ENDAH SUSILOWATI
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
2
Oleh
ENDAH SUSILOWATI
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
2017
1
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL....................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Tujuan Praktikum........................................................................ 2
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 16
LAMPIRAN .............................................................................................. 18
1
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wilayah perairan seperti daerah aliran sungai merupakan salah satu lingkungan
yang paling sering terkena dampak pencemaran karena hampir semua limbah
dibuang ke lingkungan perairan. Ini karena pada daerah aliran sungai terdapat
berbagai pengguna lahan seperti hutan, perkebunan, pertanian lahan kering dan
terutama air.
Air merupakan sumber kehidupan bagi seluruh makhluk hidup di bumi. Air
menjadi satu-satunya sumberdaya alam yang fungsinya sangat penting dan tidak
dapat digantikan oleh sumberdaya alam yang lain. Artinya tanpa adanya air maka
menjadi hal yang harus diprioritaskan. Pencemaran air yang dilakukan oleh
air semakin menurun. Akibatnya air menjadi tidak layak untuk digunakan oleh
manusia. Sehingga perlu dilakukan upaya untuk memperbaiki kualitas air, salah
Kiambang merupakan salah satu tanaman air yang mampu memurnikan air yang
telah tercemar. Hal ini dapat dilihat pada badan air yang tercemar seringkali
dijumpai tumbuh oleh kiambang di permukaan airnya. Oleh sebab itu, praktikum
B. Tujuan Praktikum
A. Limbah Cair
Pencemaran lingkungan merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam
pencemaran lingkungan. Salah satu jenis limbah berdasarkan sifat fisiknya adalah
air limbah yang merupakan gabungan cairan dan air yang mengandung limbah
Limbah cair domestik adalah air yang telah dipergunakan dan berasal dari rumah
tangga atau pemukiman termasuk di dalamnya adalah yang berasal dari kamar
mandi, tempat cuci, WC, serta tempat memasak. Walaupun teknologi septic tank
sudah banyak digunakan untuk mengolah air kotor dari WC (black water), namun
grey water yang volumenya sekitar 75% dari air limbah rumah tangga umumnya
berasal dari buangan cair aktivitas dapur, bekas mandi, cuci mencuci dan lain
langsung keadaan air yang berbahaya atau berpotensi menyebabkan penyakit atau
2012).
Dua jenis bahan cemaran yang terdapat dalam limbah domestik yaitu BOD dan
fosfat. BOD dari air limbah domestik hasil kegiatan rumah tangga menyumbang
50%-75% BOD yang terdapat di sungai sebagai badan air penerima, sisanya
(25%-50%) berasal dari limbah industri. Kadar BOD yang tinggi dalam air dapat
Sumber fosfat dapat berasal dari 7% industri, 10% dari proses alamiah, 17%
pupuk pertanian, 34% rumah tangga, dan 32% limbah peternakan. Keberadaan
dimana alga dan tanaman air (contohnya eceng gondok dan kiambang) berukuran
Air limbah dengan kandungan material organik tinggi yang dibuang ke badan air
akan mengambil oksigen terlarut dalam jumlah besar untuk proses dekomposisi.
berdaya guna sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah ini. Salah satu
Tanaman kiambang (Salvinia molesta) merupakan nama umum dari paku air dari
genus Salvinia, divisi Pteridophyta. Paku air ini tidak memiliki nilai ekonomi
tinggi. Pemanfaatan kiambang pun masih sangat jarang, kecuali sebagai bahan
baku pupuk dan sering dipakai sebagai bagian dari dekorasi dalam ruang, atau
sebagai tanaman hias kolam atau akuarium. Tanaman air melalui proses
molesta) adalah salah satu jenis tanaman yang dapat digunakan dalam teknologi
fitoremediator logam berat dalam pengolahan limbah dan air buangan. Hal ini
dapat diketahui dengan cara memanfaatkan sifat pertumbuhannya yang cepat serta
bentuk akar yang panjang, berbulu halus dan masuk ke dalam air diharapkan
Penyerapan dan akumulai logam berat oleh tumbuhan dapat dibagi menjadi tiga
logam dari akar ke bagian tumbuhan lain dan lokalisasi logam pada bagian sel
C. Fitoremediasi
Ide dasar bahwa tumbuhan dapat digunakan untuk remediasi lingkungan sudah
tajuknya dan pada tahun 1980-an, beberapa penelitian mengenai akumulasi logam
berat oleh tumbuhan sudah mengarah pada realisasi penggunaan tumbuhan untuk
tetapi kemudian berkembang untuk pencemar anorganik seperti arsen (As) dan
berbagai substansi garam dan nitrat, serta kontaminan organik seperti klorin,
ontaminan, seperti yang berada dalam tanah atau air yang tercemar.
maupun masih dalam taraf riset yaitu strategi berlandaskan pada kemampuan
serta kemampuan tumbuhan dalam menyerap logam dari dalam tanah dalam
jumlah besar dan secara ekonomis digunakan untuk meremediasi tanah yang
Alat yang digunakan saat melakukan praktikum ini adalah botol air kemasan
ukuran 1,5 liter, pisau, penggaris, alat tulis, kamera, timbangan dan lembar
pengamatan. Sedangkan bahan yang digunakan adalah air sungai yang tercemar,
C. Cara Kerja
3. Mengisi botol yang telah terpotong dengan air tercemar (3 botol) dan air
bersih (3 botol).
9
4. Menghitung jumlah daun dan jumlah tunas pada setiap tanaman kiambang
A. Hasil
Hasil yang diperoleh selama praktikum di lapangan dapat dilihat pada tabel 1 dan
B. Pembahasan
tersebut sebagian besar disebabkan oleh limbah rumah tangga. Salah satu limbah
rumah tangga yang banyak digunakan adalah detergen. Detergen yang ada di
perairan memerlukan waktu yang lama untuk dapat diuraikan, sehingga terkumpul
12
di badan air. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya untuk memperbaiki
buatan atau reactor maupun in-situ (langsung di lapangan) pada tanah atau daerah
menggunakan dua media pertumbuhan yang berbeda, yakni air bersih dan air yang
kotor. Hal ini sejalan dengan pendapat Biber (2008) yang mengatakan bahwa
logam berat non esensial seperti Kadmium (Cd) dan Kromium (Cr) yang terdapat
Berdasarkan data pengamatan pertumbuhan tunas pada media air sungai yang
tercemar limbah rumah tangga terjadi naik turun (tidak pasti). Nilai tertinggi
untuk penambahan jumlah tunas terjadi pada tanaman 1 pada minggu ke 4, yakni
sebanyak 12 tunas. Nilai tersebut mengalami penurunan karena banyak daun dan
tunas yang membusuk sebagai bentuk pertahanan dan penyesuaian dengan tempat
13
tumbuh. Selain jumlah tunas, jumlah daun juga menjadi indikator dalam
terus meningkat, walaupun pada saat minggu ke 3 pengamatan banyak daun yang
busuk, namun daun tersebut kembali tumbuh dan subur, bahkan beberapa tanaman
dan bereproduksi.
Pada tumbuhan kiambang yang di letakkan di air tercemar jumlah daun terbanyak
helai daun. Setelah menghitung jumlah tunas dan jumlah daun, selanjutnya
akarnya terus mengalami pertumbuhan panjang. Hal ini karena nutrisi yang
tumbuhan kiambang yang di letakkan di air besih memiliki nilai 0.36 untuk
tanaman 1, untuk tanaman 2 seberat 0.38 gr dan untuk tanaman 3 seberat 0.21 gr.
Pada media tumbuh air bersih, kiambang tidak mengalami banyak perubahan. Hal
ini terlihat dari jumlah tunas yang mendekati konstan untuk setiap tumbuhan uji.
dalah pengukuran panjang akar. Akar tumbuhan kiambang pada media air bersih,
nilainya mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2. Akar yang
paling panjang yakni 28 cm (pada tanaman 3 di minggu ke 7). Berat kering untuk
14
tumbuhan kiambang yang di letakkan di air besih memiliki nilai 0.10 untuk
tanaman 1, untuk tanaman 2 seberat 0.07 gr dan untuk tanaman 3 seberat 0.09 gr.
15
A. Simpulan
2. Perbedaan pertumbuhan kiambang pada air tercemar dan air bersih adalah
pertumbuhannya lebih baik dan cepat pada media air yang tercemar, meskipun
B. Saran
Saran untuk praktikum ini adalah untuk kedepannya sarana dan prasara lebih
ditingkatkan lagi. Hal ini agar hasil yang diperoleh dan dilaporan benar-benar
hasil yang diperoleh secara kontinu dan di perlakuan yang diberikan sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Bahri, S. 2010. Firoremediasi Timbal (Pb) dalam Air Tercemar oleh Tumbuhan
Air Great Duckweed (Spirodela polyrhiza). Jurnal Teknik Hidraulik. 1(2) :
95 – 192.
LAMPIRAN
19
DOKUMENTASI