Anda di halaman 1dari 28

P ANDUAN PRAKTIKUM

MK. TEKNIK SURVEI DAN SAMPLING

Dosen Pembimbing:

Dr. Febrianti Lestari, M.Si


Tri Apriadi, S.Pi., M.Si

Nama Mahasiswa : …………………………………………………

NIM : ………………………………………………..

Program studi : ………………………………………………..

Kelas/Kelompok : ......................../........................

Lokasi Prak. : …………………………………………………

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNG PINANG
201 8

BAB I. PENDAHULUAN

Page
1
1. Tinjauan Analisis

Kegiatan survei merupakan penyelidikan yang dilakukan untuk memperoleh


faktafaktadarigejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara
faktual, dengan tujuan untukpembuatanrencanadanpengambilankeputusan di masa
yang akan datang. Dengan demikian, Penelitian yang dilakukan pada populasi besar
maupun kecil, dengan pengambilan data berasal dari sampel yang diambil dari
populasi tersebut.

Selanjutnya kegiatan Sampling merupakan suatu proses yang dilakukan untuk


memilih dan mengambil sampel secara benar dari suatu populasi sehingga sampel
tersebut dapat mewakili populasinya. Dengan kata lain, samplingadalah proses
penyeleksian sejumlah elemen dari populasi yang disebut dengan sampel, sehingga
dengan mempelajari sampel dan memahami sifat-sifat subyek dalam sampel, maka
kita mampu mengenali sifat-sifat tersebut kedalam elemen-elemen populasi.
Sedangkan pengertian mengenai sampel atau contoh adalah sebagian dari populasi
yang karakteristiknya hendak diteliti. Sampel yang baik, yang kesimpulannya dapat
dikenakan pada populasi, adalah sampel yang bersifat representative atau yang dapat
menggambarkan karakteristik populasi.

2. Tujuan kegiatan :
Kegiatan praktikum ini bertujuan untuk :
a) Meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam melakukan survey dan sampling
sumberdayaperairan secara tepat di lapangan;
b) Meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk memiliki skill dalam bentuk
laporan tertulis;

3. Manfaat kegiatan :
Dari pencapaian tujuan praktikum, diharapkan mahasiswa mampu :
a) Memiliki kompetensi untuk melaksanakan kegiatan survei dan sampling
sumberdaya perairan yang berguna dalam proses penelitian tugas akhir;
b) Memberikan pemikiran yang inovatif dan kreatif terhadap permasalahan yang di
hadapi di lapangan terkait kegiatan survey.
BAB II. METODE KERJA

2.1. Waktu dan Lokasi Praktikum


Waktu
Kegiatan praktikum ini dilaksanakan pada semester ganjil setiap tahun ajaran,
sebelum berakhirnya masa 1 (satu) semester tersebut, dengan waktu pelaksanaan
praktikum sekitar 1 (satu) hari dilapangan.

Page
2
Lokasi
Lokasi praktikum mata kuliah ini dilaksanakan di kawasan yang representatif
mewakili keberadaan sumberdaya perairan yang akan menjadi objek untuk praktek
survei dan sampling.

2.2.Perlengkapan
Sesuai dengan pengamatan yang akan dilakukan, maka perlengkapan yang
dibutuhkan diantaranya adalah :
a) Perlengkapan pengamatan di lapangan secara langsung, yaitu alat dan media
pengujian sampel (biotik dan abiotik), lembar isian data untuk perhitungan.
b) Perlengkapan dokumentasi dan Alat tulis lainnya.

2.3.Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode observasi langsung ke
lapangan dengan mempraktekkan teknik survei dan sampling terhadap beberapa
objek pengamatan yang telah ditetapkan. Selanjutnya dilakukan identifikasi dan
menganalisis berbagai komponen pengamatan sehingga menghasilkan suatu laporan
kegiatan survei yang benar menurut ketentuan yang telah tetapkan. Lebih lanjut
prosedur kerja untuk masing-masing objek pengamatan akan dijelaskan pada Bagian
erikutnya.

2.4.Teknik Pelaporan
Laporan yang akan dihasilkan dari kegiatan praktikum ini harus mencakup
pembahasan data dan informasi dari komponen dan objek pengamatan yang telah
dilakukan di lapangan terkait. Adapun susunan format lapora terdiri dari: latar
belakang, tujuan, manfaat, metode, dan prosedur kerja, Hasil dan pembahasan, serta
kesimpulan dan saran.

BAB III. PROSEDUR KERJA

3.1. Sampling Mangrove


Salah satu metode yang umum digunakan untuk sampling ekosistem mangrove
di suatu wilayah, yaitu metode kombinasi antara transek garis dan petak contoh (transect
line plot). Metode transect line plot adalah metode pengambilan sampel sebagai contoh
dari populasi dengan cara pendekatan petak contoh yang berada pada garis yang ditarik
melewati wilayah ekosistem tersebut. Metode ini merupakan salah satu metode
pengukuran yang paling mudah dilakukan, namun memiliki tingkat akurasi dan ketelitian
yang akurat (KEPMEN LH nomor 201 tahun 2004).

Page
3
Langkah-lahkah kerja untuk metoda transect line plot adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan transek-transek garis dari laut ke arah darat dengan menarik garis
transek tegak lurus sepanjang 100 meter dengan lebar 10 meter di sepanjang zonasi
mangrove yang akan di amati (stasiun yang ditetapkan).
2. Selanjutnya dibuat plot ukuran bertingkat masing-masing 10 m x 10 m untuk tingkat
pohon; 5 m x 5 muntuk tingkat pancang/saihan; dan 1 m x 1 m untuk tingkat
semai/anakan.
3. di atas garis pada tiap petak contoh (plot) kuadrat yang berukuran 10m x 10 m
diukur keliling batang untuk kategori pohon yang keliling> 16cmyang terletak di
sebelah kiri dan/atau kanan transek.paling sedikit 3 plot sebagai substasiun contoh.
4. Pada setiap petak, dibuat petak yang lebih kecil ukurannya yaitu 5m x 5m. Didalam
petak kecil ini di lakukan pengukuran kelilingsapling /anak pohon dengan kategori
keliling < 16 cm. Selanjutnya pegukuran untuk tingkat semai dilakukan padaplot
berukuran 1m x 1m.
5. Tinggi pohon diukur untuk mewakili kondisi komunitas mangrove di dalamnya
dengan menggunakan perangkat lunak “Protractor for Tree Height Measurement”
yang dipasang pada perangkat android untuk mendapatkan sudut elevasi tinggi
puncak pohon.
6. Selanjutnya hasil pengukuran keliling batang dicatat pada masing-masing jenis dan
jumlah pohon mangrove yang tumbuh dalam luasan plot
pengamatan,sertadiidentifikasi tiap jenis mangrove yang ditemukan (English et al.
1994),

Page
4
Gambar 1. Contoh peletakan transek pada zonasi mangrove

Lebih jelasnya metode jalur berpetak dapat dilihatpada Gambar 5.

10 m a b c

10 m

Keterangan :
Petak a : Sub-plot untuk semaian, ukuran 1 m x 1 m
Petak b : Sub-plot untuk pancang/anakan, ukuran 5 m x 5 m Petak c
: Sub-plot untuk pohon, ukuran 10 m x 10 m

Alat dan Bahan


Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain : tali raffia
(untukpembuatan transek dan plot), meteran jahit (untuk mengukur keliling batang), roll
meter, cat semprot, GPS dan Kamera Hp. Sedangkan Bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah: perlengkapan pengamatan di lapangan secara langsung, yaitu
media pengujian sampel (biotik dan abiotik), lembar isian data untuk perhitungan, dan
Perlengkapan dokumentasi.

Page
5
Metode Analisis Data

lakukan nalisis data mangrove dengan menghitung nilai dari : kerapatan relatif,
dominansi relatif, frekuensi relatif dan Indeks Nilai Penting, serta Indeks
keanekaragaman dengan persamaan sebagai berikut:

• Kerapatan suatu Jenis

Kerapatan =jumlah total individu spesies


Luas petak pengamatan (ha)

• Kerapatan Relatif suatu jenis

• Dominasi suatu jenis

• Dominasi Relatif suatu jenis

• Frekuensi suatu jenis

• Frekuensi relatif suatu jenis

• INP =KR +FR +DR

Indek keanekaragaman di hitung dengan menggunakan indeks Shannon-wiener yaitu


:

H'= - Σ ni/N × log 〖ni/N〗

Page
6
H’ = Indeks Keanekaragaman
N = Jumlah total individu
Ni = Jumlah individu dalam genus ke-i

Untuk mengetahui potensi mangrove dilakukan analisis dengan cara kuantitatif maupun
kualitatif. Cara kualitatif dilakukan dengan melihat besar kecilnya indeks nilai penting,
sedangkan cara kuantitatif dapat diketahui dengan mencari volume pohon berdasarkan
rumus umum sebagai berikut :

V = Ba xt x0,75

Keterangan :

3 V
= volume (m /ha) t =
tinggi pohon (m)
2
Ba = Basal area atau luas bidang datar (m /ha)
0,75 = konstanta

Page
7
3.2. Sampling Ekosistem Lamun
Metode sampling yang lazim digunakan untuk mengetahui kondisi padang lamun
adalah metode transek dengan petak contoh (Transect Plot). Metode transek petak contoh
(Transect Plot) adalah metode pencuplikan contoh populasi suatu komunitas lamun
dengan pendekatan petak contoh yang berada pada garis yang ditarik melewati wilayah
ekosistem tersebut (Kepmen LH No. 200 tahun 2004).

Langkah-langkah kerja untuk metode stransek kuadrat adalah sebagai berikut:


• Sediakan transek kuadrat berukuran 50 x 50 cm dan transek garis sepanjang 50 -
100 meter.
• Tentukan stasiun 1,2,3 yang dapat kita tentukan dengan menarik line transek dari
daerah yang paling dekat dengan pantai atau dari bibir pantai dengan bantuan GPS
dan memberikan jarak pada setiap stasiun dengan jarak yang sama.
• Letakkan kuadrat pada line transek secara zig-zag atau selang-seling agar data yang
kita dapat tidak bias, lakukan hal ini pada stasiun lainnya.
• Hitungan kerapatan lamun yg berada pada setiap plot-plot yang terdapat pada
kuadrat tersebut serta biota apa saja yang ada didalam plot tersebut
• Catat lah segala perhitungan yang ditemukan dilapangan dan lakukan hal yang sama
pada setiap stasiun yang lainnya.

Analisis Data

Data biota berdasarkan sample yang dicatat selanjutnya dihitung bedasarkan


kerapatannya (individu per-m2), persen pentutupan (percent coverage- %) dan Indeks
Nilai Penting (INP %) lamun pada setiap stasiun. Rumus yang digunakan untuk
menghitung adalah sebagai berikut:

Persen penutupan:

C= (∑ CiN )
Keterangan:
C = persen penutupan lamun pada tiap substasiun
Ci = persen penutupan lamun pada tiap plot transek
N = jumlah plot transek di setiap stasiun

Kriteria kondisi lamun berdasarkan persen penutupan yang digunakan , adalah:


Persen penutupan

Page
8
<75% Sangat baik

50-75% Baik

25-49% Sedang

<25% Buruk

1. Indeks Nilai Penting

INP = Kr + Fr + Dr

a. Kerapatan Jenis

Jumlah tegakan suatu jenis


Rumus :
Jumlah Kuadran (m2)
b. Kerapatan Relatif (Kr)

Rumus :JuKerapatan Suatu Jenismlah tegakan suatu jenis 100m2%)


X(
Kerapatan Seluruh JenisJumlah Kuadran

c. Frekuensi Jenis

Jum lah kuadran contoh dim ana suatu jenis ditem ukan
Rumus :
Total kuadran contoh

d. Frekuensi
Relatif (Fr)

Frekuensi kehadiran suatu spesies


X 100% =
Rumus : (%)
Jumlah frekuensi kehadiran semua spesies

Page
9
e. Dominansi Jenis

JuJumlah luas bidang dasar jenismlah tegakan suatu jenis 2

Rumus : (m )
JumLuas Area Sampellah Kuadran

f. Dominansi Relatif (Dr)

JDominansi suatu jenisumlah tegakan suatu jenis 2

Rumus : X(100m%)
Dominansi seluruh jenisJumlah Kuadran

3.3. TEKNIK SAMPLING BENTOS

Cara kerja di Lapangan


1. Sampling bentos dilakukan pada saat surut bersamaandengan sampling
lamun
2. Sampling bentos menggunakan plot/kuadranberukuran 1 m2 (plot yang
sama untuk lamun)
3. Pengambilan jumlah jenis dan jumlah individu bentos dilakukan dengan
cara mengambil contoh substrat dasar perairan (lumpur dan atau pasir)
menggunakan sendok semen ukuran kecil atau sendok kue (jangan
sampai merusak akar, batang dan daun lamun)
4. Semua jenis bentos yang terdapat dalam plot diambil dan dimasukkan
kedalam kantong plastik dan diberi label/kode
5. Setelah dibersihkan sampel bentos, kemudian diawetkan kembali dalam
formalin 10 % atau alkohol 70 % dan dimasukkan dalam botol kecil yang
diberi label

Cara kerja di Laboratorium


1. Ambillah sampel yang sudah diawetkan.
2. Tumpahkan ke dalam wadah (nampan) yang telah disediakan dan secara
acak diambil satu per satu dengan pinset dan diletakkan pada wadah yang
lain sambil diurutkan
3. Sampel yang diurutkan dibandingkan mulai dari huruf/kode A, B, C, D
dan seterusnya, kemudian dilihat apakah sejenis atau tidak.

Page 10
4. Pengamatan dilakukan di atas meja. Jenis yang dianggap sama diberi kode
yang sama. Hal ini dilakukan tidak peduli jenis apapun, asal serangkaian
sampel tadi dianggap sama.
5. Selanjutnya dilakukan identifikasi menggunakan buku identifikasi bentos
dan perhitungan jumlah jenis per sampel dan tabulasi data
6. Lakukan pengamatan sampai semua sampel habis, catat semua data
dalam buku kerja, kemudian dilakukan perhitungan indeks
keanekaragaman bentos.

3.4. SAMPLING PARAMETER FISIKA-KIMIA AIR DAN PLANKTON

A. Pengukuran nilai parameter fisika-kimia secara insitu dan pengambilan sampel air
Pengambilan sampel air dan pengukuran nilai parameter fisika dan kimia perairan
secara insitu (langsung di lapang) merupakan bagian terpenting dalam suatu analisis
kualitas perairan. Beberapa persiapan perlu dilakukan sebelum turun ke lapangan/
lokasi pengambilan sampel. Beberapa persiapan yang harus dilakukan antara lain: 1.
Persiapan alat
Hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan alat ini adalah bahwa alat yang akan
digunakan dalam kondisi baik, sudah dikalibrasi, bersih, dan siap dipakai. Khusus
untuk perlatan digital, harus benar-benar dipastikan alat tersebut sudah dikalibrasi
dan perlu persiapan cadangan energi (baterai) bila lokasi sampling jauh.
2. Persiapan botol sampel
Botol sampel akan digunakan sebagai wadah untuk menampung air yang sudah
disampling. Jenis botol sampel harus disesuaikan dengan parameter yang akan
dianalisis di laboratorium, bisa berupa botol plastik polyethilen atau botol kaca. Botol
sampel yang akan digunakan harus dalam kondisi bersih dan kering.
3. Persiapan bahan pengawet
Pengawetan diperlukan untuk menjaga agar kondisi air sampel tidak mengalami
perubahan ketika dianalisis di laboratorium. Pengawetan sampel dapat dilakukan
melalui berbagai cara, sesuai dengan parameter yang akan dianalisis: penambahan
bahan kimia tertentu atau didinginkan hingga suhu tertentu.
4. Persiapan alat tulis, form lapang, serta kamera
Alat tulis, form lapang, serta kamera diperlukan sebagai dokumentasi kegiatan di
lapangan.
Setelah persiapan sampling sudah dilakukan, maka untuk selanjutnya adalah
kegiatan pengukuran parameter insitu serta pengambilan sampel air. Pelaksanaan
pengukuran parameter insitu dan pengambilan sampel air harus dilakukan sesuai
prosedur untuk mengurangi eror pada hasil pengukuran atau analisis air sampel.

ALAT DAN BAHAN


Peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan Bahan

Page 11
No. Alat/ Bahan Kegunaan
1. Van dorn water sampler Mengambil sampel air pada kedalaman tertentu
2. Secchi disk Mengukur kecerahan
3. Multitester Mengukur pH, suhu, dan DO
4. Saltmeter/ Mengukur salinitas
handrefraktometer
5. Current meter/ current Mengukur kecepatan arus
droudge
6. GPS Mengetahui koordinat sampling
7. Botol sampel Wadah air
8. Botol BOD Mengambil sampel air untuk analisis DO metode
winkler dan BOD
9. Cool box Wadah distribusi sampel dari
lapangan ke laboratorium
10. Alat tulis, kamera Dokumentasi
11. Akuades Membilas peralatan

PROSEDUR KERJA
1. Pengambilan sampel ditentukan pada lokasi yang dianggap dapat mewakili perairan
(bisa ditentukan dengan metode acak/ random, atau dengan tujuan tertentu/
purpossive).
2. Posisi koordinat titik sampling diketahui menggunakan GPS
3. Setelah ditentukan titik pengambilan sampel, maka dilakukan pengamatan
parameter kualitas air secara insitu: warna, kecerahan, pH, suhu, DO, kecepatan arus
(prosedur kerja rinci dijelaskan pada saat praktikum)
4. Hasil pengamatan parameter insitu dicatat pada form, setakan waktu pengambilan
dan kondisi cuaca pada saat pengambilan sampel.
5. Air sampel diambil menggunakan van dorn water sampler. Air sampel diambil pada
kedalaman tertentu (untuk air permukaan, bisa diambil pada kedalaman 20-50 cm).
6. Air sampel selanjutnya dimasukkan ke dalam botol sampel dan diberi pengawet
(bila perlu).
7. Untuk analisis DO metode winkler dan atau analisis BOD, pengambilan sampel
dilakukan menggunakan botol BOD.

B. Pengambilan sampel plankton


Pengambilan sampel plankton pada suatu perairan didasari atas pertimbangan tujuan
studi. Frekuensi pengambilan sampel, lokasi, waktu pengambilan (pagi-siangsore), tipe
sampel yang diambil, dan bagaimana sampel diambil (plankton net statis atau dinamis)
harus disesuaikan dengan tujuan studi (Gambar 1).

Page 12
Gambar 1. Teknik pengambilan sampel plankton

Hal yang perlu menjadi perhatian saat melakukan pengambilan sampel plankton
(terutama jika tujuannya menghitung kelimpahan) adalah volume air yang disaring ke
dalam plankton net harus diketahui. Untuk metode statis, volume air bisa diketahui
dengan mengukur volume wadah pengambil air serta intensitas penyaringan (misalnya
menggunakan ember 10 L disaring 10 kali, berarti total volume yang disaring sebanyak
100 L). Sedangkan untuk metode dinamis, perlu diketahui luasan bukaan mulut plankton
net dan jarak penarikan (Gambar 2).

Page 13
Berdasarkan Gambar 2 diketahui bahwa volume air yang disaring akan diketahui dengan
perkalian luas bukaan plankton net dan jarak penarikan plankton net. Jarak penarikan

Jarak
penarikan plankton net

Gambar 2. Ilustrasi pengambilan sampel metode dinamis


juga dapat diketahui dengan mengalikan kecepatan rata-rata kapal dengan waktu
tempuh kapal.

Khusus untuk pengambilan sampel fitoplankton, maka harus diperhatikan kecerahan


perairan. Sehingga perlu dilakukan pengukuran kecerahan terlebih dahulu sebelum
pengamblan sampel. Pengambilan sampel fitoplankton dapat dilakukan pada rentang
kedalaman sesuai dengan kecerahan perairan yang terukur. Untuk zooplankton, karena
kecerahan bukan menjadi faktor penentu keberadaannya di dalam perairan, maka
samplingnya bisa dilakukan pada kedalaman yang lebih bervariasi.
Setelah dilakukan pengambilan sampel, maka yang perlu diperhatikan adalah
penanganan sampel. Sampel sebaiknya diawetkan agar kondisi sampel tidak mengalami
perubahan. Misalnya penambahan fitoplankton akibat fotosintesis, ataupun
pengurangan fitoplankton akibat pemangsaan oleh zooplankton. Setelah sampai di
laboratorium, sampel dianalisis menggunkan mikroskop untuk mengetahui jenis
plankton yang ditemukan serta menghitung kelimpahan plankton di perairan tempat
dilakukan studi.

Page 14
ALAT DAN BAHAN
Peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Alat dan Bahan
No. Alat/ Bahan Kegunaan
1. Van dorn water sampler Mengambil sampel air pada kedalaman tertentu
2. Ember (dibawa per kelompok) Mengambil sampel air permukaan
3. Plankton net Menyaring sampel plankton
4. Secchi disc Mengukur kecerahan perairan
5. Botol sampel (dibawa Wadah sampel plankton
per kelompok)
6. Larutan lugol 4% Mengawetkan sampel

PROSEDUR KERJA
1. Sampling akan dilakukan di perairan pesisir sekitar kampus. Persiapkan ember
per kelompok, botol sampel (aqua 600 mL dilapisi lakban hitam) pakaian lapang,
serta topi.
2. Ukur kecerahan perairan.
3. Lakukan pengambilan sampel metode statis menggunakan ember/ vandorn dan
metode dinamis dengan cara penarikan.
4. Sampel tersaring dimasukkan kedalam botol sampel, lalu diberi lugol

LEMBAR ISIAN DATA PRAKTIKUM


Lampiran 1. Sketsa lokasi praktikum
Gambarkan dengan menggunakan pensil sketsa lokasi praktikum anda, dilengkapi dengan
keterangan !

Lampiran 2. Lembar isian data Komunitas Mangrove


Waktu sampling : Hari ......................, tanggal ..... bulan ..... tahun 20......
Lokasi penyamplilngan : Metode
penyamplingan :
Alat yang digunakan :

Page 15
1. Lembar kerja Mangrove
Kategori Pohon Kategori Sapling
No Jenis Keliling Jenis mangrove Keliling Tinggi batang
mangrove batang (cm) batang (cm)
1
2
3
4
5
6
..

2. Identifikasi spesies mangrove:

Kelas : Kelas :
Nama jenis : Nama jenis :

Page 16
Jumlah ditemukan : Jumlah ditemukan :

Kelas : Kelas :
Nama jenis : Nama jenis :
Jumlah ditemukan : Jumlah ditemukan :

Kelas : Kelas :
Nama jenis : Nama jenis :
Jumlah ditemukan : Jumlah ditemukan :
Lampiran 3. Lembar isian data vegetasi lamun
Waktu sampling : Hari ......................, tanggal ..... bulan ..... tahun 20......
Lokasi penyamplilngan : Metode
penyamplingan :
Alat yang digunakan :

1.Identifikasi spesies tumbuhan :

Page 17
Kelas : Kelas :
Nama jenis : Nama jenis :
Jumlah ditemukan : Jumlah ditemukan :

Kelas : Kelas :
Nama jenis : Nama jenis :
Jumlah ditemukan : Jumlah ditemukan :

Kelas : Kelas :

Page 18
Nama jenis : Nama jenis :
Jumlah ditemukan : Jumlah ditemukan :

Kelas : Kelas :

Nama jenis : Nama jenis :

Jumlah ditemukan : Jumlah ditemukan :

3. Perhitungan struktur komunitas lamun 2.1


Jenis dan jumlah yang ditemui
No Jenis dijumpai Stasiun / plot
Garis 1 Garis 2 Jumlah
(ind/keseluruhan
Petak Petak Petak Petak Petak Petak plot)
1 2 3 1 2 3

1.
2.
3.

Page 19
4.
5.
Jumlah (ind/sub-
plot)

3.2 kerapatan jenis (K) dan kerapatan relatif (KR) Lamun


Jenis dijumpai Stasiun / plot Total Nilai K Nilai KR
individu (ind/m2)
(ind/m2)
ditemukan

Garis 1 Garis 2

Jumlah

3.3 frekuensi jenis (F) dan frekuensi relatif (FR) lamun


Jenis Jumlah sub-plot Jumlah Nilai F Nilai FR
dijumpai terisi keseluruhan plot

Page 20
Jumlah

3.4 Indek Keseragaman jenis (H’); indeks kekayaan jenis atau dominasi jenis (C);
serta Kemerataan jenis (E) Untuk plot pada Garis 1:
Nilai
Jenis
populasi Pi Ln Pi Pi 2 H’/ ln S
dijumpai
jenis

Jumlah : H’ = ...... C = ..... E = .....

Untuk plot pada Garis 2:


Nilai
Jenis
populasi Pi Ln Pi Pi 2 H’/ ln S
dijumpai
jenis

Jumlah : H’ = ...... C = ..... E = .....

Untuk plot pada Garis 3:


Nilai
Jenis
populasi Pi Ln Pi Pi 2 H’/ ln S
dijumpai
jenis

Page 21
Jumlah : H’ = ...... C = ..... E = .....

Lampiran 4. Lembar isian data fauna yang ditemukan di sekitar lamun


Waktu sampling : Hari .................., tanggal ..... bulan ..... tahun 20......
Lokasi penyamplilngan : Metode
penyamplingan :
Alat yang digunakan :

Kelompok : Fauna Kelompok : Fauna


Nama jenis : Nama jenis :
Jumlah ditemukan : Jumlah ditemukan :

Page 22
Kelompok : Fauna Kelompok : Fauna
Nama jenis : Nama jenis :
Jumlah ditemukan : Jumlah ditemukan :

Kelompok : Fauna Kelompok : Fauna


Nama jenis : Nama jenis :
Jumlah ditemukan : Jumlah ditemukan :

Kelompok : Fauna / flora * Kelompok : Fauna / flora *


Nama jenis : Nama jenis :
Jumlah ditemukan : Jumlah ditemukan :

CATATAN PERHITUNGAN
a. Indeks nilai penting; INP = Kr + Fr
b. Kerapatan =jumlah total individu spesies
Luas petak pengamatan (ha)
c. Frekuensi =jumlah petak ditemukannya suatu jenis
Jumlah seluruh anak
d. Kerapatan relatif = Kerapatan suatu jenis X 100%
Kerapatan seluruh jenis

Page 23
e. Frekuensi relatif = Frekuensi suatu jenis X 100%
Frekuensi seluruh jenis

Dari hasil frekuensi yang ada, dapat digunakan untuk menentukan indeks keragaman
(diversity), indeks dominasi dan keseragaman (kemerataan) jenis. Hal ini sesuai dengan
peran komunitas mangrove sebagai bioindikator. Adapun rumus-rumus yang digunakan
adalah :
1) Keragaman (Diversity) Shannon-Wienner;
H’
Dengan :
H’ = indeks keragaman ; ni
= nilai tiap individu ke-i N
= total nilai; s = jumlah
genera
s

atau bisa juga : H’ = pi log 2 pi


i 1, 2,3,...

Dimana :
H’ = Indeks keragaman jenis
pi = Proporsi individu jenis i terhadap jumlah semua
jenis ni = Jumlah spesies ke – i N = Total individu semua
spesies

Dengan kriteria :
H’ < 1 : Keragaman jenis rendah dengan jumlah individu tidak seragam dan tidak ada
satu jenis yang mendominasi
1 < H’ < 3: Keragaman jenis sedang dengan jumlah individu tiap spesies seragam dan
tidak ada yang mendominasi
H’ > 3: Keragaman jenis tinggi dengan jumlah individu tiap spesies tinggi

2) Kekayaan jenis (species Richness) Margalef;

C= i 1 ,2s,3,.... nNi 2

Dimana :
C = Indeks dominasi jenis
ni = Jumlah spesies ke – i
N = Total individu semua
spesies

Dengan kriteria :

Page 24
Apabila nilai indeks dominansi (C) mendekati nol, maka tidak ada jenis tumbuhan
mangrove tertentu yang mendominasi, sedangkan jika nilai C mendekati 1, maka ada jenis
tumbuhan mangrove tertentu yang mendominasi perairan tersebut.

3) Kemerataan jenis (Species Evenness) Pielou; E

=
Dengan;
E = kemerataan jenis
H’ = indeks keanekaragaman Shannon
S = jumlah jenis

Dengan kriteria :
Apabila nilai indeks kemerataan (E) mendekati nol, maka tidak ada kondisi di perairan
tergolong stabil, sedangkan apabila nilai E mendekati satu, maka terjadi ketidakmerataan
dalam perairan. Hal ini berkaitan denga persaingan dalam memperebutkan bahan
makanan dan tempat dalam satu kawasan ekosistem.

Lampiran 5. Tabel Hasil Identifikasi Bentos


KODE FOTO SPESIES BENTOS JUMLAH INDIVIDU (n)

NAMA SPESIES:
KODE FOTO SPESIES BENTOS JUMLAH INDIVIDU (n)

NAMA SPESIES:

Page 25
KODE FOTO SPESIES BENTOS JUMLAH INDIVIDU (n)

NAMA SPESIES:
KODE FOTO SPESIES BENTOS JUMLAH INDIVIDU (n)

NAMA SPESIES:

Lampiran 6. LEMBAR KERJA PRAKTIKUM TSS: SAMPLING FISIKA-KIMIA AIR DAN


PLANKTON

Hari/ tanggal :.........................................................................................................


Lokasi sampling :.........................................................................................................
Waktu :......................................................................................................... Kondisi
cuaca :.........................................................................................................

HASIL PENGAMATAN

A. Nilai Parameter Fisika dan Kimia Air

No. Parameter Satuan Nilai Terukur Rata-rata


Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
Fisika
1. Warna
2. Bau
3. Kecerahan cm
4. Suhu C
5. Kecepatan m/s
arus
Kimia
1. pH

Page 26
2. DO mg/L
3. Salinitas o
/oo

B. SAMPLING PLANKTON

Metode : Statis
Prinsip kerja : ..............................................................................................................

............................................................................................................................................

............................................................................................................................................

............................................................................................................................................

............................................................................................................................................

No. Lokasi sampling Volume ember/ Jumlah Volume air Volume


vandorn (Liter) penyaringan disaring air
(kali) (Liter) tersaring
(mL)

Metode : Dinamis
Prinsip kerja : ..............................................................................................................

............................................................................................................................................

............................................................................................................................................

...........................................................................................................................................

...........................................................................................................................................

No. Lokasi sampling Luas bukaan Jarak Volume air Volume


mulut plankton penarikan (m) disaring air
net (m2) (Liter) tersaring
(mL)

Page 27
Catatan: 1 L = 1 dm3

PEMBAGIAN KELOMPOK
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5
Desi Y Nurleni Hardiyanti Jumiah Dhanti
Nova Dwi Husna Listia Aknes
Amilia Kariska Ayu L Sarah Kurnia
Riska Yeni Tewi Yuri Ocky
Lukman Fachri Urai Yudhis Sherry
Eko Feni Yanto Julianto Evan Saipul
Putra Deny Salahuddin Angga

Page 28

Anda mungkin juga menyukai