Anda di halaman 1dari 6

BAB III

3.1 Waktu dan Tempat


Hari, Tanggal : Selasa, 16 Maret 2021
Waktu :19.30 - 21.30 WIB
Tempat : Kota Bima, NTB

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Mangrove
Tabel 1. Alat dan Bahan Praktikum Mangrove
No Nama Gambar Fungsi

WQC (Water
Untuk mengukur pH,
1 Quality
salinitas dan suhu perairan
Chechker)

Untuk menentukan
2 GPS
koordinat lokasi

Untuk mengukur diameter


3 Meteran Jahit
batang mangrove
Untuk membuat transek
4 Tali Transek ukuran 10m×10m ; 5m×5m
dan 1m×1m

5 Data Sheet Untuk olah data

Untuk mencatat data di


6 Alat Tulis
lapangan

Buku Untuk menidentifikasi


7
Identifikasi magrove

Digunakan untuk
8 Parang/Pisau mengambil sampel
mangrove
Untuk dokumentasi
9 Kamera
kegiatan

Sebagai tempat menaruh


10 Kantong Plastik
sampel mangrove

Safety sebagai pelindung


11 Topi Lapangan
dari panas matahari

Digunakan saat meneliti


12 Pelampung
mangrove di daerah berair

Untuk melindungi dari


13 Sepatu benda tajam dan substrat
mangrove
Untuk melindungi diri dari
Baju lengan
14 nyamuk dan duru duri di
panjang
mangrove

Sebagai bahan yang


15 Mangrove
dianalisa atau penelitian

3.3 Metode
3.3.1 Mangrove
Analisa vegetasi mangrove merupakan metode yang dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar sebaran berbagai macam spesies yang ada dalam suatu area. Kegiatan ini
umumnya dilakukan melalui pengamatan langsung dan dilakukak pula dengan membuat plot
serta mengamati morfologi dan identifikasi vegetasi yang ada. Penentual lokasi Analisa
vegetasi mangrove dapat di lakukan dengan bantuan citra satelit, random stratified dan survey
pendahuluan.
Penentuan lokasi mangrove untuk plot transek ini dilakukan dengan bantuan citra
satelit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode random stratified.
Metode stratified random yaitu pengambilan sampel secara terstratifikasi dengan membagi
populasi ke dalam kelompok-kelompok yang homogen, dengan melakukan survey terlebih
dahulu. Setelahnya pembuatan plot transek yaitu dengan ukuran 10m×10m yang mana di
dalamnya terdapat plot transek ukuran 5m×5m dan didalam plot transek ukuran 5m×5m
terdapat plot transek ukuran 1m×1m. Pada setiap plot dilakukan identifikasi sesuai dengan
jenis spesies, diameter, tinggi pohon dan koordinat tetapi terdapat perbedaan dimana sampel
semai mengukur koordinat x dan y sedangkan pohon dan anakan mengukur koordinat x.
Kategori sampel untuk mangrove dilihat dari besar diameter terbagi menjadi pohon (Tree)
dengan diameter ≥ 4cm, anakan (sapling) dengan diameter 1 ≤ D < 4 cm dan semai (seedling)
dengan ukutan T < 1cm. Pada plot transek ukuran 10m×10m kategori sampel pohon, 5m×5m
kategori sampel anakan dan 1m×1m kategori sampel semai.
Posisi pengukuran lingkar batang pohon mangrove pada beberapa tipe batang, yang
dipengaruhi oleh sistem perakaran dan percabangan (Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
RI No. 201 tahun 2004 tentang Kriteria Baku dan Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove).
Dalam hal ini pengukuran dilakukan pada ketinggian 1,3 m dan menggunakan tinggi dada.
Terdapat empat jenis penentuan batang menggunakan tinggi dada yaitu penentuan pada
batang yang bercabang dibawah tinggi dada, penentuan pada batang yang bercabang diatas
tinggi dada, penentuan pada akar yang bercabang sampai setinggi dada dan penentuan pada
batang yang tidak beraturan bentuknya.

3.4 Diagram Alir


3.4.1 Mangrove

Gambar 1. Diagram Alir Ekosistem Mangrove


3.5 Peta Titik Pengambilan Data
3.5.1 Mangrove
Koordinat pengambilan data
Stasiun A: -6.501464° 110.667783°
Stasiun B: -6.501389° 110.667547°
Stasiun C: -6.501403° 110.667277°

Gambar 2. Peta Titik Pengambilan Data Mangrove


(Sumber : Citra Google Earth 2021)

Anda mungkin juga menyukai