Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN

EKOLOGI PERAIRAN TROPIS (MANGROVE)

Disusun Oleh:

Andi Ammar Amran

L021211018

DEPARTEMEN PERIKANAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, segala puji bagi Allah Subhanahu


Wa Taala yang telah memberikan kami kemudahan karena tanpa pertolongan-Nya tentu
praktikan tidak dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan Praktik Lapangan ini dengan
baik dan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat kelak.

Penulisan Laporan Praktik Lapangan ini dilaksanakan untuk memenuhi


persyaratan akademik pada mata kuliah Ekologi Perairan Tropis Program Studi
Manajemen Sumberdaya Perairan, Universitas Hasanuddin.

Dalam Penulisan laporan ini praktikan banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu praktikkan menyampaikan terima kasih banyak kepada pihak-pihak yang
membantu dalam penyusunan Laporan Praktik Lapangan.

Praktikan menyadari masih banyak kekurangan dalam menyelesaikan laporan


Praktik Lapangan ini. Oleh karena itu, praktikan sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak. Praktikan berharap semoga laporan Praktik
Lapangan ini dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi praktikan dan para
pembaca serta teman-teman mahasiswa pada khususnya.

Makassar, 21 November 2022

Andi Ammar Amran


Daftar Isi
SAMPUL ............................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................2
I. PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................................4
II. METODE..................................................................................................................................5
A. Waktu dan Tempat........................................................................................................5
B. Pengambilan Sampel....................................................................................................5
III. PEMBAHASAN...................................................................................................................6
A. Hasil..................................................................................................................................6
B. Pembahasan...................................................................................................................8
IV. PENUTUP...........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................11
Lampiran.......................................................................................................................................12
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Stasiun 1........................................................................................................7

Tabel 2.2 Stasiun 2........................................................................................................7

Tabel 2.3 Stasiun 3........................................................................................................8

Tabel 2.4 Stasiun 4 8


DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta lokasi penelitian PPLH Dusun Puntondo, Kabupaten Takalar.........10
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekosistem merupakan satu kesatuan antara komunitas dengan lingkungannya.


Ekosistem mengandung keanekaragaman jenis dalam suatu komunitas dengan
lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan interaksi kehidupan dalam alam
(Dephut, 1997). Ekosistem adalah suatu unit ekologi yang di dalamnya terdapat hubungan
antara struktur dan fungsi. Struktur yang dimaksudkan dalam definisi ekosistem tersebut
adalah berhubungan dengan keanekaragaman spesies (species diversity). Ekosistem
yang mempunyai struktur yang kompleks, memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi.
Istilah Ekologi, berasal dari bahasa Yunani, yaitu :Oikos = Tempat Tinggal (rumah)Logos =
Ilmu, telah. Oleh karena itu Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik
antara mahluk hidup dengan sesamanya dan dengan kondisi air surut.Mayoritas pesisir
pantai di daerah tropis dan subtropis didominasi oleh tumbuhan mangrove lingkungnya
(Ernest Haeckel, 1869).

Tumbuhan mangrove merupakan ekosistem peralihan atau dengan kata lain


berada di tempat perpaduan antara habitat pantai dan habitat darat yang keduanya
bersatu di tumbuhan tersebut(Himmah, 2012). Sebagai daerah peralihan antara laut dan
daratan, hutan mangrove mempunyai gradien sifat lingkungan yang sangat ekstrim.
Pasang-surut air laut menyebabkan terjadinya perubahan beberapa faktor lingkungan
yang besar, terutama suhu dan salinitas. Oleh karena itu, hanya beberapa jenis tumbuhan
yang memiliki daya toleransi yang tinggi terhadap lingkungan yang ekstrim tersebut saja
yang mampu bertahan hidup dan berkembang di dalamnya. Kondisi yang terjadi tersebut
juga menyebabkan rendahnya keanekaragaman jenis, namun disisi lain kepadatan
populasi masing-masing jenis umumnya tinggi (Pramudji, 2001).

B. Tujuan
Adapun tujuan dari Praktek Lapangan mata kuliah Ekologi Perairan Tropis yaitu
Mengidentifikasi jenis mangrove yang terdapat di Dusun Puntondo, Desa Laikang,
Kecamatan, Mangarabombang, Takalar, Sulawesi Selatan.
II. METODE

A. Waktu dan Tempat

Praktek lapangan ini dilaksanakan pada tanggal 6 November 2022. Berlokasi di


Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup Puntondo (PPLH), dusun Puntondo, desa Laikang,
Kec. Mangarabombang, Kab. Takalar, Sulawasi Selatan.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan sebagai berikut:

No Alat Gambar Fungsi

1. Transek tali rapiah dengan ukuran 10 Berfungsi untuk


m10m membuat batasan
pada tempat
pengambilan sampel

2. Buku identifikasi mangrove Berfungsi untuk


mengidentifikasi
mangrove pada
tempat pengambilan
sampel

3. Alat tulis menulis Berfungsi untuk


menulis hasil
pengamatan

4. Kamera Berfungsi untuk


mengambil gambar
sampel
5. Meteran kain Berfungsi untuk
mengukur lingkar
pohon

6. Pilox Berfungsi untuk


menandai pohon
yang telah diukur
lingkarnya

7. Sabak Untuk menulis hasil


pengamatan

C. Pengambilan Sampel

Adapun cara pengambilan data dilapangan sebagai berikut:

1. Menentukan titik pengambilan

2. Membentang transek yang ukuran 10m10m

3. Dalam setiap transek dilakukan pengukuran diameter batang pohon mangrove


dengan menggunakan meteran kain.

4. Mengidentifikasi jenis mangrove, jenis substrat, dan jumlah sampah yang ada
dalam transek.
III. PEMBAHASAN

A. Hasil

Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan diperoleh Spesies-spesies Mangrove


yang dapat dilihat pada stasiun-stasiun berikut:

Stasiun : 1
Substrat : pasir Berlumpur
jumlah Sampah : 13
Rhizopora stylosa  
pohon : 1 42cm
anakan : 1 16cm
semaian : 50
Rhizopora mucronata  
pohon : 1 18cm
anakan : 1 16cm
semaian : 30  
Rhizopora mucronata  
pohon : 5 108cm; 40cm; 47cm;55cm;49cm
anakan : 2 18cm; 10cm
semaian : 29  
Osbornia octodonta  
pohon : 1 31cm
anakan : 2 15cm;18cm
semaian : 0  

Tabel 2.1 Stasiun 1

Stasiun 2
Substrat : Berlumpur
jumlah Sampah : 3
Rhizopora stylosa  
pohon : 1 21,5cm
anakan : 1 6,5
semaian : 27  
Rhizopora stylosa  
Pohon  
anakan : 5 4cm;6cm;5cm;7cm;10cm
semaian : 8  
Rhizopora stylosa  
pohon  
anakan : 1 16cm
semaian : 27  
Rhizopora stylosa  
Pohon  
anakan : 2 4cm;10cm
semaian : 8  

Tabel 2.2 Stasiun 2

Stasiun 3
Substrat : pasir berlumpur
jumlah Sampah : 7
brugulera cylindrica  
pohon : 5 16cm;17;18;20;27
anakan : 3 7;10,11
semaian : 31  
osbornia octodonta  
pohon : 1 17cm
anakan : 4 6cm;10cm;11cm;11cm
semaian : 1  
Avicennia officiinalis  
pohon  
anakan : 3 8cm;8cm;15cm

Tabel 2.3 Stasiun 3


Stasiun 4
Substrat : berlumpur
jumlah sampah : -

Rhizopora
stylosa  

29cm;20cm;19cm;25;21cm;24cm;29cm;27cm;17cm;19cm;

pohon : 20 20cm;18cm;17cm;21cm;23cm;17cm;25cm; 19cm;21cm;29cm

anakan : 54 14cm;13cm;12cm;6cm;9cm;15cm;11cm;8cm;7cm;12cm;10cm;

13cm;15cm;14cm;11cm;9cm;10cm;10cm;9cm;8cm;12cm;10cm;

12cm;2cm;12cm;10cm;7cm;5cm;9cm;9cm;13cm;14cm;15cm

;15cm;13cm;11cm;11cm;11cm;10cm;15cm;13cm;9cm;12cm;
15cm;11cm;7cm;8cm;10cm;11cm;11cm;15cm;11cm;14cm;9cm

semaian : 76  -

Tabel 2.4 Stasiun 4

B. Pembahasan
Mangrove yang berada di Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup Puntondo (PPLH),
dusun Puntondo, desa Laikang, Kec. Mangarabombang, Kab. Takalar, Sulawasi
Selatan. Terdiri atas tiga jenis yaitu Rhizophora mucronata dan R. stylosa
Osbornia octodonta yang ditanam petani tambak, sedangkan di ekosistem
mangrove alami terdapat empat jenis mangrove yaitu Avicennia officiinalis,
brugulera cylindrica., R. stylosa dan R. mucronata. Mangrove berfungsi sebagai
daerah tempat ikan berlindung, mencari makan (feeding ground), mengasuh dan
membesarkan (nursery ground) dan sebagai tempat untuk bertelur (spawning
ground). (Anggi, 2014).

Gambar 1. Peta lokasi penelitian PPLH Dusun Puntondo, Kabupaten Takalar.

Berdasarkan hasil pengamatan mangrove dilokasi Area PPLH ditemukan 5 jenis


Mangrove. Pada stasiun I ditemukan 3 jenis mangrove adapun substratnya yaitu
pasir berlumpur dengan jumlah sampah yang ditemukan yaitu 13 . Sedangkan pada
Stasiun II ditemukan 1 jenis mangrove adapun substratnya yaitu berlumpur dengan
jumlah sampah yang ditemukan yaitu 3. Pada Stasiun III ditemukan jenis mangrove
adapun substratnya yaitu pasir berlumpur dengan jumlah sampah yang ditemukan
yaitu 7. Stasiun IV ditemukan 1 jenis mangrove adapun substratnya yaitu berlumpur
dan tidak ditemukan sampah sekitar mangrove pada stasiun 4 (Ismi, 2012).

Jenis-Jenis mangrove yang terdapat pada ekosistem mangrove di desa puntondo


masing-masing memiliki ciri khususnya tersendiri, sebagai berikut :

Bruguiera cylindrica (Linnaeus) Blum, 1827 Ciri Khusus: Semak hingga pohon
(tinggi hingga 20 m), akar (lutut, papan dekat pangkal pohon), kulit kayu (abu-abu,
terdapat lentisel kecil), daun (hijau hingga hijau menguning, elips, unit sederhana
dan berlawanan, bagian ujung meruncing), bunga (mengelompok di ujung tandan,
daun mahkota putih dan berubah menjadi coklat saat umur bertambah, kelopak
bunga 8 hijau kekuningan), buah (hipokotil berbentuk lurus atau melengkung,
berwarna hijau dan ungu di bagian ujung). Habitat: Zona belakang yang hanya
terendam air laut saat pasang tinggi, dengan atau tanpa pengaruh air tawar.

Osbornia octodonta F. Muell. Ciri Khusus: Semak atau pohon (ketinggian mencapai
7 meter), akar (menyebar horisontal, kadang memiliki akar nafas), kulit kayu (coklat,
abu-abu kehitaman, terkelupas), daun (berkulit tipis, berbau saat disentuh, ada
kelenjar minyak, bulat telur terbalik, unit sederhana bersilangan, ujung membundar),
bunga (biseksual, 1 – 3 bunga per tandan, menempel pada ketiak daun, daun
mahkota tak ada, kelompak bunga 8 hijau, benang sari banyak putih hingga
kuning), buah (ditutupi kelopak bunga yang tidak terbuka saat matang, biji 1 – 2
berbentuk datar dan bulat telur terbalik). Habitat: Dekat daratan, pinggiran aliran
pasang-surut, tempat yang terendam air laut saat surut, substrat lumpur tipis dan
keras

Rhizophora mucronata Lamk., 1804 Ciri Khusus: Pohon (tumbuh hingga 30 meter),
akar (tunjang dan akar udara), kulit kayu (gelap hingga kehitaman, bercelah
horizontal), daun (hijau, berbintik di bagian bawah, elips melebar, unit sederhana
dan berlawanan), bunga (seperti cagak,biseksual, menempel pada ketiak daun, 4 -8
bunga per kelompok, daun mahkota 4 putih berambut, kelompak bunga 4 kuning
muda/pucat, benang sari 8 tak bertangkai), buah (lonjong panjang hingga bulat
telur, berbiji tunggal, hipokotil silindris kasar dan berbintil). Habitat: Berlumpur,
lumpur berpasir, kadang di atas terumbu berpasir.

Rhizophora stylosa Griffith, 1854 Ciri khusus: Pohon (tumbuh hingga 25 meter),
akar (tunjang dan akar udara), kulit kayu (abu-abu hingga hingga hitam, bercelah),
daun (hijau terang, berbintik di bagian bawah, elips melebar, unit sederhana dan
berlawanan), bunga (seperti cagak,biseksual, menempel pada ketiak daun, 8-16
bunga per kelompok, daun mahkota putih berambut, kelompak bunga 4 kuning
muda, benang sari 8 dengan 1 tangkai putik memanjang), buah (seperti pear,
coklat, berisi 1 biji fertil, hipokotil silindris, leher kotilidon kuning kehijauan saat
matang). Habitat: Umumnnya berlumpur campur pasir, dekat sungai.
IV. PENUTUP

A. Kesimpulan
Mangrove yang berada di Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup Puntondo (PPLH),
dusun Puntondo, desa Laikang, Kec. Mangarabombang, Kab. Takalar, Sulawasi
Selatan. Terdiri atas tiga jenis yaitu Rhizophora mucronata dan R. stylosa
Osbornia octodonta yang ditanam petani tambak, sedangkan di ekosistem
mangrove alami terdapat empat jenis mangrove yaitu Avicennia officiinalis,
brugulera cylindrica., R. stylosa dan R. mucronata. Mangrove berfungsi sebagai
daerah tempat ikan berlindung, mencari makan (feeding ground), mengasuh dan
membesarkan (nursery ground) dan sebagai tempat untuk bertelur (spawning
ground). (Anggi, 2014)
Berdasarkan hasil pengamatan mangrove dilokasi Area PPLH ditemukan 5 jenis
Mangrove. Pada stasiun I ditemukan 3 jenis mangrove adapun substratnya yaitu
pasir berlumpur dengan jumlah sampah yang ditemukan yaitu 13 . Sedangkan
pada Stasiun II ditemukan 1 jenis mangrove adapun substratnya yaitu berlumpur
dengan jumlah sampah yang ditemukan yaitu 3. Pada Stasiun III ditemukan jenis
mangrove adapun substratnya yaitu pasir berlumpur dengan jumlah sampah yang
ditemukan yaitu 7. Stasiun IV ditemukan 1 jenis mangrove adapun substratnya
yaitu berlumpur dan tidak ditemukan sampah sekitar mangrove pada stasiun 4
(Ismi, 2012)
B. Saran
Dalam pengerjaan Laporan praktek Lapang ini masih banyak kekurangan
didalammya maka perlu kritik serta saran agar dapat menyempurnakan laporan ini
serta masih perlu dilakukan kajian lebih lanjut tentang pola penyebaran dan
keanekaragaman mangrove di Perairan Puntondo Kabupaten Takalar.
DAFTAR PUSTAKA

Azmita, A. (2013). Keanekaragaman Makrozoobenthos Di Ekosistem Mangrove


Silvofishery Dan Mangrove Alami Kawasan Ekowisata Pantai Boe
Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.

Ismi S, A. N. (2012). Distribusi dan Keanekaragaman Bivalvia di Perairan Puntondo


Kabupaten Takalar (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar).
Lampiran

kelompok 2 spesies Mangrove di Statiun 2

Jenis substrat di Stasiun 2 Sampah yang ditemukan di Stasiun 2

Anda mungkin juga menyukai