Oleh
Lewi Jupiter
1714151054
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pengukuran, jenis dan cara penggunaan alat merupakan faktor penentu utama
yang mempengaruhi keaslian data yang diperoleh. Semakin bagus alat yang
digunakan, maka semakin baik hasil pengukuran yang didapat. Demikian pula
penggunaan suatu alat maka semakin baik pula data yang dikumpulkan.
Pengukuran tinggi dan diameter pohon menggunakan beberapa alat yang berbeda
pasti akan menghasikan data yag tidak sama persis alias berbeda antara alat satu
dengan alat yang lain. Dengan demikian, perbedaan reatif dari keakuratan data
yang diperoleh diantara alat-alat yan berbeda akan terlihat (Endom dan Sunarno,
2018). Sehingga dapat diketahui pula kelebihan dan kekurangan alat tertentu,
dengan mengetahui kekurangan dan kelebihan suatu alat yang akan digunakan,
pengukuran.
Pengukuran tinggi dan diameter pohon dengan menggunakan beberapa alat yang
berbeda akan menghasilkan data yang berbeda juga. Dengan demikian, perbedaan
relatif dari keakuratan data yang diperoleh diantara alat yang berbeda akan
terlihat. Sehingga dapat diketahui pula kelebihan dan kekurangan alat tertentu,
dengan mengetahui kekurangan dan kelebihan suatu alat yang akan kita gunakan,
oleh Rimbawan adalah dengan mengukur diameter setinggi dada. Ada berbagai
alat untuk mengukur atribut pohon ini dengan berbagai tingkat akurasi,
B. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum pada pengenalan alat ukur pohon antara lain yaitu:
diameter dan tinggi pohon dengan menggunakan alat ukur yang berbeda.
Praktikum Inventarisasi Hutan ini dilakukan pada hari Selasa, 05 Maret 2019
Inventarisasi Hutan adalah kegiatan pengumpulan dan penyusunan data dan fakta
mendapatkan data yang akan diolah menjadi informasi yang dipergunakan sebagai
menengah dan operasional jangka pendek sesuai dengan tingkatan dan kedalam
survei mengenai status dan keadaan fisik hutan, flora dan fauna, sumberdaya
manusia serta kondisi sosial masyarakat di dalam dan sekitar hutan (Kadri, 1992).
menyajikan informasi yang terspesifikasi dari suatu areal hutan karena secara
umum hutan merupakan areal yang luas, maka data biasanya di kumpulkan
yang dilakukan dengan satu pola yang bersifat sistematik (systematic pattern),
bergantung pada tujuan inventore, waktu dan biaya yang tersedia, serta kondisi
Pohon memiliki sebatang pokok tegak berkayu yang cukup panjang dan berbentuk
tajuk (mahkota daun) yang jelas (Endom dan Sunarno, 2016). Pengukuran tinggi
dan diamter pohon menjadi elemen yang penting diperharikan pada pengukuran
volume suatu pohon. Pohon dapat tumbuh cukup tinggi dengan masa hidup
bertahun-tahun. Pohon terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan buah. Batang
merupakan bagian utama pohon dan menajdi penghubung utama antara bagian
akar, sebagai pengumpul air dan mineral, dan bagian tajuk pohon (canopy) sebaga
juga termasuk batang tetapi berkukuran lebih kecil dan berfungsi memperluas
ruang bagi pertumbuhan daun sehingga mendapat lebih banyak cahaya matahari
dan juga menekan tumbuhan pesaing di sekitarnya. Batang diliputi dengan kulit
Pengertian tinggi pohon berbeda dengan pengertian panjang pohon kecuali pohon
yang luru dan berdiri tegak lurus. Tinggi pohon ialah jarak terpendek antara suatu
titik dengan titik proyeksi pada bidang horizontal. Sedangkan panjang pohon
adalah hasil dari pengukuran pangkal pohon menyusuri batang sampai ujung tajuk
dua titik pada garis lingkaran batang pohon yang melalui titik pusat lingkaran
batang pohon. Diameter pohon merupakan salah satu parameter pohon yang
mudah untuk diukur. Ukuran diameter dipengaruhi oleh berbagai faktor antara ain
tempat tumbuh serta usia pohon, semakin tua umur pohon maka diameternya akan
lebih besar (Sumarna, 2008). Menurut Asef (2013), secara umum pengukuran
dengan alat digital distancemeter untuk mengukur jarak pengukur dan objek.
teknik pemakaiannya maka kedudukan kedua alat ukur yang dipergunakan dalam
penelitian antara lain: alat ukur tinggi pohon berdasarkan geometri : Christen,
Weise, Merritt, dan JAL. Alat ukur tinggi pohon berdasarkan trigonometri : Haga
jarak horizontal pada pita terdiri atas penetapan paanjang yang diketahui. Pada
pita berpembangian skala langsung pada sebuah garis beberapa kali. Dua garis
timbul tersebut adalah mengukur jarak anatara dua titik. Pengukuran pita
Penerapan langkah-langkah pengukuran dengan pita ini pada tanah yang bertipe
tinggi suatu pohon pada keadaan tegakan tertentu. Prinsip pengukuran tinggi,
instrumen yang digunakan untuk pengukuran tinggi pohon yang paling sering
dipilih adalah hypsometer. Banyak tipe pengukuran alat tinggi dan instrumen
penerimaan yang luas dan praktisi rimbawan (Rahlan, 2004). Prinsip dasar
klino pengukuran menggunakan haga hypsometer dan kompas klino lebih tinggi,
teliti dan lebih cermat tetapi pengukuran lebih memerlukan banyak waktu dan
2004).
Menurut Asef (2013), secara umum pengukuran diameter dilakukan setinggi 1,3
menggunakan galah berkait dan jika kondisi pohon terlalu tinggi dilakukan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum adalah Garpu Pohon, Christen
B. Cara Kerja:
3. Mengukur diameter dan tinggi pohon dari 5 pohon contoh, dimana masing-
diameter dan 2 alat ukur tinggi pohon secara bergantian. Hasil pengukuran
A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan pengunaan alat-alat yang digunakan
dalam menghitung ketinggian pohon dan diameternya. Karena yang kita ketahui
pertumbuhan vertikal atau tinggi dan pertumbuhan horizontal atau diameter. Oleh
karena itu alat-alat ini akan sangat berguna (Nuraini dkk, 2016). Dari hasil diatas
pengukuran dapat diketahui bahwa pita ukur mempunyai ketelitian yang lebih
akurat dari garpu pohon dan biltmore stick. Sedangkan untuk pengukuran tinggi
christen hypsometer. Berikut ini adalah cara penggunaan alat ukur tinggi dan
a. Cristen Hypsometer.
Cristen Hypsometer, atau yang biasa dikenal dengan sebutan CH meter
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tinggi suatu pohon, dalam
penggunaanya Chmeter dibantu dengan sebuah galah, antara CH dan galah harus
3. Ukur dengan CH, lihat pada siku dalam, lihat samai pas antara pangkal
4. Lihat ujung galah dan lihat sekala yang bertepatan dengan titik ujung galah.
b. Haga Meter
Haga meter merupakan alat yang dgunaka untuk mengukur tinggi pohon dengan
praktis, haga meter merupakan alat yang sudah berbasis moderen. Cara
4. Bidik pangkal pohon dan catat skalanya, kemudian bidik pada bagian ujung
Garpu pohon adalah alat yang digunakan untuk mengukur diameter pohon atau
diameter batang pohon dengan prinsip pengukuran diameter pohon yang relatif
2. Ambil garpu pohon, dan japitkan pada pohon yang akan diamati.
3. Lihat angka pada skala, dan catat hasil dari pengamatan tersebut.
d. Pita Meter
Pita meter merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur diameter batang
pohon dengan prinsip pengukuran langsung pada batang dengan pita bersekala.
e. Biltmore Stick
Bitmore stick adalah alat yang digunakan untuk mengukur diameter batang
a. Cristen Hypsometer
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tinggi suatu pohon, dalam
penggunaanya Chmeter dibantu dengan sebuah galah, antara CH dan galah harus
Kelebihannya:
dimana saja.
Cepat digunakan.
Kekurangannya:
Haga altimeter atau haga meter merupakan alat yang digunaka untuk mengukur
tinggi pohon dengan praktis, haga meter merupakan alat yang sudah berbasis
Kelebihannya:
Membantu dalam menentukan jarak panjang dasar dengan cepat dan tepat.
Kekurangannya:
c. Pita Meter
Pita meter merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur diameter batang
pohon dengan prinsip pengukuran langsung pada batang dengan pita bersekala
Kelebihannya:
hasil.
d. Biltmore Stick
Bitmore stick adalah alat yang digunakan untuk mengukur diameter batang
2.Kemudian pada jarak selebar S lihat batas sisi pohon disebelahnya dan
Kelebihannya:
Mudah pengunaannya.
Mudah dibawa.
Kekurangannya:
Ketelitiannya kurang.
Garpu pohon adalah alat yang digunakan untuk mengukur diameter pohon atau
diameter batang pohon dengan prinsip pengukuran diameter pohon yang relatif
masih kecil.
Kelebihannya:
Praktis penggunaannya.
Kekurangannya:
Alat cukup besar dan berat sehingga kurang praktis untuk dibawa-bawa.
ketelitian tinggi.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
2. Dari hasil diatas pita ukur mempunyai ketelitian yang lebih akurat dari
garpu pohon dan biltmore stick. Sedangkan untuk pengukuran tinggi pohon
tinggi dan diameter pohon adalah dari segi kegunaan dan dari segi cara
pemakaian alat yang harus tepat fungsi, karena setiap alat mempunyai
kesalahan dari alat ukurnya itu sendiri. Serta kepada semua praktikan agar
melakukan pengukuran dengan teliti sehingga diperoleh data yang benar sesuai
Anderson, M.C. 1964. Studies of the woodland light climate: I. The photographic
computation of light conditions. Journal of Ecology. 52(1): 27–41.
Arland, S., Emy, S dan Muhammad, I. 2018. Studi penerapan pendugaan potensi
tegakan hutan eucaliptus menggunakan alat ukur phi band. J. Wahana
Forestra. 13(2): 41-52.
Asef. 2013. Model hubungan tinggi dan diameter tajuk dengan diametersetinggi
dada pada tegakan tengkawang tungkul putih(shorea macrophylla (de
vriese) p.s. ashton) dan tungkul merah(shorea stenoptera burck.) di
semboja, kabupaten sanggau. J. penelitian dipterokarpa. 7 (1) : 7−18.
Endom, W., & Soenarno. 2016. Penyempurnaan alat ukur diameter pohon.
Rencana Penelitian dan Pengembangan. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hasil Hutan. Bogor.
Endom, W dan Soenarno. 2018. Uji coba rekayasa alat ukur diameter pohon di
hutan alam. J. Penelitian Hasil Hutan. 36(2): 101-112.
Johari. 1978. Koreksi pengukuran tinggi pohon untuk alat ukur chirsten dan haga
pada jarak bidik yang berbeda di hutan thropika basah pasir putih, bakaro
manokwari, irian jaya. J. Kehutanan FPPK. Universitas Negeri
Cendrawasih. 10 (4) : 23−27.
Kadri Wartono Ir., dkk. 1992. Ajar Inventarisasi Hutan. Buku. Universitas
Tanjungpura.
Ligfesink. 1997. Perencanaan Invntarisasi Hutan. Buku. UI Press. Jakarta.
Qirom, M.A. dan Supriyadi. 2012. Penyusunan Model Penduga Volume Pohon
Jenis Jelutung Rawa( (Miq) V. Steenis). Balai Penelitian Kehutanan
Banjarbaru. Vol.9 No. 3 Hal 141-153.
Rahlan, E.N. 2004. Membangun Kota Kebun Bernuansa Hutan Kota. Buku. IPB
Press Bogor.
Sumarna, Y. 2008. Pengaruh diameter dan luas tajuk pohon induk terhadap
potensi permudaan alam tingkat semai tumbuhan penghasil gaharu jenis
karas (Aquilaria malaccensis Lamk). .Jurnal Penelitian Hutan dan
Konservasi Alam. 5(1): 21-27.