Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KEBUDAYAAN MARITIM

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
FAKHRI ATHALLAH RAMADHAN
MUH DIEN USMAN
MUH RIVAT ALTAFYADI
NUR REZY PARASITA
SUKMA WARDANI
ANDI HANIIFAH FORTUNA INDRA
NUR FADILA
NUR FAHIRA
ADELIA APRILIANI AHMAD
NURHAMDANA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini
masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga penulis diberi untuk
menyelesaikan makalah tentang “KEBUDAYAAN MARITM”. Makalah ini ditulis untuk
memenuh syarat nilai mata kuliah wawasan sosial budaya maritim.

Tak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebanyak benyaknya kepada setiap
pihak yang telah mendukung serta membantu penulis selama proses penylesaian tugas ini
hingga selesainya makalah ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan pada dosen
pembimbing.
Pada makalah ini akan diahas mengenai kebudayaan maritim. wawasan sosial budaya
maritim memiliki peran yang signifikan dalam membangun budaya maritm yang cinta
kepada kebudayaan mereka. Makalah ini berisi tentang:
konsep kebudayaan maritim
bahasa budaya maritim

organisasi sosial budaya martim


sistem teknologi budaya maritim
sistem eonomi budaya maritim
seni budaya maritim

sistem religi dan keyakinan


Kami menyadari bahwa dalalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempuna serta
kesalahan yang kami yakini diluar batas kemampuan kami dengan senang hati menerima
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Kami berharap makalah kami dapat
diterima dengan baik.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebudayaan merupakan tindakan praktek berpola, sistem-sistem, serta karya manusia untuk
proses berkehidupan. Sedangkan kebudayaan maritim merupakan sistem-sistem kognitif
yang dipakai oleh masyarakat pendukungnya. Dalam hal ini adalah masyarakat maritim.
Tujuannya untuk pengelolaan Sumber Daya Alam dan pemanfaatannya.. Ada 7 materi
mengenai kebudayaan maritim yakni:

 konsep kebudayaan maritim

 bahasa budaya maritim


 organisasi sosial budaya martim
 sistem teknologi budaya maritim
 sistem eonomi budaya maritim
 seni budaya maritim
 sistem religi dan keyakinan

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah dalam makalah ini, yaitu
apa yang dimaksudkan dengan kebudayaan maritim dan apa saja penjelasan mengenai
keudayaan maritim yang ada di indonesia.

1.3 Tujuan
Penyusunan makalah ini juga bertujuan untuk mengetahui:

• konsep kebudayaan maritim


• bahasa budaya maritim
• organisasi sosial budaya martim
• sistem teknologi budaya maritim
• sistem eonomi budaya maritim
• seni budaya maritim
• sistem religi dan keyakinan
BAB II
ISI
KEBUDAYAAN MARITIM
KONSEP KEBUDAYAAN
• Banyak ahli yang telah merumuskan defenisi kebudayaan, salah satu
diantaranya adalah Koentjaraningrat. Menurutnya, kebudayaan adalah sistem-
sistem ide/gagasan, tindakan/ praktek terpola, dan karya manusia dalam rangka
berkehidupan bermasyarakat yang dijadikan milik diri manusia melalui proses
belajar
• Koentjaraningrat membagi kebudayaan kedalam tiga wujud, yaitu :
1. Wujud ideasional/ kognitif/ mental.
2. Wujud tindakan/ praktek terpola.
3. Wujud kebendaan buatan manusia.
• Ketiga wujud kebudayaan tersebut saling terkait antara satu dengan yang
lainnya secara vertikal. Sifat saling keterkaitan vertikal antar ketiga sistem itu
disebut hubungan sibernetik.
• Dalam proses kehidupan masyarakat sehari-hari, sistem budaya (berupa
gagasan, pengetahuan, keyakinan, nilai, dan norma) selalu atau seharusnya
menjadi pedoman pembuatan keputusan atau bertindak (sistem sosial).
Selanjutnya sistem budaya bersama sistem sosial (berupa interaksi dan organisasi
sosial) mempedomani dan mewadahi praktek berkarya dengan rekayasa dan
penggunaan teknik-teknik tertentu. Sebaliknya, budaya material (karya yang baik
dan memuaskan) menjadi prasyarat diintensifkannya sistem sosial, yang
selanjutnya menyumbang kepada pengokohan sistem budaya.
• Ada tujuh unsur kebudayaan yang berlaku secara umum (cultural universal),
diantaranya:
1. Sistem pengetahuan
2. Sistem bahasa
3. Sistem organisasi sosial
4. Sistem mata pencaharian hidup
5. Sistem peralatan hidup
6. Sistem religi dan kepercayaan
7. Sistem kesenian
Konsep Kebudayaan Maritim
• Kebudayaan Maritim dipahami sebagai “sistem-sistem ideasional/ kognitif/
mental, perilaku/ tindakan, dan karya/ sarana dan prasarana yang digunakan oleh
masyarakat pendukungnya (masyarakat maritim) dalam rangka pengelolaan
pemanfaatan sumberdaya alam dan merekayasa jasa-jasa lingkungan laut bagi
kehidupannya”.
Unsur-unsur Kebudayaan Maritim
1. Sistem Ideasional/ Kognitif/ Mental
• Ide/ Gagasan - Menangkap ikan dan hasil laut lainnya merupakan media
interaksi manusia dan lingkungan alam, makhluk gaib, hantu-hantu, tuhan atau
dewa laut, yang menguasai dan menjaga sumberdaya laut pada lokasi tertentu. -
Laut yang luas dengan segala isinya tidak ada orang memilikinya, diciptakan oleh
Allah untuk dimanfaatkan oleh manusia dengan doa dan usaha keras.
• Sistem Pengetahuan - Pengetahuan pelayaran (tentang musim, kondisi cuaca
dan suhu, kondisi dasar, kondisi air laut, dan tandatanda alam) untuk menentukan
waktu kegiatan pelayaran. - Pengetahuan tentang lingkungan dan sumberdaya
laut, baik hayati maupun nonhayati (terkait jenis/ spesis bernilai ekonomis dan
kondisi populasi/ perilaku/ lokasi). - Pengetahuan tentang lingkungan sosial
(terkait dengan siapa mereka bertransaksi, bekerjasama, meminta jas
perlindungan keamanan, sebaliknya melakukan persaingan dan konflik
memperebutkan potensi sumberdaya dan jasa laut.
• Sistem Nilai Berfungsi sebagai pedoman bagi setiap individu atau kelompok
dalam menentukan sikap, tindakan, dan memaknai segala hal yang dianggap baik
atau layak dalam hubungan manusia dengan lingkungan, berkehidupan bersama,
berekonomi, beragama, berteknologi, berkesenian, dll
• Sistem Norma/ Aturan Berfungsi mengatur secara khusus perangkatperangkat
tindakan kelompok atau individu dalam semua bidang kehidupan. - Norma
perkreditan, pemasaran, dan penentuan harga - Penetapan aturan bagi hasil - Hak

penguasaan wilayah/lokasi penangkapan - Larangan penggunaan bom dan pukat


harimau - Peraturan kuota - Peraturan keselamatan pelayaran 2. Bahasa • Bahasa
yang digunakan masyarakat maritim banyak berbeda dengan masyarakat di darat
meskipun berasal dari suku bangsa yang sama. Perbedaannya dalam hal
perbendaharaan dan pemaknaan kata-kata yang diucapkan sehari-hari untuk

menamai : - unsur-unsur dan gejala alam fisik dan flora fauna yang dimanfaatkan -
lingkungan sosial untuk bergaul dan bekerjasama - sektor kerja dan teknologi
yang diterapkan - dll
• Contoh beberapa kata dalam bahasa pelaut :
- Musim : timo’ (musim timur), bare’ (musim barat), jenne’ kebo’ (musim
pancaroba) dll.
- Lokasi SDA : taka, pasi’, bungin, pulau, dll.
- Jenis-jenis karang : batu karang, karang bunga, k. pute, k. tinggi, k. keriting, dsb.
- Kondisi air laut : pasang, meti, dll
- Jenis-jenis ikan karang : sunu, kerapu, katamba, laccukang, sarisi, lamuru,
tenggiri, baronang, dsb.
- Perahu : lepa-lepa, sampan, jarangka’, katinting, jolloro, pinisi, bodi, dsb. - Alat
tangkap : pancing labu, bubu, puka’, rumpong, bagang, kompresor, dll.
- Kata pengganti nama binatang yang pemali diucapkan di laut : toriwai/ torije’ne
(buaya), todapo’ (kucing), dan totakke (monyet).
- Ungkapan dalam mantra : nurung ri wae nama sebenarmu hai lautan, nabi
nuhung nabimu hai perahu, berjiwa besarlah, kita menjelajah samudra luas,
mencari rezeki dan kita segera kembali sebelum hari yang ketujuh.
3. Organisasi sosial
• Contoh kelompok kerjasama nelayan dan pelayar :
- schipper-bemanning (Belanda)
- juragan-pandega (Jawa)
- tanase wasanae (Maluku)
- ponggawa-sawi (Bugis, Makassar, Bajo)

• Fungsi utama Organisasi sosial :


1. Meringankan pekerjaan berat dan rumit di laut.
2. Mekanisme perolehan modal dan pemasaran.
3. Wadah dan media pembelajaran pengetahuan, ketrampilan kerja, dan
kepribadian kebaharian.
4. Lembaga dan media tolong menolong dan sekuritas sosial.
5. Mekanisme distribusi risiko.

4. Sistem Teknologi Kebaharian


• Berbagai tipe perahu tradisional milik kelompok suku bangsa di Indonesia :
- perahu patorani (Makassar)
- lambo (Mandar)
- pinisi, bagang (Bugis)
- lambo (Buton)
- janggolan, perahu jarring (Madura)
- mayang, jukung (Jawa)
- nade (Sumatra)
• Teknologi penangkapan ikan di Indonesia, ada 5 kategori :
1. Net
2. Pancing
3. Bubu
4. Alat tusuk (tombak, panah)
5. Teknik lainnya

5. Sistem Ekonomi Kebaharian


• Sistem ekonomi kebaharian terdiri dari :
- sektor-sektor perikanan (perikanan tangkap, budidaya)
- jasa (pelayaran/pengangkutan, pengamanan wilayah laut, pendidikan,
pemerintahan, pengerukan dasar laut kawasan pelabuhan dan pemukiman,
pembangunan pemukiman pantai)
- perdagangan (lewat laut, hasil laut ke darat, usaha modal)
- industri (hasil laut, pertambangan, pembuatan garam, pembuatan perahu/kapal
dan alat tangkap, industri jasa pariwisata dan barang kerajinan hasil laut).
a. Sistem Produksi
➢ Laut yang luas dengan kekayaan sumberdaya hayati dan nonhayati yang
dikandungnya merupakan faktor produksi dari sektor ekonomi kebaharian
utama seperti perikanan dan industri maritim.
➢ Terdapat 5 bentuk pemilikan/penguasaan wilayah dan sumberdaya laut
yang dipraktekkan oleh nelayan diberbagai tempat di dunia, yaitu : 1.
Pemilikan/penguasaan bersama komunitas 2. Pemilikan/penguasaan
individual/keluarga 3. Pemilikan/penguasaan privat 4.
Pemilikan/penguasaan negara 5. Penguasaan dan pemanfaatan secara
bebas/terbuka
➢ Modal usaha merupakan faktor produksi terpenting dalam suatu usaha
perikanan, baik skala besar dan modern maupun skala kecil tradisional.
Modal usaha perikanan ini terinvestasi dalam alat-alat produksi
(kapal/perahu,, mesin, alat-alat tangkap dan perlengkapan).
➢ Tenaga kerja juga merupakan faktor produksi menentukan dalam usaha
ekonomi perikanan laut, dengan mempertimbangkan jenis kelamin dan
kondisi fisik, asal usul, pendidikan, dan usia.
➢ Pengolahan dan pengawetan hasil tangkapan merupakan tahap kegiatan
transisi antara sistem produksi dan sistem pemasaran.

b. Sistem Pemasaran
➢ Masyarakat nelayan di dunia ketiga yang masih banyak dikuasai oleh
kelas pengusaha modal atau rentenir lokal/dari luar, pola jaringan
pemasaran komoditas lautnya kebanyakan mengikuti jaringan sumber
perolehan modalnya.

➢ Sebaliknya di negara maju yang nelayannya mempunyai posisi tawar yang


kuat, pemasaran hasil lautnya diatur menurut mekanisme pasar bebas dan
kebijakan pemerintah hingga batas-batas tertentu.
c. Sistem Konsumsi
➢ Sistem konsumsi dalam ekonomi nelayan adalah daftar kebutuhan,
kondisi penghasilan, dan pola penjatahan pendapatan ekonominya.
➢ Daftar kebutuhan pokok nelayan sama saja dengan masyarakat di darat,
meliputi sandang, pangan, papan, perabot rumah tangga, kesehatan,
pendidikan, sosial religius (perkawinan, hajatan, menunaikan ibadah haji,
kematian) pengembangan usaha dan biaya produksi, dll.
6. Seni Kebaharian
• Kebudayaan maritim juga tidak luput dari unsur kesenian, terutama seni
arsitektur/konstruksi kapal/perahu dan layar, ukir dan gambar dengan motif dan
warna cet, lagu dan musik. Perahu-perahu Jawa dan Bali, India dan Cina banyak
dicirikan dengan ukiran dan gambar binatang dengan kombinasi warna cet. Ukiran
dan gambar tersebut, selain berfungsi seni, juga memuat makna akan gagasan
dunia dan keyakinan religius.
7. Sistem Religi dan Keyakinan
• Kebanyakan nelayan Bugis, Bajo, Makassar, dan Madura yang beragama Islam
sangat percaya pada kekuasaan Allah dan takdir-Nya. Sedikit banyaknya hasil yang
diperoleh senantiasa dikembalikan pada ketentuan takdir. Rintangan arus dan
ombak, dalamnya laut, berbahaya dan angkernya tempat yang kaya
sumberdayanya, dan ancaman raksasa laut, semuanya dihadapi dan dilawan atau
dihindari dengan keyakinan religius dan praktek ritual

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Budaya maritim merupakan buda ya yang dipengaruhi oleh laut. Laut sebagai sarana
transportasi, laut sebagai sa rana ekonomi, serta laut sebagai tradisi. Kegiatan dan
kehidupan masyarakat berg antung dan tumbuh dari laut. Indonesia kaya dengan
hasil laut. Dalam fungsinya, Budaya Maritim merupakan landasan bagi berkembangnya
kebudayaan dan tradisi dalam masyarakat pesisir. Selain itu, bagi masyarakat tersebut, laut juga
berfungsi sebagai objek budaya, seperti berbagai acara ritual di wilayah laut. Adapun tujuannya
adalah, sebagai apresiasi dari rasa syukur masyarakatnya, atas anugerah yang mereka dapatkan
dari laut. Terciptanya berbagai macam perangkat kelautan seperti perahu, merupakan bukti dari
salah satu karya pemikiran, dari budaya kelautan atau maritim. Namun selain itu, terdapat juga
berbagai jenis perahu, sebagai hasil dari budaya tersebut, yang beberapa diantaranya seperti
sampan, pinisi, tongkang, dan lain sebagainya. Berbagai macam produk dari kapal tradisional,
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/user/Downloads/kebudayaanmaritim2-
141207193043-conversion-gate02.pdf

Anda mungkin juga menyukai