Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH WAWASAN SOSIAL BUDAYA MARITIM

“7 Aspek Cultural Benua Maritim”


Dosen pengampuh : Dr. Ramli AT, M.Si

Disusun Oleh :
Fransiskus Renaldi Lethe
M011231165

1
PRODI KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2023

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan


rahmat,danberkatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang “7 Aspek Cultural Benua Maritim”
Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Makasaar, 6 Oktober 2023

Fransiskus Renaldi Lethe

2
I .PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebudayaan maritim merupakan salah satu bagian yang termasuk dalam


kebudayaan.Karena kebudayaan maritim berasal dari hasil pemikiran yang berasal dari
masyarakat yang hidup di wilayah perairan dan pesisir pantai.Kebudayaan maritim dapat juga
dikatakan sebagai kebudayaan kelautan. Marzali, (2003) dalam Baiquni (2014),menyebutnya
sebagai paradigma kepulauan yang kemudian diterjemahkan yaitu cara pandang suatu teori
atau praksis yang mendasarkan pada kemajemukan masyarakat,keragaman ekosistem, dan
kompleksitas wilayah kepulauan. Selanjutnya dijelaskan bahwa paradigma kepulauan terkait
dengan inspirasi atau ilham untuk menemukan jati diri teori, konteks historis, pergumulan
persoalan pembangunan dan praksisnya, serta mengajukan kerangka paradigma
baru.Paradigma kepulauan diletakkan dalam konteks wilayah kepulauan yang dapat dilacak
dari sejarah peradaban nusantara, pasang surut perkembangan peradaban nusantara selalu
dinamis dengan pusat-pusat kekuangan yang bergeser dan berubah dari satu pulau ke pulau
yang lainnya.
Pada Konsep (Wijaya 2015), dalam (Siswanto, 2018) Budaya maritim itu adalah
budaya yang mengedepankan keberanian, kecakapan, keterampilan menghadapi berbagai
masalah, budaya yang pandai membaca tanda kehidupan, tanda-tanda zaman,dengan ke-
luhuran budi dan kearifan jiwa dan budaya melayani dan mendahulukan rakyat dan kaum
yang lemah baik dalam kondisi yang baik ataupun darurat, dan budaya rela berkorban demi
kepentingan umum. Wujud kebudayaan menurut (Koentjaraningrat2000), dalam

3
(Setiadi ,2006 ) wujud kebudayaan merupakan suatu sistem dari suatu ide dan konsep dari
wujud kebudayaan sebagai suatu rangkaian tindakan dan aktivitas manusia yang berpola.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, Kami sebagai penulis mengambil suatu kebijakan dalam
hal bagaimanakah konsep kebudayaan maritim itu? Dan apa saja unsurunsur kebudayaan
maritim?
1.3 Tujuan Makalah
1. Mengetahui tentang konsep kebudayaan maritim
2. Agar mahasiswa indonesia turut berpartisipasi dalam mengenal kebudayaan
maritim
3. Mengetahui tentang unsur-unsur kebudayaan maritim

II. PEMBAHASAN
1. . Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka akan
selalu membuat peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian awal para antropolog dalam
memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi yang dipakai suatu masyarakat
berupa benda-benda yang dijadikan sebagai peralatan hidup dengan bentuk dan teknologi
yang masih sederhana. Dengan demikian, bahasan tentang unsur kebudayaan yang termasuk
dalam peralatan hidup dan teknologi merupakan bahasan kebudayaan fisik. Menurut
Koentjaraningrat, pada masyarakat tradisional terdapat delapan macam sistem peralatan dan
unsur kebudayaan fisik yang digunakan oleh kelompok manusia yang hidup berpindah-
pindah atau masyarakat pertanian, antara lain sebagai berikut

4
a)Alat-Alat Produktif.

Alat-alat produktif adalah alat-alat untuk melaksanakan suatu pekerjaan berupa alat
sederhana seperti batu untuk menumbuk gandum atau untuk menumbuk padi dan alat-alat
berteknologi kompleks seperti alat untuk menenun kain. Jenisjenis alat-alat produktif ini
dapat dibagi berdasarkan bahan mentahnya, yaitu yang terbuat dari batu, kayu, logam,
bambu, dan tulang binatang. Berdasarkan teknik pembuatannya alatalat produktif dibedakan
berdasarkan teknik pemukulan (percussion flaking), teknik penekanan (pressure flaking),
teknik pemecahan (chipping),dan teknik penggilingan (grinding). Berdasarkan
pemakaiannya, alat-alat produktif dapat dibedakan menurut fungsinya dan menurut jenis
peralatannya. Berdasarkan fungsinya, alat-alat produktif dapat dibedakan berdasarkan jenis
alat potong, alat tusuk, pembuat lubang, alat 66 Khazanah Antropologi SMA 1 pukul, alat
penggiling, dan alat pembuat api. Berdasarkan jenis peralatannya, alat-alat produktif dapat
dibedakan menjadi alat tenun, alat rumah tangga, alat-alat pertanian, alat penangkap ikan, dan
jerat perangkap binatang. Namun, alat produktif pada saat ini tidak dibatasi hanya
berdasarkan pada alat-alat yang dibuat secara manual. Alat-alat produktif pada masyarakat
masa kini semakin beragam dengan ditemukannya mesin dan alat listrik hingga teknologi
yang dihasilkan dan digunakan juga lebih canggih dan kompleks. Selanjutnya, dalam
perkembangan kebudayaan manusia alat-alat bertenaga mesin dan listrik merupakan
peralatan hidup manusia yang penting

b)Senjata

Sebagai alat produktif, senjata digunakan untuk mempertahankan diri atau melakukan
aktivitas ekonomi seperti berburu dan menangkap ikan. Namun, sebagai alat produktif
senjata juga digunakan untuk berperang. Berdasarkan bahannya, senjata dibedakan
menurut bahan dari kayu, besi, dan logam. Pada saat ini pengertian senjata telah
menyempit hanya sebagai alat yang digunakan untuk mempertahankan diri dari serangan
dan alat untuk berperang seperti senjata modern dan senjata nuklir yang memiliki daya
hancur yang relatif tinggi.

c)Wadah
Alat produktif berupa wadah dalam bahasa Inggris disebut container. Wadah adalah
alat untuk menyimpan, menimbun, dan memuat barang. Peralatan hidup berupa wadah

5
banyak dipakai pada zaman prasejarah pada saat manusia mulai memanfaatkan alam untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada zaman prasejarah anyaman dari kulit atau serat kayu
menjadi pilihan masyarakat. Selanjutnya, terjadi perkembangan alat produksi dengan
ditemukannya teknik membuat gerabah (pottery) yang banyak dibuat dari bahan tanah liat.
Seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi manusia maka bentuk dan jenis wadah pun
mulai berkembang. Misalnya, di dalam aktivitas pertanian menuntut suatu tempat
penyimpanan hasil pertanian sehingga dibuatlah wadah berupa lumbung padi permanen

d) Alat-Alat Menyalakan Api

Masyarakat zaman prasejarah membuat teknologi untuk menyalakan api dengan


menggesek-gesekkan dua buah batu. Dengan ditemukannya bahan bakar minyak dan gas
maka pembuatan api menjadi lebih mudah dan efisien. Api merupakan unsur penting dalam
kehidupan manusia sehingga pembuatannya menuntut teknologi yang semakin maju.

e) Makanan, Minuman, Bahan Pembangkit Gairah, dan Jamu-jamuan

Dalam sistem pengetahuan cara-cara memasak menarik untuk dikaji karena setiap
kelompok masyarakat dan kebudayaan memiliki sistem pengetahuan dan kebiasaan yang
berbeda-beda dalam mengolah makanan atau minuman. Di dalam antropologi jenisjenis dan
bahan makanan tertentu memberikan arti atau simbol khusus bagi masyarakat tertentu atau
dikaitkan dengan konsepsi ktivita: Kecakapan Personal Bawalah dua buah batu api dan
serabut kulit pohon kelapa ke sekolah. Peragakanlah cara pembuatan api dalam masyarakat
tradisional dengan alat-alat sederhana tersebut di depan kelas. keagamaan tertentu. Misalnya,
babi dan katak adalah binatang yang diyakini haram oleh kaum muslim sehingga tidak boleh
dimakan. Sebaliknya, dalam masyarakat Papua, babi menjadi simbol makanan penting karena
merupakan binatang yang dijadikan mahar dalam pesta perkawinan. Dalam kajian
antropologi masyarakat kontemporer, pembahasan mengenai makanan dan minuman disebut
dengan istilah kuliner (culinair).

f) Pakaian dan Tempat Perhiasan


Pakaian merupakan kebutuhan dasar manusia untuk melindungi diri dari perubahan
cuaca. Pembahasan fungsi pakaian sebagai alat produktif dalam antropologi adalah pada
bagaimana teknik pembuatan serta cara-cara menghias pakaian dan tempat perhiasan. Dalam
suatu masyarakat pakaian seolah menjadi bagian dari tradisi atau adat istiadat sehingga setiap
negara atau suku bangsa memiliki pakaian adat atau kebesarannya sendiri. Di dalam
masyarakat Indonesia yang sangat majemuk setiap suku bangsa memiliki pakaian adatnya
masing-masing yang berfungsi sebagai simbol-simbol budaya tertentu yang
merepresentasikan adat istiadat dan nilai-nilai suku bangsa tersebut.

file:///C:/Users/Acer/Downloads/usur-unsur_budaya%20(1).pdf

2. Sistem Ekonomi/Mata Pencaharian Kemaritiman

6
Sektor-sektor ekonomi maritim (mengulangi isi bab Demografi dan Ekonomi di
muka)
 Perikanan tangkap (tradisional, modern)
 Perikanan budidaya laut: ikan, udang, kepiting, kerang, penyu, teripang,rumput laut,
dsb (tradisional, modern)
 Perhubungan (tradisional, modern)
 Perdagangan (tradisional, modern)
 Usaha modal dan kredit (tradisional, modern)
 Industri maritim : hasil laut, perahu, alat tangkap, tali-temali (trad, modern)
 Pertambangan (tradisional, modern)
 Industri pariwisata bahari (belum lama dikembangkan)
 Sektor usaha jasa non-formal dan formal lainnya
 Dll.

 Sistem Produksi dalam ekonomi kemaritiman: mis, sektor perikanan

 Sistem produksi : menjalankan usaha perikanan/proses-proses kerja


(menangkap ikan) dengan model pengelolaan menggabungkan keempat faktor faktor
produksi utama, sebagai berikut:
a) Sumberdaya alam laut (hayati dan nonhayati)
b) Modal (uang, alat-alat produksi: alat tangkap, perahu, dan mesin)
c) Tenaga kerja (anak buah/anggota kelompok)
d) Pengetahuan dan keterampilan : manajerial, teknis/kerja, kondisi
alam/lingkungan laut, klasifikasi sumberdaya perikanan, situasi pasar, dsb.

a. Status kepemilikan/penguasaan sumberdaya alam laut (hayati dan nonhayati)


 Dikuasai bersama kelompok masyarakat (communal property right)
 Dikuasai secara individual/ pribadi (individual/private property right)
 Dikuasai oleh negara (state property right)
 Dimanfaatkan secara bebas/terbuka (open access/use): konsep masih
diperdebatkan ketepatan dan kebenarannya.

b. Modal dan Pengelolaannya

 Modal (capital) berupa uang dan alat-alat produksi


 Salah satu penentu terpenting bagi penggerak usaha
 Hanya orang tertentu yang berpotensi menjadi pengusaha
 Pada umumnya pengusaha mengusahakan dan memperolehnya dari luar
 Pengelolaan secara tradisional dan modern
 Modal usaha sektor ekonomi kebaharian sifatnya riskan pada kerugian(modal lapuk).

c. Tenaga kerja/pekerja
 Tenaga kerja direkrut dari orang sehat fisik dan mental (usia remaja hinggausia 60-
an).
 Kebanyakan dari kaum laki-laki
 Anggota kerabat, teman, orang sekampung/sedesa
 Perusahaan kapitalistis mensyaratkan sumberdaya manusia
7
 berpengetahuan dan keterampilan formal (ada ijazah atau sertifikat).
 Memiliki sikap dan mental kebaharian (loyalitas klp, disiplin, trampil,bertanggung
jawab, teguh pendirian, dsb

d. Pengetahuan dan ketrampilan teknis


 Dominasi pengetahuan dan keterampilan informal (bersumber dari
pengalaman dan pewarisan dari generasi ke generasi)
 Sedikit pengetahuan dan keterampilan formal dan nonformal (bersumber
dari lembaga pendidikan formal kejuruan minimal setingkat SMA dan
program pelatihan/kursus).

 Sistem distribusi dan pemasaran

 Distribusi pendapatan dengan aturan bagi hasil (tradisional) dan sistem


pengupahan (modern)
 Pemasaran atau barter : Karakteristik umum perikanan laut ialah hasil
tangkapan merupakan barang pertukaran melalui barter atau pemasaran/
penggunaan uang, bukan atau sangat sedikit untuk dikonsumsi secara
langsung
 Kedudukan/lokasi Pasar: lokal, daerah, lintas daerah provinsi/ pulau, nasional,
lintas negara/pasar ekspor
 Konsumen : dalam negeri dan luar negeri

3. Fungsi sosial dari sistem ekonomi maritim, khususnya sektor perikanan laut
dan pelayaran :
 Menumbuhkembangkan kolektivitas kelompok usaha tingkat desa hingga
korporasi tingkat nasional dan internasional
 Memantapkan hubungan dan solidaritas sosial (mekanik tradisional, organik
modern) dalam kelompok/organisasi sosial
 Mengembangkan jaringan sosial, pergaulan, dan kemitraan usaha
antarindividu, komunitas, etnis berbeda dalam konteks regional, nasional,
dan internasional lewat transaksis jual-beli

3. Sistem Pengetahuan

8
Pola interaksi yang terus menerus terjadi antara manusia dengan lingkungan hidup dan sumber

daya alam yang ada disekitarnya menimbulkan berbagai wawasan yang menjadi bagian penilaian

masyarakat terhadap lingkungan hidup. Kondisi lingkungan dan masyarakat yang berbeda-beda

memunculkan pengetahuan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi yang disebut dengan

pengetahuan lokal. Secara umum, pengetahuan ilmiah modern berorientasi pada perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang tidak serta merta tersedia, sedangkan pengetahuan lokal lebih

berfokus pada pemenuhan kebutuhan hidup secara lokal dengan cepat menjadi solusi permasalahan

nyata dalam kehidupan masyarakat setempat.

4.Kesenian
Kehidupan seni adalah sebuah wacana tentang segala sesuatu yang dapat menunjukkan
bahwa apa yang disebut seni dapat dan berkembang jika di dalamnya terdapat seniman/
pelaku seni, karya seni dan masyarakat seni, sehingga seni merupakan produk sosial. Pelaku
seni merupakan subjek utama yang menentukan hidup dan berkembangnya sebuah kesenian,
yang kedua yaitu masyarakat seni. Masyarakat seni seperti halnya masyarakat pendukung
kesenian itu sendiri diluar pelaku seni, baik itu masyarakat pemilik, penikmat, pengamat,
peneliti maupun praktisi seni atau partisipan yang mampu memberi daya kehidupan dan
berkembangnya kesenian.

5. Sistem Mata Pencaharian Hidup

Sistem pengetahuan adalah bagian dari tujuh elemen budaya yang melekat pada
kelompok sosial mana pun. Kumpulan pengetahuan dapat juga dijadikan bahan evaluasi pada
saat melakukan kegiatan. Unsur-unsur budaya tersebut tidak hanya dilihat sebagai perilaku
konkrit saja seperti alat transportasi, bentuk rumah, bentuk hiasan dan pakaian, dan lain-lain.
Namun juga dapat dilihat dari aspek abstrak, misalnya sistem organisasi sosial. Lembaga,
gagasan, dan upacara keagamaan. Sebagian besar, masyarakat mengandalkan kehidupannya
pada perairan baik sungai, muara sungai, danau, tasik, maupun laut sebagai mata pencaharian
utama. Saat ini, kehidupan ekonomi masyarakat tidak lagi seutuhnya bergantung pada hasil
alam, Sebagian masyarakat diwilayah sudah mulai membuka ladang untuk menanam pangan
dan membuka usaha perkebunan dan atau buruh tani serta mengembangkan sektor pertanian.
Sistem pengetahuan adalah bagian dari tujuh elemen budaya yang melekat pada kelompok
sosial mana pun. Kumpulan pengetahuan dapat juga dijadikan bahan evaluasi pada saat
melakukan kegiatan. unsur-unsur budaya tersebut tidak hanya dilihat sebagai perilaku konkrit
saja seperti alat transportasi, bentuk rumah, bentuk hiasan dan pakaian, dan lain-lain. Namun
juga dapat dilihat dari aspek abstrak, misalnya sistem organisasi sosial. Lembaga, gagasan,
dan upacara keagamaan.
6. Sistem Organisasi Kemasyarakatan
Organisasi adalah Suatu sistem yang terdiri dari pola-pola kegiatan kerjasama yang
dilakukan secara berulang-ulang dan teratur oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 17 Tentang
Organisasi Kemasyarakatan Yang disebut organisasi kemasyarakatan adalah organisasi yang
didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara keseluruhan, yang bersifat partisipasi sukarela
berdasarkan aspirasi, cita-cita, kebutuhan, kepentingan, kegiatan, dan tujuan bersama.

9
Berkembang untuk mencapai tujuan Negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila. Organisasi masyarakat di Indonesia diharapkan mampu menampung serta
mewujudkan kepentingan bersama yang berazaskan pancasila, sehingga semua masyarakat
mendapatkan manfaat yang rill dari keberadaan ormas. Dalam sejarahnya, tidak dapat di
pungkiri bahwasanya, ormas memang memiliki konstribusi besar dalam penyelenggaraan
negara, namun di lain sisi keberadaannya juga menimbulkan banyak kekhawatiran sehingga
muncul berbagai macam pro dan kontra.

7. Sistem Religi dan Upacara Keagamaan


Sesuatu yang dilakukan secara berkelanjutan atau terus menerus berdasarkan
keyakinan terhadap sebuah hal dengan tujuan tertentu dan mempunyai filosofis dapat
membentu kebudayaan Beberapa masyarakat di wilayah pesisir Jawa masih banyak
yang mempertahankan berbagai tradisi dan sarat akan budaya serta mistisme berupa
ritual atas laut. Mengingat masyarakat pesisir rata-rata bergantung pada sector laut,
maka pandangan mereka terhadap laut tentu berbeda.
Contoh nya seperti yand ada di Jawa belahan Timur. Tradisi sedekah laut
Banyuwangi lebih disebut sebagai slametan laut yang bernama petik laut. Waktu
pelaksanaan tradisi petik laut sama dengan tradisi- tradisi serupa di Jawa, yaitu awal
bulan Muharram atau Suro. Rangkaian ritual petik laut berlangsung selama tiga hari.
Hari pertama dan kedua, masyarakat menyelenggarkan pengajian dan menuntaskan
seluruh bacaan Al-Quran. Baru hari ketiga, mereka melarungkan sesaji. Akan tetapi,
proses pelarungan diawali oleh penampilan tari
Ritual petik laut ternyata tercatat dalam sejarah. Petik laut terungkap sudah dimulai
sejak tahun 1901 yang dipimpin oleh dukun. Pengaruh Islam yang masuk ke
Nusantara termasuk wilayah Muncar ikut diadopsi ke tradisi. Pentingnya peranan
tradisi petik laut untuk diadakan bahkan mencapai tingkatan bila sekali saja tidak
melangsungkan, warga Muncar merasa laut marah terhadap mereka dan menimbulkan
bala. Sementara Probolinggo tepatnya di pulau Gili terdapat tradisi yang tidak terlalu
relevan atas kegiatan maritim, tetapi tetap dijalankan. Masyarakat pulau Gili
menerapkan tradidi nyabis yang berarti berkunjung ke kyai supaya memperoleh
berkat pada semua kegiatan dan diberi kemudahan serta kelancaran. Nyabis
dilaksanakan hari Jumat. Masa para nelayan tidak melaut.

DAFTAR PUSTAKA

Siswanto, H. W. 2018. Pendidikan Budaya Bahari Memperkuat Jati Diri Bangsa. Jurnal
Pendidikan Ilmu Sosial 27(2): 2540-7694.

10
Marwenny, E., Fauzi E., Cenery. J. P. 2018. Kedudukan Organisasi Kemasyarakatan Asing di
Indonesia Ditinjau dari Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2016. Jurnal Cendikia
Hukum 3(2): 2580-1678.
Sulistiyono, D., Suwarto., Rindarjono, M. G. 2015. Transformasi Mata Pencaharian dari
Petani ke Nelayan di Pantai Depok Desa Parangtritis Kabupaten Bantul. Jurnal
GeoEco 1(2): 234-249
Hasanuddin, Universitas. 2022. “Ringkasan Materi /Sub Materi (Content/Sub-Content)
Pembelajaran Mk Wsbm.” https://www.studocu.com/id/document/universitas-
hasanuddin/wawasan-sosial-budaya-maritim/masyarakat-maritim/57559152.
Yuliaty C., Kurniasari N., Nurlaili, Triyanti R., Deswati R. H., Soejarwo P. A., Muawanah
U., Komarini L. D., Suprakto B., Suharyanto, & Susena S. D. 2019. Sosial Budaya
Masyarakat Maritim, in S. Widjaja dan Kadarusman (eds), Seri Buku Besar Maritim
Indonesia. Amafrad Press.
Tahara, T., & Bahri, S. (2018). Nakodai Mara'dia Abanua Kaiyang Toilopi: Spirit Nilai Budaya
Maritim dan Identitas Orang Mandar. Walasuji, 9(2), 249-259.
Hidayat, H. A., Wimrayardi., Putra, A. G. 2019. Seni Tradisi dan Kreativitas dalam Kebudayaan
Minangkabau. Jurnal Pertunjukan dan Pendidikan Musik 1(2): 2657-0599

11

Anda mungkin juga menyukai