Oleh
Endah Susilowati
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tertentu. Tinggi pohon dan diameter batang pohon merupakan dua indikator
paling penting untuk mengetahui dan memperkirakan volume kayu yang akan
diperoleh. Tinggi pohon merupakan jarak tegak antara pucuk pohon dengan
permukaan tanah. Diameter pohon merupakan besarnya lingkar batang dari suatu
pohon. Pengukuran tinggi pohon dan diameter pohon dapat dilakukan saat pohon
Dalam memperoleh data pengukuran, jenis dan cara penggunaan alat merupakan
Semakin baik alat dan kemampuan dalam menggunakan alat, maka akan semakin
baik pula hasil pengukuran yang akan diperoleh. Setiap alat memiliki kelebihan
dan kekurangan. Oleh karena itu dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan
dari alat yang digunakan dapat membantu dalam pengukuran dari alat yang
tinggi pohon.
Pengukuran adalah hal yang paling penting dilakukan, karena dapat mengetahui
dari suatu komunitas yang akan diketahui tersebut. Tinggi pohon adalah variabel
yang dapat diukur dilapangan dengan ketelitian yang tinggi (Spur, 1952).
pohon yang paling sering dipilih adalah hypsometer. Banyak tipe pengukuran alat
tinggi dan instrumen yang telah dikembangkan, tetapi hanya sedikit yang telah
teliti, dan lebih cermat tetapi pegukuran lebih memerlukan banyak waktu dan
kadang – kadang membutuhkan jarak yang jauh antara pengamat dengan pohon
Diameter pohon merupakan salah satu parameter pohon yang mudah untuk di
ukur. Dengan pengukuran diameter kita dapat mengetahui potensi tegakan suatu
dan usia pohon tersebut. Semakin subur maka pertumbuhan akan semakin baik,
hal ini dapat dilihat dari besarnya ukuran diameter batang tersebut. Demikian
juga pengaruh usia pohon, semakin tua umur pohon maka akan semakin besar
a. Tinggi total adalah jarak vertikal antara pangkal pohon dengan puncak pohon.
b. Tinggi batang adalah jarak antara pangkal pohon dan permukaan tajuk yang
menyatakan tinggi dari batang utama dari suatu pohon yang bersih.
c. Tinggi kayu perdagangan adalah jarak antara pangkal pohon dan ujung bagian
d. Tinggi tunggak adalah jarak antara pangkal pohon dan posisi dasar batang
pengukurannya dan memilih model lain. Suatu kesalahan yang hampir sama bisa
terjadinya pada jenis pohon bertajuk datar diatas (bentuk payung). Dalam hal ini
Dinamika hutan akan terus berubah sejalan dengan perubahan lingkungan yang
terjadi secara alamiah maupun hasil rekayasa silvikultur yang diterapkan terhadap
menggunakan model diatas adalah secara cepat dapat diketahui prediksi pohon
A. Hasil
D C
3. Clinometer A. Lingkaran berskala. 1. Pilih skala yang
A B. Jarum penunjuk akan digunakan, lalu
skala. pilih jarak
pengukuran,
2. Bidik pangkal
batang dan tajuk,
3. Catat hasilnya.
B
4. Spiegel Relaskop A. Mata bidik. 1. Hitung jarak datar
Bitterlich (SRB) B. Penjelas pembaca antara pengukur
skala. dengan pohon (10 –
A C. Cahaya masuk. 20 m),
B D. Pemantik. 2. Bidiklah pohon
yang akan diukur
C diameternya pada
1,3 m (dbh),
3. Bidik sisi kiri dari
pohon dengan sisi
kiri dari RU
terdekat (hitam atau
putih). Usahakan
bagian pohon yang
D tidak dapat
memenuhi satu RU
jatuh pada skala
yang terkecil (1/4
RU),
4. Jumlahkan total RU.
B
A
B
3. Kaliper A. Kaki tetap. 1. Apitkan kaki tetap
B. Kaki bergerak. dan kaki bergerak
A
C. Sekrup pada batang pohon
pengunci. yang akan diukur,
D. Skala. lalu catat
diameternya,
2. Ulangi pengukuran
B yang tegak lurus dari
pengukuran pertama,
C 3. Hasil hasil adalah
rata – rata dari kedua
pengukuran diatas.
4. Bitterlich A. Skala (cm). 1. Himpitan sisi angka
B B. Jarak antara 0 Bitterlich pada
mata dan alat. salah satu sisi pohon,
C. Lubang 2. Lalu pada jarak
pegangan. sebesar S, lihat batas
A
C sisi pohon
disebelahnya dan
himpitkan dengan
skala diameter pada
alat,
3. Kalibrasi 1 cm yang
sebenarnya di alat =
dbh x
{(S/(S+d))^0,5}
5. Biltmore Stick A. Pembaca skala 1. Tempelkan alat pada
batang pohon,
2. Atur jarak apndang
antara mata dengan
alat sejauh S
(umumnya S = 60
cm),
3. Bidik pinggir kiri ( 0
cm) ke arah sisi kiri
batang,
4. Bidik sisi kanan
A batang searah dengan
skala yang
ditunjukkan,
5. Catat hasilnya.
Pengukuran
dilakukan dua kali.
B. Pembahasan
Dalam pengukuran tinggi pohon dan diameter pohon ada banyak alat yang dapat
Pengukuran tinggi yang paling teliti dan akurat adalah alat yang memiliki prinsip
trigonometri yaitu haga hypsometer lalu suunto hypsometer, hal ini dikarenakan
pengukuran tinggi melalui alat – alat ini dilakukan dengan mengukur jarak datar
yang disesuaikan dengan kondisi lapangan dan hasil ini sesuai dengan yang
(suunto hypsometer) lebih tinggi, teliti, dan lebih cermat tetapi pengukuran lebih
memerlukan banyak waktu dan kadang – kadang memerlukan jarak yang jauh
tinggi galah terbidik dan tepat didalam CH meter (bagian atas galah tepat berada
di batas tajuk pohon pada CH meter, dan bagian bawh galah tepat berada di batas
bawah
pohon diatas tanah yang ada pada CH meter, lalu mencatat hasilnya.
Kelebihan dari pengunaan alat ini adalah cara penggunaannya yang tidak sulit,
alat ini memiliki keterbatasan dalam tingkat ketelitiannya, selain itu dalam areal
Hagameter adalah alat ukur tinggi pohon yang sudah modern. Alat ini memiliki
kelebihan mudah digunakan. Selain itu alat ini memiliki tingkat ketelitian yang
cukup baik, penggunaanya pun relatif cepat dan praktis. Meski tergolong alat
modern, alat ini pun memiliki kekurangan, diantaranya alat ini peka terhadap
cuaca. Sehingga saat cuacanya tidak baik alat ini tidak dapat digunakan dengan
baik, selain itu prinsip penentuan alat ini pun tinggi dan harganya yang mahal
Clinometer merupakan alat ukur tinggi pohon yang modern. Alat ini memiliki
kelebihan diantaranya praktis dan karena ukurannya yang kecil dan ringan
sehingga alat ini dapat dimasukkan kedalam saku. Penggunaan alat ini cukup
mudah. Namun demikian alat ini pun tak lepas dari kelemahan, yaitu peka
terhadap cuaca, harganya yang mahal dan hasil bacaannya subjektif jadi
alat ini memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi, teliti, dan lebih cermat.
Walaupun tergolong alat yang canggih, alat ini pun memiliki kelemahan yakni
jarak yang jauh antara pengamat dengan pohon yang akan diukur tingginya.
tempat tumbuh dan juga sabagai penentu hasil yang akan diperoleh. Pengukuran
Garpu pohon adalah alat yang dipakai untuk mengetahui diameter ohon atau
diameter batang pohon dengan prinsip pengukuran diameter pohon yang relatif
masih kecil. Cara menggunakan alat ini yaitu : pilih pohon yang akan diukur
diameternya. Ambil garpu pohon lalu japitkan pada pohon yang akan di ukur.
Lihat angka pada skala lalu catat hasilnya. Kelebihan alat ini dalam pengukuran
diameter pohon adalah praktis dan lebih cepat dalam pengukurannya serta mudah
untuk dibawa. Kekurangan dari alat ini yakni penggunaanya yang hanya
Pita meter merupakan alat ukur diameter yang sangat sederhana. Kelebihan alat
ukur ini adalah mudah dibawa karena ringan dan praktis. Ketelitiannya tinggi dan
pengukurannya dapat dilakukan hanya dengan satu kali, serta dapat digunakan
pada pohon yang berdiameter besar. Adapun kelemahan dari alat ini adalah jika
posisi pohon tidak tegak lurus ( miring ) maka nilai yang dihasilkan akan
overestimate.
Kaliper adalah salah satu alat ukur diameter pohon yang mudah digunakan pada
pohon yang rebah. Alat ini memiliki ketelitian cukup tinggi dan pembacaan hasil
pengukuran yang mudah serta penggunaan waktu saat pengukuran yang tidak
lama. Kekurangan dari alat ini adalah sulit untuk dibawa kemana – mana ( berat ).
Pengukuran harus dilakukan dua kali. Hanya untuk pohon yang berdiameter kecil
( diameter tidak lebih dari satu meter ), dan jika tungkai kotor atau berkarat maka
Bitterlich adalah salah satu alat yang digunakan dalam mengukur diameter pohon.
Alat ini memiliki kelebihan yaitu mudah digunakan, paling cocok digunakan
sulit untuk dibawa kemana – mana. Ketelitian alat ini juga rendah, selain itu
Biltmore Stick adalah alat yang digunakan dalam pengukuran diameter pohon.
Kelebihannya alat ini dapat dibuat sendiri, penggunaanya relatif mudah, dan
rendah karena bergantung pada pembuat alat ini, jarak pandang yang berbeda
1. Alat ukur tinggi pohon yang umum digunakan adalah CH meter (Christen
2. Alat ukur diameter pohon yang sering digunakan adalah pita meter, garpu
3. Peggunaan alat ukur baik untuk mengukur tinggi maupun diameter dari suatu
bertujuan agar data yang diperoleh dapat meminimalisir kesalahan. Setiap alat
ukur memiliki perbedaan, perbedaan tersebut dapat dilihat segi kegunaan dan
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, R., dan Dian, A. 2009. Potensi Kayu Perkakas Dan Kayu Bakar Jenis
Jati (Tectona grandis ) di hutan rakyat desa Natah Gunung Kidul. Jurnal
Ilmu Kehutanan. 3(2) :85 – 94.
Rahlan, E. 2004. Membangun Kota Kebun Bernuansa Hutan Kota. IPB Press.
Bogor.
Spur, S. 1952. Forest Inventory. The Ronald Press Company. New York.
Gambar 2. Hagameter.
Gambar 3. Clinometer.
Gambar 7. Kaliper.
Gambar 8. Bitterlich.