Oleh.
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengukuran tinggi dan diameter suatu pohon penting untuk dilakukan dalam
diperoleh. Alat ukur yang dipergunakan semakin bagus maka kemungkinan hasil
yang didapatkan pada pengukuran akan semakin baik dan akurat. Kemampuan
penggunaan suatu alat maka data yang akan diperoleh semakin tepat.
menggunakan alat ukur tinggi dan diameter. Pengukuran yang dilakukan akan
hutan. Data tinggi pohon digunakan bukan hanya untuk menghitung nilai luas
bidang dasar suatu tegakan, data tersebut juga dapat digunakan untuk mengetahui
volume pohon dan tegakan. Data diameter pohon merupakan salah satu parameter
yang sangat penting dalam pengumpulan data potensi hutan dan keperluan
pengelolaan.
2
Tingkat ketelitian pengukuran tergantung dari faktor-faktor seperti tingkat
kecermatan dan keahlian tenaga pengukur, waktu dan biaya untuk pengukuran,
dan faktor lainnya. Beberapa alat untuk mengukur tinggi dan diameter pohon
dalam kehutanan terdiri dari berbagai macam alat dimana masing-masing alat
B. Tujuan Praktikum
Pertanian Universitas Lampung pada hari Kamis, 28 Februari 2019 pukul 10:00-
12:00 WIB.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Inventarisasi Hutan
memerlukan waktu cukup lama, tenaga yang banyak dan waktu yang cukup lama,
tenaga yang banyak dan biaya yang besar. Data potensi tegakan pada umumnya
massa tegakan ditaksir melalui pendugaan volume setiap pohon penyusun tegakan
B. Pengukuran
data kuantitatif baik data yang dinyatakan dalam bentuk angka maupun uraian
yang akurat, relevan, dan dapat dipercaya terhadap atribut yang diukur dengan alat
ukur yang baik dan prosedur pengukuran yang jelas dan benar.
4
C. Pengukuran Dimensi
Asy’ari dkk. (2012) menyebutkan bahwa pengertian dimensi adalah suatu ukuran
panjang dengan satuan ukuran tertentu. Suatu ruang atau bangunan tertentu
memiliki dimensi panjang, lebar dan tinggi, sehingga dimensi yang diukur ini
dapat menghasilkan volume atau isi, yaitu hasil perkalian ketiga dimensi yang
dimiliki ruang atau bangunan tersebut. Sejalan dengan pengertian tersebut, maka
untuk batang pohon berdiri memiliki dimensi diameter atau keliling, dan tinggi.
Sedangkan untuk pohon rebah atau pohon setelah tebang memiliki dimensi
dinyatakan sebagai dimensi pohon yang diukur pada saat pengukuran dilakukan.
Menurut Susila dan Darwo (2015) terdapat dua cara mengukur dimensi pohon,
baik pohon berdiri maupun pohon rebah, yaitu secara langsung dan tidak
langsung.
5
Pengukuran secara tidak langsung biasanya dilakukan dengan
E. Pengukuran Diameter
dilakukan pada batang pohon berdiri, bagian pohon yang dipotong dan cabang.
Pengukuran diameter ini penting karena merupakan dimensi yang dapat langsung
diukur dan dari diameter dapat ditentukan luas penampang melintang pohon/luas
bidang dasar serta volume pohon. diameter batang dapat didefinisikan sebagai
panjang garis antara dua buah titik pada lingkaran di sekeliling batang yang
melalui titik pusat (sumbu) batang. Diameter batang menjadi dimensi pohon
berdiri yang paling mudah diukur karena pengukurannya dilakukan pada pohon
bagian bawah. Tetapi, bentuk batang pohon yang umumnya semakin mengecil ke
ujung atas (taper), maka dari sebuah pohon akan dapat diperoleh tak hingga
banyaknya nilai diameter batang sesuai banyaknya titik dari pangkal batang
hingga ke ujung batang. Oleh karena itulah perlu ditetapkan letak pengukuran
diameter batang yang akan menjadi ciri karakteristik sebuah pohon. Atas dasar
itu ditetapkanlah diameter setinggi dada atau dbh (diameter at breast height)
6
F. Pengukuran Tinggi Pohon
penting dalam memberikan gambaran kuantitatif dari pohon dan tegakan yang
7
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu CH Meter, Hagameter, Clinometer,
Garpu pohon, Pita meter, Beter lich, Bitmore stick dan caliper. Bahan yang
Pertanian.
B. Cara Kerja
Cara kerja yang dilakukan pada praktikum pengenalan alat ukur pohon yaitu
sebagai berikut.
8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Praktikum
9
2. A. Bagian yang (1) Impitkan galah 4 meter
digunakan (T1G) pada batang pohon.
untuk pangkal
pohon (2) Arahkan secara bersamaan
B. Skala bagian ujung alat (C) ke ujung
C. Bagian yang
digunakan batang atau batas bebas cabang
untuk ujung (C1) dan bagian pangkal alat
(T) ke
Tabel 1. Lanjutan
10
yang dibidik (Jm).
terletak ditengah-tengah.
Jika tidak, maka
pembidikan di ulang.
Tabel 1. Lanjutan
11
A. Mata (2) Menentukan sudut
pembidik lereng
B. Arah
Bidik (a) Tekan tombol (buka
C. Pemutar kunci) K1 agar jarum
pilihan skala bergerak bebas,
J dan S. D. kemudian arahkan Haga
Skala ke batang pohon setinggi
E. Tombol mata (Tm)
Pelepas
Kunci pengukur/pembidik hingga
F. Tombol berimpit dengan pisir.
Pengunci Untuk
memudahkan pembidikan
setinggi mata dapat
dibantu dengan
pembidik.
menghadap ke pengukur.
12
(d) ukur jarak antara
pembidik dan pohon (Jm).
Tabel 1. Lanjutan
berimpit tekan
tombol K2. Baca
skala A (derajat
atau persen).
13
E. Knop (2) Setelah titik
penggerak sasaran tepat dan
skala kondisi skala
tinggi
tidak bergoyang
F. Skrup
lagi, hentikan
penekanan tombol
dan baca skala.
(Jd).
Tabel 1. Lanjutan
14
pengukuran diameter yang
pertama.
15
Tabel 1. Lanjutan
16
4). Diameter dapat
dihitung dengan
rumus:
B. Pembahasan
dan diameter pohon. Penggunaan alat ukur sederhana dalam bidang kehutanan
diperlukan agar dapat menghitung potensi hutan yang berkaitan dengan ilmu
pengukuran pohon perlu dilakukan agar data yang diperoleh tepat dan akurat
(Hardjana, 2013).
Pengukuran diameter pohon dapat dilakukan dengan berbagai alat antara lain Phi-
band, garpu pohon, dan pita keliling. Hasil perbandingan diameter yang diukur
langsung dengan kaliper atau pita meter dalam beberapa hal tertentu
penggunaannya tidak masalah, namun untuk kayu bulat yang dijual di pasar,
batang (Endom dan Sugilar, 2017). Pengukuran diameter pohon dapat juga
digunakan dengan menggunakan biltmore stick. Alat ini lebih murah, cepat, dan
diameter tape lebih unggul. Penggunaan alat yang berbeda dapat menghasilkan
pengukuran yang berbeda pula, perbedaannya bisa nyata, kurang nyata, atau tidak
nyata. Data yang digunakan adalah untuk keperluan pengukuran potensi hutan
(forest sampling), maka hendaknya dipilih alat yang ekonomis sehingga rasional
untuk digunakan.
17
Data diameter bukan hanya diperlukan untuk menghitung nilai luas bidang dasar
suatu tegakan, melainkan juga dapat digunakan untuk menentukan volume pohon
tertentu serta dapat digunakan untuk mengetahui struktur suatu tegakan hutan.
Dalam pengukuran luas bidang dasar, diameter setinggi dada 1,3 m atau dalam
satuan internasionalnya 4,3 feet (kaki) diatas pangkal batang dimana untuk pohon
yang berdiri pada lereng, titik pengukuran harus ditentukan pada bagian atas
pengukuran sederhana. Alat ini merupakan alat pengukur koreksi secara otomatis
Pengukuran alat ukur tinggi pohon menggunakan prinsip trigonometri, yakni hasil
pengukuran datanya lebih teliti dan akurat. Hal ini dikarenakan dalam pengukuran
tinggi pohon melalui alat-akat pengukuran jarak datar yang disesuaikan dengan
kondisi lapangan. Dari hasil pengukuran tinggi pohon yang diperoleh kita dapat
perbedaan hasil pengukuran alat yang dibuat secara manual seperti christen
jarak antar, kurangnya ketelitian dari kedua alat tersebut, dan ketepatan membidik.
Pengukuran tinggi pohon dengan klinometer elemen kerja yang terlama waktunya
adalah mencari posisi pengukuran yang pas. Pengukuran tinggi pohon dengan
18
pohon tersebut, atau pada kelerengan maksimal 70%, karena akan mempengaruhi
akurasi atau tingkat ketelitoan dari pengukuran tinggi pohon tersebut. Sedangkan
yang terlama adalah pada kegiatan mengukur tinggi bebas cabang (pengukuran
menggunakan hagameter dengan alat bantu meteran) dan mengukur tinggi titik
di hutan dengan klinometer dan hagameter dapat dipengaruhi oleh lebar tajuk
maupun kerapaatan pohon, dimana hal ini bisa mempengaruhi kecepatan akurasi
pengukuran tinggi pohon. Kesalahan dalam pengukuran tinggi pohon dapat terjadi
baik karena kesalahan pengukur maupun kesalahan alat, kesalahan dalam melihat
puncak pohon, dan pohon yang diukur tingginya dalam keadaan tidak tegak.
Pengukuran dalam bidang kehutanan untuk mengetahui tinggi dan diameter suatu
pohon sangat perlu untuk dilakukan. Mengingat alat pengukuran pohon terbuat
deskripsi singkat terhadap alat ukur tersebut, agar pada saat dilaksanakan
dilapangan tidak membingungkan untuk diaplikasikan. Pada saat alat ukur pohon
tersebut telah diketahui dan dikenali deskripsi serta cara kerjanya, maka
19
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan dari praktikum pengenalan alat ukur pohon adalah sebagai berikut.
1. Pada pengukuran pohon terdapat dua jenis pengukuran, yaitu pengukuran tinggi
kulitas tapak dari suatu pohon, sedangkan pada pengukuran diameter pohon untuk
2. Jenis-jenis alat ukur pohon memiliki cara kerja yang berbeda, pada pengukuran
tinggi pohon cara kerja yang digunakan yaitu memacu terhadap hukum
trigonometri agar pengukuran yang dilakukan lebih tepat dan akurat, sedangkan
dengan kaliper atau pita meter, sedangkan untuk kayu bulat menggunakan metode
20
B. Saran
Pada praktikum pengenalan alat ukur pohon yang terdiri atas pengukuran tinggi
pohon dan diameter pohon diperlukan pemahaman secara jelas agar setiap alat
ukur tidak salah baik nama, fungsi, serta cara kerja. Jika alat ukur yang didapatkan
pengenalannya sudah salah, maka selanjutnya fungsi dan cara kerjanya pun akan
pohon.
21
DAFTAR PUSTAKA
Balenovic, I., Seletkovic, A., Pernar, R, dan Jazbec, A. 2015. Estimation of The
Mean Tree Height of Forest Stands by Photogrammetric Measurments
Using Digital Aerial Images of High Spatial Resolution. J. Ann Forest.
58(1): 125-143 p.
Endom, W., dan Soenarno. 2018. Uji Coba Rekayasa Alat Ukur Diameter Pohon
di Hutan Alam. J. Penelitian Hasil Hutan. 36(2): 101-112 p.
Endom, W., dan Soenarno. 2016. Penyempurnaan Alat Ukur Diameter Pohon. J.
Rencana Penelitian dan Pengembangan. 29(2): 120-129 p.
Hardjana, A.K. 2013. Model Hubungan Tinggi dan Diameter Tajuk dengan
Diameter Setinggi Dada Pada Tegakan Tengkawang Tungkul Putih (Shorea
macrophylla) dan Tungkul Merah (Shorea stneopteraburck) di Semboja,
Kabupaten Senggau. J. Penelitian Dipterokarpa. 7(1): 7-18 p.
Sari, D.R., dan Ariyanto. 2018. Analisis Waktu Kerja Pengukuran Tinggi Pohon
Menggunakan Klinometer dan Hagameter. J. Hutan Tropik. 2(2): 79-94 p.
Susila, I.W.W., dan Darwo. 2015. Riap dan Dugaan Volume Tegakan Ampupu
(Eucalyptus Urophylla S.T. Blake) Di Kawasan Hutan Wololobo, Bajawa
Flores. J. Penelitian Hutan Tanaman. 12(2): 105-113 p.
22
Williams, Bechtold, dan Labau. 2014. Five Instruments for Measuring Tree
Height: An Evaluation. J. Applied Forestry. 18(2): 76- 80 p.
Zobrist, K.W. 2009. Measuring Trees Virtual Cruiser Vest. J. Forest Research.
130(2): 219-233 p.
23
LAMPIRAN
24