Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH BIOLOGI LINGKUNGAN

KEARIFAN LOKAL DAMAR DI KABUPATEN PESISIR BARAT

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Biologi lingkungan yang diampu
oleh
Dr. Achyani, M.Si dan Dr. Agus Sujarwanta, M.Pd

Oleh:

KURNIAWAN :18230001
IN ROHWADI :18230010
EVA YENANI :18230021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik
dan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Makalah yang disusun ini merupakan
serangkaian dari tugas kelompok yang harus diselesaikan sebagai persyaratan
mata kuliah Biologi Lingkungan di Program Studi Pendidikan Biologi Program
Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Metro.
Dalam menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas dari mata kuliah
Biologi Lingkungan, kelompok penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak
Dr. Achyani, M.Si dan Bapak Dr. Agus Sujarwanta, M.Si selaku dosen pengampu
mata kuliah Biologi Lingkungan. Semoga bapak berdua selalu diberikan
kesehatan dan ilmu yang diajarkan dapat menjadi bagian dari amal ibadah, aamiin.
Makalah Biologi Lingkungan ini berjudul “Kearifan Lokal Damar di
Pekon Rewas Kabupaten Pesisir Barat”. Keberadaan makalah ini tentunya bisa
memungkinkan terdapat kekurangan dalam hal isi dan kaidah penulisan, oleh
karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak demi perbaikan dari makalah ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga amal dan jasa dari semua
pihak mendapatkan balasan kebaikan dari Allah SWT. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya, Aamiin Allahuma aamiin.

Metro, 28 September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….iii
KATA PENGANTAR……………………………………….........….………….iv
BAB I.   PENDAHULUAN ....................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................1
B. Rumusan Masalah………………………………..…………………...7
C. Tujuan……………………………………………..………………….7
BAB II. PEMBAHASAN ......................................................................................9
A. Klasifikasi Damar .................................................................................9
B. Sejarah Damar/Resin ..........................................................................10
C. Manfaat Damar ……….................……….………. ………………...11
D. Penyadapan Damar ………........................…………………………12
E. Peralatan yang Umum Digunakan Dalam Menyadap Damar…......... 14
F. Cara Penyadapan Dan Pengumpulan Getah…………..................….14
G. Produksi Indonesia………..............………………………………….15
H. Peremajaan ………….....................…………………………………16
I. Potensi Kearifan Lokal Damar Ramah Lingkungan………...……….17
J. Kajian Jurnal Terkait Damar…………………………………..……...20
BAB III. PENUTUP  ...........................................................................................22
A.  Kesimpulan ....................................................................................... 22
B.  Saran ..................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..….24

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Damar………………………………………………………….…9
2. Ngunduh Damar…………………………………………………10
3. Penyadapan Damar………………………………………………13
4. Peremajaan Pohon Damar……………………………………….17

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perubahan paradigma dalam pengelolaan hutan semakin cenderung kepada


pengelolaan kawasan (ekosistem hutan secara utuh), hal ini mengakibatkan adanya perubahan
cara pandang. Selama ini pemanfaatan hutan hanya terfokus pada produksikayu, akan tetapi
hasil evaluasi semakin penting menggali potensi selainhal kayu terlebih setelah produktivitas
kayu dari hutan alam semakin menurun. Dengan demikian akan menuntut adanya
diversifikasi hasil hutan selain kayu.
Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang dimaksudkan berasal dari bagian pohon atau
tumbuh-tumbuhan yang memiliki sifat khusus yang dapat menjadi suatu barang yang
diperlukan oleh masyarakat, dijual sebagai komoditi ekspor atau sebagai bahan baku untuk
suatu industri. Mengingat pemungutannya tidak memerlukan perizinan yang rumit
sebagaimana dalam pemungutan hasil hutan kayu (timber), masyarakat hutan (masyarakat
yang tinggal di sekitar hutan) umumnya bebas memungut dan memanfaatkan HHBK dari
dalam hutan. Masyarakat tidak dilarang memungut dan memanfaatkan HHBK baik di dalam
hutan produksi maupun hutan lindung, kecuali di dalam kawasan suaka alam dan kawasan
pelestarian alam (Departemen Kehutanan 1990).

HHBK seperti rotan, daging binatang, madu, damar, gaharu, getah, berbagai macam
minyak tumbuhan, bahan obat-obatan, dan lain sebagainya merupakan sumber penghidupan
bagi jutaan masyarakat hutan dan dapat menjadi sumber devisa bagi negara.   Masyarakat
hutan memanfaatkan HHBK baik secara konsumtif (dikonsumsi langsung) seperti binatang
buruan, sagu, umbi-umbian, buah-buahan, sayuran, obat-obatan, kayu bakar dan lainnya,
maupun secara produktif (dipasarkan untuk memperoleh uang) seperti rotan, damar, gaharu,
madu, minyak astiri, dan lainnya.

Damar merupakan salah satu potensi HHBK yang dapat dikembangkan, tanaman
kayu asli Indonesia yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua.
Damar biasanya dimanfaatkan kayunya karena mempunyai nilai jual yang cukup tinggi,
terutama digunakan untuk pertukangan. Pulp dan kayu lapisnya termasuk golongan awet IV
dan awet III dengan berat jenis kayunya sekitar  0,49. Nama damar sendiri diambil karena
pohon ini memproduksi kopla (getah) atau yang biasa kita sebut dengan “damar”. Getah

5
tersebut biasa digunakan untuk cat, vernis spiritus, plastik, bahan sizing, pelapis tekstil, bahan
water proofing, tinta cetak, dan lain sebagainya.

Pohon damar (Agathis dammara (Lamb.) Rich.) adalah sejenis pohon anggota


tumbuhan runjung (Gymnospermae) yang merupakan tumbuhan asli Indonesia. Damar
menyebar di Maluku, Sulawesi, hingga ke Filipina (Palawan dan Samar). Di Jawa, tumbuhan
ini dibudidayakan untuk diambil getah atau hars-nya. Getah damar ini diolah untuk dijadikan
kopal. Pohon yang besar, tinggi hingga 65m berbatang bulat silindris dengan diameter yang
mencapai lebih dari 1,5 m. Daun berbentuk jorong, 6–8 × 2–3 cm, meruncing ke arah ujung
yang membundar. Runjung serbuk sari masak 4–6 × 1,2–1,4 cm; runjung biji masak
berbentuk bulat telur, 9–10,5 × 7,5–9,5 cm.

Damar tumbuh secara alami di hutan hujan dataran rendah sampai ketinggian sekitar
1.200 m dpl. Namun di Jawa, tumbuhan ini terutama ditanam di pegunungan. Kayu damar
berwarna keputih-putihan, tidak awet, dan tidak seberapa kuat. Di bogor dan di Sulawesi
Utara, kayu ini hanya dimanfaatkan sebagai papan yang digunakan di bawah atap. Kerapatan
kayunya berkisar antara 380–660 kg/m³. Kayu damar diperdagangkan di Indonesia dengan
nama kayu agatis.

Tanaman ini cukup mudah untuk dibudidayakan, seperti tanaman-tanaman kayu yang
lainnya. Damar dapat tumbuh pada tempat dengan ketinggian diatas 400 dpal. Namun
beberapa spesies damar juga ada yang dapat tumbuh dibawah ketinggian tersebut. Kondisi
tanah yang dibutuhkan relatif subur serta memiliki solum dengan curah hujan rata-rata 3000-
4000 mm per tahun. Pohon ini tidak tahan dengan musim panas, jadi hanya tumbuh di tempat
yang banyak hujannya seperti di daerah tropis. Penanamannya biasanya menggunakan model
tumpangsari. Saat awal penanaman, pohon damar membutuhkan tanaman peneduh sebagai
naungan, biasanya dengan menggunakan tanaman akasia. Bila damar sudah mulai tinggi
maka tanaman peneduh tersebut dapat diganti dengan tanaman penyela yang dapat berupa
tanaman pangan. Sistem ini sangat dianjurkan, karena pendapatan selama menunggu hingga
damar dapat dipanen berasal dari tanaman sela. Tanaman sela disesuaikan dengan rotasi yang
ada disekelilingnya. Perawatannya dilakukan bersamaan dengan perawatan tanaman sela.

Pesisir Barat adalah salah satu kabupaten diprovinsi lampung yang dikenal sebagai
tempat yang menyuguhkan keindahan pantai, setelah menelusiri potensi kekayaan alam
kabupaten pesisir barat ini ternyata juga dikenal sebagai penghasil getah damar. Jenis yang
menjadi endemik di Pesisir Barat ini adalah damar mata kucing (Shorea javanica), jenis ini
merupakan jenis damar terbaik di Indonesia. 

6
Potensi kekayaan alam terkait damar yang dimiliki kabupaten pesisir barat tidak hanya
menyumbangkan sebagai bagian dari pendapatan daerah melainkan melahirkan potensi budaya
yang dibalut sebagai karifan lokal. Kearifan lokal yang yang dapat diangkat dari damar ini dapat
diketahui dengan mengunjungi hutan damar atau repong di Pekon Rawas, Krui. Di repong seluas
sekitar 6-8 hektar inilah nanti event Ngunduh Damar yang akan dilakukan oleh 1001 orang
secara serentak akan berlangsung.

Secara alami, pohon damar menghasilkan getah yang keluar dari kulit pohon yang telah
mengelupas. Getah-getah yang keluar itu lama-lama akan mengering dan bentuknya menjadi
seperti kristal. Kemudian, para petani tinggal mencongkel getah-getah damar yang mengering
ini. Akan tetapi karena permintaan getah damar semakin banyak, para petani mulai sengaja
menyadap getah pohon damar dengan membuat lubang-lubang pada batang pohonnya. Lubang
pada pohonnya dibuat berbentuk segitiga, sehingga getah yang keluar dengan sendirinya akan
tertampung dalam lubang segitiga yang telah dibuat sebelumnya. Normalnya perlu menunggu
sekitar 2 minggu untuk memanen getah damar setelah membuat lubang pada batangnya. 

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat dikemukakan dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apakah jenis damar yang dapat dijumpai di kabupaten pesisir barat?
2. Bagaimanakah sejarah damar?
3. Apakah manfaat damar?
4. Bagaimanakah cara penyadapan damar?
5. Apakah peralatan yang digunakan dalam penyadapan damar?
6. Bagaimanakan cara pemanenan getah damar?
7. Bagaimanakah produksi damar di Indonesia?
8. Bagaimanakah cara meremajakan pohon damar?
9. Apasajakah potensi kearifan lokal damar terhadap lingkungan?
C. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui jenis damar yang tumbuh di kabupaten Pesisir Barat.


2. Untuk mengetahui sejarah damar/resin.
3. Untuk mengetahui manfaat damar.
4. Untuk mengetahui cara penyadapan damar.
5. Untuk mengetahui peralatan yang digunakan untuk penyadapan.

7
6. Untuk mengethaui cara pemanenan damar.
7. Untuk mengetahui produksi Indonesia terkait damar.
8. Untuk mengetahui cara meremajakan pohon damar.
9. Untuk mengetahui potensi kearifan lokal damar terhadap lingkungan.

8
BAB II

PEMBAHASAN

Damar merupakan salah satu hasil hutan non kayu yang sudah lama dikenal, yaitu
suatu getah yang merupakan senyawa polysacarida yang dihasilkan oleh jenis-jenis pohon
hutan tertentu. Sampai saat ini damar cukup banyak digunakan orang antara lain untuk bahan
vernis, bahan penolong dalam pembuatan perahu dan yang terpenting adalah sebagai
pembungkus kabel laut/ tanah. Damar dihasilkan oleh jenis-jenis pohon dari genus: Hopea,
Balonocarpus, Vatica, Canoriurn, dan Agathis.

A. Klasifikasi Damar
Jenis damar mata kucing yang dapat dijumpai di Kabupaten Pesisir Barat dengan
klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom       : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi   : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi             : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas              : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas       : Dilleniidae
Ordo              : Theales
Famili            : Dipterocarpaceae
Genus            : Shorea
Spesies          : Shorea hopea 

Gambar 1: Damar Mata Kucing


Sumber gambar : www.adventure.com

9
B. Sejarah Damar/Resin

            Resin, cairan getah lengket yang dipanen dari beberapa jenis pohon hutan, merupakan
produk dagang tertua dari hutan alam Asia Tenggara. Spesimen resin dapat ditemukan di
situs-situs prasejarah, membuktikan bahwa kegiatan pengumpulan hasil hutan sudah sejak
lama dilakukan. Hutan-hutan alam Indonesia menghasilkan berbagai jenis resin. Terpentin
(resin Pinus) dan kopal (resin Agathis) pernah menjadi resin bernilai ekonomi yang
diperdagangkan dari Indonesia sebelum Perang Dunia II.

            Damar adalah istilah yang umum digunakan di Indonesia untuk menamakan resin dari
pohon-pohon yang termasuk suku Dipterocarpaceae dan beberapa suku pohon hutan lainnya.
Sekitar 115 spesies, yang termasuk anggota tujuh (dari sepuluh) marga Dipterocarpaceae
menghasilkan damar. Pohon-pohon dipterokarpa ini tumbuh dominan di hutan dataran rendah
Asia Tenggara, karena itu damar merupakan jenis resin yang lazim dikenal di Indonesia
bagian barat. Biasanya, damar dianggap sebagai resin yang bermutu rendah dibanding kopal
atau terpentin.

Gambar 2: Ngunduh Damar


Sumber gambar: www.adventure.com

10
            Ada dua macam damar yang dikenal umum, dengan kualitas yang jauh berbeda.
Pertama adalah damar batu, yaitu damar bermutu rendah berwarna coklat kehitaman, yang
keluar dengan sendirinya dari pohon yang terluka. Gumpalan-gumpalan besar yang jatuh dari
kulit pohon dapat dikumpulkan dengan menggali tanah di sekeliling pohon. Di seputar
pohon-pohon penghasil yang tua biasanya terdapat banyak sekali damar batu. Kedua, adalah
damar mata kucing; yaitu damar yang bening atau kekuningan yang bermutu tinggi,
sebanding dengan kopal, yang dipanen dengan cara melukai kulit pohon. Sekitar 40 spesies
dari genus Shorea dan Hopea menghasilkan damar mata kucing, di antaranya yang terbaik
adalah Shorea javanica dan Hopea dryobalanoides.

C. Manfaat Damar
Tanaman damar (shorea javanica) telah dibudidayakan masyarakat pesisir Kabupaten
Lampung Barat (Lambar) sejak zaman Belanda hingga sekarang. Damar menjadi salah satu
bagian dari sistem usaha tani masyarakat setempat. Seperti halnya budi daya tanaman lain.
Berdasarkan status lahannya, maka penyebaran tanaman damar dibedakan menjadi dua. Yaitu
hutan damar rakyat dan hutan damar pada kawasan hutan.
Pohon damar bisa diambil banyak manfaat. Kayu pohon damar bisa dipakai untuk
perahu boat. Kekuatannya tangguh, tapi memiliki bobot yang ringan. Batangnya yang tegak
lurus itulah membuat kayu dari pohon damar pun banyak yang lurus-lurus. Sedangkan
daunnya lebar, lonjong tapi pipih. Biasa kayu pohon damar juga dijadikan bahan pembuat
kertas, alat rumah tangga, alat musik dan alat olahraga. Dalam bahasa ahli bangunan, kualitas
kayu pohon damar termasuk kualitas IV, dan kekuatannya kelas III. Yang paling diburu
orang dari damar adalah getahnya, getahnya bisa diambil untuk bahan cat, kosmetik, plastik,
vernis, dan pelitur, bahkan korek api ’’Sebagian besar getah damar mata kucing diekspor ke
Singapura, Hongkong, India, Jepang, dan Belanda,”. Getah damar ini mengandung unsur
kimia resin yang juga bisa berkasiat untuk obat gosok. Selain itu juga bisa dipakai untuk
bahan pengawet binatang bahkan tumbuh-tumbuhan.
Berdasarkan uraian diatas ada tiga hal pemanfaatan damar dengan optimal dengan
cara sebagai berikut:
1. Manfaat utama damar adalah diambil getahnya untuk dioleh menjadi kopal (manila
copal). Getah damar keluar dari kulit atau kayu damar yang dilukai. Getah yang
keluar akan membeku dan mengeras setelah beberap hari. Getah damar yang
mengeras nilah yang kemudian dinamai kopal.

11
2. Kopal ini mengandung asam-asam resinol, resin, dan minyak atsiri. Kopal merupakan
bahan dasar bagi cairan pelapis kertas supaya tinta tidak menyebar. Selain itu kopal
dimanfaatkan untuk campuran lak dan vernis, perekat pada penambal gigi, dan
perekat plester.
3. Pohon damar juga bisa dijadikan pohon penghijauan dan peneduh. Sedangkan
kayunya, meskipun kurang kuat dan awet, kerap diperdagangkan sebagai bahan
bangunan dengan nama ‘kayu agatis’.

D. Penyadapan Damar
Penyadapan damar dilakukan dengan cara membuat beberapa buah lubang sadap pada
batang pohon dalam bentuk segitiga dan  disusun secara vertical (arah keatas) maupun secara
vertical (arah ke samping). Variatifnya jumlah produksi suatu getah dammar disebabkan oleh
sebab belum seragamnya cara penyadapan, terutama dalam jumlah, ukuran dan kedalaman
lubang sadap yang dibuat pada setiap pohon berdiameter tertentu. Bahkan tidak jarang
dijumpai jumlah lubang sadap dan kedalaman yang berlebihan yang tidak sesuai dengan
batang pohon yang disadap. Cara penyadapan yang demikian tentunya tidak akan
memberikan hasil dammar yang optimal, disamping itu pohon akan terganggu
pertumbuhannya. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu adanya perbaikan cara dalam
menyadap dammar.
Seperti terdapat dalam Al quran surat Al A’raf ayat 56 yang berbunyi :

Artinya : “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah)
memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya  dengan rasa takut (tidak
akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan), sesungguhnya rahmat
Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”(Q.S. Al-A’raf :
56)”

Dalam ayat ini Allah menyerukan kepada kita untuk menjaga dan melestarikan alam
beserta isinya. Kita dilarang oleh Allah untuk membuat kerusakan di muka bumi, karena
Allah telah menyediakan alam dan isinya yang harmonis dengan keseimbangan ekosistem

12
yang ilmiah. Dia telah memberikanya kepada manusia dalam keadaan baik. Berbagai spesies
hewan dan tumbuhan telah Allah sediakan dalam keadaan baik untuk dirawat dan diambil
manfaatnya, namun pengambilan manfaat harus bersifat lestari, yaitu pemanfaatan secara
efektif dan efisien dengan mempertimbangkan keberlanjutan spesies tersebut.

Ayat ini merupakan penyampaian kepada kita untuk menjalankan amanat dan menjaga
titipan yang telah Allah berikan. Amanat tersebut yaitu menjaga titipan Allah berupa alam
beserta isinya yang merupakan nikmat yang sangat besar. Karena dari pepohonanlah kita
dapat memperoleh oksigen untuk bernapas. Selain itu tumbuhan pula dapat menjaga
kelangsungan hidup kita, sama halnya dengan hewan, air, dan masih banyak lagi nikmat
Allah yang disediakan di alam.

Tujuan dari penyadapan dammar yang ditunjukkan pada gambar 3 adalah membuka
saluran damar sehingga damar keluar dari Pohon . Makin besar dan makin banyak jumlah
lubang sadap, maka makin banyak jumlah damar yang keluar dari batang pohon. Tetapi
konsekuensinya, bila luka pohon terlalu banyak maka daya tumbuh pohon akan terganggu
sehingga pohon hidup merana atau bahkan menjadi tumbang. Dengan demikian perbaikan
cara penyadapan yang dimaksudkan disini adalah penyadapan dengan jumlah lubang sadap
yang tidak terlalu banyak. Tetapi mampu meningkatkan produksi pada setiap lubang
sadap. Ada beberapa alternatif cara penyadapan yang dapat meningkatkan produksi
yaitu Melalui perlakuan perangsangan baik secara fisik maupun kimia.

Gambar 3: Penyadapan Damar


Sumber: www.adventure.com

13
E. Peralatan yang Umum Digunakan Dalam Menyadap Damar

            Peralatan yang digunakan untuk menyadap getah damar pada umumnya terbuat dari
bahan - bahan yang merupakan produk hasil hutan seperti rotan dan bagian pohon aren.
Jenis dan kegunaan peralatan penyadapan getah adalah sebagai berikut:
1. Pisau Sadap (kapak sadap)
            Pisau sadap atau biasa disebut kapak patil merupakan kapak kecil yang
berbentuk menyerupai hurup T dengan lebar mata pisau sekitar 3 cm dan dapat dilepas serta
dipasang dari gagangnya. Gagang kapak terbuat dari kayu dengan panjang kira-kira 15 cm.
Mata pisau dan gagangnya dipasang dengan cara diikat menggunakan tali yang terbuat dari
rotan. Kapak Patil berfungsi untuk membuat takik/lubang sadap, mengorek dan mengambil
hasil damar, serta membuka/memperbarui luka sadap (menghuring).
2. Wadah Penampung Getah Damar
            Wadah penampung getah damar atau disebut tembilung merupakan wadah
yeng berbentuk kerucut dengan ukuran diameter 25 cm dan tinggi 30 em. terbuat dari
seludang/ pelepah aren atau keranjang berbentuk selinder yang terbuat dari anyaman kulit
rotan. Alat ini digunakan untuk menampung damar yang baru dipungut dari lubang sadap.
3. Tali Pemanjat
            Tali pemanjat atau ambon/alit terbuat dari anyaman kulit rotan atau batang
rotan berdiameter kecil yang panjangnya sekitar 3- 4 meter. Alat ini berfungsi untuk
memanjat dan menyangga/menahan tubuh penyadap sewaktu menyadap dan memperbarui
lubang sadap.
4. Keranjang Angkut
            Keranjang angkut atau babalang merupakan wadah damar seperti keranjang
berbentuk bulat panjang dan terbuat dari anyaman  rotan dan dilengkapi dengan tali yang
terbuat dari kulit kayu agar keranjang dapat digendong seperti ransel. Alat ini dapat memuat
sekitar 60 - 75 kg darnar.

F. Cara Penyadapan Dan Pengumpulan Getah


            Pohon damar mulai disadap pada umur ± 20 tahun atau apabila diameter
batangnya telah mencapai 25 cm. Sebelum penyadapan dilaksanakan. kulit batang pohon
damar yang akan disadap dibersihkan terlebih dahulu dengan cara dikerik, agar di sekitar
lubang sadap yang akan dibuat bebas dari kotoran atau tatal kayu yang mungkin akan

14
mengotori getah/resin yang keluar. Setelah pembersihan kulit batang selesai, kemudian
dilakukan penyadapan yaitu dengan membuat luka/lubang berbentuk segitiga pada kulit
batang, dengan posisi lubang sadap pertama berada sekitar 50 cm di atas permukaan tanah.
Ukuran lebar lubang sadap pertama/ muda yang dibuat adalah sekitar 3 cm (tergantung dari
lebar mata pisau dari kapak parit yang digunakan) dengan kedalam setebal kulit batang atau
sampai batas kambium (sekitar 2 - 2,5 cm). Jumlah lubang yang dibuat pada batang pohon
yang baru pertama kali disadap (diameter batang sekitar 25 cm) biasanya sebanyak 2 - 4
tempat yang disusun berderet ke atas dalam satu  jalur, dengan jarak antar luka sadap dalam
jalur vertikal sekitar 40 Cm. Ukuran lebar lubang sadap akan bertambah besar seiring dengan
seringnya batang pohon disadap. Selain itu jumlah lubang dan jalur sadap akan bertambah
pula sejalan dengan bertambahnya ukuran diameter batang pohon yang disadap. Jumlah jalur
sadap pada pohon dengan diameter batang 60 - 30 cm adalah sebanyak 4 - 5 buah, dengan
jumlah lubang sadap setiap jalur sebanyak 9 – 11 lubang. Beberapa saat setelah kulit batang
disadap getah akan keluar, dan getah dibiarkan mengalir dan terkumpul di dalam lubang
sadap hingga mengering. Setelah getah dammar mengering kemudian damar
dipanen/dikumpulkan.
Periode pemanenan getah biasanya sekitar dua minggu sampai satu bulan setelah
penyadapan. Cara pemanenan atau pengumpulan getah dari lubang sadap adalah dengan
mengeluarkan/mengorek damar dari lubang sadap menggunakan kapak patil. kemudian
ditampung ke dalam  tembilung. Setelah semua getah dalam lubang sadap terkumpul
dalam  tembilung, lubang sadap dibersihkan dari sisa-sisa getah yang mengering dan
selanjutnya dilakukan pembaruan luka sadap. Pembaruan luka sadap dilaksanakan dengan
membuang/menyayat beberapa milimeter kulit batang dari tepi lubang sadap
sebelumnya. Pengumpulan getah dari lubang sedap yang tinggi (tidak terjangkau lagi oleh
tangan penyedap) dilakukan dengan cara memanjat pohon dengan menggunakan
bantuan alit yang dililitkan pada batang pohon dan tubuh penyadap. Setelah semua damar
dalam satu pohon yang dipanen tertampung dalam tembilung, kemudian dimasukkan ke
dalam babalang untuk selanjutnya diangkut ketempat pengumpulan.

G. Produksi Indonesia
Data di Dinas Koperasi dan Perdagangan Lampung menyebutkan, 80% produksi resin
damar Indonesia yang jumlah produksinya kurang lebih 10.000 ton per tahun berasal dari
Pesisir Krui. Yang lebih menakjubkan lagi, hampir seluruh resin damar yang dihasilkan
Pesisir Krui berasal dari keluarga Dipterocarpaceae (keluarga meranti) – terutama Shorea

15
javanica – yang telah dibudidayakan oleh Masyarakat Pesisir Krui paling selama lebih dari
200 tahun.

Hutan-hutan alam Indonesia menghasilkan paling tidak tiga jenis resin :  terpentin
(resin dari pohon jenis pinus), kopal (resin dari pohon jenis agathis), dan damar (resin dari
pohon keluarga dipterocarpaceae).  Biasanya damar dianggap bermutu rendah dibandingkan
dengan kopal atau terpentin. Namun, damar mata kucing – pada umumnya dihasilkan oleh
Shorea javanica – mempunyai kualitas yang tinggi, sebanding dengan kopal dan terpentin.

Data di Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Barat menunjukkan, saat ini terdapat
seitar 17.500 hektare repong damar di Lampung Barat. Umumnya, repong damar itu terdapat
di daerah pesisir. Di areal seluas itu terdapat 1.750.000 pohon damar. Pohon-pohon damat itu
ditanam di kebun-kebun penduduk. Produksi damar Lampung Barat  rata-rata 315 ton per
tahun. Di antara 70 desa yang tersebar sepanjang Pesisir Krui ternyata hanya 13 desa (20%)
saja yang tidak memiliki repong damar. Lebih dari separuh penduduk Pesisir Krui terlibat
dalam produksi damar (pemilik repong, pedagang pengumpul, kuli angkut, pedagang besar
damar, pengusaha angkutan, buruh sortir, dsb.).  Mata rantai tata niaga di mulai dari
pedagang perantara yang biasanya membeli getah damar dari petani di hutan/pekon. Dari
pedagang ini barulah barang dikirim ke eksportir yang menjualnya ke Singapura dan India.
Dari Singapura umumnya getah damar Lampung diekspor ke Eropa dan negara Asia Timur
lainnya. Sementara itu, dari India, getah damar dijual ke berbagai negara di Timur Tengah.
Mengingat panjangnya mata rantai tata niaga, ketika Pemda Lambar mengikuti
pameran tunggal Indonesia di Dubai, Uni Emirat Arab, pengusaha setempat baru tahu jika
damar yang selama ini diimpornya dari India ternyata dihasilkan Indonesia. Apalagi produksi
getah damar Lampung Barat merupakan terbesar di Indonesia. Diperkirakan sekitar 65 persen
volume ekspor getah damar Indonesia berasal dari Lampung Barat. Seiring dengan itu, juga
sedang diupayakan agar damar yang diekspor sudah produk olahan berupa vernis dan getah
yang sudah dimurnikan menjadi cairan. Untuk itu sedang digagas pengadaan pabrik
pengolahan getah damar di Lampung Barat.

H. Peremajaan

Untuk membuat sebuah repong damar, tidaklah mudah. Perlu kerja keras dan


keuletan. Pohon damar mata kucing merupakan salah satu species famili Dipterocarparceae

16
sangat sulit dikembangkan, yang belum tentu optimal berproduksi jika ditanam pada daerah
lain. Gambar 4 menunjukkan kondisi peremajaan pohon damar.
Adapun tahapan membuat repong damar sebagai berikut. Pada tahun pertama, yakni
tahapan darak, yakni membuka lahan belukar yang kemudian dilakukan penanaman padi,
sayuran dan buah-buahan.  Tahun kedua, kembali menanam padi dan kopi. Tahun ketiga
hingga delapan, penanaman bibit damar, pohon buah-buahan, di sela-sela tanaman kopi.
Selanjutnya pohon damar ditunggu hingga 20 tahun untuk disadap. Repong damar yang
sudah dibuat oleh satu kepala keluarga tidak akan digugat warga lainnya. Ini berlaku hingga
keturunan mereka.
Pelestarian hutan damar berbasis masyarakat perlu dilakukan karena dari tahun ke tahun
tanaman damar diharapkan makin luas.  Artinya, lebih banyak pohon yang tumbuh
dibandingkan dengan yang mati/ditebang. Komoditas damar produksi selama ini banyak
diekspor ke Uni Emirat Arab, Bangladesh, Pakistan, India, dan Italia. Getah damar ini dapat
diolah menjadi vernis, cat, dempul, dupa, tinta, kosmetik, bahan farmasi, dan obat-obatan.

Gambar 4: Peremajaan Pohon Damar


Sumber: www.adventure.com

I. Potensi Kearifan Lokal Damar Ramah Lingkungan

Damar mata kucing (Shorea javanica)  merupakan pohon andalan warga Krui sejak
ratusan tahun lalu. Gatah damar mata kucing merupakan bahan baku pembuat vernis, cat,
tinta, dempul, dupa, kosmetik, dan lain-lain. Sejak zaman penjajahan  Belanda, damar mata
kucing asal Krui sudah terkenal hingga mancanagara. Hingga kini, warisan turun-temurun itu
masih tetap dijaga oleh anak keturunan pemilik kebun damar. Melalui warisan turun temurun
inilah merupakan salah satu cara melestarikan damar dan lingkungannya.

17
1. Repong Damar Salah Satu Cara Melestarikan Lingkungan

Orang Krui menyebut kebun damar sebagai repong damar. Dalam hukum adat Krui,
pohon damar tidak boleh ditebang sembarangan. Seseorang yang sudah menebang sebatang
pohon harus membayar denda adat berupa keharusan menanam sejumlah pohon damar.
Seorang calon pengantin yang hendak melangsungkan akad nikah pun diharuskan menanam
pohon damar. Sebagian  masyarakat Krui hingga kini masih meyakini pohon damar dapat
diajak berbicara. Sejak dulu, para orangtua di Krui kerap berpesan pada anak-anaknya,”Kalau
butuh biaya sekolah untuk anak-anakmu, bicaralah kepada pohon damar.”
Keberadaan repong dammar turun temurun diwariskan dari generasi kegenerasi,
melalui warisan repong damar itulah dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan. Oleh
karenanya keberadaan repong damar terus dilestarikan, mengingat akan pentingnya dalam hal
menopang perekonomian pewaris repong damar. Setiap pohon, bisa menghasilkan 2-3 kg
getah damar kering. Seorang penyadap yang sudah terampil dalam seharinya bisa
mendapatkan 60 kg  getah damar kering dari 100-an pohon. Getah damar itu kemudian dijual
kepada pedagang pengumpul (pedagang tangan pertama). Satu pohon biasanya akan dipanen
dalam kurun 2-3 minggu sekali.
Repong damar di Krui selama ini dianggap oleh para aktivis lingkungan hidup dan
peneliti sebagai contoh keserasian hidup manusia dengan alam. Selain mendapatkan
penghasilan dari kebunnya, para pemilik kebun damar juga menjaga kelestarian alam.
Menjaga kelestarian alam itu sendiri, sebenarnya bukanlah masalah yang mudah bagi warga
Krui.  Tak sedikit warga Krui pemilik repong damar juga tergoda untuk menjual kebunnya
untuk menggelar pesta atau membeli alat-alat kebutuhan modern.

Setiap pagi  para penyadap berjalan kaki menembus hutan belantara damar. Setelah
menemukan pohon yang siap disadap, penyadap akan segera membuat takikan di batang
pohon damar. Takikan itu dibuat dari pangkal batang dan terus naik hingga menjelang puncak
pohon. Beberapa hari kemudian, penyadap akan mengambil getah damar yang sudah
mengering. Memanjat pohon damar hingga ketinggian 8-10 meter hanya dengan bantuan
seutas tali rotan yang dililitkan di badan dan diikatkan di pohon Dengan cara beginilah getah
damar yang telah kering dipanen. Cara memanen damar yang sederhana ini juga menjaga
kelestarian lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia seperti halnya memanen
getah karet.

18
Sepanjang  pesisir pantai utara Krui, puluhan ribu hektare pohon damar tampak
menghijau. Repong damar–istilah -masyarakat setempat untuk menyebutnya kebun damar–
itu menjadi sabuk hijau bagi kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).
Repong damar yang sudah diusahakan penduduk setempat sejak abad 19 itu bukan saja
menjadi penyangga kelestarian taman nasional, tetapi juga memiliki peranan yang penting
dalam mensuplai oksigen sebagai bagian dari paru-paru dunia.
2. Tradisi Damar Sebagai Istri Pertama
Kebun damar yang dibudidayakan masyarakat pesisir Lampung Barat, merupakan
bagian adat Lampung yang secara ekonomis sangat baik dan dapat menunjang kelestarian
kawasan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Wujud tradisi yang
mendukung budidaya damar itu antara lain bagi masyarakat Pesisir Selatan, Krui,
menganggap damar sebagai istri pertama. Dalam tradisi setempat diatur, bagi masyarakat
yang mengalami perkawinan dan mempunyai anak, harus menyediakan bibit damar untuk
ditanam.
Kesetiaan pada tradisi dan kesepakatan adat, seorang pemilih repong damar tidak
akan semena-mena menebang pohon damar. “Satu pohon yang ditebang minimal harus
diganti dengan  menanam sebatang pohon damar. Dengan begitu, repong damar akan tetap
lestari dan terus menjadi warisan anak-cucu. Untuk menjaga kelestariannya, warga tak pernah
menebang pohon damar. Kalaupun ada yang roboh, itu disebabkan faktor alam, karena sudah
tua dan rapuh atau karena hempasan badai.
3. Repong Damar Sebagai Jati Diri dan Bagian dari Status Sosial
Damar mata kucing (Shorea Javanica) adalah jenis pohon yang ditanam penduduk
pribumi suku Lampung sejak abad 19. Kebun damar yang dikelola oleh masyarakat saat ini
sebagian besar warisan nenek moyang mereka, sebagian kecil lainnya merupakan  kebun
muda yang baru dimulai ditanam kembali dan saat belum menghasilkan getah damar. Dari
bertani damar, masyarakat setempat berhasil menyekolahkan anak-anak mereka hingga
perguruan tinggi. Bahkan beberapa di antaranya berhasil menjadi pejabat daerah.
Karena tatanan kehidupan adatnya yang mendukung kelestarian pohon damar, pada
1997 lalu pemerintah memberikan penghargaan Kalpataru kepada masyarakat Krui. Menurut
Kurniadi, bagi masyarakat Krui sendiri, repong damar lebih dari sebuah mata pencaharian.
“Ada ikatan yang kuat antara masyarakat Krui dengan repong damar. Damar menjadi jati diri
mereka.
Bagi warga,  selain sebagai sumber kehidupan, repong damar mata kucing
merupakan bagian dari adat mereka yang akan terus dipertahankan karena memiliki nilai

19
ekonomis dan historis yang tinggi. Sepetak kebun damar biasanya diwariskan kepada anak
tertua. Anak yang mendapatkan kebun damar itu harus membuka lahan baru untuk dijadikan
repong damar. “Makin luas repong damar yang dimiliki seseorang, status sosial orang
tersebut makin tinggi.
4. Repong Damar Dalam Pandangan Ekologi
Secara ekologis, keberadaan repong damar mempunyai nilai tinggi. Selain berfungsi
sebagai daerah tangkapan air, repong damar juga dikenal sebagai daerah penyangga atau
pelindung kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) untuk konservasi
keragaman hayati. Kelestarian repong damar tetap lestari hingga saat ini dikarenakan adat
istiadat yang menjaganya. Masyarakat meyakini keberadaan repong damar adalah
peninggalan leluhur atau puyang. Dengan doktrin yang ditanamkan “Jika kami merusaknya,
kami takut kualat.” Dengan demikian repong damar akan terus lestari.

J. Kajian Jurnal dengan Judul “Konservasi Damar Mata Kucing (Shorea javanica)
Berbasis Masyarakat di Zona Tradisional Taman Nasional Bukit Barisan Selatan”
Manfaat hutan sangat besar dirasakan terutama oleh masyarakat yang tinggal disekitar
hutan dan di dalam hutan. Masyarakat tersebut memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap
sumber daya hutan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Salah satu kegiatan
pemanfaatan sumberdaya hutan yang dilakukan masyarakat di zona tradisional Taman
Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) adalah pengambilan getah damar mata kucing
(Shorea javanica). Kegiatan tersebut belum mendapatkan perhatian pihak pengelola sehingga
kebijakan pengelolaan hutan lestari yang diambil belum menyentuh masyarakat pengelola
damar mata kucing. Sehingga potensi pohon damar yang ada sangat penting untuk diketahui
untuk kelangsungan dan keberlanjutan repong damar.

20
Ketergantungan masyarakat sekitar hutan dengan sumberdaya hutan dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya: adat istiadat dan budaya masyarakat, jenis mata pencaharian,
tingkat pendapatan penduduk, tingkat pendidikan dan tingkat pertumbuhan penduduk
(Alikodra 1987). Zona tradisional yang ditetapkan (TNBBS) seluas 1.845 hektar di Pekon
Labuhan Mandi Kecamatan Way Krui Kabupaten Pesisir Barat yang di kenal dengan istilah
repong damar. Repong damar oleh masyarakat sekitar hutan dijadikan sebagai daerah
penunjang perekonomian dan penambah penghasilan untuk mencukupi kebutuhan hidup. Di
daerah ini masyarakat secara turun temurun mengelola pohon damar mata kucing (Shorea
javanica) untuk diambil getahnya. Orang krui menyatakan repong damar adalah sebidang
tanah yang di tanam dengan sistem agroforestri dimana terdapat tumbuhan beraneka ragam
jenis tanaman yang produktif, umumnya tanaman tua seperti damar, duku, durian, petai,
jengkol, manggis, kandis dan lain sebagainya yang dipelihara karena memiliki nilai ekonomis
dan di dominasi oleh damar (Lubis 1997).

            

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Jenis pohon damar yang dibudidayakan di Kabupaten Pesisir Barat adalah Jenis
damar Mata Kucing (Shorea hopea).
2. Damar adalah istilah yang umum digunakan di Indonesia untuk menamakan resin
dari pohon-pohon yang termasuk suku Dipterocarpaceae
3. Manfaat utama damar adalah diambil getahnya untuk dioleh menjadi kopal (Manila
copal). Kopal merupakan bahan dasar bagi cairan pelapis kertas supaya tinta tidak
menyebar. Selain itu kopal dimanfaatkan untuk campuran lak dan vernis, perekat pada
penambal gigi, dan perekat plester. Pohon damar juga bisa dijadikan pohon
penghijauan dan peneduh. Sedangkan kayunya, meskipun kurang kuat dan awet,
kerap diperdagangkan sebagai bahan bangunan dengan nama ‘kayu agatis’.
4. Penyadapan damar dilakukan dengan cara membuat beberapa buah lubang sadap pada
batang pohon dalam bentuk segitiga dan  disusun secara vertical (arah keatas) maupun
secara vertical (arah ke samping).
5. Peralatan yang digunakan untuk penyadapan damar yaitu kapak patil, tembilung dan
ambon.
6. Pohon damar mulai disadap pada umur ± 20 tahun atau apabila diameter
batangnya telah mencapai 25 cm. Sebelum penyadapan dilaksanakan. kulit batang
pohon damar yang akan disadap dibersihkan terlebih dahulu dengan cara dikerik, agar
di sekitar lubang sadap yang akan dibuat bebas dari kotoran atau tatal kayu yang
mungkin akan mengotori getah/resin yang keluar.
7. Hutan-hutan alam Indonesia menghasilkan paling tidak tiga jenis resin :  terpentin
(resin dari pohon jenis pinus), kopal (resin dari pohon jenis agathis), dan damar (resin
dari pohon keluarga dipterocarpaceae).  
8. Adapun tahapan membuat repong damar sebagai berikut. Pada tahun pertama, yakni
tahapan darak, yakni membuka lahan belukar yang kemudian dilakukan penanaman
padi, sayuran dan buah-buahan.  Tahun kedua, kembali menanam padi dan kopi.
Tahun ketiga hingga delapan, penanaman bibit damar, pohon buah-buahan, di sela-
sela tanaman kopi. Selanjutnya pohon damar ditunggu hingga 20 tahun untuk

22
disadap. Repong damar yang sudah dibuat oleh satu kepala keluarga tidak akan
digugat warga lainnya. Ini berlaku hingga keturunan mereka.
9. Secara ekologis, keberadaan repong damar berfungsi sebagai daerah tangkapan air,
repong damar juga dikenal sebagai daerah penyangga atau pelindung kawasan
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) untuk konservasi keragaman
hayati.

B. Saran
1. Keberlanjutan sistem pengelolaan Damar yang telah mendapat pengakuan dan
kekaguman dari berbagai pihak hendaknya terus berlanjut.
2. Tradisi adat istiadat yang telah berjalan turun temurun hendaknya terus
dipertahankan.
3. Pemerintah sebaiknya memfasilitasi, mengingat damar merupakan potensi yang
tidakhanya bernilai ekonomi melainkan juga sebagai jati diri bangsa khususnya
kabupaten setempat.

23
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kehutanan (DEPHUT). 2007. Peraturan Menteri Kehutanan No. 35 Tahun 2007


tentang Hasil Hutan Bukan Kayu.
http://www.dephut.go.id/INFORMASI/Web%20HHBK Diakses 25 September 2019.
http://www.badikhut.com/425dada76e8096abe64b768f13d908be-artikel-mengenal-jenis-dan-
peran--hasil-hutan-bukan-kayu.html
http://iphabuddini.blogspot.com/2011/12/damar.html
http://laporan lengkap praktikum kimia.blogspot.com/2012/11/makalah-hasil-hutan-non-
kayu-getah-damar.html#i8cVtwxoc1XoCuU4.99

Lubis, Z. 1996. Damar: Kajian Tentang Pengambilan Keputusan Dalam Pengelolaan Lahan


Hutan pada Dua Komunitas. Lampung: Teras

www.catalogueoflife.org/col/details/species/id/14376590

www.theplantlist.org/tpl1.1/record/kew-4514

www.conifers.org/ar/Agathis_dammara.php

www.adventure.com

Yulizar, Agus Hikmat, Nandi Koesmaryadi. 2014. Konservasi Damar Mata Kucing (Shorea
javanica) berbasis masyarakat di zona Tradisional Taman Bukit Barisan Selatan.
Journal. Media Konservasi Vol. 19 N0. 2 Agustus 2014: 73-80

24

Anda mungkin juga menyukai