hayati yang dilakukan dengan bijaksana dan berkesinambungan.
Tujuan konservasi Konservasi bertujuan untuk menjaga dan melindungi ekosistem agar tetap lestari SEJARAH KONSERVASI DI DUNIA 1. Abad Ke – 18 ( Era Industri )
Sejarawan berpendapat bahwa konservasi lahir pada
era industri abad ke-18 Akir. Industrialisasi sudah berkembang di negara barat. Misalnya di Prusia dan Prancis sudah mengenal konservasi, ilmu pertanian yg intensif serta pengelolaan hutan yg baik. Kemudian disusul kerajaan Inggris dan Cina. Pada masa ini konservasi dilakukan dengan cara mengoptimalkan penutupan kanopi hutan untuk memperkecil resiko kebakaran, serta menghasilkan produk hutan untuk bahan baku pembuatan kapal. 2. Abad ke – 19 ( Industri di Era Baru )
Pada abad ini konservasi sudah berbekal perangkat
ilmiah yang lebih modern. Pada abad ini juga sudah terbentuk depertemen kehutanan di Eropa dan Amerika, serta berdiri dua taman nasional yaitu di Magnolia dan Yellowstone, Amerika Serikat. Adapun permasalahan konservasi pada era ini adalah pemburuan bison dan kerbau yang tidak terkendali di Amerika Serikat. 3. Pada tahun 1890 – 1920 ( Era Progresif )
Pada tahun ini, konservasi mengalami keterpurukan
karena paradigma ekonomi yg merupakan ekonomi laissez- fair yang merusak lingkungan dan keutuhan sumberdaya alam sehingga menyebabkan kerusakan tanah, kepunahan spesies,dan ekploitasi tambang secara besar" an. Kemudian pada tahun 1960an Wilderness Act menyerukan gerakan konservasi pada lahan yg rusak dengan melakukan penerapan beberapa peraturan pembatasan penebangan, penambangan, dan perindustrian yg dapat merusak lingkungan. 4. Abad Ke – 20
Pada abad ke-20 sekitar tahun 1960-an masalah
kerusakan alam semakin kompleks yang disebabkan oleh aktivitas industrialisasi manusia. Kerusakan-kerusakan berupa pemanasan global,efek rumah kaca, tumpahan racun, nuklir, dan sumber daya alam yang terbatas menjadi masalah di dunia ini. Menyikapi hal tersebut Richard Nixon menandatangani perintah eksekutif untuk membentuk Badan Perlindungan Lingkungan. Mulai saat itu gerakan konservasi mulai diserukan. Yakni dengan cara membagi wilayah- wilayah daerah konservasi menyelamatkan keanekaragaman hayati yang ada di alam tanpa harus mengurangi aspek ekonomi, sosial, dan budaya yang berlaku. SEJARAH KONSERVASI DI INDONESIA 1. Konservasi masuk di Indonesia dari mulai zaman penjajahan kolonial, tepatnya pada abad ke -19. Pada era kolonial ini pemerintah kolonial bertanggung jawab atas degradasi hutan di Hindia Belanda. Pada abad ini, Indonesia mengalami kerusakan hutan yang sangat parah dimana VOC membabat puluhan hektar hutan di Indonesia guna membangun sarana dan prasarana umum. Akibatnya banyak hutan gundul sehingga menyebabkan tanah longsor, banjir, punahnya beberapa spesies,dan berkurangnya pasokan air irigasi. Untuk menyikapi hal tersebut pemerintah kolonial mendirikan cagar alam Cibodas pada tahun 1889- 1890. Kemudian Tahun 1909, Staatsblad No. 497 dan 594 menerbitkan peraturan hukum tentang perlindungan hewan. Kemudian Disusul dengan berdirinya Nederlandsch-Indische Natuurhistorische Vereeniging (Masyarakat Hindia Belanda untuk Sejarah Alam) didirikan pada 1911, dan Nederlandsch-Indische Vereeniging tot Natuurbescherming Yang menyoroti tentang kepunahan orang utan dan burung langka yang tidak dilindungi. Oragnisasi ini mampu menghasilkan petisi yang mendorong di terbitkannya Staatsblad No. 234 tahun 1924, amandemen peraturan untuk agar upaya konservasi dilakukan dengan pembentukan beberapa suaka margasatwa utama. 2. Konservasi di Era Kolonial
Konservasi pada masa kolonial Belanda Pada Tahun 1910 , Para
naturalis belanda tidak setuju bila adanya kebijakan atau tindakan kolonial yang bertujuan untuk merusak ekosistem sehingga lahirlah undang – undang tentang perlindungan bagi mamalia liar dan burung liar. Pada tanggal 22 Juli 1912 dibentuklah Perkumpulan Perlindungan Alam Belanda di Bogor yang diketuai oleh SH Koorders yang mengusulkan tempat – tempat serta berbagai jenis flora dan fauna yang akan dilindungi. Kemudian di tentukan 12 cagar alam yaitu beberapa Danau di Banten , Pulau Krakatau dan Pulau Panaitan , Laut Pasir Bromo , Pulau Nusa Barung, Semenanjung Purwo dan Kawah Ijen. Pada Tahun 1916 , Dibuatlah peraturan tentang Monumen Alam serta menetapkan 43 monumen alam salah satunya Taman Nasional Ujung Kulon pada tahun 1921. 3. Konservasi setelah Kemerdekaan Indonesia
Konservasi setelah Kemerdekaan Indonesia Upaya – upaya
konservasi di Indonesia tidak terhanti sampai disitu akan tetapi Konservasi di Indonesia tetap berjalan setelah Indonesia Merdeka. Pada Tahun 1947 dilakukan penetapan Bali Barat sebagai Kawasan Suaka Alam , Pada Tahun 1950 adanya tindakan Perlindungan Alam di Djawatan Kehutanan dengan tugas utama untuk menangani pemburuan Badak di Ujung Kulon, Pada Tahun 1952 terbentuknya Lembaga Pengawetan Alam di Kebun Raya Bogor dan Pada Tahun 1956 perpindahan status Perlindungan Alam di Djawatan Kehutanan menjadi Bagian Perlindungan Alam ( BPA ). Perburuan Secara umum kegiatan berburu merupakan suatu kegiatan yang bertentangan dengan prinsip konservasi, karena berpotensi mengurangi populasi hewan buruan. Namun pembentukan suaka perburuan menyebabkan di beberapa negara pelestarian wilayah menjadi kurang luas dimana pertanian dilarang dan perburuan diatur dengan hati-hati. Pemerintah kolonial Belanda sebelum tahun 1900 tidak pernah memberikan regulasi tentang perburuan. Pertama, karena hasil buruan masih melimpah, termasuk di Jawa hingga akhir 1900. Kedua, orang Belanda di Indonesia bukanlah seorang pemburu, seperti ketika di Belanda. Alasan lain karena lahan pertanian yang cukup luas dan orang yang berburu terbatas hanya untuk kebutuhan keluarganya. Pribumi dalam berburu terdapat dua macam, yakni subsisten dan hiburan. Untuk perburuan subsisten banyak terlihat di luar Jawa. Sedangkan, untuk perburuan hiburan sudah lama ada sejak lama. Perburuan ini dilakukan oleh para penguasa kerajaan dan juga para bangsawan. Perburuan ini menyebabkan ratusan rusa terbunuh, bahkan juga harimau. Pada tahun 1930-an dibuatlah sebuah cagar alam yang ditujukan untuk menjaga kelestarian hewan agar tidak punah. Namun pada abad ke-19 terjadi perburuan di cagar alam besar di daerah Kalimantan dan sekitarnya. Di sisi lain, beberapa cagar alam dan taman rusa bertahan hingga abad ke-20. KESIMPULAN Konservasi merupakan salah satu elemen yang penting dalam usaha mempertahankan kelestarian sumber daya alam. Konservasi adalah tugas kita bersama. Didunia konservasi dipercaya lahir pada era industrialisasi di abad ke-18. Sedangkan konservasi masuk ke pada masa kolonial diabad ke 19. Konservasi di Dunia dan Indonesia menjadi tonggak utama untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan DAFTAR PUSTAKA Boomgaard, P. (1999). Oriental Nature, its Friends and its Enemies: Conservation of Nature in Late-Colonial Indonesia, 1889-1949. Environment and History 5. 3:257-292. Jepson, P., & Whittaker, R. J. (2002). Histories of protected areas: Internationalisation of conservationist values and their adoption in the Netherlands Indies (Indonesia). Environment and History, 8(2), 129–172. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2018). Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem. Gatot Subroto, Jakarta. http://ksdae.menlhk.go.id/sejarah-ksdae.html Sandrook C.(2015). What is Conservation. Flora and Fauna International. 49(4):565-566. Sellheim N. (2020). The Evolution of Local Involvement in International Conservation Law. Yearbook of International Environmental Law. 0:0(1-26). Pratama, C. D. (2020), Masalah Deforestasi di Indonesia. Jakarta: Kompas.com. http://www.kompas.com/skola/read/2020/12/10/175226469/m asalahdeforestasi-di-indonesia Priskila, Milka . 2019. Konservasi : Pengertian , Metode dan Sejarah. https://foresteract.com/konservasi/5/