Anda di halaman 1dari 1

Menerobos lampu merah tentu saja berisiko.

Potensi kecelakaan adu kambing alias tabrakan berhadap-


hadapan cukup besar. Siapa pun, tentu tak ingn terlibat insiden kecelakaan lalu lintas jalan. Rasanya,
aturan tersebut masuk akal untuk melindungi pengguna jalan dari risiko terlibat insiden kecelakaan.
Cukup sabar sedikit, rasanya risiko bisa dikurangi.

FAKTA

"Yang paling banyak melanggar itu motor dengan jumlah pelanggaran sebanyak 4.176 kasus," kata
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Dwi Sigit Nurmantyas saat dihubungi wartawan, Kamis
(1/12/2011).

Sigit mengatakan, pelanggaran yang paling sering dilakukan oleh pemotor yakni menerobos lampu
merah. Selain itu, banyak pemotor yang melawan arus.

"Pelanggaran ini kan membahayakan nyawa baik pengemudinya sendiri maupun orang lain," kata dia.

Belum lagi pelanggaran lainnya seperti menerobos jalur busway, tidak menggunakan helm dan kebut-
kebutan. Adapun, profesi pelanggar yang dilakukan pemotor kebanyakan adalah karyawan.

"Kalau ojek justru cenderung lebih taat karena kita sering sosialisasi juga ke komunitas ojek ini,"
jelasnya.

Sementara itu, Sigit melanjutkan, selain memberikan tilang, pihaknya juga memberikan teguran. Pada
hari ketiga operasi, Rabu (30/11) sebanyak 974 ditegur.

"Adapun, yang disita yakni 2.712 SIM, 3.673 STNK, 59 motor dan 6 mobil," katanya.

Sementara itu, pelanggaran kedua terbanyak yakni mikrolet dengan angka pelanggar sebanyak 824
kasus. Kemudian kendaraan pribadi 539 pelanggar, kendaraan barang 319 pelanggar, taksi 265
pelanggar dan metromini 185 pelanggar.

Sedangkan angka kecelakaan di hari ketiga operasi mencapai 14 kejadian dengan korban tewas 2 orang,
4 korban luka berat dan 9 korban luka ringan.

Anda mungkin juga menyukai