Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR HUTAN

“PENGENALAN ALAT UKUR TINGGI POHON”

Disusun Oleh :

Nama : Jutian Arillo


NPM : E1B020022
Kelompok : 3 (Tiga)
Shift : 1 (10,00 WIB)
Dosen : 1. Dr. Ir. Gunggung Senoaji, S.Hut, MP
2. Dr. Ir. Nani Nuriyatin., M.Si
Co-ass : 1. Remondo Sijabat (E1B018038)
2.Exaudina Silitonga (E1B018006)
3.Winda Nur Anisah (E1B018038)
4. Barkah Yanuar Damar D(E1B018038)
5. Eden Lewis Genola P (E1B020037)

LABORATORIUM KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengukuran merupakan penilaian numerik terhadap fakta-fakta dari objek
yang hendak diukur menurut kriteria atau satuan-satuan tertentu.Pengukuran
pula merupakan hal yang paling penting dilakukan, karena dapat mengetahui
atau menduga potensi suatu tegakan ataupun suatu komunitas tertentu. Dalam
proses inventarisasi hutan, pengukuran sangat penting dilakukan untuk
menduga atau mengetahui potensi suatu tegakan ataupun suatu komunitas
tertentu. Dalam setiap inventarisasi hutan tertentu, dapat diberikan tekanan
pada suatu atau beberapa masalah tersebut, bergantung pada arah dan tujuan,
tetapi untuk penilaian yang menyeluruh terhadap suatu areal hutan dan
terutama dengan maksud untuk penelitian dan pengelolaan, semua elemen itu
harus dikuasai.Salah satu elemen yang diukur dalam proses inventarisasi hutan
adalah tinggi pohon, mengingat bahwa tinggi pohon merupakan salah satu
karakteristik  pohon yang mempunyai arti penting dalam penafsiran hasil
hutan. Tinggi pohon adalah jarak tegak antara puncak pohon terhadap
permukaan tanah. Pengukuran yang baik dilakukan adalah pohon-pohon yang
telah ditebang dan pohon-pohon yang berdiri tegak.
Pada praktikum kali ini, pengukuran terhadap tinggi dilakukan
menggunakan beberapa alat, yaitu haga hypsometer dan Ch meter. Lalu untuk
diamter digunakan biltmore stick, garpu pohon dan rol meter. Tentunya
masing-masing alat memiliki kekurangan dan kelebihannya. Perlu diingat
bahwa kesalahan dalam pengukuran tinggi dan diameter pohon sangat rentan
terjadi, antara lain karena faktor kesalahan dalam melihat puncak  pohon,
pohon yang diukur tingginya dalam keadaan tidak tegak, ataupun karena
kesalahan pada jarak ukur.

1.2 Tujuan
Mahasiswa dapat mengenal alat-alat pengukur tinggi pohon serta dapat
menegetahui cara penggunaannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tinggi pohon berdiri tidak selalu sama dengan panjang pohon tersebut
setelahrebah. Tinggi pohon berdiri adalah sebagai panjang proyeksi dari
titik ujung pohon sampai ke tanah (Rahmanda dkk., 2018).Dalam proses
inventarisasi hutan, pengukuran sangat penting dilakukan untuk menduga atau
mengetahui potensi suatu tegakan ataupun suatu komunitastertentu. Dalam setiap
inventarisasi hutan tertentu, dapat diberikan tekanan padasuatu atau beberapa
masalah tersebut, bergantung pada arah dan tujuan, tetapiuntuk penilaian yang
menyeluruh terhadap suatu areal hutan dan terutama denganmaksud untuk
penelitian dan pengelolaan, semua elemen itu harus dikuasai(Juanda dkk., 2017).
Pengukuran diameter pohon dengan phi- band juga tidak dapat dilakukanhanya
oleh satu orang, bahkan pada kondisi pohon dan topografiyang ekstrim diperlukan
lebih dari dua orang (Endom & Soenarno, 2016).
Pengukuran pohon berdiri dapat dilakukan secara langsung maupun secara tidak
langsung (Marhamah, 2015).Apabila pohon yang diukur adalah pohon yang
berbanir, maka tinggi pohon cabang yang dicatat adalah jarakvertikal dari
permukaan tanah kepada cabang pertama dikurangi oleh tinggi banir pohon
tersebut (Sidiyasa, dkk, 2016).
Pengukuran tinggi pohon dari sebuah komunitas dilakukan dengan tujuan
dalam penaksiran volume suatu komunitas. Tinggi pohon merupakan salah satu
karakteristik pohon yang mempunyai arti penting dalam penafsiran hasil hutan.
Puncak pohon terhadap permukaan tanah. Pengukuran tinggi pohon dapat
dilakukan pada ketinggian tertentu dari batang. Pengukuran yang baik dilakukan
adalah pohon pohon yang telah ditebang dan pohon pohon yang berdiri,
khususnya untuk penaksiran yang berhubungan dengan volume (FaldiansahV,
2011).
Pengukuran tinggi pohon secara tidak langsung dapat digunakan dengan
tongkat teloskopik, tetapi terbatas hanya dapat mengukurhingga ketinggian 15 m.
Pengukuran pohon secara tidak langsung dapatdigunakan haga hipsometer
(Naibaho dkk., 2016). Tinggi pohon berdiri adalah sebagai panjang proyeksi dari
titik ujung pohon sampai ke tanah (Rahmanda dkk., 2018).pengukuran pohon

secara tidak langsung dapatdigunakan haga hipsometer (Naibaho dkk., 2016).

ntuk pengukuran diameter alat yang dapat digunakan antara lain phi-band,
garpu pohon,biltmorestick dan pita keliling (Ryan, 2015). 

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat :


Waktu : Selasa 7 Maret 2022 (10.00)
Lokasi : Laboratorium kehutanan
3.2 Alat dan Bahan:
Bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah :
1. Lembaran kerja
2. Alat tulis,alat hitung dan alat gambar
3. Alat ukur tinggi pohon : haga hypsometer,abney level,clinometer,christem
meter,walking stick,weise.
4. Kayu bentukan untuk membuat proto type alat ukur tinggi pohon
3.3 Cara Kerja/Metode Pratikum:
1. Setiap kelompok Mahasiswa mendapatkan alat ukur tinggi pohon.
2. Memperkenalkan penggunaan dan cara kerja alat ukur tinggi pohon
tersebut dan diwajibkan bisa mengoprasikannya.
3. Menggambar pada lembaran kerja alat-alat ukur tinggi pohon tersebut,dan
menyebutkan komponen-komponen alatnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

No ALAT CARA PENGGUNAAN


1 Suunto Clinometer 1. Jarak antara pengukur pohon boleh
terserah.
2. Bidik bagian atas pohon, lalu lihat
berapa hasil skalanya.
3. Bidik pangkal pohon, lalu lihat hasil
skalanya.
4. Ukur jarak antara pengukur dengan
pohon.
Rumus :
A +B
x jarak (pada lahan datar)
100
A−B
x jarak (pada lahan miring)
100

2 Haga Hypsometer 1. Pilih skala jarak yang ingin kita ambil.


2. Ukur jarak pengukur dengan pohon
sesuai dengan skala jarak yang telah
dipilih.
3. Bidik pangkal pohon dan lalu catat
hasilnya.
4. Bidik ujung atau puncak pohon lalu
catat hasilnya.
Rumus :
T:A+B (untuk yang datar)
T:A-B (untuk yang miring, pengukur ada
dibagian bawah)
T:B-A (untuk yang miring, pengukur ada
dibagian atas)

3 Christen Meter 1. Menggunakan bantuan galah 4 m.


2. Ambil jarak untuk membidik sampai
pangkal dan puncak pohon dan
diantara siku bagian dalam christen
meter.
3. Baca skala christen meter yaitu dengan
menyesuaikan ujung galah yang
berhimpitan dengan pohon.
panjang galah+ panjang alat
rumus:
2

4 Walking Stick 1. Dalam pengukuran menggunakan


dua orang.
2. Sesuaikan alat dengan pohon yaitu
bagian atas pangkal pohon tetap
pada puncak pohon dan bagian
bawah garis berwarna hitam menuju
bagian bawah
3. Setelah terarah orang yang akan
didekati pohon menunjukan bidikan
dan ukuran dari tempat yang
ditunjukan bagian hitam.
4.2 Pembahasan
Dalam pengukuran dimensi pohon banyak sekali alat ukur yang dapat
digunakanuntuk menentukan tinggi dan diameter pohon, alat ukur tinggi itu
sendiri antaralain yaitu terdapat haga hypsometer yaitu merupakan alat pengukur
tinggi pohon,dikembangkan oleh perusahaan haga dari Jerman sejak tahun 1950,
yang telahmenjadi alat sangat penting dalam industri kayu dan kehutanan
internasiona(Deng dkk., 2001). Alat ini menggunakan prinsip trigonomerti.
Sistem indikatordan skala diintegrasikan ke dalam casing logam ringan kasar dan
melindunginyadari pengaruh luar.
Penentuan ketinggian didasarkan pada cara yang dikenal untukmengukur
sudut antara posisi altimeter dan bagian atas pohon. Jarak suatu bendadapat diukur
dengan cepat menggunakan pita ukur. Digunakan dengan targetmulti-range nya,
pengintai ini memungkinkan Anda untuk menentukan jarak panjang dasar dengan
cepat dan tepat dari jarak 15, 20, 25 atau 30 meter.Kemudian terdapat Ch meter
yang ditemukan oleh Traugott Christen pada 1891 diBern, Swiss. Alat ini terbuat
dari besi, kayu ataupun kardus dengan panjang lebihkurang 33cm dan memiliki
dua flensa.
Keuntungan dari Ch meter adalah sangatmudah dibawa, menghasilkan
hasil yang cepat dan dapat digunakan dimana sajanamun memliki kekurangan
juga yaitu kurang akurat dalam pengukurannya.Selain ch meter dan hagameter
untuk mengukur ketinggian pohon juga dapatmenggunakan abney level yaitu
sebuah alat pengukur ketinggian yang terdiri dariskala busur derajat dan berupa
teropong (Larjavaara & Muller-Landau, 2013).
Untuk pengukuran diameter alat yang dapat digunakan antara lain phi-
band, garpu pohon,biltmorestick dan pita keliling (Ryan, 2015). Untuk pohon
tanpa banir, pengukuran diameter dilakukan pada ketinggian 1,3 meter di atas
tanah atau kurang lebih setinggi dada, sedangkan pada pohon berbanir dilakukan
5– 10 cm diatas banir. Untuk memperoleh data diameter tanpa kulit (dtk),
sekalipun informasiini lebih penting daripada diameter dengan kulit (ddk), namun
pengukuran ini biasanya memerlukan lebih banyak waktu dan relatif mahal
dengan kemungkinankesalahan yang lebih besar jika dilakukan pada saat pohon
berdiri (Deng dkk.,2001).
Phi-band sendiri adalah alat ukur diameter pohon yang dapat
jugadigunakan sebagai alat ukur jarak/panjang karena selalin memiliki skala
diameterdalam cm dan meter juga memiliki skala pengukur jarak/panjang dalam
cm,meter, dan inchi. Biasanya dalam satu gulung phi band memiliki panjang 30
meter(Endom & Soenarno, 2018).
Lalu kaliper yang kurang lebih sama seperti jangkasorong yang digunakan
untuk mengukur diameter, panjang minimal kaki kaliperadalah 0,5 kali
diameter pohon yang akan diukur agar menghasilkan pengukuranyang akurat.
Kaliper sendiri terdiri dari berbagai macam, dahulu terbuat dari kayu,kemudian
seiring berkembangnya zaman telah muncul caliper berbagan dasar besi, stainless
steel, dan alumunium. Ada pula biltmore stick 
digunakan untukmenaksir diameter suatu pohon dengan cepat. Karena tujuan
utamanya untukmenaksir, maka sebaiknya alat ini bukan digunakan untuk
mengukur diameterdalam rangka penaksiran potensi, namun lebih digunakan
untuk mengukur kelasdiameter (Endom & Soenarno, 2018).
Kemudian bitterlich sticksebenarnya merupakan alat untuk mengukur luas
bidang dasar tegakan, akan tetapi dapat pula digunakan untuk menghitung
diameter secara btidak langsung. Namun untuk alatyang dapat mengukur secara
lengkap yaituspiegel relascope,alat ini dapatdigunakan untuk mengukur diameter,
tinggi, serta luas bidang dasar. Untuk yangsederhana ada pula yaitu garpu pohon
yaitu alat ukur berupa mistar yang bercagakdan mempunyai skala
BAB V
PENUTUP

5.1.Kesimpulan
Pengukuran tinggi pohon dapat dilakukan dengan menggunakan christen
meter, walking stick, suunto clinometer, haga hypsometer. Setiap alat memiliki
kelebihan dan kekurangan, alat yang paling akurat adalah Suunto clinometer dan
Haga hypsometer karena menggunakan prinsip trigonometri. Masing-masing
memiliki cara yang berbeda untuk menggunakannya
5.2 Saran
Sebaiknya penjelasan tentang alat-alat ukur Tinggi pohon dilakukan lebih
detail lagi karna cukup rumit untuk memahaminya.
DAFTAR PUSTAKA

Endom, W. & Soenarno. 2018. Uji Coba Rekayasa Alat Ukur Diameter Pohon
di Hutan Alam.J. Penelitian Hasil Hutan. Vol. 36 No. 2, Juli 2018: 101-112
Faldiansyah. 2011. Laporan Inventarisasi Hutan, Pengukuran Tinggi Pohon.
Medan : Universitas Sumatera Utara.
Juanda, A. Muin & R. S. Wulandari. 2017. Seleksi Pohon Plus pada
Areal Tegakan Benih IUPHHK-HA PT.Suka Jaya Makmur Kalimantan B
arat. J. Hutan Lestari. Vol. 5 (4)927 – 934
Marhamah, M. 2015. Pengukuran Tinggi Pohon:Makalah. Departemen
Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan,
Institut Pertanian Bogor.
Naibaho, Y., B.D.A.S. Simarangkir, A. Ruchaemi, F. Pambudhi, Y. Ruslim & A.
Suhardiman. 2016. Pemodelan Kurva Tinggi Tegakan Kelompok Jenis
Dipterokarpa dan Non Dipterokarpa di Hutan Alam Kalimantan :
Prosiding Seminar Nasional Silvikultur ke IV. Balikpapan, 19-20 Juli
2016.
Rahmanda, H., G. Hardiansyah & Iskandar. 2018.
Studi Perbandingan Pengukuran Biomassa Pohon Meranti (Shorea Spp.
) dengan Menggunakan Alat Manual, Mekanis dan  Digital di Kawasan 
Arboretum Sylva Indonesia PC. Untan.J. Hutan Lestari. Vol. 6 (1) :
30 – 38
Ryan, K. 2015. Mengenal alat ukur diameter dan tinggi pohon.Makalah.
Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Bandar Lampung
Sidiyasa, K., Zakaria & R. Iwan. 2006. Hutan Desa Setulang
dan Sengayan Malinau, Kalimantan  Timur  . Bogor: International
Forestry Research (CIFOR)
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai