Anda di halaman 1dari 18

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian


1. Tempat
Penelitian ini dilakukan di kawasan hutan mangrove Teluk Jor yang berada pada
Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Stasiun sampling vegetasi mangrove pada Lintang 8o48’20’’S-8o49’0’’S, dan Bujur
116o28’40’’S-116o29’30’’E. Kegiatan analisis sampel tanah dilakukan di
Laboratorium Kimia Tanah, Universitas Mataram.

Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian


2. Waktu
Persiapan penelitian berupa studi pendahuluan dilakukan pada bulan Juni 2018.
Pengumpulan data berupa struktur vegetasi hutan mangrove, partisipasi masyarakat,
dan pengukuran parameter lingkungan mangrove dilaksanakan pada bulan Oktober-
Desember 2018. Analisis data dilakukan pada bulan Desember 2018. Penulisan tesis
dilakukan pada bulan Januari 2019.

commit to user

21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22

Tabel 2. Jadwal pelaksanaan penelitian


Bulan
No Kegiatan
Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juli
1 Penyusunan
Proposal
2 Seminar
Proposal
3 Pengambilan
Data
4 Analisis Data
5 Penyusunan
Laporan Awal
6 Seminar
Kemajuan
7 Seminar Hasil
8 Ujian Tesis

B. Alat dan Bahan Penelitian


1. Alat
Alat dalam penelitian ini yang digunakan adalah patok kayu yang berfungsi
untuk tempat mengikat tali rafia (pembuatan plot), meteran/rol meter untuk mengukur
plot dan mengukur diameter pohon mangrove, termometer untuk mengukur suhu,
plastik kantong untuk wadah sampel substrat, oven dan furnace untuk
mengoven/membakar sampel tanah (substrat), GPS untuk penentuan kordinat lokasi
sampling, salt reftractometer untuk mengukur salinitas, pH meter untuk mengukur pH
air, kuesioner untuk pengambilan data sosial, kamera untuk dokumentasi kegiatan
penelitian dan alat pendukung lainnya selama proses penelitian.
2. Bahan/Objek
Bahan atau objek yang digunakan pada penelitian ini adalah spesies mangrove
dan masyarakat sekitarnya.
C. Tatalaksana Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif dan menggunakan metode
gabungan (mixed methods) antara kuantitatif dan kualitatif. Menurut Cresswell dan
Plano Clark (2011) metode campuran (mixed methods) adalah suatu prosedur untuk
mengumpulkan, menganalisis, dan mencampur metode kualitatif dan kuantitatif
dalam suatu penelitian untuk memahami permasalahan
commit to user penelitian. Penelitian dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23

menggunakan metode gabungan (mixed methods) yang dilakukan secara bersamaan


dengan tujuan untuk saling melengkapi gambaran hasil studi mengenai fenomena yang
diteliti dan untuk memperkuat analisis penelitian.
2. Teknik Sampling
a) Data abiotik dan biotik diperoleh dari beberapa stasiun atau lokasi pengamatan.
Penentuan lokasi pada masing-masing stasiun atau lokasi pengamatan
menggunakan metode purposive sampling untuk mengetahui perbedaan sebaran
vegetasi pada setiap lokasi yang berbeda. Menurut Noor (2015) Purposive
Sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan khusus
sehingga layak dijadikan sampel. Pertimbangan-pertimbangan dalam
pengambilan sampel merujuk pada pertimbangan letak, kesesuaian dan efektifitas
pelaksanaan penelitian dengan memperhatikan metode-metode pengambilan
sampel yang sesuai.
b) Penentuan stok karbon melalui penghitungan biomassa menggunakan metode
non-destruktif atau tanpa merusak keadaan sesungguhnya dari sampel penelitian
(Hairiah dan Rahayu, 2007). Biomassa dapat dibedakan ke dalam dua kategori,
yaitu biomassa di atas tanah (batang, cabang, ranting, daun, bunga dan buah)
dan biomassa di dalam tanah (akar). Pada penelitian ini penghitungan
biomassa mangrove dilakukan pada bagian atas tanah dan fokus pada batang.
Kusmana et al., (1992) menyatakan bahwa, besarnya biomassa ditentukan oleh
diameter, tinggi tanaman, berat jenis kayu, dan kesuburan tanah.
c) Pengambilan data penelitian pada aspek sosial (partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan hutan mangrove) menggunakan kuesioner dan wawancara kepada
narasumber atau masyarakat sekitar wilayah mangrove (Teluk Jor) menggunakan
pendekatan purposive sampling atau nonprobabilitas (non peluang) adalah
pengambilan sampel dengan sengaja (purposive) dan bersifat subjektif. Sampel
nonpeluang ini tidak memberikan kesempatan kepada setiap unit populasi untuk
dipilih sebagai unit sampel. Walaupun begitu, keputusan peneliti tetap pada
keyakinan bahwa unit sampel merupakan reperesentasi dari unit populasi
(Indrawan & Yuniawati, 2016). Pada penelitian ini jumlah sampel (responden)
yaitu 37 orang responden yang diambil berdasarkan teknik purposive sampling
yaitu dengan mempertimbangkan radiustoatau
commit userjarak terdekat masyarakat dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24

mangrove Teluk Jor, yaitu mengambil sampel masyarakat dari wilayah mangrove
dengan radius 500 m. karena yang memungkinkan terlibat aktif atau langsung
berinteraksi dengan hutan mangrove Teluk Jor adalah masyarakat yang terdekat.
Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini mengacu pada panduan Roscoe
(1975) dan Champion (1981) dalam Indrawan & Yaniawati (2016) yaitu, ukuran
sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan
penelitian. Selain itu pertimbangan yang lain adalah sampel yang diambil sudah
dianggap cukup representatif untuk mewakili populasi di wilayah penelitian dan
sesuai dengan aspek-aspek yang ingin di diteliti.
d) Pengumpulan informasi atau data untuk menentukan dan menemukan strategi
pengelolaan dilakukan dengan pengamatan langsung pada wilayah mangrove,
wawancara pada masyarakat dan pemangku kepentingan/kebijakan.
3. Cara Kerja Penelitian
a. Identifikasi Struktur Komunitas Mangrove
Pengamatan dilakukan dengan metode transek garis dan petak contoh
(transect line plot) sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 201 tahun 2004. Serta, menentukan petak pengamatan pada beberapa
lokasi/stasiun mangrove yang dianggap mewakili mangrove Teluk Jor. Selanjutnya,
pada setiap stasiun/lokasi dibuat transek yang terdiri dari beberapa petak ukur
(plot), jarak antar plot atau petak ukur adalah 10 m. Pada setiap plot dibuat sub-
petak. Penentuan ukuran sub-petak merujuk pada SNI 7724:2011. Ukuran sub-
petak yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) Pada vegetasi kategori pohon dengan plot ukuran minimal 400 m2 atau plot
ukuran 20 m x 20 m untuk tingkat pertumbuhan vegetasi berkayu berdiameter ≥
20 cm.
2) Pada vegetasi kategori tiang dengan plot ukuran minimal 100 m2 atau plot ukuran
10 m x 10 m untuk tingkat pertumbuhan vegetasi berkayu berdiameter 10 cm
sampai dengan < 20 cm.
3) Pada vegetasi kategori pancang dengan plot ukuran minimal 25 m2 atau plot
ukuran 5 m x 5 m untuk tingkat pertumbuhan vegetasi berkayu berdiameter 2
cm sampai dengan < 10 cm.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25

4) Pada vegetasi kategori semai dengan plot ukuran minimal 4 m2 atau plot ukuran
2 m X 2 m untuk tingkat pertumbuhan vegetasi berkayu berdiameter < 2 cm,
dengan tinggi ≤ 1,5 m

Gambar 5. Desain Plot Penelitian

Pada setiap sub-petak seluruh individu tumbuhan diidentifikasi tingkat


pertumbuhannya, lalu dihitung jumlah individu, jenis spesies dan diameter
batangnya. Identifikasi vegetasi mangrove merujuk pada buku Noor et al., (2012).
1) Pengukuran Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari
vegetasi mangrove. Faktor-faktor lingkungan tersebut berupa suhu, pH, salinitas,
dan kondisi substrat. Teknik pengukuran faktor lingkungan tersebut sebagai
berikut:
a) Suhu
Pengukuran suhu menggunakan Termometer dengan cara memasukkan
termometer ke dalam air dengan kedalaman sekitar 20 cm selama 10 menit
sampai didapat angka konstan kemudian mencatat hasil/angka yang terdapat
pada termometer. Adapun baku mutu suhu perairan laut menurut Keputusan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26

Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang baku mutu
air laut adalah 28-31o C.
b) Salinitas
Pengukuran salinitas menggunakan alat Salt Refractometer dengan cara
meneteskan sampel air pada kaca refractometer kemudian melihat salinitasnya
atau menggunakan Hand Reftractometer, dimana, sampel air diletakkan pada
kaca prima lalu ditutup perlahan, kemudian dilihat melalui kaca pengintai, dan
akan terlihat pada lensa yang menunjukkan nilai/salinitas dari air yang di uji,
kemudian mencatatnya sebagai hasil dari data uji salinitas pada plot penelitian.
baku mutu suhu perairan laut menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang baku mutu air laut adalah s/d 34 ppt.
c) pH Air
Pengukuran pH air menggunakan pH meter. Bagian bawah pH mater
dicelupkan ke air, kemudian dicatat angka yang tertera pada layar. Baku mutu
pH air menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun
2004 tentang baku mutu air laut adalah berkisar antara 7,0-8,5.
d) Penentuan Jenis Substrat
Penentuan atau pengukuran jenis substrat atau tekstur tanah dengan
metode feeling (perasaan) dilapangan dengan cara memijit dan merasakan
tanah/substrat menggunakan jari tangan untuk mengetahui kasar atau halusnya
kondisi substrat mangrove (Hardjowigeno, S. 1989).
e) Sampling Tanah
Estimasi kandungan karbon organik tanah pada tanah mineral mangrove
merujuk pada SNI 7724:2011, dilakukan dengan cara sebagai berikut: (a) ambil
contoh tanah dari 5 titik, yaitu pada keempat arah mata angin dan di tengah-
tengah plot untuk plot lingkaran atau pada keempat sudut plot dan di tengah-
tengah plot untuk plot persegi panjang; (b) ambil contoh tanah dengan metode
komposit, yaitu mencampurkan contoh tanah dari kelima titik contoh tanah pada
kedalaman 0 cm sampai dengan 5 cm; (c) letakkan ring soil sampler pada
masing-masing titik pengambilan contoh tanah; (d) letakkan 4 ring soil sampler
pada kedalaman 0 cm sampai dengan 5 cm; (e) ambil contoh tanah dari ring soil
sampler dan ditimbang berat basahnya di user
commit to lapangan; (f) Kering-anginkan contoh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27

tanah di laboratorium; (g) Timbang contoh tanah dan catat beratnya; (h) analisis
berat jenis tanah dan kandungan karbon organik tanah.
f) Penetapan Kadar Air Tanah
Analisis sampel tanah dilakukan di Laboratorium Tanah, Universitas
Mataram. Sampel tanah yang didapat dilapangan dikeringanginkan kemudian
ditimbang 5,000 g contoh tanah kering udara dalam pinggan aluminium yang
telah diketahui bobotnya. Keringkan dalam oven pada suhu 105o C selama 3 jam.
Angkat pinggan dengan penjepit dan masukkan ke dalam eksikator. Setelah
contoh dingin kemudian ditimbang. Kadar air dari contoh (sampel) diketahui
dari perbedaan bobot contoh sebelum dan setelah dikeringkan. Faktor koreksi
kelembapan dihitung dari kadar air contoh. Rumus yang digunakan untuk
menghitung kadar air kering mutlak yaitu mengacu pada Balai Penelitian Tanah
(2009) yaitu sebagai berikut:
Kadar air (%) = (kehilangan bobot / bobot contoh) x 100

Faktor koreksi kadar air (fk) = 100 / (100 – kadar air)


g) Kandungan Karbon Organik Tanah
Analisis sampel tanah dilakukan di Laboratorium Tanah, Universitas
Mataram. Contoh tanah bekas penetapan kadar air Sampel tanah ditimbang
0,500 g ukuran < 0,5 mm, dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml. Ditambahkan
5 ml K2Cr2O7 1 N, lalu dikocok. Ditambahkan 7,5 ml H2SO4 pekat, dikocok lalu
diamkan selama 30 menit. Diencerkan dengan air bebas ion, biarkan dingin dan
diimpitkan. Keesokan harinya diukur absorbansi larutan jernih dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 561 nm. Sebagai pembanding dibuat
standar 0 dan 250 ppm, dengan memipet 0 dan 5 ml larutan standar 5.000 ppm
ke dalam labu ukur 100 ml dengan perlakuan yang sama dengan pengerjaan
contoh/sampel. Adapun formula yang digunakan mengacu pada Balai Penelitian
Tanah (2009) yaitu:

Kadar C-organik (%)= ppm kurva x ml ekstrak/1.000 ml x 100/mg contoh x fk


= ppm kurva x 100/1.000 x 100/500 x fk
= ppm kurva x 10/500 x fk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28

Keterangan:
ppm kurva = kadar contoh yang didapat dari kurva hubungan antara kadar
deret standar dengan pembacaannya setelah dikoreksi blanko.
100 = konversi ke %
Fk = faktor koreksi kadar air = 100/(100 – % kadar air)

Penetapan kadar bahan organik tanah mengacu pada hasil konversi


konsentrasi karbon organik tanah (soil organic carbon/SOC) ke bahan organik
tanah (soil organic matter/SOM) dimana rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:
SOM= % Carbon x 1,724
Keterangan:
SOM = Soil organic matter atau bahan organik tanah
%C = kadar karbon organik
1,724 = faktor konversi Wolff (1864) dalam Douglas W. Pribyl (2010)
dengan asumsi bahwa dari 100% bahan organik tanah adalah
terdiri dari 58% karbon.

h) Analisis struktur komintas mangrove.

1. Indeks Nilai Penting (INP)


Indeks Nilai Penting (INP) merupakan penjumlahan dari kerapatan
relatif (KR), frekuensi relatif (FR) dan luas penutupan relatif/coverage
relative (CR). Rumus penghitungan INP menggunakan rumus menurut
(Indriyanto, 2012), sebagai berikut:
INP = KR+FR+CR
Keterangan:
INP = Indeks Nilai Penting (%)
KR = Kerapatan Relatif (%)
FR = Frekuensi Relatif (%)
CR = Coverage Relative/Luas Penutupan Relatif (%)

INP merupakan penjumlahan dari kerapatan relatif (KR), frekuensi


relatif (FR), dan luas tutupan/coverage relatif (CR). Adapun formula-
formula yang digunakan untuk analisis KR, FR, CR tersebut adalah
merujuk pada Indriyanto (2012), sebagai berikut:
a. Densitas (Kerapatan)
Untuk kepentingan analisis komunitas tumbuhan, istilah
densitas digunakan dengan istilah kerapatan dan diberi notasi “K”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29

Jumlah Individu
K=
Luas Seluruh Petak Contoh
Kriteria baku pengelompokan hutan mangrove mengacu
pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.201 Tahun 2004
Tentang Kriteria Baku dan Pedoman Penentuan Kerusakan
Mangrove, sebagai berikut:
Tabel 3. Kriteria Kerapatan.
Kriteria Kerapatan (pohon/ha)
Sangat Padat ≥1500
Padat ≥1000 - <1500
Jarang >1000

Serta Kerapatan Relatif menggunakan rumus:


Kerapatan (Kepadatan) Suatu Spesies
KR = X 100%
Kerapatan (Kepadatan) Seluruh Spesies

b. Frekuensi
Frekuensi spesies (F) dan frekuensi relatif (FR) dapat dihitung
dengan rumus:
Jumlah Petak Contoh Ditemukannya suatu Spesies
F=
Jumlah Seluruh Petak Contoh
Frekuensi Suatu Spesies
𝐅R = X 100%
Frekuensi Seluruh Spesies

c. Penutupan/Coverage
Luas Penutupan dapat dihitung dengan rumus:
Luas Basal Area
C=
Luas Seluruh Petak Contoh

Penutupan Suatu Spesies


CR = X 100%
Penutupan Seluruh Petak Contoh
Keterangan:
C = Coverage atau Luas Penutupan Lahan/Dominansi (m2)
CR = Coverage Relative atau luas penutupan relatif spesies
atau dominansi relatif (%).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30

2. Indeks Keanekaragaman
Indeks keanekaragaman dapat dihitung menggunakan rumus Indeks
Keanekaragaman Shannon-Wienner:
𝒏𝒊 𝒏𝒊
𝑯′ = − ∑ 𝒊𝒏
𝑵 𝑵
Keterangan:
H’ = Indeks Keanekaragaman (Diversitas) Shannon-Wienner
ni = Jumlah Setiap jenis ke-i
N = Jumlah Total (Keseluruhan) individu

Kriteria penilaian indeks keanekaragaman menurut Odum


(1993) adalah sebagai berikut:
H’ < 1 = Keanekaragaman rendah, penyebaran rendah,
kestabilan komunitas rendah
1 ≤ H’ ≥ 3 = Keanekaragaman sedang, penyebaran sedang,
kestabilan komunitas sedang
H’ > 3 = Keanekaragaman tinggi, penyebaran tinggi,
kestabilan komunitas tinggi

3. Dominansi
Dominansi spesies tertentu dapat diketahui dengan menggunakan
indeks dominansi Simpson, yaitu:

𝒏𝒊
𝐂=∑ (𝑷𝒊)𝟐
𝑵
Keterangan:
C (Coverage) = Indeks Dominansi
𝒏𝒊
Pi =
𝑵
ni = Jumlah Individu Spesies ke-i
N = Jumlah Individu Total

Kategori indeks dominansi menurut Ludwig dan Reynold (1988) adalah


sebagai berikut:
0 < C ≤ 0,5 = Dominansi rendah (tidak terdapat spesies yang
secara ekstrim mendominasi spesies lainnya),
kondisi lingkungan stabil, dan tidak terjadi
tekanan ekologis terhadap biota di lokasi
tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31

0,5<C ≤ 0,75 = Dominansi sedang dan kondisi lingkungan


cukup stabil
0,75<C ≤ 1,0 = Dominansi tinggi (terdapat spesies yang
mendminasi spesies lainnya), kondisi
lingkyngan tidak stabil dan terjadi suatu
tekangan ekologi.

b. Evaluasi Stok Karbon Hutan Mangrove Teluk Jor


Evaluasi stok karbon diambil berdasarkan estimasi biomassa, data biomassa
diperoleh dari pengukuran diameter setinggi dada (DBH) kemudian dihitung
dengan persamaan allometrik (Komiyama et al., 2008).
Tabel 4. Persamaan Allometrik untuk penghitungan Biomassa
Spesies Persamaan Allometrik Sumber ρ
Am B (kg) =0.251* ρ *DBH 2.46
Komiyama et al. (2005) 0.7316 a
Cd B (kg) =0.251* ρ *DBH2.46 Komiyama et al. (2005) 0.725 a
Ra B (kg) =0.043*DBH2.63 Amira (2008) 0.8814 a
Rm B (kg) =0.128*DBH2.60 Fromard et al. (1998) 0.8483 a
Rs B (kg) =0.105*DBH2.68 Clough and Scott (1989) 0.94 a
Sa B (kg) =0.3841* ρ *DBH2.101 Kauffman and Cole (2010) 0.7316 a
a World Agroforestry Centre
Keterangan :
Am = Avicennia marina
Cd = Ceriops decandra
Ra = Rhizophora apiculata
Rm = Rhizophora mucronata
Rs = Rhizophora stylosa
Sa = Sonneratia alba
Wtop = Biomassa pohon/Berat kering (kg)
ρ = Massa jenis kayu (g/cm3)
DBH = Diameter batang setinggi dada (cm)

Analisis stok karbon merujuk pada hasil perhitungan biomassa atas


permukaan untuk estimasi kandungan karbon hutan mangrove Teluk Jor.
Penghitungan stok karbon mangrove Teluk Jor dihitung dengan persamaan dari
Brown et al., (1997) yang menyatakan bahwa 50% biomassa dari vegetasi hutan
tersusun atas karbon sehingga untuk pengghitungan cadangan karbon berdasarkan
jumlah biomassa yang diperoleh (ton.ha-1), yaitu dengan rumus:
C = B x 0,5
Keterangan:
C = Karbon tersimpan/stok (toncommit
C/ha)/ to
Mguser
ha-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32

B = Biomassa pohon perluasan (ton/ha) merupakan hasil konversi dari


(kg/m2)
0,5 = Faktor konversi untuk pendugaan karbon

Analisis hubungan biomassa dan jumlah simpanan karbon dianalisis


menggunakan metode korelasi pearson (dengan bantuan software SPSS 23)
untuk mengetahui hubungan antara faktor lingkungan dengan stok atau
penyerapan karbon.
Penghitungan serapan karbondioksida (CO2) mengacu pada persamaan
Heriyanto dan Subiandono (2012) yaitu:

CO2 = Mr.CO2/Ar.C (atau 3,67 × Kandungan Karbon)

Keterangan: CO2 = Serapan karbondioksida


Mr.CO2 = Molekul Relatif (44 gr)
Ar.C = Atom Relatif (12 gr)

c. Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Hutan Mangrove


Data sosial (tingkat partisipasi) masyarakat diperoleh dengan membagikan
kuesioner kepada masyarakat dan melakukan wawancara dengan mengikuti
prosedur pengambilan sampel dengan metode purposive sampling, penentuan
responden dengan metode ini mengikuti beberapa pertimbangan seperti umur,
pekerjaan, dan jarak tempat tinggal dengan lokasi hutan mangrove. Penyusunan
kuesioner berdasarkan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya, dalam
menjawab pertanyaan responden hanya dibenarkan dengan memilih salah satu
alternatif jawaban yang telah disediakan. Kuesioner yang digunakan untuk
mengumpulkan data sosial perlu diuji terlebih dahulu sebelum diujikan ke
masyarakat. Sebelum digunakan kuisioner pada penelitian ini terlebih dahulu
dilakukan uji validitas kepada responden di wilayah Poton Bako dan Lungkak
dengan mempertimbangkan karakteristik responden yang mirip seperti responden
di wilayah Teluk Jor dengan memberikan pertanyaan (kuisioner) secara langsung
kepada responden.
1) Uji validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui bagaimana suatu kuesioner
commit
yang digunakan telah mengukur apa toyang
useringin diukur. Jika kuesioner tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33

valid maka akan memberikan informasi yang tidak akurat mengenai keadaan
responden yang dikenai pengukuran atau tes tersebut. Uji Validitas pada
penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi Microsoft Office Excel 2013 dan
aplikasi IBM SPSS Statistics 23 dengan menghitung korelasi product moment.
Setelah r-hitung ditentung, r-hitung tersebut kemudian dibandingkan dengan r-
tabel untuk mengukur butir peryataan valid atau tidak valid. Pedoman yang
digunakan sebagai perbandingan adalah r-tabel pada taraf signifikansi 5%.
Butir yang digunakan pada penelitian adalah butir yang valid (Ghozali, 2011).
Berdasarkan hasil validitas dilapangan kuisioner terdapat 3 butir soal
(pertanyaan) yang tidak valid dari total 33 butir soal yang diberikan yaitu soal
nomor 3 (Tabel 5), nomor 22 (Tabel 8) dan soal nomor 29 (Tabel 9). Sehingga
soal yang valid untuk digunakan adalah 30 butir soal.
Tabel 5. Hasil Uji Validitas Aspek Pengetahuan Tentang Mangrove
No Soal r Hitung r Tabel Keterangan
1 0,773 0,361 Valid
2 0,924 0,361 Valid
3 0,281 0,361 Tidak Valid
4 0,526 0,361 Valid
5 0,811 0,361 Valid
6 0,647 0,361 Valid
7 0,632 0,361 Valid
8 0,677 0,361 Valid
9 0,817 0,361 Valid
Sumber: Data Primer, 2019
Tabel 6. Hasil Uji Validitas Aspek Pengetahuan Tentang Pengelolaan
Mangrove
No Soal r Hitung r Tabel Keterangan
10 0,679 0,361 Valid
11 0,662 0,361 Valid
12 0,655 0,361 Valid
13 0,819 0,361 Valid
Sumber: Data Primer, 2019

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34

Tabel 7. Hasil Uji Validitas Aspek Partisipasi dalam Pemanfaatan


No Soal r Hitung r Tabel Keterangan
14 0,749 0,361 Valid
15 0,653 0,361 Valid
16 0,766 0,361 Valid
17 0,879 0,361 Valid
18 0,472 0,361 Valid
Sumber: Data Primer, 2019
Tabel 8. Hasil Uji Validitas Aspek Partisipasi dalam Pengelolaan
No Soal r Hitung r Tabel Keterangan
19 0,512 0,361 Valid
20 0,808 0,361 Valid
21 0,607 0,361 Valid
22 0,304 0,361 Tidak Valid
23 0,584 0,361 Valid
24 0,870 0,361 Valid
25 0,855 0,361 Valid
26 0,861 0,361 Valid
Sumber: Data Primer, 2019
Tabel 9. Hasil Uji validitas aspek Sikap Masyarakat terhadap kawasan mangrove

No Soal r Hitung r Tabel Keterangan


27 0,656 0,361 Valid
28 0,646 0,361 Valid
29 0,209 0,361 Tidak Valid
30 0,775 0,361 Valid
31 0,687 0,361 Valid
32 0,828 0,361 Valid
33 0,746 0,361 Valid
Sumber: Data Primer, 2019
2) Uji reliabilitas
Reliabilitas diartikan sebagai nilai yang menunjukkan konsistensi
sebuah alat ukur dalam mengukur gejala yang sama. Reliabilitas sebenarnya
merupakan alat ukur untuk mengukur kuesioner yang merupakan indikator
dari variabel konstruk (Ghozali, 2011). Uji reliabilitas pada penelitian ini
menggunakan bantuan program IBM SPSS, menggunakan uji Chronbach’s
Alpha. Instrumen penelitian dinyatakan reliable jika memiliki nilai
Chronbach’s Alpha ≥ 0,60 (Sugiyono, 2013). Dari hasil uji reliabilitas
diperoleh nilai Chronbach’s Alpha ≥ 0,60 sehingga selurh intrumen
commit
penelitian dinyatakan reliabel to user
(Tabel 10).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35

Tabel 10. Hasil Uji Relibilitas


Chronbach’s Nilai
No Aspek Kesimpulan
Alpha Kritis
Pengetahuan Tentang
1 0,861 0,60 Reliabel
Mangrove
Pengetahuan Tentang
2 0,812 0,60 Reliabel
Pengelolaan Mangrove
Partisipasi dalam
3 0,792 0,60 Reliabel
Pemanfaatan
Partisipasi dalam
4 0,838 0,60 Reliabel
Pengelolaan
Sikap Masyarakat terhadap
5 0,801 0,60 Reliabel
kawasan mangrove
Sumber: Data Primer, 2019

3) Analisis Data Sosial


Data sosial hasil kuesioner yang diperoleh kemudian dianalisis
dengan statistik deskriptif menggunakan software Microsoft Office Excel
2013 yaitu dengan mengevaluasi distribusi frekuensi masing-masing jenis
jawaban dari responden, kemudian ditentukan persentasenya. Adapun
penyajian data yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.
Sugiyono (2009) menjelaskan bahwa berdasarkan tingkat kealamiahan
(natural setting), metode kualitatif disebut juga metode naturalistik, yaitu
penelitian dilakukan pada tempat yang alamiah dan tidak membuat
perlakuan. Metode deskriptif pada penelitian ini bertujuan untuk
memberikan gambaran mengenai pengetahuan dan partisipasi masyarakat
dalam pengelolaan hutan mangrove Teluk Jor Lombok Timur.
Evaluasi tentang kategori (tingkat) pada masing-masing aspek sosial
dinyatakan dengan skala berdasarkan nilai skor masing-masing aspek.
Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari beberapa jenis opsi pilihan, yaitu
dengan opsi pilihan 4 (opsi) dan 2 (opsi). Pada kuesioner penelitian ini
masing-masing pilihan jawaban diberi skor (skala Likert) dengan opsi
jawaban 4 (opsi): skor 4 untuk jawaban sering, skor 3 untuk jawaban
kadang-kadang, skor 2 untuk jawaban jarang dan skor 1 untuk jawaban tidak
pernah. Selain itu, untuk pertanyaan dengan jumlah ospi jawaban 2 diberi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36

skor 2 untuk jawaban ya/pernah/benar/setuju, skor 1 unutk jawaban


tidak/tidak pernah/salah/tidak setuju.
Masing-masing aspek pada evaluasi data sosial digunakan 3 kategori
yaitu, tinggi, sedang dan rendah yang ditentukan berdasarkan jarak atau
interval jumlah skor masing-masing responden pada masing-masing aspek.
Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan interval kategori
adalah:
𝑲𝒊𝒔𝒂𝒓𝒂𝒏
Jarak Interval = 𝑲𝒆𝒍𝒂𝒔

Keterangan:
Kisaran : Skor maksimum dikurangi skor minimum
Kelas : kategori (3 kategori, yaitu tinggi, sedang dan rendah)

Berdasarkan hasil penghitungan didapatkan interval masing-masing aspek


seperti Tabel 11 berikut ini:
Tabel 11. Interval skor masing-masing kategori penilaian aspek sosial
Interval jumlah skor
No Aspek Kategori Kategori Kategori
Rendah Sedang Tinggi
Pengetahuan Tentang
1 8-11 12-14 15–16
Mangrove
Pengetahuan Tentang
2 4-5 6-7 8-9
Pengelolaan Mangrove
Partisipasi dalam
3 5-7 8-10 11-13
Pemanfaatan
Partisipasi dalam
4 7-13 14-20 21-28
Pengelolaan
Sikap Masyarakat terhadap
5 6-8 9-11 12-14
kawasan mangrove

d. Strategi Pengelolaan Hutan Mangrove Teluk Jor Lombok Timur


Data sosial yang digunakan untuk merumuskan strategi pengelolaan adalah
data sosial yang didapatkan dari hasil evaluasi kuesioner, hasil wawancara kepada
masyarakat dan hasil wawancara pada pemerintah daerah (pemerintah desa).
Untuk merumuskan strategi pengelolaan mangrove pada kawasan hutan
mangrove Teluk Jor, Lombok Timur digunakan analisis SWOT (Strength,
Opportunities, Weakness, Threats) yang dilakukan dengan analisis faktor internal
dan eskternal yang berpengaruh terhadap kondisi ekosistem mangrove.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37

Langkah-langkah analisis SWOT yang digunakan dalam penelitian ini


diawali dengan kegiatan pengumpulan data dengan prosedur yang sistematik dan
standar untuk memperoleh data yang diperlukan, kaitannya dengan penelitian ini,
teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah:
1. Teknik observasi, yaitu mengadakan pengamatan secara langsung ke lokasi
penelitian untuk memperoleh gambaran tentang obyek yang diteliti.
2. Teknik wawancara, yaitu mengadakan wawancara langsung dengan
responden dengan mendiskusikan faktor-faktor kekuatan (Strength) dan
kelemahan (Weakness), serta faktor peluang (Opportunies) dan ancaman
(Threats) dalam pengelolaan ekosistem mangrove di kawasan hutan mangrove
Teluk Jor, Lombok Timur. Adapun kondisi internal yang terdiri dari faktor
kekuatan dan kelemahan serta kondisi eksternal yang terdiri dari faktor peluang
dan ancaman yang akan dianalisis disajikan dalam bentuk Gambar 6, sehingga
dibuat matriks SWOT untuk merumuskan strategi pengelolaan ekosistem di
kawasan hutan mangrove Teluk Jor Kabupaten Lombok Timur yaitu:

Kelemahan
Kekuatan (Strenght)
(Weakness)
Menentukan faktor-
IFA/EFA Menentukan faktor-
faktor kekuatan
faktor kelemahan
internal
internal
Peluang
(Opportunities)
Menentukan faktor- Strategi SO Strategi WO
faktor Peluang
eksternal
Ancaman (Threats)
Menentukan faktor-
Strategi ST Strategi WT
faktor ancaman
eksternal

Gambar 6. Matrik SWOT

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38

Berdasarkan matriks SWOT (Gambar 2 dan 6) dapat dirumuskan alternatif


strategi pengelolaan ekosistem mangrove di Kawasan hutan mangrove Teluk Jor
Lombok Timur yaitu sebagai berikut :
1. Strategi SO adalah memanfaatkan kekuatan S (Strength) secara maksimal
untuk meraih peluang O (Opportunies).
2. Strategi ST adalah memanfaatkan kekuatan S (Strength) secara maksimal
untuk mengantisipasi dan mengatasi ancarnan T (Threats).
3. Strategi WO adalah meminimalkan kelemahan W (Weakness) untuk meraih
peluang O (Opportunies).
4. Strategi WT adalah meminimalkan kelemahan W (Weakness) untuk
menghindari ancarnan T (Threats).

commit to user

Anda mungkin juga menyukai