Dosen Pembimbing:
NIM : ………………………………………………..
Kelas/Kelompok : ......................../........................
BAB I. PENDAHULUAN
Page
1
1. Tinjauan Analisis
2. Tujuan kegiatan :
Kegiatan praktikum ini bertujuan untuk :
a) Meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam melakukan survey dan sampling
sumberdayaperairan secara tepat di lapangan;
b) Meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk memiliki skill dalam bentuk
laporan tertulis;
3. Manfaat kegiatan :
Dari pencapaian tujuan praktikum, diharapkan mahasiswa mampu :
a) Memiliki kompetensi untuk melaksanakan kegiatan survei dan sampling
sumberdaya perairan yang berguna dalam proses penelitian tugas akhir;
b) Memberikan pemikiran yang inovatif dan kreatif terhadap permasalahan yang di
hadapi di lapangan terkait kegiatan survey.
BAB II. METODE KERJA
Page
2
Lokasi
Lokasi praktikum mata kuliah ini dilaksanakan di kawasan yang representatif
mewakili keberadaan sumberdaya perairan yang akan menjadi objek untuk praktek
survei dan sampling.
2.2.Perlengkapan
Sesuai dengan pengamatan yang akan dilakukan, maka perlengkapan yang
dibutuhkan diantaranya adalah :
a) Perlengkapan pengamatan di lapangan secara langsung, yaitu alat dan media
pengujian sampel (biotik dan abiotik), lembar isian data untuk perhitungan.
b) Perlengkapan dokumentasi dan Alat tulis lainnya.
2.3.Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode observasi langsung ke
lapangan dengan mempraktekkan teknik survei dan sampling terhadap beberapa
objek pengamatan yang telah ditetapkan. Selanjutnya dilakukan identifikasi dan
menganalisis berbagai komponen pengamatan sehingga menghasilkan suatu laporan
kegiatan survei yang benar menurut ketentuan yang telah tetapkan. Lebih lanjut
prosedur kerja untuk masing-masing objek pengamatan akan dijelaskan pada Bagian
erikutnya.
2.4.Teknik Pelaporan
Laporan yang akan dihasilkan dari kegiatan praktikum ini harus mencakup
pembahasan data dan informasi dari komponen dan objek pengamatan yang telah
dilakukan di lapangan terkait. Adapun susunan format lapora terdiri dari: latar
belakang, tujuan, manfaat, metode, dan prosedur kerja, Hasil dan pembahasan, serta
kesimpulan dan saran.
Page
3
Langkah-lahkah kerja untuk metoda transect line plot adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan transek-transek garis dari laut ke arah darat dengan menarik garis
transek tegak lurus sepanjang 100 meter dengan lebar 10 meter di sepanjang zonasi
mangrove yang akan di amati (stasiun yang ditetapkan).
2. Selanjutnya dibuat plot ukuran bertingkat masing-masing 10 m x 10 m untuk tingkat
pohon; 5 m x 5 muntuk tingkat pancang/saihan; dan 1 m x 1 m untuk tingkat
semai/anakan.
3. di atas garis pada tiap petak contoh (plot) kuadrat yang berukuran 10m x 10 m
diukur keliling batang untuk kategori pohon yang keliling> 16cmyang terletak di
sebelah kiri dan/atau kanan transek.paling sedikit 3 plot sebagai substasiun contoh.
4. Pada setiap petak, dibuat petak yang lebih kecil ukurannya yaitu 5m x 5m. Didalam
petak kecil ini di lakukan pengukuran kelilingsapling /anak pohon dengan kategori
keliling < 16 cm. Selanjutnya pegukuran untuk tingkat semai dilakukan padaplot
berukuran 1m x 1m.
5. Tinggi pohon diukur untuk mewakili kondisi komunitas mangrove di dalamnya
dengan menggunakan perangkat lunak “Protractor for Tree Height Measurement”
yang dipasang pada perangkat android untuk mendapatkan sudut elevasi tinggi
puncak pohon.
6. Selanjutnya hasil pengukuran keliling batang dicatat pada masing-masing jenis dan
jumlah pohon mangrove yang tumbuh dalam luasan plot
pengamatan,sertadiidentifikasi tiap jenis mangrove yang ditemukan (English et al.
1994),
Page
4
Gambar 1. Contoh peletakan transek pada zonasi mangrove
10 m a b c
10 m
Keterangan :
Petak a : Sub-plot untuk semaian, ukuran 1 m x 1 m
Petak b : Sub-plot untuk pancang/anakan, ukuran 5 m x 5 m Petak c
: Sub-plot untuk pohon, ukuran 10 m x 10 m
Page
5
Metode Analisis Data
lakukan nalisis data mangrove dengan menghitung nilai dari : kerapatan relatif,
dominansi relatif, frekuensi relatif dan Indeks Nilai Penting, serta Indeks
keanekaragaman dengan persamaan sebagai berikut:
Page
6
H’ = Indeks Keanekaragaman
N = Jumlah total individu
Ni = Jumlah individu dalam genus ke-i
Untuk mengetahui potensi mangrove dilakukan analisis dengan cara kuantitatif maupun
kualitatif. Cara kualitatif dilakukan dengan melihat besar kecilnya indeks nilai penting,
sedangkan cara kuantitatif dapat diketahui dengan mencari volume pohon berdasarkan
rumus umum sebagai berikut :
V = Ba xt x0,75
Keterangan :
3 V
= volume (m /ha) t =
tinggi pohon (m)
2
Ba = Basal area atau luas bidang datar (m /ha)
0,75 = konstanta
Page
7
3.2. Sampling Ekosistem Lamun
Metode sampling yang lazim digunakan untuk mengetahui kondisi padang lamun
adalah metode transek dengan petak contoh (Transect Plot). Metode transek petak contoh
(Transect Plot) adalah metode pencuplikan contoh populasi suatu komunitas lamun
dengan pendekatan petak contoh yang berada pada garis yang ditarik melewati wilayah
ekosistem tersebut (Kepmen LH No. 200 tahun 2004).
Analisis Data
Persen penutupan:
C= (∑ CiN )
Keterangan:
C = persen penutupan lamun pada tiap substasiun
Ci = persen penutupan lamun pada tiap plot transek
N = jumlah plot transek di setiap stasiun
Page
8
<75% Sangat baik
50-75% Baik
25-49% Sedang
<25% Buruk
INP = Kr + Fr + Dr
a. Kerapatan Jenis
c. Frekuensi Jenis
Jum lah kuadran contoh dim ana suatu jenis ditem ukan
Rumus :
Total kuadran contoh
d. Frekuensi
Relatif (Fr)
Page
9
e. Dominansi Jenis
Rumus : (m )
JumLuas Area Sampellah Kuadran
Rumus : X(100m%)
Dominansi seluruh jenisJumlah Kuadran
Page 10
4. Pengamatan dilakukan di atas meja. Jenis yang dianggap sama diberi kode
yang sama. Hal ini dilakukan tidak peduli jenis apapun, asal serangkaian
sampel tadi dianggap sama.
5. Selanjutnya dilakukan identifikasi menggunakan buku identifikasi bentos
dan perhitungan jumlah jenis per sampel dan tabulasi data
6. Lakukan pengamatan sampai semua sampel habis, catat semua data
dalam buku kerja, kemudian dilakukan perhitungan indeks
keanekaragaman bentos.
A. Pengukuran nilai parameter fisika-kimia secara insitu dan pengambilan sampel air
Pengambilan sampel air dan pengukuran nilai parameter fisika dan kimia perairan
secara insitu (langsung di lapang) merupakan bagian terpenting dalam suatu analisis
kualitas perairan. Beberapa persiapan perlu dilakukan sebelum turun ke lapangan/
lokasi pengambilan sampel. Beberapa persiapan yang harus dilakukan antara lain: 1.
Persiapan alat
Hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan alat ini adalah bahwa alat yang akan
digunakan dalam kondisi baik, sudah dikalibrasi, bersih, dan siap dipakai. Khusus
untuk perlatan digital, harus benar-benar dipastikan alat tersebut sudah dikalibrasi
dan perlu persiapan cadangan energi (baterai) bila lokasi sampling jauh.
2. Persiapan botol sampel
Botol sampel akan digunakan sebagai wadah untuk menampung air yang sudah
disampling. Jenis botol sampel harus disesuaikan dengan parameter yang akan
dianalisis di laboratorium, bisa berupa botol plastik polyethilen atau botol kaca. Botol
sampel yang akan digunakan harus dalam kondisi bersih dan kering.
3. Persiapan bahan pengawet
Pengawetan diperlukan untuk menjaga agar kondisi air sampel tidak mengalami
perubahan ketika dianalisis di laboratorium. Pengawetan sampel dapat dilakukan
melalui berbagai cara, sesuai dengan parameter yang akan dianalisis: penambahan
bahan kimia tertentu atau didinginkan hingga suhu tertentu.
4. Persiapan alat tulis, form lapang, serta kamera
Alat tulis, form lapang, serta kamera diperlukan sebagai dokumentasi kegiatan di
lapangan.
Setelah persiapan sampling sudah dilakukan, maka untuk selanjutnya adalah
kegiatan pengukuran parameter insitu serta pengambilan sampel air. Pelaksanaan
pengukuran parameter insitu dan pengambilan sampel air harus dilakukan sesuai
prosedur untuk mengurangi eror pada hasil pengukuran atau analisis air sampel.
Page 11
No. Alat/ Bahan Kegunaan
1. Van dorn water sampler Mengambil sampel air pada kedalaman tertentu
2. Secchi disk Mengukur kecerahan
3. Multitester Mengukur pH, suhu, dan DO
4. Saltmeter/ Mengukur salinitas
handrefraktometer
5. Current meter/ current Mengukur kecepatan arus
droudge
6. GPS Mengetahui koordinat sampling
7. Botol sampel Wadah air
8. Botol BOD Mengambil sampel air untuk analisis DO metode
winkler dan BOD
9. Cool box Wadah distribusi sampel dari
lapangan ke laboratorium
10. Alat tulis, kamera Dokumentasi
11. Akuades Membilas peralatan
PROSEDUR KERJA
1. Pengambilan sampel ditentukan pada lokasi yang dianggap dapat mewakili perairan
(bisa ditentukan dengan metode acak/ random, atau dengan tujuan tertentu/
purpossive).
2. Posisi koordinat titik sampling diketahui menggunakan GPS
3. Setelah ditentukan titik pengambilan sampel, maka dilakukan pengamatan
parameter kualitas air secara insitu: warna, kecerahan, pH, suhu, DO, kecepatan arus
(prosedur kerja rinci dijelaskan pada saat praktikum)
4. Hasil pengamatan parameter insitu dicatat pada form, setakan waktu pengambilan
dan kondisi cuaca pada saat pengambilan sampel.
5. Air sampel diambil menggunakan van dorn water sampler. Air sampel diambil pada
kedalaman tertentu (untuk air permukaan, bisa diambil pada kedalaman 20-50 cm).
6. Air sampel selanjutnya dimasukkan ke dalam botol sampel dan diberi pengawet
(bila perlu).
7. Untuk analisis DO metode winkler dan atau analisis BOD, pengambilan sampel
dilakukan menggunakan botol BOD.
Page 12
Gambar 1. Teknik pengambilan sampel plankton
Hal yang perlu menjadi perhatian saat melakukan pengambilan sampel plankton
(terutama jika tujuannya menghitung kelimpahan) adalah volume air yang disaring ke
dalam plankton net harus diketahui. Untuk metode statis, volume air bisa diketahui
dengan mengukur volume wadah pengambil air serta intensitas penyaringan (misalnya
menggunakan ember 10 L disaring 10 kali, berarti total volume yang disaring sebanyak
100 L). Sedangkan untuk metode dinamis, perlu diketahui luasan bukaan mulut plankton
net dan jarak penarikan (Gambar 2).
Page 13
Berdasarkan Gambar 2 diketahui bahwa volume air yang disaring akan diketahui dengan
perkalian luas bukaan plankton net dan jarak penarikan plankton net. Jarak penarikan
Jarak
penarikan plankton net
Page 14
ALAT DAN BAHAN
Peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Alat dan Bahan
No. Alat/ Bahan Kegunaan
1. Van dorn water sampler Mengambil sampel air pada kedalaman tertentu
2. Ember (dibawa per kelompok) Mengambil sampel air permukaan
3. Plankton net Menyaring sampel plankton
4. Secchi disc Mengukur kecerahan perairan
5. Botol sampel (dibawa Wadah sampel plankton
per kelompok)
6. Larutan lugol 4% Mengawetkan sampel
PROSEDUR KERJA
1. Sampling akan dilakukan di perairan pesisir sekitar kampus. Persiapkan ember
per kelompok, botol sampel (aqua 600 mL dilapisi lakban hitam) pakaian lapang,
serta topi.
2. Ukur kecerahan perairan.
3. Lakukan pengambilan sampel metode statis menggunakan ember/ vandorn dan
metode dinamis dengan cara penarikan.
4. Sampel tersaring dimasukkan kedalam botol sampel, lalu diberi lugol
Page 15
1. Lembar kerja Mangrove
Kategori Pohon Kategori Sapling
No Jenis Keliling Jenis mangrove Keliling Tinggi batang
mangrove batang (cm) batang (cm)
1
2
3
4
5
6
..
Kelas : Kelas :
Nama jenis : Nama jenis :
Page 16
Jumlah ditemukan : Jumlah ditemukan :
Kelas : Kelas :
Nama jenis : Nama jenis :
Jumlah ditemukan : Jumlah ditemukan :
Kelas : Kelas :
Nama jenis : Nama jenis :
Jumlah ditemukan : Jumlah ditemukan :
Lampiran 3. Lembar isian data vegetasi lamun
Waktu sampling : Hari ......................, tanggal ..... bulan ..... tahun 20......
Lokasi penyamplilngan : Metode
penyamplingan :
Alat yang digunakan :
Page 17
Kelas : Kelas :
Nama jenis : Nama jenis :
Jumlah ditemukan : Jumlah ditemukan :
Kelas : Kelas :
Nama jenis : Nama jenis :
Jumlah ditemukan : Jumlah ditemukan :
Kelas : Kelas :
Page 18
Nama jenis : Nama jenis :
Jumlah ditemukan : Jumlah ditemukan :
Kelas : Kelas :
1.
2.
3.
Page 19
4.
5.
Jumlah (ind/sub-
plot)
Garis 1 Garis 2
Jumlah
Page 20
Jumlah
3.4 Indek Keseragaman jenis (H’); indeks kekayaan jenis atau dominasi jenis (C);
serta Kemerataan jenis (E) Untuk plot pada Garis 1:
Nilai
Jenis
populasi Pi Ln Pi Pi 2 H’/ ln S
dijumpai
jenis
Page 21
Jumlah : H’ = ...... C = ..... E = .....
Page 22
Kelompok : Fauna Kelompok : Fauna
Nama jenis : Nama jenis :
Jumlah ditemukan : Jumlah ditemukan :
CATATAN PERHITUNGAN
a. Indeks nilai penting; INP = Kr + Fr
b. Kerapatan =jumlah total individu spesies
Luas petak pengamatan (ha)
c. Frekuensi =jumlah petak ditemukannya suatu jenis
Jumlah seluruh anak
d. Kerapatan relatif = Kerapatan suatu jenis X 100%
Kerapatan seluruh jenis
Page 23
e. Frekuensi relatif = Frekuensi suatu jenis X 100%
Frekuensi seluruh jenis
Dari hasil frekuensi yang ada, dapat digunakan untuk menentukan indeks keragaman
(diversity), indeks dominasi dan keseragaman (kemerataan) jenis. Hal ini sesuai dengan
peran komunitas mangrove sebagai bioindikator. Adapun rumus-rumus yang digunakan
adalah :
1) Keragaman (Diversity) Shannon-Wienner;
H’
Dengan :
H’ = indeks keragaman ; ni
= nilai tiap individu ke-i N
= total nilai; s = jumlah
genera
s
Dimana :
H’ = Indeks keragaman jenis
pi = Proporsi individu jenis i terhadap jumlah semua
jenis ni = Jumlah spesies ke – i N = Total individu semua
spesies
Dengan kriteria :
H’ < 1 : Keragaman jenis rendah dengan jumlah individu tidak seragam dan tidak ada
satu jenis yang mendominasi
1 < H’ < 3: Keragaman jenis sedang dengan jumlah individu tiap spesies seragam dan
tidak ada yang mendominasi
H’ > 3: Keragaman jenis tinggi dengan jumlah individu tiap spesies tinggi
C= i 1 ,2s,3,.... nNi 2
Dimana :
C = Indeks dominasi jenis
ni = Jumlah spesies ke – i
N = Total individu semua
spesies
Dengan kriteria :
Page 24
Apabila nilai indeks dominansi (C) mendekati nol, maka tidak ada jenis tumbuhan
mangrove tertentu yang mendominasi, sedangkan jika nilai C mendekati 1, maka ada jenis
tumbuhan mangrove tertentu yang mendominasi perairan tersebut.
=
Dengan;
E = kemerataan jenis
H’ = indeks keanekaragaman Shannon
S = jumlah jenis
Dengan kriteria :
Apabila nilai indeks kemerataan (E) mendekati nol, maka tidak ada kondisi di perairan
tergolong stabil, sedangkan apabila nilai E mendekati satu, maka terjadi ketidakmerataan
dalam perairan. Hal ini berkaitan denga persaingan dalam memperebutkan bahan
makanan dan tempat dalam satu kawasan ekosistem.
NAMA SPESIES:
KODE FOTO SPESIES BENTOS JUMLAH INDIVIDU (n)
NAMA SPESIES:
Page 25
KODE FOTO SPESIES BENTOS JUMLAH INDIVIDU (n)
NAMA SPESIES:
KODE FOTO SPESIES BENTOS JUMLAH INDIVIDU (n)
NAMA SPESIES:
HASIL PENGAMATAN
Page 26
2. DO mg/L
3. Salinitas o
/oo
B. SAMPLING PLANKTON
Metode : Statis
Prinsip kerja : ..............................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
Metode : Dinamis
Prinsip kerja : ..............................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
Page 27
Catatan: 1 L = 1 dm3
PEMBAGIAN KELOMPOK
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5
Desi Y Nurleni Hardiyanti Jumiah Dhanti
Nova Dwi Husna Listia Aknes
Amilia Kariska Ayu L Sarah Kurnia
Riska Yeni Tewi Yuri Ocky
Lukman Fachri Urai Yudhis Sherry
Eko Feni Yanto Julianto Evan Saipul
Putra Deny Salahuddin Angga
Page 28