan ikan keterangan


botol setelah 5 menit setelah 10
menit
I (tanpa **** **** ikan masih sehat
detergen atau
control)
II(1 mg) ** * Ikan mati
III (2 mg) ** * Ikan mati karena
mengalami stres
IV (10 mg) ** ** Ikan sekarat
V (20 mg) ** * Ikan mati
VI (30 mg) ** ** Ikan sekarat

Keterangan:

* = Ikan Mati

** = Berenang sangat lambat, insang berdarah dan mulai sekarat

*** = Berenang melambat

**** = Sehat bergerak lincah

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 1, dihasilkan bahwa ikan

hias yang berada di air murni terus bergerak aktif dan tidak

mengalami gangguan apapun terhadap insangnya karena

lingkungannya normal, tidak tercemar, sedangkan lima ikan yang

lainya berenang di air yang tercemari detergen Rinso, mulai dari

14
1 gram sampai 30 gram, sehingga mereka mengalami gangguan pada

organnya, terutama insang. Insannya sampai membengkak, berdarah, dan

mengeluarkan lendir. Ikan-ikan itu pun akhirnya mengambang dan

mati. Penyebab ikan itu membengkak, berdarah, lalu mengeluarkan

lendir adalah difusi. Difusi adalah perpindahan zat dari konsentrasi

tinggi ke kosentrasi rendah. Konsentrasi larutan detergen lebih tinggi

dari sitoplasma sehingga partikel detergen berdifusi dari larutan ke

sel-sel pada insang ikan. Larutan detergen terus menerus berdifusi ke

sel-sel insang dan insang pun akhirnya membengkak. Lama kelamaan

sel-sel ikan mengalami plasmolisis (pecahnya sel) karena partikel

detergen terus berdifusi. Karena selnya pecah, sitoplasma pun ikut

keluar, sehingga insang ikan kelihatan mengeluarkan lendir. Setelah

sel-sel insangnya pecah, tentu saja ikan kehilangan organ untuk

bernafas sehingga ikan-ikan pada larutan detergen lemas dan

kemudian mati satu persatu.

15
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian hilangnya fungsi sungai yang

sebenarnya yang mengakibatkan pengaruh detergen terhadap

tingkah laku ikan menyimpulkan Sebagian besar masyarakat

menjadikan sungai sebagai tempat buangan limbah tidak sebagai

sumber air, objek wisata, irigasi pertanian, sehingga fungsi sungai

yang sebenarnya tidak dapat digunakan dengan seharusnya.

4.2 Saran

Bagi masyarakat harus mengetahui fungsi sungai yang

sebenarnya dan mengetahui efek samping dari pembuangan hasil

sisa pencucian karena kandungan yang ada dalam detergen.

16
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya

dan Lingkungan Perairan. Kanisius.Yogyakarta.

Herlambang, Y. 2010. Pengelolahan Sumber Daya Alam. Diakses melalui

http://www.mediaindonesia.com/webtorial/klh. pada tanggal 22

februari2011.Https://ide.wikipedia.org/wiki/sungai

Kementrian Lingkungan Hidup.2004. Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta.

Wardhana, W.A. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan Penerbit Andi

Offiset.Yogyakarta.

Widjajati, L. 2010. Peran Serta Masyarakat DalamPemberdayaan Lingkungan

Hidup.

17

Anda mungkin juga menyukai