Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN HASIL KEGIATAN KULIAH LAPANGAN

EKOLOGI LINGKUNGAN TENTANG PENANAMAN POHON


MANGORVE (BAKAU) DAN CLEAN UP DI DAERAH HUTAN
MANGROVE WONOREJO

MATA KULIAH EKOLOGI LINGKUNGAN

Disusun Oleh:

VARREL RAFFALINO WARDHANA

(09.2022.1.00725)

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN 2022/2023 FAKULTAS


TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT
TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat dan karuniaNya saya
dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari laporan saya
adalah “HASIL KEGIATAN KULIAH LAPANGAN PENANAMAN POHON
MANGORVE (BAKAU) DAN CLEAN UP” saya juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada bapak Pratama Sandi Alala, S.Pd., M.T. selaku dosen mata kuliah ekologi
lingkungan yang sudah membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini. Saya sebagai
tim penyusun menyadari apa yang telah saya lakukan ini jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran senantiasa saya harapkan agar laporan ini bisa semakin baik di
kedepannya.

Penyusun Dosen Mata Kuliah

Varrel Raffalino Wardhana Pratama Sandi Alala, S.Pd., M.T.

2
DAFTAR ISI
JUDUL ......................................................................................... 1

KATA PENGANTAR .................................................................. 2

DAFTAR ISI ................................................................................ 3

BAB I ........................................................................................... 4

1.1 Pendahuluan .......................................................................... 4

1.2 Tujuan kuliah lapangan............................................................ 4

1.3 Manfaat ................................................................................ 5

BAB II ......................................................................................... 5

ISI ............................................................................................. 5

2.1 Waktu dan Pelaksanaan Kegiatan ............................................. 5

2.2 Alat dan Bahan ..................................................................... 5

2.3 Proses Penanaman dan Clean Up .............................................. 6

2.4 Kekayaan Biodiversitas Mangrove Wonorejo dan Manfaatnya Bagi


Lingkungan Sekitar........................................................................... 8

BAB III ........................................................................................ 8

PENUTUP................................................................................. 8

3.1 Kesimpulan .......................................................................... 8

3.2 Saran................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA................................................................... 8

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan

Hutan bakau atau hutan mangrove merupakan hutan yang komunitas tumbuhannya
dapat tumbuh di perairan asin atau payau seperti di daerah pantai dan tumbuh khususnya
di tempat-tempat yang terjadi pelumpuran atau akumulasi bahan organik. Hutan mangrove
Indonesia merupakan yang terbesar di dunia berdasarkan luas wilayah, yaitu ±2,5 - 4,5 juta
hekar, melampaui Brasil 1,3 juta ha, Nigeria 1,1 juta ha, dan Australia 0,97 juta ha
Nigeria.Namun, kondisi mangrove Indonesia dari tahun ke tahun semakin memburuk, baik
secara kualitatif. dan kuantitatif. Pada tahun 1982 luas hutan mangrove di Indonesia adalah
5.209.543 hektar, sedangkan pada tahun 1993 menjadi 2.496.185 juta hektar dan luas hutan
mangrove berkurang sekitar 47,92%. Potensi kawasan mangrove di Provinsi Jawa Tengah
seluas 76.929,14 hektar, dimana 99% berada di luar kawasan hutan dan 1% berada di dalam
kawasan hutan. Mangrove di Indonesia dikenal dengan keanekaragaman hayati yang besar.
Ekosistem mangrove Indonesia memiliki keanekaragaman kurang lebih 202 jenis yang
terdiri dari 89 jenis pohon, 5 jenis palma, 19 jenis liana, 44 jenis epifit dan satu jenis sikas.

Hutan mangrove memiliki banyak potensi sumberdaya alam yang dapat


dimanfaatkan. Mangrove memiliki peran penting baik secara ekologis maupun ekonomis.
Secara ekologis, mangrove melindungi pantai dari angin, ombak dan badai. Hutan
mangrove berperan sebagai benteng biologis bagi pemukiman, bangunan dan pertanian
akibat angin kencang atau intrusi air laut. Secara ekonomis, kayu mangrove dapat langsung
dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari seperti kayu bakar, bahan bangunan, kebutuhan
rumah tangga, kertas, obat-obatan, kulit kayu dan arang. bahkan buahnya dapat diolah
menjadi berbagai makanan dan minuman, oleh karena itu kawasan ini harus dilestarikan.
Upaya pelestarian kawasan ini telah dilakukan di berbagai daerah pesisir pantai di
indonesia seperti di sungai muara avour wonorejo surabaya.

1.2 Tujuan kuliah lapangan

1. Untuk mengetahui jenis pohon mangrove yang berada di lokasi.


2. Mempraktekkan secara langsung mekanisme penanaman pohon mangrove dan
Langkah-langkahnya.
3. Membersihkan area sekitar hutan mangrove dari sampah-sampah yang merugikan
lingkungan.
4. Mempelajari manfaat tumbuhan mangrove untuk lingkungan di sekitarnya

4
1.3 Manfaat

1. Bermanfaat sebagai edukasi dan menambah ilmu baru


2. Mendapat pengalaman baru serta termotivasi untuk melestarikannya

5
BAB II
ISI

2.1 Waktu dan Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan kuliah lapangan dilaksanakan pada tanggal 5 november 2022,


dimulai pada pukul 07.00 – 12.00 WIB yang berlokasi di muara sungai avour
wonorejo Surabaya

2.2 Alat dan Bahan

Alat-alat meliputi:

• Karung
• Bambu
• Tali rafiah
• Sepatu boots
• Batang pohon atau kayu besar dengan ujung tumpul untuk membuat lubang

Bahan yang diperlukan:

Bibit pohon mangrove berjenis (mucronata) dengan ketinggian mencapai 27


m, jarang melebihi 30 m. Memiliki batang berdiameter hingga 70 cm dengan kulit
kayu berwarna gelap hingga hitam dan terdapat celah horizontal. Akar tunjang dan
akar udara yang tumbuh dari percabangan bagian bawah.

6
2.3 Proses Penanaman dan Clean Up

Gambar 1.1 titik kumpul.

Gambar di atas merupakan titik kumpul kami sebelum mulai penanaman, setelah
dari titik kumpul saya dan rekan-rekan menuju ke lokasi penanaman pohon mangrove
dengan menggunakan perahu layar untuk melewati sungai, namun sebelum berangkat kita
mempersiapkan peralatan dan bahan yang sudah di persiapkan oleh pengurus.

.
Gambar 1.2 persiapan menuju lokasi

Setelah perjalanan panjang sekitar 15 - 20 menit dengan jarak sekitar 3 km kita


akhirnya sampai di lokasi. Sebelum turun dari perahu kita menggunakan sepatu boots
terlebih dahulu sebelum turun dari perahu agar kaki kita aman dari akar nafas atau pasak
yang muncul dari dalam tanah ke permukaan tanah, seperti gambar di bawah.

.
Gambar 1.3 akar nafas atau pasak

7
Gambar 1.4 proses penanaman.

Gambar di atas merupakan proses penanaman pohon mangrove yang dibantu oleh
para tim yang berpengalaman, cara menanamnya dengan membuat lubang dengan
kedalaman 12 cm dan diberi jarak sekitar 30 cm antar lubang. Setelah dilubangi
menggunakan kayu kita tancapkan sebatang bambu di setiap lubang, lalu kita beri bibit
pohon mangrove kedalam lubang dan kita ikat pohon mangrove ke bambu dengan tali
rafiah. Penanaman dilakukan pada saat air surut, sehingga pada saat air pasang lubang
tanaman mangrove yang terbuka akan tertutup oleh hempasan air, jadi kita tidak perlu
menutup lubangnya secara manual.

Gambar 1.5 proses clean up

Setelah melakukan proses penanaman, kami juga melakukan clean up pada daerah
tersebut seperti mengambil sampah-sampah plastik yang dapat mencemari daerah
mangrove.

8
2.4 Kekayaan Biodiversitas Mangrove Wonorejo dan Manfaatnya
Bagi Lingkungan Sekitar

Mangrove Wonorejo mempunyai beberapa biodiversitas flora dan fauna di


antaranya tanaman mangrove tipe Avicennia alba blume, Nypa fruticans, dan Excoecaria
agallocha. Adapun keragaman fauna di antaranya kepiting bakau, kera ekor panjang, serta
ratusan spesies burung langka dan dilindungi. Kera tipe ekor panjang adalah spesies
yang menghabiskan hari-harinya di bawah kanopi hutan bakau untuk mencari
makanan. Kepadatan populasi mereka sebesar 0,55 individu/hektar sedangkan
spesies burung yang ada terhitung 143 spesies burung, 12 di antaranya dilindungi
dan 30 spesies langka.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa, hutan mangrove memiliki


peranan penting untuk menjaga ekosistem perairan dan daratan. Serta manfaat mangrove
bagi manusia dan makhluk hidup lainnya dalam mendapatkan iklim serta lingkungan yang
nyaman dan aman.

3.2 Saran

Semoga dengan selesainya laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan umumnya bagi pembaca. Serta semakin banyak yang melestarikan tanaman mangrove
agar lingkungannya aman dan nyaman khususnya di daerah pesisir pantai.

10
DAFTAR PUSTAKA

• https://lindungihutan.com/blog/ekowisata-mangrove-wonorejo/

• https://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/2569/N
ovelia%20Simangunsong.pdf?sequence=1&isAllowed=y
• http://eprints.ums.ac.id/23444/2/BAB_I.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai