Anda di halaman 1dari 3

ACARA III

LUAS BIDANG DASAR (LBDS)

1. Luas Bidang Dasar dan Pengukurannya

a. Pengertian Luas Bidang Dasar (LBDs)

Luas bidang dasar tegakan juga mempunyai arti penting dalam inventore tegakan

yang menggunakan sampling titik. Tetapi luas bidang dasar dalam cara sampling

ini tidak dihitung seperti peada perhitungan KBD, melainkan ditaksir langsung

dengan menggunakan tongkat Bitterlich atau alat-alat turunannya sepert prisma

baji, reloskop dan sebagainya. Perangkat pendugaan volume pohon (berupa model

atau rumus maupun tabel) adalah salah satu perangkat penting dalam perencanaan

pengelolahan hutan. Salah satu jenis data yang diperlukan dalam perencanaan

pengelolahan hutan ialah dengan potensi atau masa tegakan. Pengumpulan data

masa tegakan dilakukan melalui kegiatan inventarisasi yang selalu melibatkan

pendugaan volume pohon per pohon. Oleh sebab itu, dalam setiap kegiatan

pengelolahan hutan dituntut tersedianya perangkat pendugaan volume pohon

(Simon, 2007).

Luas bidang dasar merupakan luas penampang lintang batang pohon dengan

asumsi bahwa penampang lintang batang pohon tersebut berbentuk lingkaran.

Dengan demikian, lbds (dalam m2) pohon dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

1
Lbds = d2
4 , dimana : π = 3,14, dan d = diameter pohon (m)
b. Pengukuran Luas Bidang Dasar (LBDs)

Diameter merupakan dimensi pohon yang sangat penting dalam pendugaan

potensi pohon dan tegakan. Data diameter bukan hanya diperlukan untuk

menghitung nilai luas bidang dasar suatu tegakan melainkan juga dapat digunakan

untuk menentukan volume pohon dan tegakan, berguna dalam pengaturan

penebangan dengan batas diameter tertentu serta dapat digunakan untuk

mengetahui struktur suatu tegakan hutan. Luas bidang dasar pohon dapat

ditentukan dengan rumus LBD= ¼ π d 2. Dimana D adalah Keliling/π.

Alat yang biasa digunakan untuk mengukur luas bidang dasar pohon antara lain

adalah, pita ukur, caliper, garbu pohon, biltmore stick dan biterlich. Pengukuran

diameter pohon dengan menggunakan beberapa alat yang berbeda akan

menghasilkan data yang berbeda pula. Dengan demikian, perbedaan relatif dari

keakuratan data yang diperoleh diantara alat yang berbeda akan terlihat. Sehingga

dapat diketahui pula kelebihan dan kelemahan suatu alat tertentu.

c. Tujuan Praktikum:

Setelah melakukan praktikum ini diharapkan:

1. Mahasiswa mampu menggunakan alat ukur luas bidang dasar.

2. Mahasiswa mengetahui diameter pohon yang diukur.

3. Mahasiswa mengetahui luas bidang dasar pohon yang diukur dengan alat yang

digunakan.
d. Cara Kerja :

Cara kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Pemberian materi dan pengarahan kegiatan oleh dosen atau asisten.

2. Melakukan pengukuran diameter setinggi dada (dbh) jenis pohon.

3. Memasukkan data ke dalam tally sheet dengan berbentuk diameter masing-

Menghitung LBDs.

4. Membuat laporan hasil praktikum.

Laporan praktikum dikumpul satu minggu setelah acara praktikum selesai.

Laporan tersebut dikumpul dengan format laporan sesuai dengan format yang

diberikan.

Tabel 1. Tally Sheet pengukuran luas bidang dasar (LBDs)


No Nama pohon Nama ilmiah Diameter (m) LBD (m2)
.
1.
2.
3.
4.
x.
Jumlah
Rata-rata

Tabel 2. Tally Sheet pengukuran diameter pohon perseksi


Diameter (m)
Jenis
No Nama ilmiah D1 D2 D3 D4
pohon
0,25 0,75 1,25 1,75
1.
2.
3.
4.
5.

Anda mungkin juga menyukai