Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum Inventarisasi Sumber Daya Hutan

Acara 1 : Pengenalan Alat

Dibuat Oleh :

Muhammad Pasya F.A.

NIM H1020048

Program Studi Pengelolaan Hutan


Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret 2021
Jl. Ir. Sutami No.36, Kentingan, Kec.Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah (57126)
A. Pendahuluan

Dalam istilah pengelolaan hutan konservasional, inventarisasi hutan diperlukan untuk


mengetahui kekayaan yang terkandung di dalam suatu hutan pada saat tertentu dengan
dominasi pohon-pohonan selalu mengalami perubahan setiap waktu. Oleh karena itu jumlah
kekayaan yang terkandung di dalam hutan juga selalu berubah. Hal itu menyebabkan
inventarisasi hutan tidak mudah untuk dilaksanakan, namun adanya kesulitan-kesulitan yang
dihadapi oleh inventarisasi hutan justru mendorong perkembangan tekhnik inventarisasi
hutan itu sendiri dan ilmu-ilmu yang berkaitan dengannya.

Nilai kekayaan suatu hutan tidak hanya dipengaruhi oleh keadaan hutan yang ada
pada inventarisasi yang ada serta taksiran perubahan yang terjadi, tetapi juga ditentukan oleh
faktor-faktor yang lain di luarnya. Semua itu merupakan elemen-elemen yang terkandung di
dalamnya yang akan dicatat dalam suatu inventarisasi hutan. Suatu inventarisasi hutan
lengkap dipandang dari segi penaksiran kayu harus berisi deskripsi areal berhutan serta
pemilikannya, penaksiran volume (parameter lain seperti berat) pohon-pohon yang masih
berdiri, dan penaksiran tambah-tumbuh dan pengeluaran hasil. Dalam inventarisasi tertentu,
dapat diberikan tekanan atau pembatasan pada satu atau beberapa masalah tersebut,
bergantung pada asas tujuan. Tetapi untuk suatu penilaian yang menyeluruh terhadap suatu
areal hutan dan terutama bermaksud untuk mengelolanya berdasar asas hasil lestari, semua
elemen itu harus dikuasai.

Kegiatan inventarisasi tegakan merupakan salah satu tahapan awal yang sangat
penting dalam pengusahaan hutan. Di dalam kegiatan inventarisasi hutan, keadaan tegakan,
komposisi serta penyebaran jenis pohon memegang peranan yang sangat penting dalam
menentukan tindakan-tindakan silvikultur yang akan diterapkan. Ketelitian data yang
diperoleh dari kegiatan inventarisasi potensi tegakan tersebut merupakan kunci dari
tercapainya kelestarian pengusahaan dan kelestarian sumberdaya hutan yang akan dikelola.
Mengingat bahwa pembangunan, dan pemanfaatan hutan tidak terlepas bahkan merupakan
bagian dari pada usaha pembangunan daerah, maka dalam inventarisasi hutan lawasa
cakupannya tidak terbatas hanya pada tegakan hutan saja, tetapi mencakup pula masalah
social ekonomi yang erat kaitannya dengan pemanfaatan hutan yang direncanakan.

B. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum inventarisasi sumber daya hutan adalah agar mahasiswa dapat
mengenali dan mengetahui fungsi alat-alat inventarisasi.
C. Tinjauan Pustaka

Inventarisasi hutan merupakan suatu teknik pengumpulan dan pengevaluasian dari


menyajikan informasi yang terspesifikasi dari suatu areal hutan karena secara umum hutan
merupakan areal yang luas, maka data biasanya di kumpulkan dengan kegiatan sampling
(Murdawa, 1994). Tujuannya adalah mendapatkan data yang akan diolah menjadi informasi
yang digunakan sebagai bahan perencanaan dan perumusan kebijaksanaan strategis jangka
panjang, jangka menengah dan operasional jangka pendek sesuai dengan tingkatan dan ke
dalam inventarisasi yang dilaksanakan. Ruang lingkup inventarisasi hutan meliputi survei
mengenai status dan keadaan fisik hutan, flora dan fauna, sumberdaya manusia serta kondisi
sosial masyarakat di dalam dan sekitar hutan (Kadri, 1992). Data-data hasil inventarisasi
hutan perlu di analisa sehingga dapat menghasilkan informasi berupa struktur, komposisi dan
potensi tegakan yang dapat digunakan sebagai dasar penyusunan tata hutan dan rencana
pengelolaannya (Putra, 2015).

Pengukuran adalah pengumpulan data dengan pengamatan empiris. Pengukuran juga


merupakan penilaian numerik dari fakta-fakta objek yang hendak diukur dengan satuan
tertentu (Muljono, 1995). Dalam bidang kehutanan terdapat istilah pengukuran diameter dan
pengukuran tinggi suatu pohon pada keadaan tegakan tertentu. Dalam inventarisasi hutan
pengukuran diameter dan tinggi pohon/tegakan yang bersangkutan memenggang peranan
penting dalam menentukan volume pohon/tegakan yang bersangkutan. Alat yang digunakan
untuk mengukur diameter adalah phiband, sedangkan untuk tinggi pohon menggunakan
clinometer (Purnama dkk., 2016).

Pengukuran tinggi pohon yang paling akurat yaitu menggunakan hagameter dan
clinometer karena keduanya menggunakan prinsip trigonometri. Prinsip trigonometri sering
dipakai dalam pengukuran tinggi dan hasilnya lebih cermat dan teliti, namun membutuhkan
waktu yang relatif lama. Pengukuran menggunakan christen hypsometer terkadang memiliki
angka yang jauh berbeda dengan yang lainnya, karena kedua alat tersebut dapat dibuat secara
manual. Kelemahan dari christen hypsometer adalah tidak adanya ketepatan dalam membuat
alat, maka dari itu terdapat data yang terlalu jauh dari hasil yang lainnya (Rahlan, 2004).
Spiegel Relaskop dapat digunakan untuk inventarisasi hutan yakni diameter, tinggi, luas
bidang dasar, dan diameter dengan ketinggian tertentu (Qirom, 2018).

Terdapat beberapa kesalahan yang dilakukan dalam mengukur tinggi pohon yang
menyebabkan hasilnya tidak sesuai dengan tinggi yang sebenarnya, salah satunya yaitu
ketidak tepatan dalam membidik tajuk pohon. Faktor yang menyebabkan terjadinya
kesalahan-kesalahan dalam pengukuran, antara lain kesalahan dalam melihat puncak pohon,
pohon yang diukur tingginya dalam keadaan tidak tegak, jarak antara pengukuran dan pohon
tidak diatas ataupun karena jarak ukur tidak tepat (Suwardi, 2002).

D. Alat dan Bahan

1. Hagameter
2. Phiband
3. GPS
4. Caliper
5. Spiegel Relaskop
6. Alat ukur lainnya
7. Alat tulis
8. Kertas Gambar

E. Metode Praktikum

1. Mencari 10 alat yang digunakan dalam kegiatan inventarisasi hutan dari berbagai sumber
2. Menggambar alat-alat tersebut pada kertas gambar yang tersusun pada table dengan
menuliskan nama alat, fungsi, dan cara kerjanya
3. Menyusun sebuah laporan

F. Hasil dan Pembahasan

No. Gambar dan Nama Alat Fungsi Alat Cara Kerja


1 Mengukur  Geser kaki dinamis
diameter menjauhi kaki statis,
pohon sehingga membentuk
celah.
 Apitkan dan tekan
kedua kaki caliper
pada batang pohon
yang akan diukur
diameternya dalam
keadaan posisi
horizontal/tegak
lurus terhadap batang
pohon.
 Pembacaan
diameter dilakukan
terhadap angka pada
mistar berskala yang
ditunjukkan/berimpit
dengan kaki dinamis.
2 Mengukur  Jepitkan kedua kaki
diameter garpu puhon sambil
pohon ditekan ke batang
pohon yang diukur.
 Posisi garpu pohon
horizontal atau tegak
lurus terhadap batang
pohon.
 Besarnya diameter
ditunjukkan oleh
skala angka pada
kaki garpu yang
menempel dengan
batang pohon,
dikalikan dengan
besaran interval.
 Lakukan
pengukuran berulang
pada diameter
terkecil dan terbesar
agar mendapatkan
hasil pengukuran
yang lebih
teliti,dengan hasil
akhir dirata-ratakan.
3 Mengukur  Pita diameter
diameter dililitkan pada batang
pohon pohon yang akan
diukur diameternya.
 Lilitan pita
melingkar dan
menempel pada
batang pohon dengan

posisi
horizontal/tegak
lurus terhadap batang
pohon.
 Diameter batang
dapat dibaca pada
skala diameter yang
berimpit
dengan titik nol.
4 Mengukur  Bilmore Stick
diameter dipegang dengan
pohon sebelah tangan, tegak
lurus lurus dan
menempel pada
batang pohon yang
akan diukur.
 Jarak mata dengan
alat sejauh jangkauan
tangan si pengukur.
 Besarnya diameter
batang pohon dibaca
dari skala diameter
pada alat yang
berimpit dengan
bagian sisi batang
pohon.
5 Mengukur  Tentukan skala
diameter BAF yang akan
pohon digunakan sebelum
dilakukan
pembidikan.
 Bidik sasaran,
selanjutnya lihat
skala BAF tersebut
dan
himpitkan dengan
batang pohon yang
akan diukur
diameternya.
 Sesuaikan jarak
pengukuran hingga
penampang pohon
masuk kedalam skala
pengukuran BAF.
 Hitung berapa
bagian skala yang
masuk dari besaran
batang tersebut
 Selanjutnya
dihitung nilai
diameter untuk satu
bagian skala
 Besarnya diameter
diketahui dengan
mengalikan besar
bagian skala dari
bagian batang yang
terbidik dengan nilai
diameter untuk satu
bagian skala
6 Mengukur o Walking stick
tinggi dipegang tegak lurus
pohon setinggi mata
pengukur dibidikan
ke arah pohon yang
hendak diukur
tingginya.
o Bagian pangkal dan
ujung pohon
diarahkan
sedemikian rupa
sehingga tepat
berimpit dengan
skala bawah dan
skala atas
pada walking stick,
skala A’C’ tepat
dengan AC (tinggi
pohon)
o Selanjutnya
bidikan mata ke arah
tanda skala pendek
(B’)
pada alat sejajarkan
dengan pohon.
o Tandai titik bidikan
B’ sehingga menjadi
titik B pada pohon,
dengan dibantu
seorang pembantu
yang sebelumnya
sudah berdiri dekat
pohon yang sedang
diukur,
o Ukur tinggi titik B
dari pangkal pohon,
sehingga didapat
tinggi AB.
o Tinggi pohon
adalah tinggi AB
dikalikan dengan
persamaan
skala alat yang
dibuat.
o 10 : 50 = AB : AC,
o Tinggi pohon
adalah (AC) = 5 x
AB
7 Mengukur  Pengukur berdiri
tinggi dengan jarak tertentu
pohon mengarah ke pohon
yang akan diukur
tingginya.
 Pegang alat pada
bagian benang
sehingga alat
bergantung dan dapat
bergerak bebas
 Alat dibidikkan ke
pohon yang akan
diukur tingginya
sedemikian rupa
sehingga pangkal dan
ujung pohon tersebut
berimpitan dengan
skala bawah dan atas
alat A’C’ berimpit
dengan AC.
 Berdirikan galah
pada pohon yang
akan diukur
tingginya.
 Mata diarahkan
pada ujung galah
sambil membaca
berapa angka tinggi
pada pembagian
skala alat yang
berimpit
dengan garis
pandang antara mata
dan ujung galah
tersebut.
8 Mengukur o Pengukur berdiri
tinggi pada jarak tertentu
pohon sesuai dengan
pengaturan jarak
pada alat mengarah
ke pohon yang akan
diukur tingginya,
misalnya jarak 15 m,
20 m, 25 m, atau 30
m. Jarak antara
pohon dengan
pengukur merupakan
jarak datar.
o Pegang alat dan
bidikkan ke arah
ujung pohon, tunggu
jarum penunjuk skala
sampai berhenti
kemudian tekan
tombol penguncinya.
o Catat skala yang
ditunjukkan oleh
jarum sebagai data 1.

o Lepas knop
pengunci jarum
dengan menekan
knop pelepas kunci
sehingga jarum
penunjuk skala
bergerak bebas.
o Lakukan hal yang
sama untuk
membidik pangkal
pohon.
o Catat skala yang
ditunjukkan oleh
jarum sebagai data 2.

o Tinggi pohon
adalah jumlah atau
selisih dari kedua
pembacaan itu
bergantung pada
apakah pangkal
pohon lebih rendah
atau lebih tinggi dari
mata pengukur.
9 Mengukur  Pengukur berdiri
tinggi pada jarak tertentu
pohon sesuai dengan
kondisi
lapangan, misalnya
jarak 15 m atau 20
m. Jarak yang
digunakan
adalah jarak datar.
 Bidik pohon yang
akan diukur
tingginya, himpitkan
ujung pohon dengan
benang skala.
 Catat skala yang
didapat sebagai data
1.
 Lakukan hal yang
sama untuk pangkal
pohon.
 Catat skala yang
didapat sebagai data
2.
 Tinggi pohon
adalah jumlah atau
selisih dari kedua
pembacaan
itu bergantung pada
apakah pangkal
pohon lebih rendah
atau
lebih tinggi dari mata
pengukur.
10 Mengukur  Tentukan titik
luas bidang pusat lingkaran
dasar khayal pada areal
tegakan hutan yang
mau diukur bidang
dasarnya.
 Pengukur berdiri di
titik pusat lingkaran
khayal yang
merupakan titik pusat
pembidikan.
 Pegang alat tegak
lurus terhadap mata
pengukur dan sasaran

bidik, dimana bagian


plat berlubang berada
dekat mata dan
bagian satunya
mengarah terhadap
objek.
 Pembidikan
diarahkan pada
batang setingi 1,3 m,
secara melingkar
searah jarum jam dan
dihitung jumlah
pohon yang masuk
hitungan dalam areal
pembidikan.

G. Kesimpulan
Dari praktikum kali ini maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa setiap alat
inventarisasi memiliki fungsinya masing-masing seperti untuk mengukur tinggi, diameter,
maupun luas bidang dasar. Akurasi pada setiap alat pun berbeda dan penggunaanya pun
disesuaikan dengan jenis data seperti apa yang ingin diperoleh.

Daftar Pustaka :

Suhendang, Endang. 2002. Pengantar Ilmu Kehutanan. Yayasan Penerbit Fakultas


Kehutanan (YPFK) Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Winarto, Bambang Ir., MM. 2006. Kamus Rimbawan. Yayasan Bumi Indonesia Hijau.
Jakarta.

Simon H. 2007, Metode Inventore Hutan. Pustaka Pelayar, Yogyakarta

Kadri Wartono Ir., dkk. 1992. Buku Ajar Inventarisasi Hutan. Universitas Tanjungpura.

Usman, H., 2008. Metode Sampling Inventarisasi Hutan. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai