1. Pentingnya WSBM
Mata Kuliah Wawasan Sosial Budaya Maritim (WSBM) adalah salah satu
komponen Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) yang mengintroduksi
materi-materi kemaritiman, antara lain potensi sumberdaya maritim, fakta demografi
dan sosial ekonomi maritim, masyarakat maritim beserta dinamikanya, nilai-nilai
budaya maritim yang perlu dikembangkan dan dipromosikan yang kesemuanya
mengarah pada kharakteristik Benua Maritim dan pembangunannya. Dengan demikian
tujuan pembelajaran mata kuliah ini didesain untuk memberikan wawasan dan landasan
pengetahuan serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal hidup bermasyarakat
selaku inividu dan mahluk sosial yang beradab dan bertangguang jawab terhadap
sumberdaya alam dan lingkungan Benua Maritim.
Sejak dahulu orang Bajo mengembara di laut sebagai nelayan dan pelayar (sea
nomaden).
Sejak abad ke-16 atau 17, orang-orang Bugis, Makassar, Mandar, dan Buton
dikenal sebagai pelaut ulung (sebagai nelayan dan pelayar).
Penyelam teripang dan kerang dari Bugis, Makassar, dan Bajo sudah sampai
di perairan pantai utara, barat dan timur Australian, dan hingga perairan pantai
selatan Papua Newguinea. Pelayar dari Nusantara sejak dahulu sampai di
Madagaskar dan Cina Selatan.
Nelayan Jawa, Madura dan Bawean: Kep. Natuna, Selat Makassar, Laut
Arafuru, dan Laut Banda (menangkap layang).
Nelayan Mandar: Selat Makassar hingga laut Flores (mencari ikan terbang
dan telur ikan). Nelayan Makassar dari Galesong sejak lama sampai ke
perairan Maluku dan Pakpak (Irian)(menangkap ikan terbang dan telur ikan).
Nelayan tongkol dan tuna dari Sulawesi Selatan: Laut Flores dan Maluku
Nelayan Bugis dari Sinjai: Teluk Bone, Laut Flores, dan perairan Cilacap (Jawa
Tengah).
Penyelam Bugis dan Bajo (Pulau Sembilan Sinjai), Nelayan Makassar
(pulaupulau Barranglompo dan Pulau Kodingareng Kodya Makassar):
mengembara ke arah timur, selatan, dan barat Nusantara sejak dahulu (mencari
teripang, kerang dan tumbuhan laut). Memiliki wawasan kelautan dan
kepulauan (nusantara), pergaulan antaretnik, wawasan keragaman budaya,
sikap dan jiwa integritas nasional yang tinggi.
6. Kebudayaan