Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN MATA KULIAH WSBM

1. Pentingnya WSBM
Mata Kuliah Wawasan Sosial Budaya Maritim (WSBM) adalah salah satu
komponen Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) yang mengintroduksi
materi-materi kemaritiman, antara lain potensi sumberdaya maritim, fakta demografi
dan sosial ekonomi maritim, masyarakat maritim beserta dinamikanya, nilai-nilai
budaya maritim yang perlu dikembangkan dan dipromosikan yang kesemuanya
mengarah pada kharakteristik Benua Maritim dan pembangunannya. Dengan demikian
tujuan pembelajaran mata kuliah ini didesain untuk memberikan wawasan dan landasan
pengetahuan serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal hidup bermasyarakat
selaku inividu dan mahluk sosial yang beradab dan bertangguang jawab terhadap
sumberdaya alam dan lingkungan Benua Maritim.

2.Potensi dan Kondisi laut Indonesia

a. 17.508 pulau (besar dan kecil)


b. Panjang Pantai 95.181 km  2.027.087 Km2 luas wilayah darat
c. Luas wilayah laut: 5,8 juta km2, terdiri dari Perairan Nusantara dan Teritorial
3,1 juta km2 dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) 2, 7 juta km2
d. Batas terluar dari ZEE adalah 200 mil dari garis pantai pada surut terendah
(base line).
e. Laut Indonesia dapat dikelompokkan dalam 5 bagian : (1) Laut Cina bagian
Selatan, (2) Laut Sulu, (3) Perairan Dalam Kawasan Timur Indonesia, (4)
Paparan Arafura, dan (5) Bagian Perairan Samudera Hindia.  Laut Cina Bagian
Selatan terdiri dari 6 wilayah: (1) Laut Jawa, (2) Selat Sunda, (3) Selat
Karimata, (4) Selat Gaspar, (5) Selat Bangka, dan (6) Selat Malaka. Memiliki
kedalaman yang dangkal dengan dasar paparan Sunda.
f. Diapit Benua Asia dan Australia, berada di antara Samudera Hindia dan Pasifik
g. Posisi strategis dalam hubungan internasional karena terbuka dari segala
penjuru: menguntungkan dalam membangun interaksi/ pergaulan dunia dan
kerjasama berbagai bidang kehidupan.
Potensi sumber daya perikanan laut di Indonesia terdiri dari sumber daya
perikanan palagis besar ( 451.830 ton/tahun) dan pelagis kecil ( 2.423.000
ton/ tahun), sumberdaya perikanan 3.163.630 ton/ tahun, udang 100.720
ton/tahun, ikan karang 80.082 ton/tahun dan cumi – cumi 328.960 ton/tahun.
Dengan demikian secara nasional potensi lestari ikan laut sebesar 6,7 juta
ton/tahun dengantingkat pemanfaatan mencapai 48%.Saat ini Indonesia
merupakan produsen ikan terbesarkeenam di dunia dengan volume produksi
enam juta ton (FAO,2003). Bila Indonesia mampu meningkatkan
produksiperikanannya, terutama yang berasal dari usaha perikanan budidaya,
menjadi 50 juta ton per tahun (75 persen dari total potensi), maka Indonesia
bakal menjadi produsen perikananterbesar di dunia.

3. Sejarah Maritim Indonesia

Pengembaraan Pelayaran Nelayan, Rute, dan Tempat Tujuan

 Perikanan dan pengembaraan nelayan

 Sejak dahulu orang Bajo mengembara di laut sebagai nelayan dan pelayar (sea
nomaden).

 Sejak abad ke-16 atau 17, orang-orang Bugis, Makassar, Mandar, dan Buton
dikenal sebagai pelaut ulung (sebagai nelayan dan pelayar).

 Penyelam teripang dan kerang dari Bugis, Makassar, dan Bajo sudah sampai
di perairan pantai utara, barat dan timur Australian, dan hingga perairan pantai
selatan Papua Newguinea.  Pelayar dari Nusantara sejak dahulu sampai di
Madagaskar dan Cina Selatan.

 Nelayan Jawa, Madura dan Bawean: Kep. Natuna, Selat Makassar, Laut
Arafuru, dan Laut Banda (menangkap layang).

 Nelayan Mandar: Selat Makassar hingga laut Flores (mencari ikan terbang
dan telur ikan).  Nelayan Makassar dari Galesong sejak lama sampai ke
perairan Maluku dan Pakpak (Irian)(menangkap ikan terbang dan telur ikan).

 Nelayan tongkol dan tuna dari Sulawesi Selatan: Laut Flores dan Maluku 
Nelayan Bugis dari Sinjai: Teluk Bone, Laut Flores, dan perairan Cilacap (Jawa
Tengah).
 Penyelam Bugis dan Bajo (Pulau Sembilan Sinjai), Nelayan Makassar
(pulaupulau Barranglompo dan Pulau Kodingareng Kodya Makassar):
mengembara ke arah timur, selatan, dan barat Nusantara sejak dahulu (mencari
teripang, kerang dan tumbuhan laut).  Memiliki wawasan kelautan dan
kepulauan (nusantara), pergaulan antaretnik, wawasan keragaman budaya,
sikap dan jiwa integritas nasional yang tinggi.

4 Fakta Sosoial Demografi dan Ekonomi dan Masyarakat Maritim Indonesia

 Konsep sosial-demografi kebaharian merujuk kepada kesatuan atau


kumpulan manusia, baik yang mendiami daerah pantai dan pulau-pulau maupun
yang berasal dari lingkungan perkotaan dan pedesaan pedalaman, yang
menggantungkan aktivitas dan sumber pendapatan ekonomi pada pemanfaatan
sumberdaya perairan dan jasajasa laut, yang dapat ditunjukkan dengan jumlah
jiwa secara eksak atau penaksiran semata.

 Di negara-negara kepulauan di dunia, termasuk Indonesia yang


sebagian besar penduduknya (ditaksir minimal 40 juta jiwa) bermukim di
daerah pedesaan pantai dan pulau-pulau.

 Pulau Jawa, Madura, Bali, Sumatra, dan Sulawesi merupakan pulau-


pulau yang besar jumlah penduduk baharinya.

 Mereka menggantungkan sumber pendapatan ekonominya secara


langsung atau tidak langsung pada sektor ekonomi kemaritiman, terutama
perikanan dan pelayaran.

 Kebanyakan penduduk desa-desa pesisir pantai dan pulau-pulau masih


dalam kondisi miskin (ekonomi, kesehatan, pendidikan dan keterampilan,
teknologi, dan kualitas harkat hidup manusia). Kondisi seperti ini mendorong
perlunya digalakkan pengembangan atau pemberdayaan dengan berbagai model
dan pendekatan. Pekerjaan yang berat dan kurang menentu, kondisi geografi,
dan ancaman lingkungan alam laut yang berbahaya lingkungan menjadi stimuli
dan pendorong penduduk untuk melakukan respon-respon adaptif berkehidupan
bersama secara kolektif kelompok, organisasi sosial, komunitas desa, dan
sebagainya.
5. Masyarakat

 Masyarakat : ”Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut


suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan yang terikat oleh
suatu rasa identitas bersama. Identitas yang dimaksudkan ialah kebudayaan
milik suatu kesatuan kelompok, golongan, komunitas, etnis/suku bangsa atau
masyarakat bangsa”.

 Masyarakat maritim : “kesatuan-kesatuan hidup manusia yang saling


berinteraksi berupa kelompok-kelompok kerja, kampung atau desa, suku bangsa
(ethnic group), komunitas, kesatuan-kesatuan administratif berupa kecamatan,
provinsi, bahkan bisa merupakan negara atau kerajaan, yang sebagian besar atau
sepenuhnya menggantungkan kehidupan ekonominya secara langsung atau
tidak langsung pada pemanfaatan sumberdaya hayati atau nonhayati laut serta
jasa-jasa laut, yang dipedomani oleh dan dicirikan bersama dengan kebudayaan
maritim/baharinya”.

6. Kebudayaan

 Pada intinya dan secara singkat, kebudayaan dipahami sebagai ”dunia


kehidupan atau cara hidup masyarakat manusia yang diperoleh dengan belajar”.

 Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan ialah ”sistem gagasan,


tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka berkehidupan masyarakat yang
menjadi miliknya melalui proses belajar”.

 Kiranya unsur “gagasan” (menekankan rasio) dari definisi kebudayaan


tersebut perlu dilengkapi dengan komponen-komponen mental hasil
pembelajaran lainnya yaitu pengetahuan, nilai, norma, kepercayaan religius dan
majik, moral, perasaan bersama termasuk kasih sayang, intuisi, dan selera
(perspektif posmodernisme dalam antropologi sosial-budaya).

Wujud/Rupa Kebudayaan Ada Tiga:

 Wujud mental/ kognitif/ ideasional yang terdiri dari komponen-


komponen gagasan, pengetahuan, kepercayaan/ keyakinan, nilai, norma, moral,
emosi kolektif, kasih saying, selera, dan intuisi, disebut sistem budaya (cultural
system)
 Tindakan/praktik terpola (aktivitas dan organisasi sosial dalam semua
bidang kehidupan), disebut sistem sosial (social system)

 Benda-benda budaya buatan manusia, disebut budaya material


(material culture).

Unsur-Unsur Umum Kebudayaan (Cultural Universal)

1) Sistem pengetahuan: mencakup unsur-unsur mental lainnya


(mengenai semua bidang kehidupan)

2) Bahasa (mengenai semua unsur)

3) Organisasi sosial (mengenai semua unsur)

4) Sistem ekonomi/mata pencaharian hidup (terkait dg semua unsur)

7. Perubahan Sosial Budaya

Unsur-unsur kebudayaan meliputi semua kebudayaan yang ada


dunia, baik yang kecil, sedang, besar, maupun yang kompleks. Menuru
t konsepnyaMalinowski, kebudayaan di dunia ini mempunyai tujuh
unsuruniversal,yaitu bahasa, sistem teknologi, sistem mata pencaharian
, organisasi sosial, sistem pengetahuan, religi, dan
kesenian. Seluruh unsur itu saling terkait antara yang satudengan yang
lain dan tidak bisa dipisahkan yang membentuk satu
kesatuanmenyeluruh(holistic)

Kehidupan sosial budaya masyarakat maritim di


Indonesiasangat majemuk.Sulawesi Selatan sebagai salah satu wilayah
maritim terbesar di Indonesia berdasarkan letak geografisnya
membentuk suatu kompleksitas budaya maritim,khususnya berkaitan
dengan keragaman kategori sosial yang terlibat
dalam pemanfaatan sumberdaya laut dan keragaman mata pencaharian
yang berhubungan dengan laut, dan menjadi alasan utama penggunaan
istilah "budayamaritim Sulawesi Selatan"

Anda mungkin juga menyukai