Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PENELITIAN

MODEL PENDUGA DIMENSI POHON UNTUK


INVENTARISASI HUTAN BERDASARKAN POTRET UAV
(Unmanned Aerial Vehicle) DI KPH RANDUBLATUNG

FADLI MAULANA

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN


FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
Judul Penelitian : Model Penduga Dimensi Pohon Untuk Kegiatan
Inventarisasi Hutan Berdasarkan Potret UAV
(Unmanned Aerial Vehicle) di KPH Randublatung
Nama : Fadli Maulana
NIM : E14150088

Disetujui oleh

Dr Teddy Rusolono, MS
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Muhdin, M.Sc
Ketua Departemen
i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 1
Tujuan Penelitian 1
Manfaat Penelitian 1
METODE PENELITIAN 2
Waktu dan Tempat 2
Alat 2
Bahan 2
Prosedur Penelitian 2
Analisis Data 3
Validasi Model 3
DAFTAR PUSTAKA 5
1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dimensi pohon selalu diukur pada kegiatan inventarisasi hutan.
Pengukuran biasanya dilakukan terhadap diameter setinggi dada (dbh) dan tinggi
pohon. Parameter tersebut digunakan untuk menduga potensi yang ada pada
tegakan hutan. Buba (2012) menyatakan bahwa terdapat korelasi positif antara
tinggi pohon, diameter tajuk dan tinggi tajuk dengan diameter pohon, sehingga
model yang dibentuk dari hubungan ini dapat digunakan untuk mempredikasi
ketiga parameter tersebut. Sonmez (2009) juga menyatakan bahwa model
hubungan antara diameter batang (dbh) dan diameter tajuk memiliki nilai statistik
yang signifikan, sehingga dengan indikator diameter batang dapat memprediksi
diameter tajuk.
Inventarisasi hutan merupakan kegiatan yang dilakukan dalam tahap
perencanaan hutan. Secara umum inventarisasi hutan didefenisiskan sebagai
pengumpulan dan penyusunan data dan fakta mengenai sumberdaya hutan untuk
perencanaan pengelolaan sumberdaya tersebut bagi kesejahteraan masyarakat
secara lestari dan serbaguna (Departemen Kehutanan dan Perkebunan 1999).
Kegiatan tersebut dilakukan untuk mendata potensi tegakan yang terdapat di area
hutan. Inventarisasi hutan dapat dilakukan dengan metode terestris, penginderaan
jauh dan metode gabungan diantara keduanya (Simon 1993). Pemilihan metode
yang tepat diperlukan agar inventarisasi hutan berjalan dengan efektif dan efisien.
Kegiatan inventarisasi hutan mengalami perkembangan yang pesat dalam
metode pengambilan data baik pada area kecil maupun area yang luas (Kleinn et
al. 2010). Teknologi UAV (Unmanned Aerial Vehicle) yang telah mengalami
pembaharuan ikut berperan dalam kegiatan penelitian di bidang kehutanan. Data
UAV telah digunakan untuk melakukan pemetaan (Shofiyanti 2011; Everaerts
2008), menghitung estimasi sediaan tegakan, biomassa dan kualitas tempat
tumbuh (Jaya et al. 2015), mengukur peubah-peubah tegakan seperti diameter
tajuk, persentase tajuk dan jumlah pohon (Jaya dan Cahyono 2001) serta
pendugaan volume dan kualitas tempat tumbuh Jati (Kusnadi et al. 2016).
Penelitian ini dilakukan untuk menduga model hubungan dimensi pohon dalam
hal ini dbh dan tinggi pohon terhadap hal dapat teramati pada potret UAV yaitu
diameter tajuk.
Rumusan Masalah
Bagaimana model hubungan diameter dan tinggi pohon hasil pengukuran
terestris terhadap diameter tajuk pada citra UAV?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membuat model hubungan diameter dan
tinggi pohon terhadap diameter tajuk pada citra UAV di KPH Randublatung
Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk membantu
dalam kegiatan inventarisasi untuk pengukuran diameter dan tinggi pohon
menggunakan metode penginderaan jauh di KPH Randublatung Perum Perhutani
Unit I Jawa Tengah.
2

METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2019. Pengambilan
data dilakukan di KPH Randublatung Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah di area
yang terliput oleh rekaman citra UAV.
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu alat tulis untuk mencatat
data lapangan, pita ukur untuk mengukur diameter pohon, haga hypsometer untuk
mengukur tinggi pohon, rafia dan tambang untuk membuat plot ukur, label untuk
penandaan pohon yang telah diukur, kamera untuk dokumentasi penelitian, dan
laptop beserta software (Ms. Excel, Minitab, ArcGIS dan Ecognition) untuk
pengolahan data.
Bahan
Bahan yang digunakan yaitu pohon jenis jati pada setiap plot dan diukur
nilai dbh dan tinggi pohon di lapangan serta data citra UAV untuk mengukur
diameter dan tinggi pohon.
Prosedur Penelitian
Data Penelitian
Data penelitian diperoleh melalui pengolahan data citra UAV dan
pengukuran di lapangan. Pengolahan data citra UAV meliputi proses pemotongan
dan segmentasi citra. Pengukuran di lapangan dilakukan terhadap diameter pohon,
tinggi pohon dan peninggi pada plot ukur seluas 0.1 ha pada masing-masing kelas
umur.
Penempatan Plot Contoh
Penempatan plot contoh ditentukan pada tegakan jati menggunakan
metode purposive sampling berdasarkan kelas umur dan kesehatan pohon. Luasan
plot contoh yaitu 0.1 ha dengan panjang jari-jari 17.8 m.

Pengolahan Data Citra UAV


Proses pengolahan citra yang dilakukan yaitu pemotongan dan segmentasi citra
UAV. Proses pemotongan citra dilakukan untuk memfokuskan wilayah kajian
yaitu di KPH Randublatung dan segmentasi citra meliputi pembuatan project baru
pada eCognition Developer 8.9, menentukan kombinasi kanal RGB, penentuan
algoritma segmentasi dan nilai parameter segmentasi skala (scale), bentuk (shape),
dan kekompakan (compactness). Segmentasi dilakukan untuk memisahkan
individu jati berdasarkan tajuk pohon yang selanjutnya dilakukan pengukuran
panjang diameter tajuk melalui citra UAV.

Pengambilan Data di Lapangan


Data yang diambil dilapangan yaitu dbh dan tinggi pohon total.
Pengambilan data dilakukan pada plot pengamatan yang lokasinya sudah
ditentukan sebelumnya. Pohon yang diukur yaitu pohon jenis jati pada tiap kelas
umur di. Data tersebut kemudian digunakan dalam penyusunan model regresi
untuk menduga keterhubungan antara data terestris dengan data diameter tajuk
berdasarkan pengolahan citra UAV.
3

Analisis Data
Penyusunan Model Regresi
Data hasil pengukuran berupa dbh, diameter tajuk dan tinggi pohon
dianalisis secara statistik dengan tujuan untuk mendapatkan model hubungan dari
ketiga parameter. Penyusunan model hubungan antara dbh, tinggi dan diameter
tajuk dilakukan dengan pendekatan regresi, dimana tinggi dan diameter tajuk
merupakan fungsi dari diameter. Berikut model persamaan regresi yang dapat
menjadi acuan dalam penyusunan model hubungan antara tinggi dan diameter
tajuk dengan dbh (Tabel 1).
Tabel 1 Persamaan yang digunakan untuk menyusun model hubungan
antara tinggi dan diameter tajuk dengan diameter setinggi dada (dbh).
No Persamaan Bentuk
1 y = b0 + b1(dbh) Linear
2 Y = b0 + b1(dbh) + b2(dbh2) Quadratic
3 y = b0 ln(dbh)-b1 Logarithmic
4 y =b0(dbh)b1 Power
5 y = b0eb1(dbh Exponential
Keterangan: Keterangan: y = tinggi pohon atau diameter tajuk (m); x =
diameter setinggi dada (cm); b0, b1 = konstanta
Sumber: Sonmez (2009).
Dari berbagai bentuk persamaan pada Tabel 1, diketahui bahwa model
hubungan antara tinggi dan diameter tajuk dengan dbh dapat disusun dengan
berbagai bentuk persamaan regresi, baik bentuk linear maupun non-linear. Namun
dari berbagai model dipilih model terbaik berdasarkan nilai keakuratan yang
tinggi dan praktis penggunaannya di lapangan. Atau dapat juga dipilih
berdasarkan dari nilai koefisien determinasi (R2) terbesar dan nilai galat baku atau
standard error (SE) terkecil.
Validasi Model
Uji validasi adalah proses untuk menentukan apakah sebuah model
menggambarkan kenyataan di lapangan atau tidak. Uji validasi dilakukan
menggunakan pohon contoh yang telah dialokasikan untuk pengujian validasi
model. Langkah yang diambil pada tahap uji validasi ini adalah melakukan
perbandingan performasi tiap model dengan kriteria-kriteria sebagai berikut:
Ketetapan
Ukuran besarnya penyimpangan nilai dugaan terhadap nilai aktual dapat
dihitung melalui (RMSE). Persamaan umum yang digunakan untuk menghitung
nilai tersebut adalah (Drapper dan Smith 1992). Ketepatan model ditunjukan oleh
nilai Root Mean Square Error (RMSE) yang dihitung dengan rumus:
4

Keterangan: RMSE = Root Mean square Error, MSE = Mean Square Error,
n = jumlah pengamatan, yi = nilai aktual, � i = nilai dugaan berdasarkan model,
(n-p) = derajat bebas sisa

Bias
Bias adalah simpangan atau kesalahan sistematis yang nilainya bila positif
atau negatif yang terjadi dari kesalahan pengukuran, kesalahan dalam metode
pengambilan contoh, dan kesalahan teknik dalam menduga parameter. Nilai bias
yang negatif menunjukan bahwa model pendugaan yang digunakan menghasilkan
nilai underestimate begitu pun sebaliknya. Suatu model dikatakan terbaik jika
nilai bias yang dihasilkan paling kecil. Nilai bias dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
Σ(yt-ya)/ya
B= x100%
n

Keterangan : B = bias ya = nilai aktual yt = nilai dugaan n = jumlah


pohon contoh
Hipotesis yang diuji adalah: H0: B=0 H1 : B>0, B<0
Kaidah keputusannya adalah: Bhitung ≤ Btabel, maka terima H0 Bhitung
> Btabel, maka terima H1
5

DAFTAR PUSTAKA
Buba, T. 2012. Prediction Equations for Estimating Tree Height, Crown Diameter,
Crown Height and Crown Ratio of Parkia biglobosa in The Nigerian Guinea
Savanna. African Journal of Agricultural Research Vol.7 No.49, Hal. 6541-
6543, 27 Desember 2012.
Draper NR and Smith H. 1992. Analisis Regresi Terapan Edisi kedua. Jakarta(ID):
PT. Gramedia Pustaka Utama
Jaya INS, Cahyono AB. 2001. Kajian teknis pemanfaatan potret udara non-metrik
format kecil pada bidang kehutanan. Jurnal Manajemen Hutan Tropika.
7(1):55–64.
Jaya INS. 2015. Analisis Citra Digital, Perspektif Penginderaan Jauh untuk
Pengelolaan Sumberdaya Alam. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Kusnadi, Jaya INS, Puspaningsih N, Basuki M, Hakim L. 2016. Model penduga
kualitas tempat tumbuh jati (Tectona grandis) menggunakan citra resolusi
sangat tinggi pesawat tidak berawak di KPH Nganjuk. Jurnal Penelitian
Kehutanan Wallace. 5(2):185–194.
Shofiyanti S. 2011. Teknologi pesawat tanpa awak untuk pemetaan dan
pemantauan tanaman dan lahan pertanian. Informatika Pertanian. 20(2):58–
64.
Simon, Hasanu. 1993. Metode Inventore Hutan. Aditya Media. Yogyakarta.
Sonmez, T. 2009. Diameter at Breast Height - Crown Diameter Prediction Models
for Picea orientalis. African Journal of Agri5cultural Research Vol.4
No.3,Hal.215-219, March 2009.

Anda mungkin juga menyukai