Anda di halaman 1dari 61

SENI BUDAYA I 2019

KELAS

X
SMK

YAYASAN
SMK DARUS SHOLIHIN PUGER
1
10/31/2019
DAFTAR ISI

BAB 1 KONSEP BUDAYA.........................................................................................................3

BAB 2 KONSEP SENI...............................................................................................................11

BAB 3 KONSEP KEINDAHAN...................................................................................................19

BAB 4 SENI BUDAYA NUSANTARA..........................................................................................26

BAB 5 PERKEMBANGAN SENI BUDAYA NUSANTARA...............................................................49

2
BAB 1. KONSEP BUDAYA

A. PENGERTIAN BUDAYA
Kata "kebudayaan berasal dari (bahasa Sanskerta) yaitu "buddayah" yang merupakan
bentuk jamak dari kata "budhi" yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai "hal-
hal yang bersangkutan dengan budi atau akal". Kata budaya dalam kamus besar bahasa Indonesia
diartikan sebagai pikiran, akal budi, atau adat istiadat. Pengertian Kebudayaan secara umum
adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang
kompleks yang mencakup pengetahuan, keyakinan, seni, susila, hukum adat dan setiap
kecakapan, dan kebiasaan.
Menurut Koentjaraningrat, pengertian kebudayaan adalah keseluruhan manusia dari
kelakuan dan hasil yang harus didapatkannya dengan belajar dan semua itu tersusun dalam
kehidupan masyarakat. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soenardi, merumuskan kebudayaan
sebagai semua hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi
dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh
manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk
keperluan masyarakat.
Seorang antropolog lain, E.B. Tylor (1871), dalam bukunya yang berjudul Primitive Culture
(New York; Brentano's, 1924), hal 1, mendefinisikan bahwa kebudayaan adalah kompleks yang
mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-
kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.

B. UNSUR-UNSUR DAN CIRI-CIRI BUDAYA


1. UNSUR-UNSUR BUDAYA
Kluckhon dalam bukunya yang berjudul Universal Categories of Culture membagi kebudayaan
yang ditemukan pada semua bangsa di dunia dari sistem kebudayaan yang sederhana seperti
masyarakat pedesaan hingga sistem kebudayaan yang kompleks seperti masyarakat perkotaan.

3
Kluckhon membagi sistem kebudayaan menjadi tujuh unsur kebudayaan universal atau disebut
dengan kultural universal. Menurut Koentjaraningrat, istilah universal menunjukkan bahwa unsur-
unsur kebudayaan bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua bangsa
yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut antara lain:
a. Sistem Bahasa
Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya untuk berinteraksi
atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu antropologi, studi mengenai bahasa disebut
dengan istilah antropologi linguistik. Menurut Keesing, kemampuan manusia dalam membangun
tradisi budaya, menciptakan pemahaman tentang fenomena sosial yang diungkapkan secara
simbolik, dan mewariskannya kepada generasi penerusnya sangat bergantung pada bahasa.
Dengan demikian, bahasa menduduki porsi yang penting dalam analisa kebudayaan manusia.
Menurut Koentjaraningrat, unsur bahasa atau sistem perlambangan manusia secara lisan maupun
tertulis untuk berkomunikasi adalah deskripsi tentang ciri-ciri terpenting dari bahasa yang
diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan beserta variasi-variasi dari bahasa itu. Ciri-ciri
menonjol dari bahasa suku bangsa tersebut dapat diuraikan dengan cara membandingkannya
dalam klasifikasi bahasa-bahasa sedunia pada rumpun, subrumpun, keluarga dan subkeluarga.
Menurut Koentjaraningrat menentukan batas daerah penyebaran suatu bahasa tidak mudah
karena daerah perbatasan tempat tinggal individu merupakan tempat yang sangat intensif dalam
berinteraksi sehingga proses saling memengaruhi perkembangan bahasa sering terjadi.

b. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem peralatan hidup dan
teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide manusia. Sistem
pengetahuan sangat luas batasannya karena mencakup pengetahuan manusia tentang berbagai
unsur yang digunakan dalam kehidupannya.
Masyarakat pedesaan yang hidup dari bertani akan memiliki sistem kalender pertanian tradisional
yang disebut system pranatamangsa yang sejak dahulu telah digunakan oleh nenek moyang untuk
menjalankan aktivitas pertaniannya. Menurut Marsono, pranatamangsa dalam masyarakat Jawa
sudah digunakan sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu. Sistem pranatamangsa digunakan untuk

4
menentukan kaitan antara tingkat curah hujan dengan kemarau. Melalui sistem ini para petani
akan mengetahui kapan saat mulai mengolah tanah, saat menanam, dan saat memanen hasil
pertaniannya karena semua aktivitas pertaniannya didasarkan pada siklus peristiwa alam.
Sedangkan Masyarakat daerah pesisir pantai yang bekerja sebagai nelayan menggantungkan
hidupnya dari laut sehingga mereka harus mengetahui kondisi laut untuk menentukan saat yang
baik untuk menangkap ikan di laut. Pengetahuan tentang kondisi laut tersebut diperoleh melalui
tanda-tanda atau letak gugusan bintang di langit.
Banyak suku bangsa yang tidak dapat bertahan hidup apabila mereka tidak mengetahui dengan
teliti pada musim-musim apa berbagai jenis ikan pindah ke hulu sungai. Selain itu, manusia tidak
dapat membuat alat-alat apabila tidak mengetahui dengan teliti ciriciri bahan mentah yang
mereka pakai untuk membuat alat-alat tersebut. Tiap kebudayaan selalu mempunyai suatu
himpunan pengetahuan tentang alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, benda, dan manusia yang
ada di sekitarnya. Menurut Koentjaraningrat, setiap suku bangsa di dunia memiliki pengetahuan
mengenai, antara lain:
a. alam sekitarnya;
b. tumbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya;
c. binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya;
d zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya;
e. tubuh manusia;
f. sifat-sifat dan tingkah laku manusia;
g. ruang dan waktu.

c. Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial


Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi sosial merupakan usaha antropologi
untuk memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat melalui berbagai kelompok sosial.
Menurut Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat kehidupannya diatur oleh adat istiadat dan
aturan-aturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup dan
bergaul dari hari ke hari. Kesatuan sosial yang paling dekat dan dasar adalah kerabatnya, yaitu
keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain. Selanjutnya, manusia akan digolongkan ke dalam

5
tingkatan-tingkatan lokalitas geografis untuk membentuk organisasi sosial dalam kehidupannya.
Kekerabatan berkaitan dengan pengertian tentang perkawinan dalam suatu masyarakat karena
perkawinan merupakan inti atau dasar pembentukan suatu komunitas atau organisasi sosial.

d. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi


Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka akan selalu
membuat peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian awal para antropolog dalam
memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi yang dipakai suatu masyarakat
berupa benda-benda yang dijadikan sebagai peralatan hidup dengan bentuk dan teknologi yang
masih sederhana. Dengan demikian, bahasan tentang unsur kebudayaan yang termasuk dalam
peralatan hidup dan teknologi merupakan bahasan kebudayaan fisik.

e. Sistem Ekonomi/Mata Pencaharian Hidup


Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus kajian penting
etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian mengkaji bagaimana cara mata
pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem perekonomian mereka untuk mencukupi
kebutuhan hidupnya. Sistem ekonomi pada masyarakat tradisional, antara lain:
a. berburu dan meramu;
b. beternak;
c. bercocok tanam di ladang;
d. menangkap ikan;
e. bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi.

Pada saat ini hanya sedikit sistem mata pencaharian atau ekonomi suatu masyarakat yang
berbasiskan pada sektor pertanian. Artinya, pengelolaan sumber daya alam secara langsung untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam sektor pertanian hanya bisa ditemukan di daerah
pedesaan yang relatif belum terpengaruh oleh arus modernisasi.
Pada saat ini pekerjaan sebagai karyawan kantor menjadi sumber penghasilan utama dalam
mencari nafkah. Setelah berkembangnya sistem industri mengubah pola hidup manusia untuk

6
tidak mengandalkan mata pencaharian hidupnya dari subsistensi hasil produksi pertaniannya. Di
dalam masyarakat industri, seseorang mengandalkan pendidikan dan keterampilannya dalam
mencari pekerjaan.

f. Sistem Religi
Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi dalam masyarakat
adalah adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib atau
supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan mengapa manusia itu melakukan
berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari hubungan-hubungan dengan kekuatan-kekuatan
supranatural tersebut. Dalam usaha untuk memecahkan pertanyaan mendasar yang menjadi
penyebab lahirnya asal mula religi tersebut, para ilmuwan sosial berasumsi bahwa religi suku-suku
bangsa di luar Eropa adalah sisa dari bentuk-bentuk religi kuno yang dianut oleh seluruh umat
manusia pada zaman dahulu ketika kebudayaan mereka masih primitif.

g. Kesenian
Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi mengenai aktivitas
kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang dikumpulkan dalam penelitian tersebut
berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran, dan
hiasan. Penulisan etnografi awal tentang unsur seni pada kebudayaan manusia lebih mengarah
pada teknik-teknik dan proses pembuatan benda seni tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi awal
tersebut juga meneliti perkembangan seni musik, seni tari, dan seni drama dalam suatu
masyarakat.
Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni relief, seni ukir, seni lukis, dan seni
rias. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental, sedangkan seni sastra terdiri atas prosa
dan puisi. Selain itu, terdapat seni gerak dan seni tari, yakni seni yang dapat ditangkap melalui
indera pendengaran maupun penglihatan. Jenis seni tradisional adalah wayang, ketoprak, tari,
ludruk, dan lenong. Sedangkan seni modern adalah film, lagu, dan koreografi. (Disalin dari Buku
Sekolah Elektronik Antropologi (Siany L, dan Atiek Catur B)).

7
2. CIRI-CIRI BUDAYA
a. Budaya itu bukan bawaan akan tetapi dipelajari
b. Budaya bisa disampaikan dari seseorang ke seseorang yang lain, dari suatu kelompok
kepada kelompok yang lain dan dari sebuah generasi kepada generasi selanjutnya.
c. Budaya meletakkan dirinya lewat simbol
d. Budaya itu memiliki sifat dinamis, suatu sistem yang akan terus berubah disepanjang
waktu.
e. Budaya itu bersifat selektif, yang merepresentasikan segala pola perilaku dari pengalaman
manusia yang jumlahnya itu terbatas
f. Adanya berbagai macam unsur budaya yang saling berhubungan.
g. Etnosentrik (menganggap bahwa budaya itu sendiri sebagai sesuatu yang terbaik atau
standar untuk dapat menilai budaya yang lain).
h. Unsur-unsur budaya yakni adanya suatu perilaku-perilaku tertentu, adanya gaya
berpakaian, adanya kebiasaan-kebiasaan, adanya adat istiadat, adanya kepercayaan dan
adanya tradisi.

C. CONTOH BUDAYA YANG ADA DI INDONESIA


1. Tradisi Upacara Labuhan Merapi (Budaya masyarakat Yogyakarta khususnya Keraton
Ngayogyakarta Hadiningrat).
Tradisi dilaksanakan setiap tanggal 30 Rajab sebagai rangkaian kegiatan upacara penobatan Sri
Sultan Hamengkubuwono sebagai Raja Ngayogyakarta Hadiningrat. Upacara ini dilengkapi dengan
berbagai macam sesaji untuk dibawa ke Kendit Gunung Merapi oleh Juru Kunci Gunung Merapi
agar memperoleh berkah dan sebagai wujud permohonan keselamatan dan kesejahteraan.
2. Tradisi Ngaben (Budaya masyarakat Hindu-Bali)
Ngaben adalah upacara pembakaran jenazah atau kremasi umat Hindu di Bali. Acara Ngaben
merupakan suatu ritual yang dilaksanakan untuk mengirim jenazah kepada kehidupan mendatang.
Jenazah diletakkan selayaknya sedang tidur dan keluarga yang ditinggalkan akan senantiasa
beranggapan demikian (tertidur). Tidak ada air mata karena jenazah secara sementara waktu tidak

8
ada dan akan menjalani reinkarnasi atau menemukan pengistirahatan terakhir di mokhsa (bebas
dari roda kematian dan reinkarnasi).
Puncak acara ngaben adalah pembakaran keseluruhan struktur (lembu atau vihara yang terbuat
dari kayu dan kertas), beserta dengan jenazah. Api dibutuhkan untuk membebaskan roh dari
tubuh dan memudahkan reinkarnasi.
Ngaben tidak senantiasa dilakukan dengan segera. Untuk anggota kasta yang tinggi sangatlah
wajar untuk melakukan ritual ini dalam waktu 3 hari. Akan tetapi, untuk anggota kasta yang
rendah, jenazah terlebih dahulu dikuburkan dan kemudian biasanya dlam acara kelompok untuk
suatu kampong batu dikremasikan.
Tradisi Batapung Tawar Maayun (Budaya masyarakat Martapura, Amuntai, Kandangan dan
Banjarmasin)
Tradisi ini merupakan budaya masyarakat Martapura, Amuntai, Kandangan, dan Banjarmasin.
Tradisi ini berarti upacara menyiapkan menjadi seorang anak. Pada upacara ini dilaksanakan guring
maayun, yaitu menidurkan anak usia 40 hari sampai dengan 5 tahun pada ayunan.
3. Karaban Sapi (Budaya masyarakat Madura)
Awal mula kerapan sapi dilatar belakangi oleh tanah Madura yang kurang subur untuk lahan
pertanian, sebagai gantinya orang-orang Madura mengalihkan mata pencahariannya sebagai
nelayan untuk daerah pesisir dan beternak sapi yang sekaligus digunakan untuk bertani khususnya
dalam membajak sawah atau ladang.
Pada perlombaan ini, sepasang sapi yang menarik semacam kereta dari kayu (tempat joki berdiri
dan mengendalikan pasangan sapi tersebut) dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan-
pasangan sapi lain. Trek pacuan tersebut biasanya sekitar 100 meter dan lomba pacuan dapat
berlangsung sekitar sepuluh detik sampai satu menit.
Beberapa kota di Madura menyelenggarakan karapan sapi pada bulan Agustus dan September
setiap tahun, dengan pertandingan final pada akhir September atau Oktober di eks Kota
Karesidenan, Pamekasan untuk memperebutkan Piala Bergilir Presiden.

4. Tradisi Selamatan Dalam Lingkaran Hidup Manusia (Budaya masyarakat Jawa)


Banyak tradisi adat Jawa diantanya sebagai berikut:

9
Brikihan adalah upacara kelahiran bayi
Selapanan adalah upacara pemberian nama pada bayi yang baru lahir pada hari ke 35
Tedhak siten adalah upacara bagi bayi yang berusia antara 5-6 bulan pada saat pertama turun ke
tanah
Tetesan adalah upacara khitanan untuk putri raja yang telah berusia 8 tahun.
Beberapa bentuk budaya lokal lain, diantaranya pakaian tradisional, dan kerajinan tangan.
Menurut James Dnandjaja, folklore adalah sebagian kebudayaan Indonesia yang tersebar dan
diwariskan secara turun temurun secara tradisional. Tradisi ini bias berbeda-beda versinya baik
dalam bentuk lisan, perbuatan, maupun alat-alat pembantu pengingat.

10
BAB 2. KONSEP SENI

A. Pengertian seni
Seni adalah keahlian membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya,
keindahannya, dan sebagainya), seperti tari, lukisan, ukiran. Seni meliputi banyak kegiatan
manusia dalam menciptakan karya visual, audio, atau pertunjukan yang
mengugkapkan imajinasi, gagasan, atau keperigelan teknik pembuatnya, untuk dihargai
keindahannya atau kekuatan emosinya. Kegiatan-kegiatan tersebut pada umumnya berupa
penciptaan karya seni, kritik seni, kajian sejarah seni dan estetika seni.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Seni). Berikut ini pengertian seni menurut para ahli:
1. Aristoteles. Menurut Aristoteles, pengertian seni adalah suatu bentuk ungkapan dan
penampilan yang tidak pernah menyimpang dari kenyataan, dan seni itu meniru alam.
2. Plato. Menurut Plato, pengertian seni itu adalah hasil tiruan alam dan segala isinya (ars
imitator naturam).
3. Herbert Read. Menurut Herbert Read, pengertian seni adalah ekspresi dari penuangan
hasil pengamatan dan pengalaman yang dikaitkan dengan perasaan, aktivitas fisik dan
psikologis ke dalam bentuk karya.
4. Thomas Munro. Menurut Thomas Munor, definisi seni adalah suatu alat buatan manusia
untuk menimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya.
5. Leo Tolstoy. Menurut Leo Tolstoy, pengertian seni adalah ungkapan perasaan pencipta
yang kemudian diungkapkan pada orang lain dengan harapan mereka dapat merasakan
apa yang dirasakan oleh penciptanya.
6. Sudarmaji. Menurut Sudarmaji, pengertian seni adalah manifestasi batin dan pengalaman
estetis manusia dengan memakai media garis, bidang, warna, tekstur, volume, dan gelap
terang.
7. Ki Hajar Dewantara. Menurut Ki Hajar Dewantara, arti seni adalah hasil keindahan
sehingga dapat mempengaruhi perasaan seseorang yang melihatnya, dan seni
merupakan perbuatan manusia yang bisa mempengaruhi dan menimbulkan perasaan
indah.

11
8. Drs. Popo Iskandar. Menurut Popo Iskandar, pengertian seni adalah hasil ungkapan emosi
yang ingin disampaikan seseorang kepada orang lain dalam kesadaran hidup
bermasyarakat/berkelompok.
9. Immanuel Kant. Menurut Immanuel Kant, definisi seni adalah sebuah impian karena
rumus-rumus tidak dapat mengihtiarkan kenyataan.
10. Ensiklopedi Indonesia. Menurut Ensiklopedi Indonesia, pengertian seni adalah ciptaan
dari segala hal, karena keindahannya maka orang senang untuk melihat ataupun
mendengarkannya.

B. SIFAT DASAR SENI


1. Kreatif,
seni merupakan suatu rangkaian kegiatan manusia yang selalu mencipta realitas baru,
sesuatu yang sebelumnya tidak ada atau belum pernah muncul dalam ide atau gagasan
seseorang. Misalnya, campur sari, yang memadukan gamelan dengan musik modern, atau
seorang pelukis yang menggunakan kulit telur sebagai medianya.
2. Individualitas,
karya seni yang diciptakan seorang seniman merupakan ciri yang bersifat personal, subyektif
dan individual. Seniman berperan sebagai konseptor karya dan sekaligus berperan sebagai
pembuat karya atau pelaku. Dalam perkembangannya karya seni juga dapat pula merupakan
karya bersama atau kolaborasi yang merefleksikan gagasan bersama. Contoh, lagu-lagu
ciptaan Iwan Fals terdengar berbeda dengan lagu-lagu ciptaan Ebiet G. Ade.
3. Ekspresif,
dalam mengapresiasi dan menilai suatu karya seni harus memakai kriteria atau ukuran
perasaan estetis. Seniman mengekspresikan perasaan estetisnya melalui karyanya,
sedangkan penikmat seni menghayati , memahami, dan mengapresiasi karya tersebut
dengan perasaannya. Contoh, lagu Indonesia Menangis, lagu yang dinyanyikan Sherina pada
saat terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami di Aceh beberapa tahun yang lalu,
mampu membangkitkan emosi, simpati dan empati yang sangat mendalam pada diri
penikmat seni dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

12
4. Keabadian,
karya seni dapat hidup sepanjang masa, melampaui usia seniman itu sendiri. Contoh, lagu-
lagu koes plus sampai saat masih di gemari oleh berbagai kalangan dari berbagai tingkatan
usia.
5. Universal,
seni berkembang di seluruh dunia dan sepanjang waktu, seni tidak terpisah dari kehidupan
masyarakat. Sejak jamanpra sejarah sampai saat ini, seniman terus membuat karya seni
dengan beragam fungsi sesuai kebutuhan pada jamannya.

C. STRUKTUR SENI
The Liang Gie (1976-70) menjelaskan bahwa dalam semua jenis kesenian terdapat unsur-
unsur yang membangun karya seni, salah satu unsurnya adalah Struktur seni. Struktur seni
merupakan tata hubungan sejumlah unsur-unsur seni yang membentuk suatu kesatuan karya seni
yang utuh. Contoh struktur seni dalam bidang seni rupa adalah garis, warna, bentuk, bidang dan
tekstur. Bidang seni musik adalah irama dan melodi. Bidang seni tari adalah wirama, wirasa dan
wiraga. Bidang seni teater adalah gerak, suara dan lakon.

D. NILAI SENI
Nilai seni dipahami dalam pengertian kualitas yang terdapat dalam karya seni, baik kualitas yang
bersifat kasat mata maupun yang tidak kasat mata. Nilai-nilai yang dimiliki karya seni
merupakan manifestasi dari nilai-nilai yang dihayati oleh seniman/seniwati dalam lingkungan
sosial budaya masyarakat yang kemudian diekspresikan daam wujud karya seni dan
dikomunikasikan kepada penikmatnya (publik seni).

Ragam Nilai Seni


Peran keindahan selalu terkait dengan kehidupan sosial budaya manusia sehari-hari, misalnya:
dalam arsitektur rumah tinggal, menata interior/eksterior, berbusana, menikmati keindahan musik
dan sebagainya. Manusia memerlukan keindahan karena memberikan kesenangan

13
kepuasan, sesuatu yang menyentuh perasaan. Perasaan keindahan diperoleh dari alam dan
benda atau karya seni. Namun dalam perkembangannya, karya seni dicptakan tidak selalu untuk
menyenangkan perasaan manusia. Karya seni dapat memberikan perasaan terkejut, namun tetap
memberikan nilai-nilai yang diperlukan manusia, seperti perenungan, pemikiran, ajakan,
penyadaran, pencerahan, dan lain sebagainya.

Menurut The Liang Gie jenis nilai yang melekat pada seni mencakup: 1) nilai keindahan, 2) nilai
pengetahuan, 3) nilai kehidupan, masing-masing mempunyai pengertian sebagai berikut :
a. Nilai keindahan dapat pula disebut nilai estetis, merupakan salah satu persoalan estetis yang
menurut cakupan pengertiannya dapat dibedakan menurut luasnya pengertian, yakni:
a)keindahan dalam arti luas (keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan
intelektual), b)keindahan dalam arti estetis murni, c)keindahan dalam arti terbatas dalam
hubungannya dengan penglihatan. Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan
penglihatan pada prinsipnya mengkaji tentang hakikat keindahan dan kriteria keindahan yang
terdapat di alam, dalam karya seni dan benda-benda lainnya.

b. Dalam kecenderungan perkembangan seni dewasa ini, keindahan positif tidak lagi menjadi
tujuan yang paling penting dalam berkesenian. Sebagian seniman beranggapan lebih penting
menggoncang publik dengna nilai estetis legatif (ugliness) daripada menyenangkan atau
memuaskan mereka (T.L. Gie, 1976:40). Fenomena semacam ini akan kita jumpai pada karya-
karya seni primitir atau karya seni lainnya yang tidak mementingkan keidahan tampilan visual
namun lebih mementingkan makna simboliknya. “Ugliness” dalam karya seni termasuk nilai
estetis yang negatif. Jadi sesungguhnya dalam karya seni terdapat nilai estetis yang positif dan
negatif. Contoh, pameran fotografi Anjasmara dan Isabele Yahya yang bertemakan Adam dan
Hawa yang dinilai sebagai kesenian yang bernilai estetis negatif.

14
E. GENRE DAN FUNGSI SENI
1. Genre Seni
Seni dapat dinikmati melalui media pendengaran (audio art), penglihatan (visual art), dan
kombinasi keduanya (audio visual art). Secara umum, seni dapat dibedakan menjadi empat
kelompok, yaitu:
a.
Seni Musik
Seni musik merupakan karya seni yang menggunakan bunyi sebagai unsur utamanya. Selain
itu, di dalam musi terdapat juga unsur lain seperti harmonisasi, melodi, dan notasi. Selain
dari alat-alat musik, suara musik juga berasal dari manusia, misalnya akapela atau beatbox.
b.
Seni Rupa
Seni rupa adalah karya seni yang dapat dinikmati melalui media penglihatan, atau visual art.
Seni rupa fokus pada karya yang memiliki wujud dan rupa yang diekspresikan dalam bentuk
lukisan, gambar, patung, kerajinan tangan, multimedia, dan lain-lain.
c.
Seni Tari
Seni tari merupakan bentuk seni yang memanfaatkan gerakan tubuh sebagai keindahan.
Seorang pengarah tari (koreografer) dapat menyampaikan maksud atau pesan tertentu
melalui gerakan tarian.
Pada umumnya seni tari digabungkan dengan seni musik. Dengan begitu maka konsentrasi
dan konsistensi gerakan tari menjadi lebih sempurna dalam penyampaian pesan dan
perasaan.

d.
Seni Sastra
Seni sastra merupakan bentuk seni yang dinikmati melalui media pendengaran dan
penglihatan. Melalui seni sastra dalam kata-kata, seseorang bisa menyampaikan pesan dan
kesan dengan cara yang indah. Contoh seni sastra misalnya puisi (suara) dan kaligrafi

15
(tulisan).
e.
Seni Teater
Seni teater adalah seni yang memvisualisasikan imajinasi atau menggambarkan buah pikir
seseorang. Hasil imajinasi tersebut berhubungan dengan perilaku mahluk hidup, baik secara
individu maupun kelompok. Adapun beberapa kemampuan dasar dalam seni teater adalah
kemampuan menciptakan naskah, memahami karakter, dan mengekspresikan karakter
dalam naskah.

2. Fungsi Seni

Fungsi seni secara umum adalah sebagai bentuk/ cara penyampaian ekspresi seseorang kepada
orang lain dan lingkungannya. Beberapa fungsi seni dapat bedakan dalam dua kelompok, yaitu
fungsi seni bagi individu dan fungsi seni bagi sosial.

a. Fungsi Seni Bagi Individu


Bagi individu, seni memiliki fungsi sebagai alat pemenuhan kebutuhan mereka.
Adapun bentuk kebutuhan tersebut diantaranya:
1). Seni Sebagai Alat Pemenuhan Kebutuhan Fisik
Manusia adalah mahluk yang mempunyai kecakapan dalam memberi apresiasi pada
keindahan dan penggunaan berbagai benda. Dalam proses pemenuhan kebutuhan fisik ini,
para seniman mempunyai peranan penting dalam menciptakan berbagai benda-benda
bernilai seni untuk pemuasan kebutuhan fisik dan memberikan kenyamanan bagi orang lain.

16
2). Seni Sebagai Alat Pemenuhan kebutuhan Emosional
Emosi adalah peraasaan di dalam diri manusia, baik itu perasaan senang, marah,
sedih, haru, cinta, benci, dan lain-lain. Semua orang perlu meluapkan perasaan di dalam diri
mereka agar kondisi kejiwaannya tetap normal.
Untuk memenuhi kebutuhan emosional tersebut, manusia membutuhkan dorongan
dari luar dirinya. Misalnya, seseorang yang punya jiwa seni dan estetika akan mengungkapkan
emosinya melalui musik, lukisan. Atau ketika seseorang merasa stress, maka ia
membutuhkan waktu untuk rekreasi, nonton bioskop, atau hal lainnya untuk meredakan
tekanan jiwa.

f.
Fungsi Seni Bagi Sosial
Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kebutuhan akan interaksi dengan orang lain dan
lingkungannya. Dalam hal ini seni juga berfungsi sebagai media untuk pemenuhan kebutuhan
sosial tersebut.
1). Seni Sebagai Media Agama/ Kepercayaan
Seni punya peranan penting dalam penyampaian pesan religi/ agama kepada
manusia. Hal ini bisa kita lihat dari busana/ pakaian, upacara pernikahan, upacara kematian,
lagu rohani, kaligrafi, dan lain-lain.
Contoh fungsi seni dalam agama dapat kita lihat pada Candi Borobudur dan Candi
Prambanan. Relief yang terdapat di dinding Candi tersebut merupakan ilustrasi kitab suci
agama Budha dan Hindu.
2). Seni Sebagai Media Pendidikan
Seni juga punya peranan penting dalam dunia pendidikan. Pendidikan dapat
dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu
 Pendidikan formal; pendidikan di lingkungan sekolah
 Pendidikan non formal; pendidikan di lingkungan masyarakat
 Pendidikan informal; pendidikan di lingkungan keluarga
Melalui seni, individu dapat belajar tentang nilai-nilai dan ilmu pengetahuan dengan
cara yang menyenangkan. Misalnya seorang siswa dapat belajar musik atau drama, dimana

17
kegiatan ini dapat mengekspresikan diri mereka kepada orang lain.
3). Seni Sebagai Media Informasi
Melalui seni juga kita bisa menjelaskan sesuatu kepada orang lain dengan lebih
mudah. Misalnya penggunaan poster yang bernilai seni dimana di dalamnya terdapat
informasi tentang bahaya narkoba, pentingnya imunisasi, dan penyampaian program
pemerintah.
4). Seni Sebagai media Hiburan
Sebagian besar yang berkaitan dengan hiburan mengandung unsur seni dimana para
pelaku seni dapat mengekspresikan diri secara aktif atau pasif. Seorang seniman dapat
merasakan senang, marah, terharu, ketika karyanya disukai atau tidak disukai orang lain.

Begitupun individu yang melihat, mendengar, merasakan sebuah karya seni. Manusia
bisa merasa terhibur ketika melihat sebuah lukisan, menonton bioskop, atau menonton
sebuah konser musik.
5). Seni sebagai media pengobatan
Seni sebagai media pengobatan, seperti pengobatan penderita gangguan physic
atuapun medis distimulasi melalui terapi musik (disesuaikan dengan latar belakang
pasien). Terbukti musik telah mampu untuk menyembuhkan penyandang autisme, gangguan
psikologis trauma suatu kejadian. Pada tahun siegel menyatakan bahwa musik klasik
menghasilkan gelombang alfa yang dapat menenangkan dengan merangsang sistem limbic
jaringan neuron otak dan gamelan menurut Gregorian dapat mempertajam pikiran.

18
BAB 3. KONSEP KEINDAHAN

A. Pengertian Keindahan
Keindahan adalah sifat-sifat yang merujuk pada sesuatu yang indah, dimana manusia
mengekspresikan perasaan indah tersebut melalui berbagai hal yang mengandung
unsur estetis yang dinilai secara umum oleh masyarakat. Keindahan membuat diri
manusia terkagum-kagum akan suatu pesona dari manusia, benda, lingkungan tempat tinggal
maupun pemandangan alam yang dilihatnya.
Pengertian keindahan dalam arti terbatas, hanya benda-benda yang dapat diserap
dengan penglihatan, yaitu berupa keindahan bentuk dan warna.
Keindahan dalam arti luas meliputi
1. Keindahan Jasmani dan rohani dapat diibaratkan keindahan jiwa maupun raga yang
dimiliki oleh manusia.
2. Keindahan Seni dapat diartikan dengan pembuatan hasil karya, entah itu karya musik, tari,
patung, maupun lukisan.
3. Keindahan Alam dapat diartikan dengan penglihatan akan suatu pesona alam, dan
dapat dijelaskan dengan kata -kata begitu juga sama dengan keindahan seni.
4. Keindahan Moral dapat dilihat dari perilaku, kepribadian dan tata krama setiap
individu manusia.
5. Keindahan Intelek dimana keindahan dalam cara manusia berfikir cerdik.

B. Fungsi Keindahan
Apapun yang ada didunia ini semua bermanfaat, keindahan yang tiada habisnya
didunia tentu saja memiliki manfaat yang begitu besar. Dengan adanya keindahan akan membuat
perasaan menjadi tenang dan tentram. Keindahan yang alami dapat memunculkan suatu
inspirasi yang sungguh luar biasa. Karena dengan sesuatu yang indah akan membuat pikiran
kita menjadi lebih jernih, sehingga lebih mudah untuk mendapatkan inspirasi. Misalnya, suatu
ketika manusia ingin membuat suatu karya seni rupa, kemudian manusia itu belum mempunyai

19
ide tentang karya seni rupa apa yang akan dibuat. Lalu ia merenung dengan menyendiri atau bisa
juga pergi kesuatu tempat yang indah untuk mencari sebuah inspirasi.

C. Teori Keindahan Alami dan Buatan


1. Keindahan Alami
Keindahan alami merupakan keindahan asli buatan alam, contohnya keindahan tanaman,
manusia, alam seperti pegunungan, pantai, dsb. KEINDAHAN ALAMI merupakan keindahan dari
benda-benda atau makhluk ciptaan Tuhan tanpa campur tangan manusia. Karena keindahan alami
merupakan keindahan ciptaan maha pencipta, maka kemampuan manusia hanya sebatas
mengagumi sepanjang ia masih mengakui kebesaran dan keagungan maha pencipta. Misalnya
keindahan sang surya menjelang senja terbenam diufuk barat, atau keindahan kemilau titik titik
embun di pag hari, dsb.
2. Keindahan Buatan
Keindahan buatan adalah keindahan yang dibuat oleh manusia yakni keindahan yang berasal dari
benda-benda buatan manusia. Keindahan buatan atau non alami adalah keindahan yang mengada
dengan sengaja karena campur tangan manusia. Dari keindahan alami kemudian ditransfer ke
dalam bentuk keindahan non alami melalui peniruan manusia. Dalam hal peniruan itu selalu
didukung oleh kekuatan imajinasi dan inspirasi, ketekunan, serta kemampuan daya serap sehingga
menghasilkan suatu karya yang dapat mengalihkan wujud keindahan alami ke dalam kanvas,
ritme-ritme dalam bentuk lagu, susunan kata puisi dsb.
Keindahan non alami sifatnya tidak konstan, juga tidak mengandung keabadian, sehingga
melahirkan sejumlah aliran dalam arena seni misalnya futurism, country, blues, rock, dadaisme,
ekspresionisme, pluralisme, naturalisme, slow rock, dsb. Selain itu keindahan non alami
didominasi oleh pengkaryaan manusia sehingga menempatkan obyek di dalam keindahan buatan
dalam lingkup berbagai dimensi bercorak sektasis spektakuler.
Hal ini menyebabkan karya-karya seni corak serta motif lebih diwarnai sekaligus ditentukan oleh
dan bersumber dari hasil inspirasi imajinatif si pengkarya, tanpa terikat oleh aturan-aturan yang
sangat dipaksakan berasal dari kekuasaan dan tirani, misalnya lukisan bercorak karikatur, puisi-
puisi atau lagu-lagu bertema dan bernada ironis, terkadang sarkasis. Inilah salah satu kemampuan

20
para seniman mentransfer keindahan alami ke dalam lingkup keindahan non alami. Contohnya
berbagai karya seni yang diciptakan manusia yakni seni rupa, seni peran, seni musik, seni tari dan
seni sastra.
campur tangan manusia terhadap keindahan alami dimungkinkan hanya terjelma dalam bentuk
karya seni.

D. Membedakan Keindahan Antar Jenis Seni

1. Seni tari
Tari adalah gerakan berirama yang dilakukan dalam suatu ruang. Suatu gerakan dikatakan
tari jika terdapat mengandung suatu ungkapan tertentu, mempunyai ekspresi, dilakukan secara
berirama, dilakukan dalam suatu ruangan, memiliki nilai estetika, gerakan itu dapat dinikmati oleh
penari dan orang yang melihat tarian itu. Namun untuk menilai estetika suatu tari dapat
menggunakan 4 dasar yaitu sebagai berikut:
a. Wiraga
Wiraga adalah dasar keterampilan gerak tubuh/fisik penari yang dapat menyalurkan ekspresi
batin dalam bentuk gerak tari. Gerakan anggota tubuh itu antara lain:
1) Jari-jari tangan 8) Mulut
2) Pergelangan tangan 9) Jari-jari kaki
3) Siku-siku tangan 10) Dada
4) Bahu 11) Perut
5) Leher 12) Pinggul
6) Muka dan kepala 13) Biji mata
7) Lutut 14) Alis
15) Pergelangan kaki
b. Wirama
Wirama adalah suatu pola untuk mencapai gerakan yang harmonis di dalam tari. Di dalamnya
terdapat pengaturan dinamika seperi aksen dan tempo tarian. ada dua macam Wirama pada tari,
yaitu:

21
1) Wirama tandak : adalah wirama yang ajeg (tetap) dan murni dengan ketukan dan aksen yang
berulng-ulang dan teratur. dalam wirama tandak, gerak tari dan musik lebih mudah disusun.
seorang dapat bergerak langsung mengikuti ketukan sekali, ketukan mengganda, ketukan
menigakali, atau dapat pula membuat gerakan sinkop (berlawanan dengan gerakan
musiknya)
2) Wirama bebas : adalah wirama yang tidak selalu memiliki ketukan dengan akses yang
berulang-ulang dan teratur.
c. Wirasa
Wirasa adalah ekspresi raut muka /mimik yang menggambarkan karakter tarian, penghayatan
gerak sesuai dengan tuntutan tarian. Wirasa merupakan tingkatan penghayatan dan penjiwaan
dalam tarian. seperti : tegas, lembut, gembira dan sedih, yang mengekspresikan melalui gerakan
dan mimik wajah sehingga melahirkan keindahan.
d. Wirupa
Adalah penampilan penari dari ujung atas sampai ujung bawah . Wirupa adalah unsur yang
memberikan kejelasan karakter gerak tari yang ditunjukan melalui warna, busana dan tata rias.
Untuk melengkapi keempat unsur di atas, sebuah tari hendaknya dibangun dengan kesesuaian
dari tata rias, kostum, tata lampu, dan tata pangung. Tarian yang mengekspresikan kisah sedih
misalnya, tidak cocok ditampilkan dengan tata rias yang menor serta kostum yang berwarna cerah.
Sebaliknya, tarian yang mengekspresikan kegembiraan, sangat cocok ditampilkan dengan kostum
yang gemerlap.

2. Seni musik
Secara fungsi musik dipakai sebagai pengejawantahan rasa keindahan insan atau
kebutuhan estetis, ibarat yang diketahui seni musik dipakai untuk banyak sekali kepentingan
budaya. Apabila dicermati seni musik lebih banyak dipakai insan untuk memenuhi rasa estetis dan
perasaan. Tetapi pada perkembangan seni kini ini karya yang dihasilkan oleh para seniman dinilai
tidak lagi indah berdasarkan pandangan secara lazim.
Menurut filosof Suzanne Langer memandang seni sebagai media untuk mengungkapkan
perasaan. Perasaan yang diungkapkan tidak identik dengan keindahan walau dengan sifat khusus

22
untuk menghayati keindahan. Ada empat unsur keindahan musik, yakni: Keindahan Unsur Melodi,
Keindahan Unsur Harmoni, Keindahan Unsur Bahasa, dan Keindahan Unsur Tempo dan Dinamik.

a. Keindahan Unsur Melodi


Melodi ialah rangkaian nada - nada yang membentik suatu wangsit musikal dengan getaran
teratur dan diberirama. Nada - nada melodi menghasilkan suatu keindahan tersendiri dalam
musik, wilayah nada melodi juga luas dan sempit.
Elemen apa saja yang terdapat dalam unsur melodi, antara lain :
1) tangga nada
2) sistem nada
3) jenis nada
4) sifat nada
5) kunci nada
6) interval nada

b. Keindahan Unsur Harmoni


Harmoni ialah adonan dari beberapa nada yang dibunyikan secara sekaligus, sepadan atau
selaras. Harmoni ialah kekerabatan antara nada - nada dalam akord. misal keindahan unsur
harmoni ialah alat musik angklung yang terbuat dari cuilan bambu nada yang dihasilkan setiap
angklung tidak sama - beda sehingga dalam pertunjukanya alat musik angklung dimainkan
beberapa pemain bekerja sama untuk menghasilkan melodi dan harmoni yang indah ibarat yang
sudah diuraikan unsur harmoni ialah adonan dari beberapa nada.

c. Keindahan Unsur Bahasa


Keindahan unsur bahasa dalam seni musik ialah bahasa suara yang sanggup dihayati oleh
pendengarnya. Keindahan bahasa suara ini berupa lirik lagu yang dalam penyajianya sangat dekat
kaitanya dengan :
1) aksara = not
2) kata = motif

23
3) frase = frase
4) kalimat = kalimat musik
5) bait = alinea
6) lagu = karya

d. Keindahan Unsur Tempo dan Dinamik


Dinamika dan tempo dalam seni musik ialah keras kembut dan cepat lambatnya musik
yang dimainkan. Kedua unsur antara tempo dan dinamik ialah pembentuk keindahan karya musik
dengan banyak sekali ragam perubahan sesuai dengan lagu yang disajikan.

3. Seni teater
a. Nilai Emosional. Banyak penonton teater yang hanyut dalam suasana yang dibangun oleh
struktur emosi. Suasana itu dapat sedih, gembira, tragis, menyayat hati, tegang,
mencekam, dan sebagainya.
b. Nilai Intelektual. Penonton teater seringkali merasa mengalami pencerahan setelah
menonton pertunjukan teater. Pertunjukan tersebut banyak memberikan nilai-nilai
informasi tentang kehidupan sosial, spiritual, moral, dan sebagainya.
c. Nilai Visual. Penonton teater kerap merasa takjub melihat peristiwa pentas dengan segala
perkakasnya yang speaktakuler hasil tangan-tangan kreatif para pekerja teater.
d. Nilai Verbal. Banyak penonton yang kagum pada ungkapan kata-kata dari para pemain
dengan teknik dinamika yang luar biasa, artikulasi yang jelas, serta irama yang dinamis.
4. Seni rupa
Keindahan dalam seni rupa dipengaruhi oleh keharmonisan dan keselarasan penataan
unsur-unsur rupanya. Sebuah karya seni rupa menjadi indah dan unik karena kemampuan
perupanya memilih dan memvisualisasikan objek pada bidang garapannya melalui pengelolaan
unsur-unsur rupa. Nilai estetis pada sebuah karya seni rupa 2 dimensi dan 3 dimensi bisa bersifat
objektif dan subjektif.
a. Nilai estetis yang bersifat objektif berupa keindahan karya seni yang terletak pada bentuk
karya seni rupa tersebut dan bisa dilihat dengan mata. Nilai estetis ini tersusun dari

24
komposisi seni rupa dengan perpaduan yang pas. Yaitu melalui penataan unsur-unsur
dengan menyesuaikan prinsip-prinsip seni rupa, hingga membentuk kesatuan dan
keselarasan.
b. Nilai estetis yang bersifat subjektif berupa keindahan yang tidak terbatas pada unsur-unsur
yang dilihat oleh mata. Melainkan juga ditentukan oleh selera penikmat seni yang
melihatnya.
Sebagai contoh untuk subjektivitas ini adalah ketika kita di pameran mendapati hasil karya
yang menurut kita begitu bagus. Maka kita merasa tertarik pada karya seni yang
ditampilkan tersebut dan merasa senang untuk terus melihatnya, bahkan mungkin ingin
memilikinya. Namun bisa saja teman kita tidak demikian dan justru dia lebih tertarik
dengan karya seni yang lainnya. Perbedaan ini menunjukkan bahwa nilai estetis seni rupa
bisa bersifat subjektif.

25
BAB 4. SENI BUDAYA NUSANTARA

MATERI POKOK:
A. JENIS SENI BUDAYA NUSANTARA 3. fungsi seni rupa nusantara
1. Seni Tari Nusantara a. Fungsi Individual Seni Rupa
a. Jenis-jenis Tari berdasarkan bentuk b. Fungsi Sosial Seni Rupa
penyajian 4. fungsi seni teater nusantara
b. Jenis-jenis tari berdasarkan konsep a. Teater sebagai sarana upacara
garapan b. Teater sebagai sarana Ekspresi
2. Seni Musik Nusantara c. Teater sebagai sarana Hiburan
a. seni musik tradisional d. Teater sebagai sarana pendidikan
b. seni musik non tradisional C. UNSUR SENI BUDAYA NUSANTARA
3. Seni Rupa Nusantara 1. Unsur Seni tari nusantara
a. karya seni rupa murni a. Unsur pokok seni tari
b. karya seni rupa terapan b. Unsur pendukung seni tari
c. karya seni rupa berdasarkan dimensinya 2. Unsur seni musik nusantara
4. seni teater nusantara a. Melodi
a. Teater tradisional b. Harmoni
b. teater non tradisional c. Ritme
B. FUNGSI SENI BUDAYA NUSANTARA d. Bentuk dan struktur lagu
1. Fungsi seni tari nusantara e. ekspresi
a. Seni tari Sebagai sarana upacara 3. Unsur seni rupa nusantara
b. Seni tari Sebagai sarana Hiburan a. Titik
c. Seni tari Sebagai sarana Pergaulan b. Garis
d. Seni tari Sebagai sarana Terapi c. Bidang
e. Seni tari Sebagai sarana Pendidikan d. Bentuk
f. Seni tari Sebagai sarana Pertunjukan e. Ruang
g. Seni tari Sebagai sarana katarsis f. Warna
2. Fungsi Seni musik nusantara g. Tekstur
a. Sebagai sarana hiburan h. Gelap terang
b. Sebagai sarana Upacara 4. Unsur seni teater nusantara
c. Sebagai sarana Pendidikan a. Unsur internal
d. Sebagai pengiring suatu pertunjukan b. Unsur eksternal
e. Sebagai ilustrasi
f. Sebagai sarana terapi

A. JENIS SENI BUDAYA NUSANTARA

1. seni tari nusantara


26
a. Jenis – jenis Tari berdasarkan bentuk penyajian
Berdasarkan bentuk penyajiannya, jenis tari dibagi menjadi 4 macam yaitu tari tunggal, tari
berpasangan, tari massal dan drama tari.
1). Tari tunggal
adalah jenis tari yang dimainkan mutlak oleh seorang penari. Sebagai persiapan dalam
belajar tari tunggal perlu diperhatikan beberapa hal sebagai bekal yaitu sebagai berikut
Penguasaan ragam gerak sesuai koreografi, Penguasaan irama seiring jiwa/karakter
tari, Penguasaan ruang pentas, Rasa percaya diri. Contoh tari putri tunggal anatara lain: golek,
gambyong, batik, bondan, gunungsari, menak koncar, pamungkas cantrik, kelinci, topeng klana,
gatot kaca, Manipuri, kuda-kuda.
2). Tari berpasangan
adalah tari yang dibawakan oleh dua orang penari yang saling melengkapi satu dengan
yang lainnya. Pada tari berpasangan ini diperlukan latihan untuk mewujudkan keserasian dan
keharmonisan. Seni tari berpasangan dibedakan menjadi dua jenis wireng dengan ciri-ciri adalah
ditarikan oleh 2 orang baik putra maupun putri, bentuk tarinya sama, pakaiannya sama, tidak
mengambil suatu cerita, tidak menggunakan dialog, tidak ada yang kalah atau menang. Contoh
bogis kembar, bandoyudo. Yang kedua adalah jenis tari yang mengambil cerita pewayangan. Ciri-
cirinya adalah tarinya boleh sama boleh tidak, pakaiannya tidak sama kecuali lakon kembar,
menggunakan dialog, memetik cerita atau lakon, ada yang kalah atau menang atau mati, perang
menggunakan gendhing srepeg, sampak, dan gangsaran. Contoh srikandhi mustakaweni, srikandhi
cakil, srikandhi burisrawa, gatotkaca antorejo, anoman cakil.
3). Tari kelompok
adalah tari yang disajikan oleh sekelompok penari yang tidak berpasangan. Bentuk
penyajian tari kelompok isi tariannya menggambarkan atau mengungkapkan sekelompok yang
jabatannya sama, dan nama tariannya berdasarkan dari nama jabatannya atau aktivitasnya,
misalnya :
a. Menggambarkan para penari putri keraton yang menghibur raja.
b. Menggambarkan para prajurit yang sedang berlatih perang dengan menggunakan senjata.

27
Kekhasan dan kekuatan koreografi tari rampak atau masal ini adalah dimana setiap sikap
dan gerak dari keseluruhan koreografi diungkapkan oleh jumlah penari yang dengan perwujudan
yang sama atau seragam. Sisi kesulitan bagi para penari di sini adalah harus mampu menjalin
kekompakan/harmoni dan kejelian mengekspresikan seluruh anggota tubuhnya. Tari kelompok
bisa dilakukan dalam jumlah yang sedikit (kelompok kecil) dengan jumlah penari 3, 5, 10, dan 15
orang, sedangkan kelompok besar terdiri dari 15 orang sampai dengan ratusan orang (kolosal).
Kategori besar dan kecil tergantung pada ruang yang digunakan.
Aspek yang ditonjolkan pada tari kelompok adalah kekayaan dan variasi pola lantainya.
Bahkan dalam bentuk yang massal atau kolosal, pola-pola lantainya sering berbentuk susunan. Tari
kelompok biasanya membawakan tema tertentu atau dapat pula membawakan suatu cerita
(lakon). Pergelaran tari kelompok dengan menyajikan lakon memerlukan media penyampaian agar
dapat jelas diikuti jalan dan isi ceritanya. Media penyampaian dalam tari kelompok ini berupa
dialog yang diwujudkan dalam bentuk gerak, dalam bentuk vokal (seni suara) dan dalam bentuk
bahasa percakapan.
Tari kelompok dibedakan menjadi dua yakni Tari nondramatik (tanpa lakon) dan tari dramatik
(dengan lakon).
(a) Tari nondramatik
artinya tari dengan bentuk koreografi. Tari kelompok koreografi selalu
mempertimbangkan detail gerak yang cenderung tidak terlalu rumit jika dibandingkan dengan
koreografi tari tunggal. Gerakan-gerakan yang terlalu rumit biasanya akan
menyulitkankekompakan penari, karena kekompakan dan keserempakan penari menjadi
bagian penting dalampenampilan tari kelompok.
Contok tari nondramatik : tari kecak, tari gandrung, tari saman, tari piring, tari gambyong, tari
jaranan, taritayub, tari dolanan anak, dsb.
(b) Tari dramatik
Tari kelompok yang menggunakan cerita dapat berwujud fragmen atau cerita singkat. Tari
kelompok dramatik ada dua yakni yang tanpa dialog dan dengan dialog.
(1) Tari kelompok tanpa dialog

28
Contoh tari tanpa dialog misalnya sendratari Ramayana (surakarta) yang diawali dengan
hilangnya dewi sinta. Contoh lain yakni tari Bedhaya, tari Srimpi.
(2) tari kelompok berdialog
Ada dua jenis tari berdialog, yakni tari berdialog tembang dan tari yang berdialog prosa.
Contoh bentuk tari kelompok berdialog tembang misalnya langendriyan (surakarta) dengan
tokoh utama dammar wulan, dan yang termasuk tari kelompok berdialog prosa misalnya
wayang wong.

Tari ramayana
b. Jenis – jenis tari berdasarkan konsep garapan
Tari berdasarkan konsep garapan ada 2 jenis yaitu tari tradisional dan tari non tradisional.
1). Tari tradisional
Tari tradisional adalah tari yang telah baku oleh aturan – aturan tertentu. Tari tradisional ada 3
macam yaitu tari primitif, tari istana ( kraton) dan tari rakyat.
a). tari primitif
Zaman primitif adalah zaman prasejarah yaitu zaman sebelum munculnya kerajaan
sehingga belum mempunyai pemimpin secara formal. Zaman primitif ini berkisar anatara
tahun 20.000 SM – 400 M. Tari primitif merupakan tari yang berkembang di daerah yang
menganut kepercayaan animisme, dan dinamisme. ciri – ciri tari primitif antara lain :

29
 gerak dan iringan sangat sederhana berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara /
gerak – gerak saja yang dilakukan
 gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya menirukan gerak binatang karena
berburu, proses inisiasi, kelahiran, perkawinan, panen.
 instrumen sangat sederhana terdiri dari tifa, kendang, / intrumen yang hanya dipukul
secara tetap bahkan tanpa memperhatikan dinamika
 tata rias sederhana bahkan bisa berakulturasi dengan alam sekitar
 tari bersifat sakral karena untuk upacara keagamaan.
 tarian primitif tumbuh dan berkembang pada masyarakat sejak zaman prasejarah yaitu
zaman sebelum munculnya kerajaan sehingga belum mempunyai pemimpin secara formal.
Kehidupan masyarakat masih bergerombol, berpindah – pindah dan bercocok tanam.
 tarian primitif dasar geraknya adalah maksud dan kehendak hati dan pernyataan kolektif.
 atribut pakaian menggunakan bulu – buluan dan daun – daunan
 formasi pada tarian primitif biasanya berbentuk lingkaran karena menggambar kekuatan.
 tarian ini berkembang pada masyarakat yang menganutpola tradisi primitif / purba dimana
berhubungan dengan pemujaan nenk moyang dan penyembahan leluhur. Contoh tari
primitif tari bailita dan tari dayang modan.
b). tari istana / klasik
Ciri – ciri Tari Istana adalah tumbuh dan berkembang di kalangan istana / kalangan
priyayi, geraknya memiliki aturan tertentu atau baku, bentuk tarinya mengalami proses
kristalisasi melalu tata garap yang memiliki nilai artistik yang tinggi, diciptakan oleh empu tari,
garapan tarinya telah menempuh perjalanan sejarah yang cukup lama.contoh tari istana adalah
tari bedaya, tari golek, tari srimpi, tari gambyong, legong, klana (cirebon) dan lain sebagainya.
c). tari rakyat Tari rakyat
ciri-cirinya adalah tumbuh dan berkembang di kalangan rakyat atau tarian yang
berorientasi pada koreografi yang berkembang di masyarakat, gerak tidak memiliki aturan
tertentu, ceritanya menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat setempat, bentuknya
sederhana, berpola pada tradisi yang sudah lama diakui sebagai bagian kehidupan masyarakat
sekitar menjadi milik masyarakat sebagai warisan budaya yang sudah ada. Contoh tari rakyat

30
antara lain tari dolalak, patolan, kuda kepang, barongan, wayang krucil, kuntulan, sintren, ketuk
tilu, tayupan, gabdrung, lengger dan lain sebagainya.

2). Tari non tradisional adalah tari yang tidak berpijak pada aturan yang sudah ada atau pola
tradisi dan aturan yang sudah baku. Tari jenis ini merupakan tari pembaharuan yang lebih
mengungkapkan gaya pribadi. Tarian ini merupakan bentuk ekspresi diri yang memiliki aturan yang
lebih bebas namun secara konseptual tetap memiliki aturan. Contoh tarinya adalah karya tari didik
nini towok misalnya tari wek-wek, persembahan. Karya bagong kusudihardjo antara lain yapong,
wira pertiwi, dan lain sebagainya.

2. seni musik nusantara


Pengertian seni musik nusantara adalah Musik nusantara dari katanya tersebut bisa
dipahami sebagai sebuah musik yang berkembang di seluruh wilayah kepulauan dan
merupakan kebiasaan turun temurun yang masih dijalankan oleh masyarakat.Musik nusantara
ada 2 jenis yaitu musik tradisional dan musik non tradisional.
Jenis seni musik nusantara ada 2, yaitu seni musik tradisional dan non tradisional,yang
akan dipaparkan sebagai berikut.
a. Seni musik tradisional
Musik tradisional adalah khasanah musik yang ada di negeri kita,musik tradisional ini
tumbuh dan berkembang karena adanya tradisi yang turun temurun ditengah masyarakat
dan dilestarikan sebagai hiburan,kebanggaan,dan untuk memupuk tali persaudaraan.Jenis
musik tradisional yang ada di Indonesia,diantaranya sebagai berikut
1. Musik gambang kromong 6. Musik gong luwang
2. Musik laras madya 7. Musik syair terlima
3. Musik senandung jolo 8. Musik tradisi krombi
4. Musik sasando gong 9. Musik panting
5. Musik budha 10. Musik karawitan

b. Seni musik non tradisional

31
Di nusantara negeri kita juga berkembang musik yang muncul dari pengaruh seni musik
budaya lain,diantaranya sebagai berikut:
1. Musik klasik 8. Musik blus
2. Musik country 9. Musik reggae
3. Musik jaz 10. Musik R & B
4. Musik rock 11. Musik eletronik atau tekno
5. Musik funk 12. Musik keroncong
6. Musik rap atau hip hop 13. Musik dagdut
7. Musik pop

3. Seni Rupa Nusantara


Seni rupa dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu karya seni murni, karya seni pakai
atau terapan, dan karya seni rupa berdasarkan dimensinya.
a. karya seni rupa murni
Pengertian karya seni rupa murni atau fine art adalah bentuk seni rupa yang
diciptakan dengan lebih mengutamakan unsur ekspresi jiwa pembuatnya atau seniman
tanpa mencampuradukannya dengan fungsi atau kegunaan tertentu. Karya seni rupa murni
seperti seni lukis dan seni patung.
b. karya seni rupa terapan
Pengertian karya seni pakai atau terapan (Applied art) adalah karya seni rupa yang
lebih mengutamakan fungsi tertentu. Karya seni rupa terapan seperti seni grafis, seni
dekorasi, reklame, ilustrasi, kerajinan/kriya, arsitektur, keramik, batik dan grafika.
c. karya seni rupa berdasarkan dimensinya
Seni rupa berdasarkan dimensinya terbagi atas dua yaitu karya seni rupa dua
dimensi dan karya seni rupa tiga dimensi. Pengertian karya seni rupa dua dimensi atau
dwimatra adalah karya seni rupa yang terbentuk dari unsur panjang dan lebar. Sedangkan
pengertian karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra adalah karya seni rupa yang memiliki
tiga unsur yaitu panjang, lebar, dan tinggi serta memiliki unsur kesan ruang, bentuk, dan
volume. Contohnya bonsai, seni keramik, diorama dan lainnya.

32
4. seni teater nusantara
Seni teater merupakan salah satu kesenian yang dipentaskan di atas panggung. Pada
hakikatnya seni teater merupakan seni drama yang menampilkan perilaku manusia dengan gerak,
tari, dan nyanyian yang disajikan lengkap dengan dialog dan akting para pemainnya.
Jenis teater nusantara dibagi menjadi dua yaitu Teater tradisional dan non tradisional yang
dipaparkan sebagai berikut.
a. Teater tradisional
Teater tradisional adalah jenis teater yang berkembang didaerah daerah seluruh
nusantara. Teater tradisional diIndonesia sangat berfariasi dan berbeda antara satu daerah
dengan daerah lainnya. Berikut disajikan beberapa bentuk teater tradisional yang ada di
Indonesia antara lain Teater Ketoprak, Wayang Orang, Ludruk, Lenong, Randai, Mamanda,
Sangbyang Teater Wayang Kulit menggunakan layar tipis serta sinar lampu untuk menciptakan
kesan bayangan pada wayang kulit. Wayang kulit tersebut dimainkan dibelakang layar tadi.
Dalam pementasan teater wayang kulit ini biasanya penonton wanita menonton pada bagian
depan layar yang untuk menonton bayangan dari wayang kulit tersebut, sedangkan para laki
laki menonton pada bagian belakang layar untuk menonton wayang kulit tersebut secara
langsung.
b. Teater Non Tradisional
Jenis teater non tradisional di negeri kita Indonesia, diantaranya sebagai berikut Drama
musikal, Teater dramatik, Teattrikalisasi puisi, Teater gerak
1). Drama Musikal
Drama musikal merupakan jenis seni teater yang menggabungkan unsur musik, unsur
tari dan seni peran namun lebih mengedepankan ketiga hal tersebut dari pada unsur dialog dari
seorang pemain. Teater ini memliliki latar belakang yang menggabungkan serta mengkombinasi
sebuah tarian, musik serta tata pentas sehingga dapat disebut sebagai drama musikal. Drama
Musikal terdapat dua jenis yaitu drama kabaret dan drama opera. Drama Kabaret
mengguanakan musik serta lagu yang bersifat bebas, sedangkan drama opera musik serta
iringan lagunya dinyanyikan oleh para tokoh dan biasanya disebut sebagai seriosa.
2). Teater Dramatik

33
Dramatik adalah sebuah kata yang menggambarkan sebuah alur dramatika pemain yang
dipersembahkan dalam pementasan teater. Pada teater dramatik sangat memperhatikan
kedetilan tempat serta latar belakang sebuah situasi cerita karena terjadi perubahan karakter
secara psikologis.
3). Teatrikalisasi Puisi
Teatrikalisasi puisi adalah pertunjukan sebuah seni teater yang dikombinasikan dengan
karya sastra puisi. Dalam pementasan ini puisi biasanya hanya dibacakan dan kemudian
diperankan diatas pentas dengan menggunakan teatrikal puisi. Teatrikal puisi sangat
mengedepankan sebuah karya seni puisi sehingga dari tata letak serta gaya akting dari seorang
pemain sangat menggambarkan sebuah makna dari puisi tersebut.
4). Teater Gerak
Dalam jenis teater ini lebih mengedepankan sebuah gerakan serta ekpresi wajah
pemainnya. Pementasan teater gerak sangat meminimalisir sebuah dialog bahkan dialog
tersebut dihilangkan seperti dalam pertunjukan pantomin. Teater gerak lebih dikenal dengan
nama Pantomin. Pantomin tersebut menggambarkan kesunyian karena tidak ada sepatah
katapun dialog yang terucap dan lebih mengedepankan mimik wajah serta gerakan pemain.
Makna dari cerita yang ditontonkan kepada publik tersebut diapresiasikan dalam sebuah
gerakan.

B. fungsi seni budaya Nusantara


1. Fungsi seni tari nusantara
Beberapa fungsi dan peran seni tari sebagai berikut :
a. Tari sebagai sarana upacara
Fungsi tari sebagai sarana upacara merupakan bagian dari tradisi yang ada dalam
suatu kehidupan masyarakat yang sifatnya turun temurun dari generasi ke generasi
berikutnya sampai masa kini yang berfungsi sebagai ritual. Ciri-ciri tari untuk upacara antara
lain diselenggarakan pada tempat dan waktu tertentu, bersifat sakral dan magis, ada sesaji,
dilaksanakan di tempat terbuka dan massal, hidup dan berkembang dalam tradisi yang kuat
sebagai sarana untuk persembahan, sebagai sarana memuja dewa, bersifat kebersamaan

34
dan berulang ulang, yang datang dianggap peserta upacara bukan penonton, ditarikan oleh
penari yang terpilih dan dianggap suci, gerak tari imitative yakni meniru gerak-gerik alam
sekitar, ungkapan gerak mirip ekspresi kehendak jiwa penarinya.
b. Tari sebagai sarana hiburan
Salah satu bentuk penciptaan tari ditujukan hanya untuk di tonton. Tari ini memiliki
tujuan hiburan pribadi lebih mementingkan kenikmatan dalam menarikan. Tari hiburan
disebut tari gembira, pada dasarnya tarian gembira tidak bertujuan untuk ditonton akan
tetapi tarian ini cenderung untuk kepuasan para penarinya itu sendiri. contoh tari hiburan
tari tayub (jatim, jateng), ketuk tilu (jabar), gandrung (banyuwangi), jogged bumbung (bali),
serampang dua belas (Sumatra), tari sekar putri, ratu graheni.
c. Tari sebagai sarana pergaulan
Dalam hal ini tari memiliki fungsi pergaulan antara sesame manusia . contoh tari
ketuk tilu, jaipongan, maengket ( Sulawesi) tari tujuah lompat (Maluku)
d. Tari sebagai penyalur terapi
Jenis tari ini biasanya ditujukan untuk penyandang cacat fisik atau cacat mental.
Penyalurannya dapat dilakukan secara langsung bagi penderita cacat tubuh atau bagi
penderita tuna wicara dan tuna rungu, dan secara tidak langsung bagi penderita cacat
mental.
e. Tari sebagai media pendidikan
Kegiatan tari dapat dijadikan media pendidikan, seperti mendidik anak untuk
bersikap dewasa dan menghindari tingkah laku yang menyimpang dari nilai – nilai keindahan
dan keluhuran karena seni tari dapat mengasah perasaan seseorang
f. Tari sebagai pertunjukkan
Tari pertunjukkan adalah bentuk komunikasi sehingga ada penyampai pesan dan
penerima pesan. Tari ini lebih mementingkan bentuk estetika dari pada tujuannya. Tarian ini
lebih digarap sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Tarian ini sengaja disusun
untuk dipertontonkan. Oleh sebab itu penyajian tari mengutamakan segi artistiknya yang
konsepsional yang mantab, koreografer yang baik serta tema dan tujuan yang jelas. Contoh
tari pertunjukan: tari piring (Sumatra), tari ngremo (jatim), gambyong (surakarta).

35
g. Tari sebagai media katarsis
Katarsis berarti pembersihan jiwa. Seni tari sebagai media katarsis lebih mudah
dilaksanakan oleh orang yang telah mencapai taraf atas penghayatan seni. Oleh karena itu,
biasanya tari ini dilakukan oleh seniman yang hakiki. Namun seorang guru pun bisa
melakukannya asal dia mau berlatih dengan kesungguhan, konsentrasi yang penuh, berani
serta memiliki kekayaan imajinasi.

2. Fungsi Musik Nusantara


a. Musik sebagai hiburan
Musik sebagai sarana hiburan adalah musik yang bertujuan untuk menghibur,
seabagai contoh disini adalah konser-konser musik yang membawakan lagu-lagu popular,
ataupun program tayangan televisi yang menyiarkan musik sebagai hiburan.
b. Fungsi musik sebagai sarana upacara (kebangsaan, adat dan keagamaan)
Fungsi musik sebagai sarana upacara biasanya dibawakan pada saat upacara baik
upacara bendera, upacara keagamaan ataupun upacara adat, musik disini bertujuan untuk
menambah hikmat suasana upacara ataupun menambah semangat kebangsaan. Contoh lagu
lagu pengiring upacara, Indonesia Raya, Mengheningkan Cipta.
c. Fungsi musik sebagai sarana pendidikan
Musik sebagai sarana pendidikan adalah musik yang diciptakan untuk mendukung
proses belajar mengajar ataupun musik itu sendiri sebagai materi ajar. sebagai contohnya
adalah lagu-lagu ciptaan A.T Mahmud, komponis ini banyak menghasilkan karya-karya yang
sangat mendukung anak untuk belajar. Baik belajar berhitung, mengenali warna, ataupun
tentang alam. Contoh lagu untuk pendidikan, Balonku ada lima ciptaan A.T Mahmud, Bintang
kecil, Berhitung
d. Fungsi musik sebagai pengiring suatu pertunjukan
Musik seabagai pengiring suatu pertunjukan bertujuan untuk memperkuat suasana
baik suasana gembira, sedih, seram, komedi dan lain sebagainya. Pertunjukan yang sering
menggunakan musik sebagai pengiring adalah pertunjukan tari dan teater.
e. Fungsi musik sebagai ilustrasi

36
Fungsi musik sebagai ilustrasi bertujuan hampir sama dengan musik pengiring
pertunjukkan, yaitu memperkuat suasana, sebagai contoh musik ilustrasi dapat kita dengar
pada iklan di televisi, filem-filem. Sebagai contoh adalah lagu soundtrack film Laskar pelangi
ciptaan Niji.
f. Fungsi musik sebagai terapi
Dewasa ini banyak masyarakat yang memfungsikan musik seabagai terapi. Baik
bertujuan untuk kesehatan ataupun memaksimalkan cara kerja otak. Sebagai contoh adalah
musik-musik klasik karya W.A Mozart yang diyakini dapat meningkatkan kecerdasan pada
anak.

3. fungsi seni rupa nusantara


Fungsi seni rupa terdiri atas dua yaitu fungsi individual seni rupa dan fungsi sosial seni rupa.
a. Fungsi individual seni rupa
Fungsi seni rupa yang individual ada dua yaitu fisik dan emosional. Fungsi seni rupa
secara fisik adalah pemenuhan kebutuhan fisik manusia baik yang dipakai langsung ataupun
sebagai pelengkap dari aktivitasnya. Fungsi seni rupa secara emosional bagi individu adalah
sebagai efek kerja sama antara pencipta seni atau seniman yang telah menyampaikan
ekspresinya terhadap penikmat karya seni rupa, atau disebut apresiator.
b. Fungsi Sosial Seni Rupa
Fungsi seni rupa secara sosial ada empat yaitu pendidikan, rekreasi, komunikasi dan
keagamaan. Fungsi seni rupa terhadap pendidikan adalah sebagai sarana untuk
mempermudah dan memperbagus cara pembelajaran dalam dunia pendidikan sehingga
anak didik mampu menerima dan menangkap lebih cepat pembelajaran yang ada. Fungsi
seni rupa terhadap rekreasi berhubungan dengan penyegaran dan pembaharuan kondisi
emosional masyarakat seperti pembuatan taman rekreasi, dan pusat wisata lainnya oleh
pemerintah menggunakan seniman. Fungsi seni rupa dalam komunikasi adalah
mempermudah penyebaran dan penerimaan informasi kepada para penerima informasi
dengan memberikan sentuhan kreativitas. Fungsi seni rupa dalam keagamaan salah satunya
adalah mempermudah identifikasi kekhasan suatu agama.

37
4. Fungsi Seni Teater Nusantara
Sama dengan cabang seni lainnya seni teater diciptakan memiliki fungsi tersendiri, diantaranya
sebagai berikut.
a. Teater sebagai Sarana Upacara
Teater berfungsi untuk kepentingan upacara dan tidak membutuhkan penonton, karena
penontonnya merupakan bagian dari peserta upacara itu sendiri. Di Indonesia seni teater
yang dijadikan sebagai sarana upacara dikenal dengan istilah teater tradisional.
b. Teater sebagai media ekspresi
Teater merupakan salah satu bentuk seni dengan fokus utama pada laku dan dialog.
Biasanya para seniman teater akan mengekspresikan seninya dalam bentuk gerakan tubuh
dan ucapan ucapan.
c. Teater sebagai media hiburan
Teater diciptakan berfungsi sebagai sarana hiburan, sebelum pementasanya sebuah teater
itu harus dengan persiapkan dengan usaha yang maksimal. Sehingga harapanya penonton
akan terhibur dengan pertunjukan yang digelar.
d. Teater sebagai media pendidikan
Maksudnya teater yang di pentaskan diharapkan dapat menyampaikan pesan pesan yang
ingin diutarakan penulis dan pemain. Teater juga diajarkan dalam dunia pendidikan seperti
skolah supaya para siswa memiliki bekal jika nantinya terjun dalam bidang pentas teater.

C. UNSUR SENI BUDAYA NUSANTARA


1. Unsur Seni Tari Nusantara
Unsur seni tari ada 2 yaitu unsur pokok adalah gerak dan unsur pendukung meliputi iringan,
tema, tata rias, tata busana, tata lampu, tata panggung.
a. Unsur pokok Seni Tari (Gerak)
Gerak ada dua macam yaitu gerak murni dan maknawi. Gerak murni disebut gerak wantah
yaitu gerak yang disusun dengan tujuan untuk mendapatkan bentuk gerak yang artistik
(keindahan) dan tidak mempunyai maksud tertentu. contohnya sabetan, besut dan lain

38
sebagainya. Gerak maknawi (gesture) disebut gerak tidak wantah yaitu gerak yang
mengandung arti atau maksud tertentu dan telah distilisasi dari wantah menjadi tidak
wantah. Contoh gerak ulap-ulap (melihat sesuatu yang jauh letaknya), ukel karno
(mendengar), penthangan (menolak/ tidak setuju), golek iwak (mencari ikan di sungai),
nuding (marah), lumaksono (berjalan).
Unsur-unsur gerak meliputi ruang, waktu, dan tenaga.
1). Ruang
Ruang adalah sesuatu yang harus diisi. Ruang dalam tari mencakup aspek gerak
yang diungkapkan oleh seorang penari yang membentuk perpindahan gerak tubuh,
posisi yang tepat, dan ruang gerak penari itu sendiri. Ruang dapat diartikan sebagai
tempat dimana menyangkut arah, level, dimensi, dan pola lantai atau formasi penari.
a). Arah
Ada 2 macam yaitu arah hadap dan arah gerak. Arah hadap menunjukkan dimana
penari menghadap sedangkan arah gerak menunjukkan kemana penari bergerak.
Fokus adalah titik pandang penari dengan sentral penonton.
b). Level
Adalah tingkat jangkauan gerak yang telah ditentukan dan disesuaikan dengan aturan
gerak tari itu sendiri. Level berfungsi sebagai pemberi kesan, daya tarik dan
menimbulkan kesan dinamis terhadap tari. Level ada 3 yaitu rendah, sedang dan
tinggi.
c). Dimensi
Adalah keleluasaan dan kepadatan (densitas) ruang. Ini digunakan sebagai ukuran
penari bergerak. Kepadatan atau densitas adalah penguasaan ruang oleh penari.
d). pola lantai atau formasi penari.
Pola lantai diciptakan fungsinya untuk membuat posisi dalam sebuah ruang gerak.
Macam-macam pola lantai antara lain vertikal /lurus, horisontal, diagonal dan
melengkung.
2). Waktu

39
Adalah cepat lambatnya gerakan yang dilakukan oleh penari. Kebutuhan waktu yang
diperlukan untuk perubahan posisi dan perubahan kedudukan tubuh.
3). Tenaga
Tenaga diwujudkan oleh gerakan berhubungan dengan kualitas gerak. Pencerminan
penggunaan dan pemanfaatan tenaga yang disalurkan ke dalam gerakan yang dilakukan
penari merupakan bagian dari kualitas tari sesuai penghayatan tenaga. Tenaga
merupakan pengendalian energi yang diekspresikan kontras perubahan yang dinamis
(cepat lambat, tinggi rendah, keras lembut). Jadi faktor-faktor yang berhubungan
dengan penggunaan tenaga adalah intensitas, tekanan dan kualitas.

b. Unsur Pendukung Tari


1). Iringan (Musik)
Iringan musik dalam tari merupakan pasangan yang tidak dapat dipisahkan satu
dengan lainnya. Pada dasarnya bentuk musik tari dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
bentuk internal dan eksternal. Musik Internal yaitu musik atau iringan tari yang di timbulkan
atau bersumber dari penarinya sendiri. Contoh: bersiul, tepuk tangan, bernyanyi, petik jari,
hentakan kaki, dsb. Musik Eksternal yaitu Musik atau iringan yang di timbulkan atau
bersumber dari alat instrument yang di lakukan orang lain. Contoh: Nyanyian, puisi, susara-
suara, instrument gamelan, orkestra musik, dsb.
2). Tema adalah pokok pikiran, gagasan utama atau ide dasar. Macam-macam tema adalah
heroik, erotis, imitatif, pantomim.
3). Tata Busana atau Kostum
Fungsi busana tari adalah untuk mendukung tema atau isi tari, dan untuk
memperjelas peranan-peranan dalam suatu sajian tari. Oleh karena itu di dalam penataan
dan penggunaan busana tari hendaknya senantiasa mempertimbangkan hal hal sebagai
berikut:
 Busana tari hendaknya enak dipakai dan sedap dilihat oleh penonton
 Penggunaan busana selalu mempertimbangkan isi/ tema sehingga dapat menghadirkan
suatu kesatuan antara tari dan tata busana

40
 Penataan busana hendaknya bisa merangsang imajinasi penonton
 Desain busana harus memperhatikan bentuk-bentuk gerak tari
 Busana sebaiknya dapat member proyeksi kepada penarinya
 Keharmonisan dalam pemilihan atau perpaduan warna-warna busana
Dalam tari kita, busana tari mencerminkan identitas suatu daerah yang sekaligus
menunjuk dari mana tari itu berasal. Arti simbolis dihubungkan dengan kepentingan tari
dapat dikemukakan seperti berikut: merah merupakan simbol keberanian dan keagresifan,
biru merupakan simbol kesitiaan dan mempunyai kesan ketentraman, kuning merupakan
simbol keceriaan atau berkesan gembira, hitam merupakan simbol kebijaksanaan atau
kematangan diri,putih merupakan simbol kesucian atau bersih.
4). Tata Rias berfungsi antara lain adalah untuk mengubah karakter pribadi menjadi karakter
tokoh yang sedang dibawakan, untuk memperkuat ekspresi, dan untuk menambah daya
tarik penampilan.
5). Tempat Pentas Suatu pertunjukan apapun bentuknya selalu memerlukan tempat atau
ruangan guna menyelenggarakan pertunjukan itu sendiri. Bentuk pemanggungan atau
bentuk pentas, ada bermacam-macam Proscenium, Tapal Kuda, Pendapa, Bentuk Pentas
Terbuka, Arena, dsb.
6). Tata Lampu/Pencahayaan
Tata lampu di dalam pergelaran tari, di samping untuk menerangi serta menyinari
juga dipakai untuk membentuk suasana yang diperlukan dalam adegan-adegan yang
ditampilkan. seorang penata lampu harus peka terhadap efek yang ditimbulkan akibat
pengaturan lampunya. Jenis-jenis lampu antara lain Lampu khusus atau spotlight digunakan
untuk menyinari objek secara khusus, Follow spotlight lampu sentral yang berfungsi
mengikuti objek, Strip light lampu berderet dan bermacam-macam warna, General light
sebagai penerangan keseluruhan arena pentas. Fungsi tata lampu Menerangi dan menyinari
pentas dan mengingatkan efek lighting alamiah.

2. Unsur Seni Musik Nusantara


a. Melodi

41
Melodi adalah susunan tinggi rendah nada-nada yang berjalan dalam waktu. dan
disusun dengan musikal. Nada-nada tersebut bersumber dari sebuah sistem deret nada yang
memiliki jarak-jarak tertentu dari satu nada ke nada yang lain atau sering kita kenal dengan
istilah tangga nada. pengertian Tangga Nada dari Wikipedia merupakan susunan berjenjang
dari nada-nada pokok suatu sistem nada, mulai dari salah satu nada dasar sampai dengan
nada oktafnya, misalnya do, re, mi, fa, so, la, si, do. Tangga nada dibagi menjadi dua, yaitu
tangga nada diatonis dan pentatonis.
1). Tangga Nada Diatonis
Tangga nada diatonis adalah tangga nada yang terdiri dari tujuh buah nada dan
menggunakan 2 macam jarak nada, yaitu jarak 1 (satu) dan 1/2 (setengah). Tangga nada
ini terbagi atas dua macam, yaitu:
a) Tangga Nada Mayor
Susunan jarak nadanya 1-1-1/2-1-1-1-1/2. Tangga nada mayor berkesan bahagia dan
bersemangat.
b) Tangga Nada Minor
Tangga nada minor adalah tangga nada diatonis yang susunan nada-nadanya berjarak
1–1/2–1–1–1/2–1–1. Tangga nada minor dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai
berikut.
(1). Tangga Nada Minor Asli Tangga nada minor asli hanya memiliki nada-nada pokok
dan belum mendapat nada sisipan. Musik Gregorian merupakan bentuk khas
yang menggunakan tangga nada.
(2). Tangga Nada Minor Harmonis Tangga nada minor harmonis adalah tangga nada
minor yang nada ke tujuhnya dinaikkan setengah laras. Dalam tangga nada ini,
deretan naik dan turun tetap sama. Berikut ini, tangga nada minor harmonis.
(3). Tangga Nada Minor Melodis Tangga nada minor melodis adalah tanga nada minor
asli yang nada ke-6 dan ke-7 dinaikkan setengah laras. Pada saat turun, nada ke-6
dan ke-7 tersebut diturunkan ½ laras. Berikut ini, tangga nada minor melodi

2). Tangga Nada pentatonis

42
Tangga nada pentatonis adalah jenis tangga nada yang hanya memakai lima nada
pokok. Ragam tangga nada pentatonis dibedakan oleh jarak antarnada serta pilihan nada
yang didengar. Berdasarkan nadanya, ada tangga nada yang menggunakan pelog dan
slendro. Contoh alat musik yang menggunakan tangga nada ini adalah gamelan.
Sedangkan Pengertian Tangga Nada Pentatonis dari wikipedia dijelaskan bahwa Skala
pentatonik atau tangga nada pentatonik adalah suatu skala dalam musik dengan lima not
per oktaf.
b. Harmoni
harmoni adalah pergerakan dari satu akor ke akor yang lain yang difungsikan sebagai
pengiring suatu melodi. Pergerakan akor yang indah atau bagus sering diistilahkan sebagai
pergerakan yang harmonis. Sedangkan akor sendiri adalah perpaduan tiga nada atau lebih.
Akor yang di susun dari tiga nada yang disusun keatas dengan berdasarkan interval terts
disebut juga triad. Berikut adalah susunan akor triad dalam tangga nada C mayor: Akord
mayor ditunjukkan dengan huruf besar sedangkan akor minor ditunjukan dengan huruf kecil.
Berikut ini adalah jarak nada pada akor-akor triad Mayor = 2 + 1 ½, Minor = 1 ½ + 2,
Diminised = 1 ½ + 1 ½, Augmented = 2 + 2.
c. Ritme
Ritme adalah pengaturan panjang pendek bunyi dalam waktu. Birama merupakan
pembagian kelompok ketukan dalam waktu. Tanda birama menunjukkan jumlah ketukan
dalam birama dan not mana yang dihitung dan dianggap sebagai satu ketukan. Nada-nada
tertentu dapat diaksentuasi dengan pemberian tekanan (dan pembedaan durasi). berikut ini
adalah simbol-simbol yang digunakan untuk menentukan panjang pendeknya harga dari
suatu not
d. Bentuk dan struktur lagu
Bentuk dan struktur musik adalah semacam kerangka dalam suatu karya musik.
Kerangka tersebut tersusun dari bagian-bagian lagu yaitu kalimat, segmen dan yang terkecil
adalah pola (motif), Sebagai contoh dibawah ini ada contoh bentuk lagu satu bagian,
e. Ekspresi

43
Unsur ekspresi dalam musik adalah bagaimana musik itu harus di bawakan, sebagai
contoh tanda ekspresi dalam musik adalah sebagai berkut :
1). Tempo secara garis besar dapat di bedakan menjadi tiga yatu, cepat, sedang dan lambat.
a) Tempo lambat antara lain largo (sangat lambat M.M. 46 – 50), larghetto (lebih
cepat dari largo M.M.60-63), adagio (lambat M.M 52-54), lento (lebih cepat dari
adagio M.M 56-58).
b) Tempo-tempo sedang antara lain adante (berjalan teratur M.M 72-76), andantino
( lebih cepat dari adante M.M 80-84), moderato (sedang M.M 96-104)
c) Tempo-tempo cepat antara lain allegretto (lebih lambar dari allegro M.M 108-
116), allegro ( cepat, hidup, gembira M.M 132-138), vivace (lebih cepat dari allegro
M.M 160-176), presto (cepat M.M 184-200), prestisimo (sangat cepat M.M 208)
Perubahan tempo antara lain accelerando (makin lama makin cepat), ritardando
(makin lama makin melambat), fermata (nada di tahan melebihi nilai yang sebenarnya),
rubato (bebas dan penuh perasaan), Stringendo (tergesa gesa dan kian menjadi cepat)
2). Dinamik (tanda untuk menentukan keras lembutnya suatu bagian atau prase)
Pianissimo (pp) sangat lembut, Piano (p) lembut, Mezzopiano (mp) sedikit lembut,
Mezzo forte (mf) sedikit keras, Forte (f) keras, Fortesimo (ff) sangat keras.
Perubahan dinamik antara lain Crescendo semakin keras, Decrescendo semakin lembut,
Diminuendo melembutkan nada, Sforzando lebih keras diperkeras.
3). Gaya atau style antara lain Animato riang gembira, capella tanpa iringan alat music,
Dolce manis, Espresivo ekspresif, Marcia mars atau lagu berbaris, Staccato pendek
tersentak sentak, Subito seketika.

3. Unsur Seni Rupa Nusantara


Unsur unsur seni rupa terdiri atas titik, garis, bidang, bentuk, ruang, warna, tekstur, dan gelap
terang.
a. Titik
Titik adalah unsur seni rupa yang paling dasar yang berada pada dimensi satu. Dibutuhkan
adanya titik untuk membentuk garis, bentuk, ataupun bidang.

44
b. Garis
Garis adalah unsur seni rupa yang merupakan hasil dari penggabungan unsur titik. Garis
dalam seni rupa menjadi goresan atau batasan dari suatu benda, ruang, bidang, warna,
tekstur dan lainnya. Garis terbagi atas tiga yaitu menurut jenisnya, menurut kesannya dan
wujudnya. Garis menurut jenisnya yaitu garis lengkun, garis panjang, pendek, horizontal,
vertikal, diagonal, berombak, putus-putus, patah-patah, spiral dan lainnya. Kesan garis dapat
ditimbulkan oleh adanya variasi jenis jenis garis yang digunakan serta kebudayaan yang ada
saat tersebut terhadap suatu simbol. Garis berdasarkan wujudnya ada dua yaitu semu dan
nyata. Garis nyata dihasilkan oleh coretan sedangkan garis semu dihasilkan oleh adanya
perbedaan warna terhadap dua benda atau lebih.
c. Bidang
Bidang merupakan unsur dalam seni rupa yang dihasilkan dengan mengabungkan beberapa
garis. Bidang merupakan dimensi kedua yang memiliki panjang dan lebar.
d. Bentuk
Bentuk adalah unsur dari seni rupa yang terbentuk dari gabungan dari berbagai bidang.
Bentuk terdiri atas dua yaitu bangun dan bentuk plastis atau form. Shape atau bangun
adalah sesuatu yang bentuknya seperti bulat, persegi, ornamental, tidak teratur dan lainnya
sedangkan form atau bentuk plastis adalah bentuk subjektif atau tujuan dari adanya benda
tersebut sehingga memiliki nilai seperti kasur yang berbentuk (shape) persegi panjang tapi
form nya itu sebagai tempat tidur
e. Ruang
Ruang adalah unsur seni rupa yang memiliki dua sifat. Dalam karya seni rupa dua dimensi,
ruang dapat bersifat semu sedangkan dalam seni rupa tiga dimensi, ruang bersifat nyata.
Oleh karena itu dalam karya dua dimensi kesan ruang atau kedalaman dapat ditempuh
melelui beberapa cara, diantaranya: melalui penggambaran gempal, penggunaan perspektif,
peralihan warna, gelap terang, dan tekstur, pergantian ukuran, penggambaran bidang
bertindih, pergantian tampak bidang, pelengkungan atau pembelokan bidang, penambahan
bayang-bayang.
f. Warna

45
Warna adalah salah satu unsur seni rupa yang membuat suatu ciptaan para seniman terasa
hidup dan lebih eksresif. Warna berdasarkan teori warna terhadap cahaya terdapat tujuh
spektrum warna. Salah satu teori warna dalam seni rupa adalah teori warna pigmen yaitu:
1) Warna Primer, terdiri atas merah, kuning, dan biru. Pengertian warna primer adalah
warna dasar atau warna pokok yang tidak dapat diperoleh dari campuran warna lain.
2) Warna Sekunder, seperti ungu, oranye dan hijau adalah jenis pigmen yang dapat
diperoleh dari mencampur kedua warna primer dalam takaran tertentu.
3) Warna Tersier, yakni warna yang dihasilkan melalui pencampuran warna sekunder
4) Warna analogus, yaitu deretan warna yang letaknya berdampingan dalam lingkaran
warna, misalnya deretan dari warna ungu menuju warna merah, deretan warna hijau
menuju warna kuning, dan lain-lain,
5) Warna komplementer, yakni warna kontras yang letaknya berseberangan dalam
lingkaran warna, misalnya, kuning dengan ungu, merah dengan hijau, dan lain-lain.
g. Tekstur
Pengertian tekstur sebagai unsur seni rupa adalah sifat dan keadaan suatu permukaan
bidang atau permukaan benda pada sebuah karya seni rupa. Setiap benda ada yang memiliki
tekstur berbeda dan adapun yang sama. Tekstur terdiri atas dua jenis yaitu nyata dan semu.
Pengertian tekstur semu adalah kesan yang berbeda antara penglihatan dan perabaan
terhadap sifat dan keadaan permukaan bidang benda karya seni rupa. Pengertian tekstur
nyata adalah nilai raba yang sama antara penglihatan dan rabaan.
h. Gelap Terang
Gelap terang adalah unsur seni rupa yang bergantung terhadap intensitas cahaya. Semakin
besar intensitas cahaya maka akan semakin terang, semakin kecil intensitas cahaya, maka
akan semakin gelap. Dalam karya seni rupa dua dimensi, unsur gelap terang dibuat
berdasarkan gradiensi dan pemilihan warna yang ada.

4. Unsur Seni Teater Nusantara


a. Unsur Internal
1). Lakon / Naskah

46
Lakon adalah peristiwa yang disampaikan dengan tindak tanduk melalui benda perantara hidup
(manusia) atau suatu (boneka, wayang) sebagai pemain. Lakon atau cerita yang ditampilkan,
bisa berwujud sebuah naskah atau skenario tertulis dan skenario tak tertulis.
2). Pemeran / Aktor
Pemeran sering disebut sebagai aktor (pria) atau aktris (wanita) adalah orang yang memainkan
peran tertentu dalam suatu aksi panggung. Pemeran adalah orang yang secara khusus
melakukan sandiwara , atau berpura-pura memerankan suatu tokoh sehingga tampak seperti
tokoh sungguhan.
3). Sutradara
Adalah orang yang memberi pengarahan dan bertanggung jawab atas masalah artistik dan
teknis dalam pementasan drama, pembuatan film, dan sebagainya. Sutradara bertanggung
jawab atas aspek-aspek kreatif pembuatan, baik interpretatif maupun teknis. Ia menduduki
posisi tertinggi dari segi artistik dan memimpin tentang bagaimana yang harus tampak oleh
penonton. Sutradara mengatur prilaku di depan kamera dan mengarahkan akting serta dialog,
sutradara juga mengontrol posisi beserta gerak kamera, suara, pencahayaan, dan hal-hal lain
yang menyumbang kepada hasil akhir sebuah teater, drama, atau film.
4). Pentas / panggung
Adalah podium yang agak tinggi Untuk pertunjukan, tempat memainkan sandiwara, teater dan
sebagainya.
5). Kostum
Kostum adalah pakaian para pemain drama yang dikenakan pada saat memerankan tokoh
cerita di panggung. Kostum merupakan gaya pakaian yang dikenakan untuk menampilkan si
pengguna sebagai suatu karakter. Kostum membuat seorang aktor bisa kelihatan membawan
wataknya.

b. Unsur Eksternal
Unsur Eksternal Teater adalah segala yang berkenaan dengan di luar pementasan. Unsur
eksternal teater antara lain:
1). Staf Produksi
Staf produksi meliputi manager tingkat produser atau pimpinan produksi sampai segala bagian
dibawahnya. Adapun tugas masing-masing Produser/ pimpinan produksi adalah mengurus
produksi secara keseluruhan dan menetapkan personal (petugas), anggaran biaya, program
kerja fasilitas dan sebagainya.
2). Direktor/ sutradara

47
adalah pembawa naskah, koordinator pelaksanaan pementasan, menyiapkan aktor.
3). Stage manager
Stage manager adalah orang yang bertugas sebagai Pemimpin panggung dan membantu
sutradara.
4). Desainer
Adalah orang yang bertugas menyiapkan aspek-aspek visual seperti Setting (tempat, suasana),
Property (perlengkapan pentas), lighting (tata lampu), Costume (tata busana), Sound (pengeras
suara)
5). Crew
Adalah orang yang bertugas mengurusi bagian pentas, bagian tata lampu, bagian perlengkapan,
bagian tata suara musik.

48
BAB 5. PERKEMBANGAN SENI BUDAYA NUSANTARA

A. PERKEMBANGAN SENI RUPA NUSANTARA


Dunia seni rupa muncul dan berkembang seiring perjalanan hidup manusia yaitu sejak zaman
batu, zaman klasik, dan zaman indonesia baru.
1. Zaman Batu
Sejak zaman batu, manusia mulai memahami mengenai seni rupa dengan diketemukannya
beberapa peninggalan karya seni rupa.
a. Zaman Batu Tua (Paleolithikum)
Pada hakikatnya manusia praaksara di zaman dahulu sebenarnya mulai memahami senu
rupa.yaitu dipertemukannya lukisan kuno digua leang leang (sulawesi selatan)berupa objek
lukisan di gua berupa telapak tangan dan tubuh manusia
Manusia praaksara juga sudah mulai menciptakan karya seni yang memiliki fungsi pakai,yang
bisa membantu dalam kehidupannya seperti membuat kapak genggam.benda berupa kapak
genggam ditemukan dipacitan (jawa timur), Parigi(Sulawesi), gombong(Jawa Tengah),
Sukabumi(Jawa Barat). Selama itu juga banyak ditemukan alat-alat dari batu, selanjutnya
ditemukan pula flakes dan peralatan dari tulang (bone culture), diwilayah papua diketemukan
lukisan berupa binatang dari cipratan darah yang dicampur dengan lemak.
b. Zaman Batu Tengah (mezolithikum)
Pada zaman ini, sudah mulai menunjukan perkembangannya. Bisa dibuktikan dengan
ditemukannya ujung panah, flakes, batu penggiling, pipisan, kapak batu dan alat alat dari tanduk
rusa. Nenek moyang manusia yang hidup pada zaman ini diperkirakan sudah mulai menetap. Bisa
dibuktikan dengan adanya penemuan tumpukan kulit kerang setinggi 7 meter dipantai timur
sumatera dan juga sudah ditemukan pecahan tembikar dari tanah liat.
c. Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Pada zaman ini nenek moyang kita sudah tinggal memetap serta mulai bercocok tanam. Pada
periode ini seni rupa mulai berkembang dibuktikan dengan ditemukannya kapak lonjong dan
persegi. Kapak persegi itu ditemukan di Lahat, Bogor, Sukabumi, Karawang, Pacitan, Tasikmalaya

49
dan Lereng Gunung Ijen sedangkan kapak lonjong ditemukan di Papua, Minahasa, Serawak, dan
Kepulauan Tanimbar. Selain itu ddizaman ini seni rupa selangkah lebih maju dengan diketemukan
tembikar dari tanah liat yang sudah diberi motiv hiasan yang bersifat magis, perhiasan cincin,
kalung, gelang dari batu dan pakaian dari kulit kayu.
d. Zaman Batu Besar (megalithikum)
Di zaman ini sudah mulai dibangun monumen monumen batu sebagai upacara
keaagamaan yang memiliki nilai seni. Unsur seni dizaman megalithikum, diantaranya sbb:
1) Dolmen sejenis meja dari batu berukuran besar yang fungsinya untuk meletakkan sesaji
diatasnya dan juga sebagai tanda bahwa dibawahnya ada kuburannya.
2) Menhir Berupa sebuah bangunan yang menyerupai tubuh sebagai tanda bersemayamnya
roh roh dan kekuatan ghaib, menurut kepercayaan kuno.
3) Kuburan batu atau sarcophagus Sejenis peti dari batu untuk menyimpan orang mati
4) punden berundak Berupa sebuah batu yang disusun berundak menyerupai candi dan arca
batu

2. Zaman Logam
Merupakan zaman mengalami peningkatan dalam bidang karya seni karena manusia sudah mulai
bisa menciptakan berbagai benda dari bahan logam. Pada zaman ini ditandai masuknya
kebudayaan Indo-China ke Indonesia sekitar 500 SM. Peninggalan pada zaman ini berupa kapak
perunggu, genderang perunggu, benda hias dari perunggu.
3. Zaman Klasik
Candi Prambanan merupakan peninggalan seni rupa pada zaman klasik. Zaman klasik merupakan
periode kerajaan-kerajaan di Nusantara, dimana zaman tersebut dikelompokkan menjadi dua,
yaitu masa Hindu-Budha dan masa perkembangan Islam. Pada masa kerajaan Hindu-Budha seni
rupa Nusantara berkembang pesat hal tersebut dapat dibuktikan dari peninggalan candi-candi
diwilayah Nusantara, seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Singasari,
Candi Mendut, keraton ratu boko, dan candi-candi lainnya. Sedangkan pada masa kerajaan islam
banyak meninggalkan seni bangunan seperti masjid dan makam, bangunan, keraton, kaligrafi, dan
ragam hias berdirikan has islam.

50
4. Zaman Indonesia Baru
Pada periode ini seni rupa Nusantara mulai dipengaruhi oleh budaya barat, karena masa ini negeri
kita dijajah oleh kolonialisme barat, kolonialisme Jepang sampai masa kemerdekaan. Pada zaman
Indonesia baru, seni rupa diklasifikasikan sebagai berikut.
a. Masa Perintisan
Terdapat lukisan perkelahian dengan singa. Lukisan tersebut yang melukis Raden Saleh.
Karya raden Saleh banyak sekali antara lain sebagai berikut:
1) Antara hidup dan mati
2) Penangkapan Diponegoro
3) Perkelahian dengan binatang buas
4) Perburuan
5) Hutan terbakar
6) Banjir
7) Harimau dan mangsanya
8) Merpai yang meletus
b. Masa Mooyindie
Sepeningggal Raden Saleh di Indonesia mengalami kekosongan disebut masa mooyindie.
Lalu bermunculan muncul pelukis-pelukis ternama, Abdullah Suryosubroto keturunan bangsawan
Solo, di sekolahkan ke luar negeri yaitu di akademi Kesenian di Eropa. Setelah pulang ke tanah air
mulai mengembangkan lukisannya di Indonesia dengan gaya yang berbeda. Gaya Abdulloh
Suryosubroto menekankan keelokan dan keindahan alam di Indonesia. Pada perkembangan
selanjutnya pada masa ini muncul pelukis-pelukis terkenal lainnya adalah Wakidi, Pirngadi, Basuki
Abdulloh, dan Wahdi.
c. Masa Cita Indonesia
Perbedaan karya lukisan antara S.Soedjojono dengan Abdulloh Suryosubroto terletak pada
karyanya. yang tidak sesuai dengan kenyataan bangsa Indonesia yang melarat dan menderita.
Pelukis S. Sudjoyono kemudian mempelopori lukisan yang bertolak belakang dengan Mooy Indie
yang sesuai dengan penderitaan bangsa Indonesia pada masa penjajahan. Kemudian mendirikan
perkumpulan ahli gambar Indonesia (PERSAGI) yang anggotanya Agus Jayasuminta, I.Sutioso,

51
Rameli, Abdul Salam, Otto Jaya, S.Sudiarjo, dan lainnya karya S.Sudjoyono di antaranya sebagai
berikut.
1) Di Depan Kelambu Terbuka
2) Sayang Saya Bukan Anjing
3) Jongkatan
4) Cap Go Meh
5) Mainan Anak Anak Sunter
6) Bunga Kamboja dan Nyekar

d. Masa Pendudukan Jepang


Pada masa penjajahan Jepang pelukis yang bermunculan kebanyakan dari golongan rakyat biasa
seperti Affandi, Kartono Yudhokusumo, Nyoman Ngedon, Hendra Gunawan, dan Henk Ngantung.
e. Masa Kemerdekaan
Kemerdekaan adalah masa bergeloranya bangsa Indonesia. Uforia kemerdekaan juga menggelora
dalam darah seni rupa tanah air. Pada masa kemerdekaan, Affandi mendirikan perkumpulan
Seniman Indonesia Muda disingkat SIM. Anggotanya Affandi, Hendra Gunawan, Suromo, Surono,
Abdul Salam, Sudibyo, dan Trisno Sumarjo, para seniman tersebut menciptakan banyak karya seni
berupa lukisan yang sangat menarik dan indah. Pada perkembangan selanjutnya setelah keluar
dari perkumpulan Seniman Indonesia Muda, Affandi dan Hendra Gunawan mendirikan Peloekis
Rakyat.
f. Masa seni rupa baru
Pada masa ini, para pelukis sudah berani menampilkan corak baru dalam penggarapannya. Para
seniman muda baru mulai berusaha menciptakan karya seni rupa yang baru yang tidak
tergantung pada suatu media tertentu, dan sudah menggunakan berbagai media untuk
menghasilkan sesuatu yang berbeda. Penerapan konsep-konsep yang tabu sudah diterapkan
dalam lukisannya.

52
B. PERKEMBANGAN SENI MUSIK NUSANTARA
Seni musik di negeri kita itu sudah ada sejak zaman praaksara, jadi bukan hanya di zaman modern
saja. Berikut ini paparan mengenai perkembangan seni musik Nusantara sejak awal
kemunculannya sampai saat ini:

1. Zaman Praaksara
Kalau perkembangan seni musik di Nusantara itu ternyata diawali sejak zaman
praaksara(sebelum abad 1 Masehi), yaitu kira-kira 2500 sebelum Masehi dan abad ke-1 Masehi.
Pada masa tersebut telah ditemukan berbagai perkembangan kesenian dan kebudayaan termasuk
musik sampai saat ini. Perkembangan musik Nusantara masa prasejarah tersebut bisa kita lihat
dari dua arus imigrasi besar pada masa tersebut, yang dipaparkan berikut ini.
a. Imigrasi Pra-Melayu
Gelombang imigrasi Pra-Melayu ini terjadi antara tahun 2500 dan 1500 sebelum Masehi
yaitu terjadi perpindahan bangsa dari Asia Tengah ke Asia Tenggara. Imigran masa Melayu
tersebut membawa keahlian dan berbagai unsur dari Kaukasus dan Mongolia. Diantaranya mereka
membawa kesenian kebudayaan bambu serta teknik pengolahan ladang. Para imigran Pra-Melayu
tersebut ketika berada di Annam atau Tiongkok Selatan mulai memperkenalkan semacam lagu
pantun, yang dipraktikkan oleh remaja putra dan putri dengan bernyanyi secara sahut menyahut.
Saat itu juga sudah mengenal alat tiup bernama Khen. Alat musik praaksara khen ini terdiri dari 6
batang bambu, cara membunyikannya dengan ditiup bersama dalam kelompok 3 nada. Alat musik
khen ini ternyata juga sudah dikenal di wilayah Cina Sheng jika di Nusantara disebut dengan alat
musik kledi.
Pada perkembangan selanjutnya bermunculan berbagai alat musik dari bambu seperti
suling, angklung, dan sebagainya. Jika di wilayah Asia tenggara juga muncul alat musik xylofon.
Xylofon ini di berbagai negara namanya berbeda beda, disebut/dinamai sebagai tatung di wilayah
Annam,rangnatdi negara Kamboja, ranatdi negara Thailand, pattalar di negara Burma, gambang di
pulau Jawa, kolintang di Sulawesi dan Kalimantan. Xylofon ini kemudian diproduksi lalu diekspor
dari Asia Tenggara ke Afrika sekitar abad ke 5 Masehi, sehingga tersebar di seluruh dunia.

53
b. Imigrasi Proto-Melayu
Perkembangan Seni Musik juga dapat kita lihat pada imigrasi Proto-Melayu pada zaman
perunggu yaitu sekitar abad ke-4 sebelum Masehi. Gelombang imigrasi zaman perunggu ke
Nusantara oleh bangsa Proto-Melayu ini terjadi pada zaman perunggu, sehingga kedatangan
mereka mempengaruhi perkembangan seni musik. Masa tersebut alat musik dibuat dari bahan
logam. Diperkirakan bahwa saat itu telah diciptakan alat musik gong, karena berdasarkan
penelitian para ahli di kawasan Asia Selatan di ketemukan alat musik gong dari perunggu yaitu
didekat Annam, pada tahun 1930-an. Jadi dapat disimpulkan bahwa dari wilayah Annam inilah
kesenian dan budaya perunggu tersebar ke seluruh kawasan Asia Tenggara.

2. Zaman Hindu-Buddha abad ke 4-12 Masehi


Pada masa Hindu Budha, terjadi perdagangan antar pedagang India, Arab, dan Tiongkok
yang membawa kebudayaan mereka ke Nusantara, sehingga terjadilah akulturasi budaya.
Berdasarkan hasil penelitian para ahli, ditemukan bahwa agama Buddha masuk ke pulau
Indonesia, di wilayah Sumatera pada awal abad ke-7 Masehi. Sedangkan dalam kerajaan Sriwijaya
dan kerajaan Syailendra sekitar tahun 750-850 Masehi. Seni budaya India yang disebarkan
pedagang serta kaum brahman. Pada masa penyebaran Hindu-Buddha tersebut di wilayah Jawa
berkembang berupa seni musik dan tari, arsitektur dan seni rupa, pada masa itu juga dibangun
candi Borobudur dan candi Prambanan.
Pada masa tersebut muncul tangga nada slendro yang diciptakan oleh seniman pada masa
dinasti Syailendra pada abad ke-8 Masehi. Dalam nada slendro ini satu oktaf dibagi dalam interval
yang sama (6/5 dari sekon besar) . Pada masa Hindu-Buddha ini seni musik dan budaya Nusantara
sangat dipengaruhi oleh drama Hindu dalam bahasa sansekerta Ramayana. Berdasarkan dokumen
penelitian ternyata waktu orang Hindu datang ke Jawa mereka telah menemukan bermacam
macam alat musik hasil seni imigrasi bangsa Pra-Melayu dan Proto-Melayu.

3. Masa Islam
Setelah kemunduran kerajaan kerajaan Hindu-Buddha kerajaan Islam Nusantara justru
berkembang pesat, begitu juga dalam bidang seni budayanya. Perkembangan musik masa Islam

54
diawali sejak kerajaan Demak berdiri pada tahun 1500-1546. Bersamaan masuknya agama Islam
masuk pula alat musik Arab seperti rebana, rebab, dan gambus.
Cara penyebutan atau nama alat musik akulturasi Islam ini berbeda- beda di daerah
seluruh Nusantara. Cara bermainnya juga agak berbeda. Jika diwilayah Jawa, Bali, Sulawesi
Selatan, Sumba disebut rebab. Sedangkan di daerah Sumba rebab ini disebut Dunggak roro
karakteristinya memakai dua dawai. Kemudian di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi Utara, dan
Maluku hanya memakai satu dawai. Berbeda lagi dengan di Aceh yang memakai tiga dawai.
Sedangkan untuk penyebutan nama alat musik rebana berbeda - beda ada yang menyebut dengan
nama terbang, trebang, robana, rabana. Seiring perkembangan musik Islami dari masa ke masa
muncul musik gambus. Jenis musik gambus ini merupakan perpaduan antara alat musik
gitar/mandolin, biola, akordeon, gendang, seruling, bass.

4. Masa Kolonialisme
Nusantara ketika masuk dalam zaman penjajahan atau kolonialisme seni musik mengalami
perkembangan. Karena saat itu kaum kolonialisme seperti bangsa Portugis dan Spanyol yang
datang awal ke Nusantara mulai memperkenalkan berbagai alat musik dari negeri mereka seperti
biola, selo (cello), gitar, seruling (flute), dan ukulele. Kaum kolonialisme ini ketika di tanah air
memperkenalkan sistem solmisasi dalam berbagai karya lagu. Sehingga masa itu walaupun negeri
kita dijajah dan menderita namun dalam bidang seni musik mengalami perkembangan pesat.
Sehingga waktu itu disebut sebagai masa masa perkembangan musik modern Indonesia.
Kemudian, para musisi Nusantara masa penjajahan mulai menciptakan sajian musik yang
merupakan perpaduan musik Barat dan musik Indonesia sajian musik itu dikenal sebagai musik
keroncong.

5. Masa Kini
Setelah Indonesia merdeka sering perkembangan teknologi musik Nusantara semakin
berkembang sangat pesat. Banyak aliran musik luar negeri baik Asia dan Eropa masuk ke tanah air,
seperti populer, jazz, blues, rock, dan R&B dan yang terbaru ini adalah K-POP Korea. Kalau negeri

55
India musik bersamaan film menyatu sehingga banyak masyarakat Indonesia menonton film India
juga menikmati musik serta lagunya.
Untuk kemajuan bidang seni musik Nusantara maka pemerintah mendirikan institusi seni
seperti Sekolah Musik Indonesia (kemudian AMI,sekarang ISI), Yayasan Pendidikan Musik (YMI) di
Jakarta (terutama untuk piano), B.I.Guru Musik (kemudian IKIP, sekarang UP) di Yogyakarta,
Malang, Bandung, dan Jakarta.

C. PERKEMBANGAN SENI TARI DI INDONESIA


Seni tari telah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak jaman prasejarah. Bahkan jauh sebelum
masuk dan berkembangnya kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia tarian telah dilakukan oleh
masyarakat prasejarah.
1. Masa Praaksara
Zaman praaksara adalah zaman sebelum sebelum masyarakat di Indonesia mengenal
tulisan. Pada masa ini penduduk nusantara telah mengenal aliran kepercayaan animisme dan
dinamisme. Seni gerak berirama yang kerap dilakukan dalam berbagai acara oleh masyarakat
prasejarah juga dikenal sebagai upacara magis guna berdoa dalam pengharapan. Adapun berbagai
tarian yang disinyalir dikenal oleh masyarakat prasejarah adalah sebagai berikut Tari hujan, Tari
kesuburan, Tari kebangkitan, Tari perburuan, Tari perang, Tari eksorsisme.
2. Masa Hindu-Budha
Pada masa ini perkembangan tari di Indonesia juga mengalami peningkatan. Selain
digunakan sebagai metode pemujaan biasanya tarian pada masa Hindu-Budha juga kerap disajikan
dalam mengajarkan nilai-nilai kehidupan dalam bermasyarakat. Adapun contoh tarian pada masa
kebudayaan Hindu-Budha antara lain sebagai berikut Tari Topeng Panji, Tari Wayang Wong,
Sendratari Ramayana, Sendratari Mahabharata. Beberapa contoh di atas merupakan hasil
kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia yang hingga kini masih terjaga kelestarian nya.
3. Masa Islam
Pada masa masuk dan berkembangnya Islam di nusantara, seni tari memang mengalami
perubahan meskipun tidak secara signifikan. Selain itu pada masa Islam kostum dan busana yang
dikenakan oleh penari perlahan dimodifikasi agar lebih tertutup dan meminimalisir tampaknya

56
aurat para penarinya. Sebagian lagi syair dan musik pengiring ada pula yang diganti lebih Islami.
Adapun contoh tarian pada masa perkemangan islam di Indonesia ialah Tari Saman dan Tari Zapin.
Kedua tari tersebut merupakan jenis tarian yang mengalami beberapa perubahan dalam
pertunjukan nya seperti alat musik pengiring yang diganti dengan alat musik khas Persia seperti
rebana. Syair yang terdapat dalam lagu pengiring juga ada yang dikolaborasikan menggunakan
syair dalam bahasa arab.
4. Masa Kemerdekaan Hingga Saat Ini
Setelah mengalami kevakuman pada masa penjajahan, dunia seni Indonesia
khususnya seni tari kembali cerah pada masa kemerdekaan. Hal ini dapat dibuktikan dengan
banyaknya seniman tari bermunculan. Kreatifitas-kreatifitas tak terbatas membuat seni tari
berkembang cukup cepat.
Pada masa kemerdekaan seni tari tak lagi sekedar ditampilkan sebagai ritual adat dan
keagamaan semata, melainkan keberadaannya telah meluas sebagai hiburan masyarakat dalam
berbagai acara baik acara formal maupun non formal. Modifikasi tari klasik yang dikenal dari masa
praaksara kemudian menciptakan inovasi baru yang kini akrab disebut sebagai seni tari
modern atau gaya baru. Demikian alur pasang surut seni tari dari masa praaksara hingga sekarang.

D. PERKEMBANGAN SENI TEATER NUSANTARA


1. Teater tradisional
Perkembangan seni teater tradisional Nusantara sudah dimulai sejak sebelum masa
perkembangan hindu. Ketika itu sudah mulai ada tanda-tanda penciptaan seni teater tradisional
yang fungsinya sebagai pendukung upacara ritual. Teater tradisional diciptakan pada dasarnya
sebagai bagian dari upacara adat istiadat dalam tatacara kehidupan masyarakat di nusantara.
Beberapa teater tradisional Nusantara yang tercipta, diantaranya wayang kulit, wayang wong,
ludruk, lenong, randai, drama gong, arja, ubrug, ketoprak, dan sebagainya. Salah satu teater
tradisional adalah arja yang ada danasih diperankan dipulau Dewata Bali.
2. Teater transisi (modern)
Teater transisi merupakan sebutan bagi periode saat teater tradisional mengalami
penurunan akibat adanya pengaruh budaya lain. Perubahan dari teater transisi dengan teater

57
tradisional terletak pada cerita yang sudah mulai ditulis, namun saat itu wujud ceritanya masih
sangat ringkas outline story (cerita peradegan). Mengenai cara penyajiannya mulai berubah, yaitu
memakai panggung dan dekorasi. Adapun dalam teater transisi sudah diperhitungkan mengenai
beberapa teknik yang bisa memperindah dan menarik pertunjukan teaternya. Ciri masa atau
periode transisi mulai mengambil unsur unsur pertunjukan dari teater barat dan diadopsi dalam
teater Nusantara.
3. Teater Indonesia tahun 1920an
Teater di Indonesia sekitar tahun 1920-an disebut dengan angkatan pujangga baru. Teater
pada masa angkatan pujangga baru kelebihannya cukup penting jika dilihat dari sudut kesastraan.
Sumbangsih angkatan pujangga baru yaitu drama yang sudah ditulis sebagai ungkapan
ketertekanan akibat penindasan pemerintahan Belanda. Pada masa angkatan pujangga baru,
berbentuk sastra drama sudah memakai bahasa kebangsaan, yaitu bahasa Indonesia sedangkan
cara penyusunannya model dialog antar tokoh dan berbentuk sajak. Penulis lakon lainnya pada
masa pujangga baru adalah sanusipane, hasil karyanya berjudul Kertajaya pada tahun 1932 dan
Sandyakalaning Majapahit ditulis pada tahun 1933. Lakon-lakon tersebut ditulis untuk
menyemangati perjuangan para pejuang masyarakat Indonesia dalam melawan penjajah serta
kritikan bagi kekejaman penjajahan.
4. Teater Indonesia tahun 1940-an
Teater Indonesia tahun 1940an adalah saat masa penjajahan Jepang pada waktu itu semua
unsur kesenian dan kebudayaan dipakai untuk mendukung pemerintahan Jepang. Pada situasi
penjajahan jepang, dua orang tokoh yaitu Anjar Asmara, dan Kamajaya, memiliki gagasan supaya
didirikan pusat kesenian Indonesia. Tujuannya adalah menciptakan pembaharuan kesenian yang
selaras dengan perkembangan jaman. Unsur tersebut disetujui oleh bung Karno dan kaum
nasionalis, tepatnya pada tanggal 6 Oktober 1942. Di rumah bung karno dibentuklah badan pusat
kesenian Indonesia. Pendirian badan perusahaan kesenian Indonesia bermaksud menciptakan
kesenian Indonesia baru, diantaranya dengan jalan memperbaiki dan menyesuaikan kesenian
daerah menuju kesenian Indonesia baru.
Pada masa penjajahan Jepang segala bentuk seni hiburan yang berbau Belanda dihapus
dari Indonesia disebabkan pemerintah penjajahan Jepang Anti budaya barat rombongan

58
sandiwara saat itu kebingungan karena akan dihapus Jepang dan dilarang keliling. Kemudian
merubah cerita dengan mementaskan cerita dalam bahasa Indonesia , Jawa, maupun Sunda.
Akhirnya Jepang kalah dalam perang dunia 2, disaat menjelang akhir pendudukan Jepang tersebut
muncul rombongan sandiwara yang melahirkan karya sastra yang berarti, yaitu Penggemar
Maya(1944) pimpinan Usmar Ismail, dan D.Djajakusuma. jadi intinya teater tidak sebagai hiburan
sematamata tetapi sebagai ekspresi kebudayaan siswa kesadaran nasional dengan cita cita
kemerdekaan republik indonesia.
5. Teater Indonesia 1950an
Masa ini adalah masa setelah roklamasi kemerdekaan republik indonesia, tokoh teater
merefleksikan perjuangan dalam teater dengan membentuk cerita bertemakan kemerdekaan,
kekecewaan, penderitaan, keberanian, dan nilai kemanusiaan, penghianatan, kemunafikan,
kepahlawanan tindakan pengecut, keikhlasan, pengorbanan,dll.
Pada masa ini untuk memajukan seni teater tanah air maka didirikan Akademi Teater
Nasional Indonesia (ATNI) Tepatnya pada tahun 1955 tokoh pendirinya adalah Usmar Ismail dan
Asrul sani. ATNI berusaha mewujudkan teater dengan mementaskan lakon lakon terjemahan dari
barat, contohnya dari karya Moilere, Gogol, chekof.
6. Teater Indonesia tahun 1970-an
Perkembangan teater tahun 70-an ditandai dengan didirikannya pusat kesenian Taman
Ismail Marzuki oleh Gubernur DKI Jakarta yaitu Ali Sadikin. Berdasarkan catatan sejarah
perkembangan teater. Pusat kesenian Taman Ismail Marzuki telah berhasil menerbitkan 67 judul
lakon. Lakon tersebut ditulis oleh 17 pengarang drama teater.
Tokoh teater yang muncul tahun 1970an diantaranya D.Djajakusuma, Wahyu Sihombing,
Pramana Padmodarmaya (teater lembaga), Ikranegara (teater saja), Danarto (teater tanpa
penonton), Adi Kurdi (teater hitam putih), Arifin C.Noor (teater kecil), Putu Wijaya (teater
mandiri), N. Riantiarno (teater koma), dan Teguh Karya.
7. Teater Indonesia tahun 1980 - 1990-an.
Pada masa tahun 1980 - 1990-an kondisi politik tanah air mencekam akibat peristiwa
Malari 1974. Sehingga pemerintah membuat kebijakan supaya dewan-dewan mahasiswa
ditiadakan,kegiatan teater kampus dilarang.Dalam kondisi tersebut kelompok teater tetap muncul

59
namun dalam bentyk festival teater,di beberapa daerah Nusantara,diantaranya sebagai berikut
Festival Teater di Jakarta dan Festival Drama Lima Kota di Surabaya.
Pada masa itu juga lahir kelompok teater baru, diantaranya sebagai berikut :
a. Kelompok Teater di Kota Yogyakarta.
Di kota gudeg Yogyakarta,pada masa tahun 1980-1990-an muncul beberapa teater,antara
lain sebagai berikut:
1) Teater Dynasti
2) Teater Jeprik
3) Teater Tikar
4) Teater Shima
5) Teater Gandrik
b. Kelompok Teater di Kota Solo ( Surakarta )
Masa itu di Solo juga ada Teater Gidag-gidig.
c. Kelompok Teater di Kota Bandung.
Di kota Bandung muncul Teater Bel, Teater Republik, dan Teater Payung Hitam.
d. Kelompok Teater di Kota Tegal
Di Tegal lahir Teater RSPD.
e. Kelompok Teater di Kota Surabaya.
kota Surabaya juga muncul beberapa teater, diantaranya Teater Pavita, Teater Ragil, Teater
Api, Teater Rajawali, Teater Insmarang.
f. Di Semarang juga muncul Teater Lingkar.
g. Kelompok teater di kota Medan & Palembang.
Di Medan muncul Teater Que dan di Palembang muncul Teater Potlot. Di era tahun 80-an
dan 90-an aktifitas teater berkembang di universitas atau perguruan tinggi.Teater kampus
yang terkenal diantaranya: Teater Gajah Mada dari Universitas Gajah Mada ( UGM )
Yogyakarta. Jurusan teater juga mulai di buka di Institud Seni Indonesia ( ISI ) Yogyakarta
pada tahun 1985. ISI menjadi satu-satunya perguruan tinggi seni yang memiliki program
Strata 1 untuk bidang seni teater pada saat itu.
8. Teater Kontemporer Indonesia

60
Sejak munculnya eskponen 70 dalam dunia seni teater. Mulailah seni teater kontemporer
Indonesia. Eksponen 70 ini adalah cara berekspresi teater dengan gaya khas masing-masing tidak
dibatasi kreasinya. Lalu para seniman teater beraliran kontemporer terus berkreasi sejak tahun 80-
an sampai saat ini. Seni teater lainnya berkembang seperti seni teater konvesional, yang tidak
akan mati tetapi teater eksperimental terus tumbuh. Dunia pentas teater semakin kaya jenisnya
dan atraktif.

61

Anda mungkin juga menyukai