ENDAH SUSILOWATI
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
1
Oleh
ENDAH SUSILOWATI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
1
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan Praktikum .............................................................................. 2
V. SIMPULAN ......................................................................................... 12
LAMPIRAN ................................................................................................ 14
1
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
MOL (mikroorganisme lokal) merupakan larutan hasil fermentasi dari bahan sisa-
sisa pembusukan yang mudah terurai. Sehingga didalam MOL terdapat kumpulan
lingkungan.
MOL yang telah selesai fermentasinya akan berbentuk larutan kental. Larutan
MOL dapat digunakan sebagai dekomposer. Hal ini dikarenakan larutan MOL
mengandung bakteri yang berpotensi merombak bahan organik. Selain itu larutan
MOL juga mengandung unsur hara mikro dan unsur hara makro yang baik untuk
Oleh karna itu, praktikum ini dilakukan untuk mengetahui proses pembuatan
B. Tujuan Praktikum
MOL adalah cairan yang berbahan dari berbagai sumber daya alam yang tersedia
setempat. MOL mengandung unsur hara makro dan mikro dan juga mengandung
kandungan yang terdapat dalam MOL tersebut, maka MOL dapat digunakan
sebagai fungisida (Purwasasmita dan Kunia, 2009 dalam Suhastyo, Anas, Santoso
starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Bahan utama
MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber
mikroorganisme. Bahan dasar untuk fermentasi larutan MOL dapat berasal dari
sebagai sumber nutrisi untuk mikroorganisme dapat diperoleh dari limbah organik
seperti air cucian beras, singkong, gandum, rumput gajah, dan daun gamal.
Sumber glukosa berasal dari cairan gula merah, gula pasir, dan air kelapa, serta
sumber mikroorganisme berasal dari kulit buah yang sudah busuk, terasi, keong,
nasi basi, dan urin sapi (Hadinata, 2008 dalam Handayani, 2014).
4
MOL sebagai cairan yang terbuat dari limbah atau bahan-bahan organik selain
kemasaman yang menunjukkan banyaknya ion H+ atau OH- dalam suatu larutan.
Apabila ion H+ lebih banyak dari OH- disebut masam dan apabila ion OH- lebih
untuk pertumbuhannya. Sifat kimia lain yang terdapat dalam larutan MOL adalah
konduktivitas listrik (EC, Electrical Conductivity) atau daya hantar listrik, dimana
memberi indikasi mengenai hara yang terkandung dalam larutan dan yang diserap
oleh akar. Larutan kaya hara akan mempunyai EC yang lebih besar daripada
larutan yang mempunyai sedikit hara. Nilai EC tergantung jenis ion yang
terkandung dalam larutan hara, konsentrasi ion dan suhu larutan (Suhastyo, Anas,
masyarakat adalah buahnya, sedangkan bagian tanaman pisang yang lain, yaitu
jantung, batang, kulit buah, dan bonggol jarang dimanfaatkan dan dibuang begitu
saja menjadi limbah pisang. Bonggol pisang ternyata mengandung gizi yang
2015), bonggol pisang mempunyai kandungan pati 45,4% dan kadar protein
5
Mikrobia pengurai tersebut terletak pada bonggol pisang bagian luar maupun
yang telah teridentifikasi pada MOL bonggol pisang antara lain Bacillus sp,
dalam pembuatan kompos adalah bakteri. Seperti yang kita ketahui bahwa
terdapat kelompok bakteri yang mampu mengikat gas N2 dari udara bebas dan
terjaga sehingga tanah tetap subur. Bakteri ini misalnya antara lain Azotobacter
vinelandii yang hidup bebas dan menghasilkan amonia berlimpah di dalam tanah
dan gandum. Clostridium pasteurinum, hidup bebas dalam berbagai kondisi tanah
akar. Nitrosomonas sp. dan Nitrosococcus sp, yang berperan mengubah amonia
menjadi nitrit serta nitrobacter yang bermanfaat mengoksidasi nitrit menjadi nitrat
1. Menyediakan ketersediaan unsur hara yang sangat cepat karena udah berupa
larutan.
dedaunan tanaman.
6. Dengan adanya MOL maka buah-buahan yang busuk ataupun yang lain dapat
dimanfaatkan.
7
Alat yang digunakan saat melakukan praktikum ini adalah ember, tali rafia,
kantong plastik, pengaduk, panci, gayung, golok dan tallysheet. Sedangkan bahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah terasi 1/8 kg, gula pasir ½ kg, bekatul
(dedak) ½ kg, air mendidih 4 liter, air biasa ± 1 liter dan gedebok pisang.
C. Cara Kerja
6. Memasukkan air perasan gedebok pisang yang telah diberi air dingin kedalam
7. Menutup rapat dengan kantong plastik dan diikat dengan tali rafia.
8. Membuka dan mengaduk MOL yang belum jadi tersebut pada hari ke-3, hari
9. Mengamati perubahan warna, aroma dan kondisi fisik dari MOL pada setiap
pengadukan.
9
A. Hasil
Hasil yang diperoleh selama pembuatan MOL dapat dilihat pada tabel 1.
Cair dan
1. Coklat Terasi
padat
B. Pembahasan
satunya yaitu sebagai bahan awalan untuk membuat pupuk organik. Menurut
lokal (MOL) merupakan bahan cair yang terbuat atau terbentuk dari berbagai
bahan alami disukai tanaman sebagai media hidup dan berkembang yang
organik agar lebih mudah hancur sehingga lebih cepat di aplikasikan ke lahan-
Praktikum pembuatan MOL ini dilakukan dengan menggunakan air gula sebagai
sumber glukosa bagi bakteri MOL, air perasan gedebok pisang yang busuk
sebagai bahan MOL, terasi sebagai sumber protein bagi bakteri dan bekatul
mengandung zat pengatur tumbuh giberellin dan sitokinin. Selain itu menurut
Lukitaningsih (2010 dalam Pratiwi, 2015), di dalam MOL yang terbuat dari
mikroba pelarut fosfat dan mikroba selulotik. Penggunaan terasi pada praktikum
Pada pembuatan MOL, wadah yang digunakan adalah ember, hal ini dimaksudkan
agar proses pendekomposisian dapat terjadi dengan baik, dan siklus udara atau
11
suplai oksigen cukup baik, sehingga tingkat keberhasilan pembuatan MOL lebih
tinggi. Saat pembuatan MOL, ember di tutup dengan plastik (atau sejenisnya), hal
ini karna proses fermentasi menggunakan bakteri anaerob. Bakteri ini tidak
beberapa hari sekali). Setelah MOL dimasukkan ke dalam ember di amati selama
tujuh hari, dengan periode waktu pengamatan dimulai saat setelah mencampurkan
air perasan gedebok pisang kedalam larutan bekatul, kemudian hari ke-3, hari ke-
5 dan hari ke-7. Pada waktu (hari) pengamatan, MOL di buka tutupnya dan
diaduk-aduk, hal ini bertujuan agar proses fermentasi lebih cepat dan suplai O2
tercukupi.
Komponen yang diamati adalah perubahan warna, bau dan tekstur MOL. Pada
hari pertama pengamatan warna dari MOL masih berwarna coklat dengan bau
terasi yang menyengat dan tekstur dari MOL masih belum kental (cairan dan
yang awalnya coklat berubah menjadi coklat susu, bau terasi berubah menjadi bau
sedikit asam dan kondisi fisik MOL-nya sudah kental. Mulai di hari ke-5 sampai
hari ke-7 MOL tidak mengalami perubahan warna, namun baunya berubah
menjadi menyerupai bau tapai dan tekstur (kondisi fisiknya) lebih kental dan ada
bahwa MOL yang dibuat telah berhasil dan dapat diaplikasikan untuk pembuatan
kompos (komposting).
12
V. SIMPULAN
1. Cara membuat MOL dari gedebok pisang cukup mudah, yakni dengan cara
mencampurkan air perasan gedebok pisang kedalam adonan bekatul, gula dan
terasi.
2. Ciri-ciri MOL yang siap untuk digunakan adalah warnanya coklat susu, pada
DAFTAR PUSTAKA
Mulyono. 2014. Membuat MOL dan Kompos dari Sampah Rumah Tangga. PT
Agro Media Pustaka. Jakarta Selatan.
LAMPIRAN
15
DOKUMENTASI