Anda di halaman 1dari 6

KERAPATAN DAN FREKUENSI JENIS MANGROVE DI PANTAI DESA

WAIHERU KECAMATAN BAGUALA KOTA AMBON

OUTLINE PROPOSAL PENELITIAN

OLEH :

ZULKIFLY SOULISA

2019-63-035

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2022
1. Latar Belakang
Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis di dominasi oleh
beberapa jenis mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang
surut pantai berlumpur (Bengen, 2004).

Ekosietem mangrove merupakan bagian dari ekosistem pesisir, yang pada


dasarnya mudah dikenali dan dibedakan dengan ekosistem lainnya.Salah satu
bentuk ekosistem yang memegang peranan yang paling penting di kawasan pesisir
adalah ekosistem mangrove. Perkiraan luas kawasan mangrove di Indonesia
mencapai 3,5 juta ha dan menjadi negara yang mempunyai kawasan mangrove
terluas di dunia (18-23% dari luas kawasan mangrove dunia), kemudian Brazil (1,3
juta ha), Nigeria (1.1 juta ha) dan Australia (0,97 juta ha). Mangrove terluas di
Indonesia terdapat di Papua sekitar 1.350.600 ha (38% dari luas kawasan mangrove
di Indonesia), kemudian diikuti Kalimantan 978 200 ha (28 %) dan Sumatera
673.300 ha (19%). Mangrove tumbuh dan berkembang dengan baik pada pantai
yang memiliki sungai yang besar dan terlindung Walaupun mangrove dapat tumbuh
di sistem lingkungan lain di daerah pesisir, perkembangan yang paling pesat tercatat
di daerah tersebut (Nur, 2006).

Secara geografis Desa Waiheru termasuk dalam Kecamatan Teluk Ambon


Baguala yang sebelah utara berbatasan dengan Desa Hitu dan Mamala, sebelah
selatan berbatasan dengan Desa Hutumuri, sebelah timur berbatasan dengan Desa
Suli dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Hunuth dan Desa Hative Kecil.
Waiheru dengan luas dan jarak daerah 201 ha termasuk salah satu daerah yang
berada di wilayah pesisir Kota Ambon. Saat ini Desa Waiheru terdiri dari 5 RW dan
26 RT, secara Administratif Desa/Kelurahan Waiheru berklasifikasi swadaya
dengan perkembangan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa berkategori maju.
Desa Waiheru merupakan salah satu daerah yang dapat menjadi sumber data
penting keanekaragaman jenis mangrove. Kawasan ini memiliki hutan mangrove
yang masih tergolong alami.
2. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Mangrove Jenis apa saja yang ada di pantai desa waiheru
2. Aktivitas yang dilakukan masyarakat pada mangrove di pantai desa waiheru
3. Berapa Nilai Kerapatan pada mangrove yang di desa waiheru
4. Berapa Frekuensi Jenis pada mangrove di desa waiheru

3. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk dapat mengidentifikasi jenis mangrove pada desa waiheru
2. Untuk mengetahui aktivitas masyarakat pada mangrove di pantai desa
waiheru
3. Untuk mengetahui berapa nilai kerapatan pada mangrove desa waiheru
4. Untuk mengetahui berapa nilai frekuensi jenis pada mangrove di desa
waiheru

4. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai informasi tentang nilai kerapatan dan frekuensi jenis pada mangrove di
pantai desa waiheru
2. Sebagai referensi atau informasi dasar untuk penelitian-penelitian berikutnya.

5. Metodelogi

A. Waktu dan Lokasi


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2022 di Desa Waiheru,
Kecamatan Baguala, Kota Ambon.
B. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan dalam Praktek Ketrampilan Lapangan serta
kegunaannya adalah :

Alat dan Bahan Kegunaan


Alat Tulis Mencatat data yang diperoleh
GPS Menentukan titik koordinat area
Kamera Memotret lokasi dan sampel yang di
peroleh
Kantong plastik Menyimpan sampel
Meter Rol Mengukur luas lokasi/area
Buku identifikasi Mangrove Mengetahui dan mengidentifikasi jenis
mangrove
Tali nilon ukuran 10 m dan pilox Membuat transek dan kuadran
pengamatan
Meteran Untuk mengukur lingkar batang

C. Metode Pengambilan Data


Pengambilan sampel mangrove dilakukan dipantai Desa Waiheru Kecamatan
Baguala Kota Ambon menggunakan Metode pengumpulan data dilakukan dengan dua
cara, yaitu pengambilan data transek untuk mangrove dan pengambilan data
menggunakan metode stratification random sampling dan metode koleksi bebas

Dalam metode stratification random sampling kita melakukan transek


pengamatan dengan beberapa stasiun yang mewakili wilayah tertentu

Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode Transek Kuadran


dimana pada lokasi mangrove dibagi menjadi beberapa stasiun. Pada masing-masing
stasiun pengamatan ditempatkan sebuah transek garis yang ditarik tegak lurus dengan
garis pantai sepanjang 100 m. Kemudian pada setiap transek diletakkan petak-petak
contoh (kuadran) berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 10 m X 10 m sepanjang garis
pantai dengan jarak antar kuadran yaitu 10 m.

Langkah langkah metode stratification random sampling dengan membuat


kuadran :

1. Membuat stasiun dengan garis lurus dari Surut terendah sampai pasang tertinggi
2. Membuat Transek kuadran pengamatan Ukuran 10m x 10m untuk menghitung
jumlah tegakan pohon yang ukurannya > 15cm
3. Membuat Transek kuadran 5m x 5m untuk mengukur jumlah sepihan
4. Membuat Transek kuadran 1m x 1m untuk mengukur jumlah anakan

Langkah-Langkah Metode Koleksi Bebas:

1. Mengoleksi tiap jenis mangrove dengan cara melihat bentuk dan warna bunga,
buah, daun, akar, batang, dan substrat dari tiap jenis mangrove yang ada di
lokasi.
2. Bagian-bagian pohon seperti bunga, buah, daun, yang belum diidentifikasi
dimasukan ke dalam kantong dan diberi label.
3. Sampel kemudian diidentifikasi dengan menggunakan buku Panduan
Identifikasi menurut Noor dkk, 2012.
D. Metode Analisis Data
Metode analisa data dalam penelitian ini menggunakan :

 Kerapatan Jenis
Kerapatan jenis (Di) adalah jumlah tegakan jenis ke-i dalam suatu unit area.
Untuk mengetahui kerapatan jenis mangrove dengan menggunakan rumus
(English et al., 1994) :

𝑁𝑖
𝐷𝑖 =
𝐴

Keterangan :

Di = Kerapatan jenis ke - i (ind/m2)


Ni = Jumlah total individu dari jenis ke – i (ind)
A = Luas area total pengambilan contoh ( m2 )

 Frekuensi jenis
Frekuensi (Fi) adalah peluang ditemukannya suatu jenis ke-i dalam semua petak
contoh yang dibuat (English et al., 1994) :

Dimana :
Fi = Frekuensi jenis ke - i
pi = Jumlah petak contoh dimana ditemukan jenis ke - i
p = Jumlah total petak contoh yang dibuat

Anda mungkin juga menyukai