SIFAT-SIFAT DASAR KAYU

PERTEMUAN 12
Dosen :
Ana Agustina,S.Hut, M.Si

Pengelolaan Hutan
Fakultas Pertanian UNS
 Pentingnya kimia kayu??

 Komposisi kimia kayu : terdiri dari komponen

dinding sel dan zat ekstraktif
 Sifat anatomi dan kimia kayu menjadi faktor
utama dalam menentukan kualitas kayu
sebagai bahan baku
 STRUKTUR MAKROSKOPIK

SOFTWOOD HARDWOOD
 Tracheides

Fiber Cell
Sel Serat
 Wood Cell
Inter- and intramolecular bonding
of cellulose forming an ordered
structure in cell unltrastucture:

Cellulose Molecules

Elementary Fibrils (Ø 3,5 nm)

Microfibril (Ø10-30 nm)

Macrofibril (Fibril)

Cell Wall

Fiber
 Struktur Dinding Sel Serat

1. Lamela Tengah (M)

2. Dinding Primer (P)
3. Dinding Sekunder (S1, S2, S3)
Struktur Dinding Sel Kayu
Layers Structure of Cell Wall
Secondary cell wall structure
Komposisi kimia dinding sel
1. Lamela Tengah (Middle lamela; ML)

- Zat antar sel

- Pengikat antar sel
- Terutama kandungannya lignin dan pektin
- Tebal 0,2-1,0 μm

2. Dinding Primer (Primary wall; P)

- Dinding lapisan tipis 0,1-0,2 μm

- Terdiri dari selulosa, hemiselulosa, pektin dan protein
- Mikrofibril tidak teratur pada bagian luar, bagian dalam
terorientasi tegak lurus sumbu sel

Komposisi ML+P: Lignin = 8,4%; Selulosa = 0,7%;

Hemiselulosa = 1,4%
3. Dinding Sekunder (Secondary wall, S)

- Terdiri dari tiga lapisan S1, S2 dan S3

- Lapisan tersusun oleh mikrofibril yang hampir paralel
- Diantara mikrofibril terdapat lignin dan hemiselulosa

a. Lapisan S1
- Mengandung 3-4 lamela
- Mikrofibril membentuk spiral Z dan spiral S (terpilin)
- Sudut mikrofibril berkisar 50-70o terhadap sumbu serat
- Komposisi : Lignin = 10,5%; Selulosa = 6,1%;
Hemiselulosa = 3,7%
b. Lapisan S2
- Bagian utama dari dinding sel
- Lapisan tebal 1-5 um
- Terdiri dari 30-40 lamela bahkan hingga 150 lamela
- Sudut mikrofibril 5-10o (kayu akhir) dan 20-30o (kayu
awal)
- Komposisi : Lignin 9,1%; Selulosa = 32,7%; Hemiselulosa
= 18,4%

c. Lapisan S3
- Lapisan tipis 0,1 um
- Terdiri dari beberapa lamela
- Sudut mikrofibril 50-90o
- Orientasi mikrofibril spiral Z dan spiran S
- Komposisi : Lignin = trace; Selulosa= 0,8%;
Hemiselulosa = 5,2%
 Chemical Components of Wood

Wood

Non-Structural Components Structural Components

(Minor Components) (Major Components)

Mineral Holocellulose Lignin

(Inorganics)

Extractives
(Organics)
Hemicelluloses
Cellulose
 Determinasi Selulosa

Karbohidrat dalam kayu :

Holoselulosa : Fraksi karbohidrat total

Selulosa : Fraksi karbohidrat yang tidak terlarut
dalam alkali
Hemiselulosa : Fraksi karbohidrat yang terlarut dalam
alkali
 Holoselulosa

Serbuk Kayu
(Bebas ekstraktif)
Kriteria :
• Kandungan lignin sisa Delignifikasi
serendah mungkin • Chlorination

• Kehilangan karbohidrat • Delignification with Acidified Sodium

minimal Chlorite

• Degradasi kerbohidrat
minimal
Holoselulosa

Selulosa Hemiselulosa
 SELULOSA
 Polimer alam yang paling melimpah
 Struktur dasar sel tumbuhan
 Ditemukan juga dalam paku, lumut, bakteri,
ganggang, jamur
 Selulosa alami paling murni terdapat pada serat
kapas (± 98% selulosa)
 Bahan dasar dari banyak produk seperti kertas,
serat rayon/tekstil, film
 Hasil biosistesis melalui proses fotosintesa :

Energy + CO2 + H2O  Carbohydrates + O2

Kandungan Selulosa Beberapa Bahan:

Kapas 95-99 %
Rami 80-90 %
Bambu 40-50 %
Kayu 40-50 %
Kulit Kayu 20-30 %
Bakteri 20-30 %
Lumut 25-30 %
Selulosa Hardwood vs Softwood

Persamaan :
 Disusun oleh struktur molekul yang sama (uniform polimer dari
β-D-glukopiranosa)

Perbedaan :
 Kandungan selulosa kayu hardwood lebih tinggi dibanding
softwood
 Serat selulosa (fiber) kayu softwood lebih panjang dibanding
kayu hardwood (Fiber softwood 1,5-4,5 mm, Hardwood 0,5-1,5
mm)
Hardwood Softwood
-------------------------------------------------
Selulosa > Selulosa
Hemiselulosa > Hemiselulosa
- (Mannan) < - (Mannan)
- (Xylan) > - (Xylan)
Lignin < Lignin
 Molecular Structure of Cellulose

 Cellulose molecule : (C6H10O5)n

 Monomer β - D - Glucopyranose
 Basic unit (repeating units)  Cellobiose (2 units of glucose)
Glycosidic Bond

β(1-4) glycosidic bond

Microfibril Structure

Cellulose Microfibril Macrofibril Fiber

Amorphous Amorphous

Crystalline Crystalline Crystalline

Crystalline area : ordered part of microfibril

Amorphous area : non – ordered area of microfibril
Cellulose degree of crystallinity : 89-96 %
Struktur selulosa dalam sel tumbuhan
 Sifat-sifat selulosa

 Selulosa tidak larut dalam kebanyakan pelarut

Disebabkan : - Sifat kekakuan
- Ikatan inter dan intramolekul
- Bersifat kristalin
 Selulosa di alam berada berasosiasi dengan senyawa lain
 Polimer linier yang panjang DP 1000-15000 (Kayu 5.000-
10.000)
 Selulosa dapat larut dalam larutan tembaga (II) hidroksi
beramonia Cuoxam, Cu(NH3)4(OH)2
 Selulosa dapat terdegradasi dalam larutan asam kuat
(Hidrolisis)