Anda di halaman 1dari 9

PENGANTAR LINGKUNGAN LAHAN BASAH

ADAPTASI BUDAYA MASYARAKAT DILAHAP BASAH

DISUSUN OLEH:

NAMA :MAYA TAHERA

NIM:2310611220027

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2023/2024
A.SISTEM BUDAYA DAN WUJUD BUDAYA

Sistem budaya terdiri dari tujuh, yaitu sistem teknologi, sistem ekonomi, sistem religs, sistem
kesenian, sistem Bahasa, sistem pengetahuan, dan sistem organisasi masyarakat. Sedangkan
wujud budaya terdiri dari tiga, yaitu ide, aktivitas, dan arielak. Adaptasi lingkungan bagi
masyarakat akan menghasilkan suatu sistem kebudayaan di dalam masyarakat dan juga akan
menghasilkan wujud dari sistem kebudayaan tersebut

Berikut ini akan diuraikan 7 unsur kebudayaan universal yang terdapat dalam masyarakat:

1.Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi

Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka akan selalu
membuat peralatan atau benda-benda tersebut.

Perhatian awal para antropolog dalam memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur
teknologi yang dipakai suatu masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan sebagai peralatan
hidup dengan bentuk dan teknologi yang masih sederhana.
2.Sistem Ekonomi/Mata Pencaharian Hidup

Sistem ekonomi pada masyarakat tradisional, antara lain; berburu dan meramu; beternak;
bercocok tanam di ladang; menangkap ikan; bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi.

3.Sistem Religi

Kajian antropologi dalam memahami unsur religi sebagai kebudayaan manusia tidak dapat
dipisahkan dari religious emotion atau emosi keagamaan.
4.Kesenian

Budaya-budaya daerah di Indonesia memiliki kekayaan seni yang tinggi. Bentuk seni yang di
hasilkan meliputi seni musik, seni rupa, seni gerak dan seni pertunjukan. Berbagai hasil karya
seni ini menjadi identitas budaya Indonesia yang khas.

5.Sistem Bahasa

Sistem bahasa yang menjadi unsur budaya nasional Indonesia adalah Bahasa Indonesia. Hal ini
berawal dari peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada perisitiwa
bersejarah tersebut menghasilkan tiga putusan tentang penyamaan pola pikir dalam
menjunjung dan memperjuangkan Indonesia, salah satunya adalah penyamaan tentang
penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

6.Sistem Pengetahuan

Sistem pengetahuan merupakan unsur budaya yang luas batasannya. Dalam kajian antropologi
sistem pengetahuan adalah bagaimana manusia menggunakan kemampuan yang dimilikinya
untuk bertahan hidup. Bentuk pengetahuan dapat bersifat abstrak maupun konkret.
Pengetahuan yang bersifat abstrak misalnya pengetahuan tentang astronomi tradisional,
pengetahuan cuaca dan iklim tahunan sebagai pedoman untuk melakukan musim tanam dan
panen seperti pranoto mongso. Nelayan yang berlayar ke laut untuk mencari ikan dilakukan
pada malam hari dengan memanfaatkan angin darat, kemudian kembali ke laut dengan
memanfaatkan angin laut.

7. Sistem Organisasi Sosial/Masyarakat

Sistem kemasyakatan dan organisasi sosial di Indonesia memiliki perbedaan antara wilayah
satu dengan yang lain. Sebagai contoh misalnya pada paham garis keturunan yang berlaku di
suatu wilayah. Masyarakat Batak Sumatra Utara menerapkan paham patrilineal yang menganut
garis keturunan dari ayah, sedangkan masyarakat Minang menganut garis keturunan dari ibu
(matrilineal)
B. ADAPTASI MASYARAKAT DI LINGKUNGAN LAHAN BASAH

Menurut Konvensi Ramsar, lingkungan lahan basah terdiri dari lima kawasan yaitu kawasan lant
kawasan mura, kawasan rawa, kawasan danau, dan kawasan sungai Adaptasi masyarakat di
lingkungan dataran lumpur dan dataran pasir meliputi.

Penanaman mangrove:

Pembuatan sesa diken


Pembuatan groin

Pembuatan jerry

Pembuatan breakwater

Pembuatan artificial headland


Adaptasi masyarakat di lingkungan pesisir khususnya di dataran lumpur dan pasir bertujuan
untuk memecah ombak, mencegah terjadinya abrasi yang merupakan permasalahan yang
krusial bagi lingkungan pesise, dan sebagai penahan atau pengendali banjir.

Adaptasi masyarakat di lingkungan terumbu karang adalah dengan melakukan konservasi


terumbu karang dengan membuat terumbu karang buatan atau artificial reef yang bertujuan
untuk

mengembalikan ekosistem pada serumbu karang

Adaptasi masyarakat di lingkungan padang lamun adalah dengan mendinkan bangunan


panggung di atas air untuk menjaga kelestarian lamun dan hewan-hewan di sekitarnya

Adaptasi masyarakat di lingkungan mangrove adalah dengan membangun titian di sepanjang


hutan mangrove dengan tujuan sebagai rekreasi dan sebagai akses bagi mumasin

Adaptasi masyarakat di lingkungan kepulauan adalah dengan membangun pondok pondok di


area pulau dengan menggunakan sistem panggung.

Adaptasi masyarakat di lingkungan rawa berumput adalah dengan mendirikan bangunan di


sekitar rawa, melakukan aktivitas di area rawa dengan

menggunakan perahu, dan kegiatan peternakan di atas air seperti yang terdapat di daerah
Danau Panggang, Kalimantan Selatan.

Adaptasi masyarakat di lingkungan sungai meliputi pembangunan rumah panggung dan natuh
apung atau lanting di pinggir sungai dan
pembangunan siring di mengelilingi sungai dengan tujuan mencegah terjadinya banjir dan
abrasi pinggir sungai. Pembangunan kawasan sining di pinggiran sungai juga merupakan
langkah dalam mengatasi kawasan kumuh di tepi sungai dan untuk menghidupkan kembali
ekosistem pinggir sungai.

Adaptasi masyarakat di lingkungan danau adalah dengan membangun rumah di tepi danau dan
pemanfaatan danau sebagai tempat rekreasi.

Masyarakat juga melakukan adaptasi dengan lingkungan lahan basah dengan mengelola
lingkungan lahan basah tersebut menjadi lingkungan.

bunan seperti sawah, embung, bendungan, kolam, dan tambak. Lingkungan lahan basah buatan
tersebut beraguan untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat seperti pemanfaatan sawah sebagai lahan untuk menanam padi dan pemanfaatan
bendungan untuk pembangkit listrik dan pelestarum.

Anda mungkin juga menyukai