SISTEM NEUROENDOKRINE
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Mengikuti Mata Kuliah Kapita Selekta Zoologi
yang Diampu oleh
Dr. H. Handoko Santoso, M.Pd. dan Dr. Hening Widowati, M.Si.
DISUSUN OLEH:
Moh. Muarif 18230005
In Rohwadi 18230010
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2019
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas semua
limpahan rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
kajian zoologi tentang “Neuro Endokrinologi” sebagai bagian dari tugas mata kuliah
Kapita Selekta Zoologi.
Untuk itu, ucapan terimakasih kepada tim dosen pengampu mata kuliah
“Kapita Selekta Zoologi” yakni Dr. Hj. Hening Widowati, M.Si. Dan Dr. H. Handoko
Santoso, M.Pd.atas bimbingannya sehingga kami dapat menyusun tugas ini dengan
baik. Selanjutnya, terimakasih kepada teman-teman yang selalu memberikan motivasi
kepada kami sehingga tugas makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Kami berharap, makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang
membacanya. Kami sepenuhnya menyadari bahwa makalah ini masih belum
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 2
C. Tujuan.............................................................................................. 2
D. Manfaat ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Analisis Kritis Artikel Jurnal........................................................... 3
B. Ulasan Materi................................................................................... 5
1. Sistem Saraf.............................................................................. 5
2. Sistem Endokrin........................................................................ 17
3. Keterkaitan dengan Alquran..................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi untuk mengantisipasi perubahan
kondisi lingkungan dan perubahan status kehidupan. Perubahan lingkungan akan
diinformasikan ke sistem saraf (saraf pusat dsb), saraf akan merangsang kelenjar
endokrin untuk mengeluarkan hormon-hormon yang hormon dikirim ke organ target
dan aktivitas metabolisme dibutuhkan akan merangsang jaringan-jaringan.
Sistem koordinasi pada hewan meliputi sistem saraf beserta indera dan
sistem endokrin (hormon). Sistem saraf merupakan sistem yang khas bagi hewan,
karena sistem saraf ini tidak dimiliki oleh tumbuhan. Sistem saraf yang dimiliki oleh
hewan berbeda-beda, semakin tinggi tingkatan hewan semakin komplek sistem
sarafnya. Vertebrata menerima rangsangan dari lingkungan melalui organ perasa
(sense organ) kemudian diteruskan ke otak yang melalui impuls ke otak. Syaraf
adalah organ yang paling dulu dibentuk dari lapisan terluar (exoderm) yang berfungsi
sebagai penghubung. System syaraf bersama-sama dengan system hormonal
2
mengatur peranan penting dalam proses koordinasi dan pengaturan semua aktivitas
yang berlangsung dalam tubuh.
B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah yang menjadi penyusun sistem syaraf pada berbagai hewan?
2. Bagaimana proses kerja sistem syaraf pada berbagai hewan?
3. Organ apa sajakah yang menjadi penyusun sistem endokrin hewan?
4. Apa hubungan antara sistem syaraf dengan kandungan Al quran?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk :
1. Memahami komponen penyusun sistem syaraf pada berbagai hewan.
2. Memahami proses sistem syaraf pada berbagai hewan.
3. Memahami organ apasaja yang menjadi penyusun sistem endokrin hewan
4. Memahami hubungan antara sistem syaraf dengan kandungan Al quran.
D. Manfaat
Diharapkan dari pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi pemakalah
dalam memahami organ dan sistem syaraf, memahami tentang proses sistem syaraf
pada hewan, memahami organ penyusun sistem endokrin, serta kandungan tentang
sistem syaraf dan endokrin dalam Alquran. Selain itu diharapkan makalah ini dapat
memberi pengetahuan baru ataupun menambah pengetahuan dari yang telah ada
bagi yang membacanya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan profil kadar hormon
ganodotropin (GtH-II) pada kondisi sebelum memijah dibandingkan dengan
kelompok kontrol.
B. Ulasan Materi
1. Sistem Saraf (Nervous System)
5
Pada bintang laut terdapat cincin saraf dalam cakram. Pada tiap
penjuluran tubuhnya terdapat saraf radial pada sisi ventral. Saraf ini
bercabang-cabang halus banyak sekali. Tiap saraf radial berakhir
sebagai sebuah mata pada tiap penjuluran tubuh.
2) Sistem saraf Amphibi. Otak terbagi atas lima bagian dan serebellum
merupakan bagian yang terkecil. Ada 10 saraf kranial. Tiga saraf
pertama membentuk pleksus brakeal. Saraf ke-7, ke-8, dan ke-9
membentuk pleksus iskiadikus. Mata dengan kelopak mata atas dan
kelopak mata bawah, dan ada lagi kelopak mata yang ketiga yang
transparan (membran niktitans). Mata digerakkan oleh 6 otot, yaitu
10
Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari
lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga dikatakan
sebagai serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf. Impuls dapat
dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf dan sinapsis.
a) Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun
tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya
perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada
waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan
kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa
rangsangan (stimulus) pada indera menyebabkan terjadinya pembalikan
perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi)
terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan
gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m
per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung
mielin.
Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak
dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali
seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali
diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik. Energi yang digunakan
berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria dalam
sel saraf. Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold)
tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik.
Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan
sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah
impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls
yang lemah.
15
b) Pars intermedia
Pars intermedia pada hewan rendah seperti amfibia memproduksi
melanocyte stimulating hormone (MSH). Hormon ini menimbulkan
penebaran pigmen hitam dalam melanosit epidermis.
c) Pars nervosa atau lobus posterior atau Neurohipofise
Dua hormon berbeda diproduksi oleh bagian neurohipofise yaitu
hormon antidiuretis (ADH)/vasopressin/Pitressin dan oksitosin/Pitosin
2) Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid mengelilingi trakea di sebelah ventral dari larink.
Setiap lobus dari kelenjar tiroid dipisahkan oleh sekat-sekat menjadi lobuli
tiroid yang terdiri atas badan-badan bulat yang disebut folikel tiroid. Dalam
keadaan dimana hormon hasil produksi tidak dipakai, maka hormon ini
disimpan dalam bentuk koloid yang tak aktif disebut tiroglobulin. Kelenjar
tiroid juga menghasilkan enzim proteolitik yang disebut katepsin untuk
mengubah tiroglobulin yang tidak aktif menjadi hormon tiroksin yang aktif.
Bila kadar iodium yang terdapat dalam tubuh kurang maka yang dihasilkan
bukan tiroksin (T4), tetapi triiodotiroksin (T3). Fungsi hormon tiroksin
antara lain adalah :
a) Mengatur derajat metabolisme supaya di atas menimum
b) Mempunyai peranan dalam proses pertumbuhan dan diferensiasi
c) Mempengaruhi pertumbuhan mental kematangan seksual
d) Mempengaruhi metabolisme glukosa dan protein
e) Merangsang mengurangi jumlah asam-asam lemak, kolesterol dan
fosfolipid
Glandula tiroid dewasa dibungkus oleh kapsul jaringan ikat yang
dilekatkan ke organ sekitarnya secara longgar. Parenkim tiroid umumnya
berwarna merah bata dan teksturnya agak bergranul karena beberapa
bungkusan folikel yang dikandungnya. Pada beberapa hewan seperti sapi,
penampakan tiroid utuh tidak teratur, tetapi pada hewan lain seperti anjing
permukaannya sedikit halus. Jaringan tiroid sedikit kenyal dan padat
menyebabkannya dapat dipalpasi di belakang laring pada hewan besar. Pada
anjing sehat, tiroid tidak terpalpasi.
Ukuran glandula tiroid bervariasi bergantung pada kandungan iodium
pada makanan.Saat kandungan iodium rendah, pembesaran glandula tiroid
(goiter) dapat terjadi. Di Beberapa belahan dunia, penambahan iodium pada
garam merupakan keharusan sebagai usaha preventif terhadap defisiensi
iodium.
20
3) Kelenjar Paratiroid
Kelenjar ini berperan dalam mengendalikan kadar kalsium dalam
darah. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar ini adalah parathormon yang
berfungsi mengendalikan kadar kalsium dalam darah. Hiposekresi kelenjar
ini mengakibatkan kadar kalsium dalam darah menurun dan mengakibatkan
kejang-kejang otot (tetani). Sebaliknya, hipersekresi kelenjar ini
mengakibatkan kadar kalsium dalam darah meningkat sehingga
menyebabkan pelepasan ion calsium dalam tulang ,tulang menjadi rapuh dan
mudah patah. Kelebihan kalsium darah mengakibatkan terjadi endapan
dalam ginjal atau menderita batu ginjal.
21
4) Kelenjar Adrenal
Terdapat sepasang melekat di sebelah anterior dari ginjal. Bagiannya
dapat dibedakan menjadi korteks, medula dan seludang. Korteks terdiri atas
tiga bagian yaitu :
a) Zona glomerulosa, menghasilkan hormon mineralokortikoid, fungsinya
untuk mengatur keseimbangan kadar natrium, dalam tubuh, hormonnya
yang penting ialah aldosteron
b) Zona Fasikulata, menghasilkan hormon glikokortikoid, fungsinya dalam
metabolisme karbohidrat dan protein, hormon yang penting adalah
hidrokortison
c) Zona retikulata, menghasilkan hormon-hormon seks, yaitu hormon-
hormon derivat steroid, seperti estradiol dan sebagainya
22
5) Kelenjar Pankreas
6) Kelenjar Gonad
Pada wanita kelenjar gonad disebut ovarium, dan pada pria disebut
testis. Ovarium merupakan organ berbentuk buah amadel, bergaris tengah 5
cm, dengan lebar 1,-3,0 cm dan tebal antara 0,6-1,5 cm. Terdiri atas bagian
medula yang merupakan jaringan ikat vaskuler, serta bagian korteks yang
banyak mengandung folikel-folikel telur. Folikel-folikel ini tertanam dalam
stroma korteks. Ada tiga macam folikel telur yaitu (1) folikel primordial
(primer); (2) folikel pertumbuhan (sekunder); dan (3) folikel Graaf. Folikel
Graarf akan berovulasi dan sel-sel folikel yang tersisa akan menjadi korpus
luteum. Estrogen merupakan hormon yang dihasilkan sel-sel folikel pada
masa pertumbuhan, sedangkan korpus luteum menghasilkan hormon
progesterone.
Testis merupakan kelenjar tubuler majemuk yang mempunyai dua
fungsi, yaitu reproduksi dan hormonal. Di antara tubulus-tubulus
seminiferous yang mempunyai fungsi reproduksi terdapat sel-sel intersisiel
yang disebut sel Leydig. Sel-sel Leydig inilah yang menghasilkan hormon
testosteron. Hormon testosteron bertanggungjawab terhadap perkembangan
25
Ar tinya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda- tanda bagi orang- orang yang berakal. (yaitu)orang-
orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata):"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakanini dengan sia-sia.
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”.
30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sistem saraf merupakan sistem yang mengatur mekanisme penghantaran
impuls saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impuls saraf dan perintah
untuk memberi tanggapan rangsangan.
2. Sistem saraf merupakan sistem yang khas bagi hewan, karena sistem saraf
ini tidak dimiliki oleh tumbuhan. Sistem saraf yang dimiliki oleh hewan
berbeda-beda, semakin tinggi tingkatan hewan semakin komplek sistem
sarafnya.
3. Kelenjar endokrin bekerjasama dengan sistem saraf guna mengatur fungsi
kehidupan. Kelenjar endokri yang terdapat pada hewan-hewan vertebrata
antara lain meliputi kelenjar hipofise, kelenjar pankreas, kelenjar adrenal,
kelenjar tiroid dan paratiroid, kelenjar gonad.
4. Manusia diwajibkan memaksimalkan akal untuk berpikir, mentafakkuri dan
mentadabburi ayat- ayat Allah baik yang tertulis dalam al-Quran maupun
hal hal yang tidak tertulis di alam semesta ini untuk menjadi obyek
penelitian, pengamatan. Allah SWT telah memotivasi manusia sejak 14 abad
yang lampau melalui lisan nabi Muhammad SAW sebagaimana dijelaskan
dalam al - Quran Surat Al Mukminun ayat 12 – 14 dan Surat Ali - Imran
ayat 190 -191.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang harus dilengkapi
untuk menyempurnakan isi makalah ini, sehingga penulis mengharapkan saran dari
pembaca untuk memperbaiki makalah ini, seperti perlu ditambahkannya lagi sumber-
sumber yang relevan terkait pokok bahasan makalah ini. Besar harapan semoga apa
yang ada dalam pembahasan ini dapat semakin menambah keimanan kita terhadap
Allah SWT.
31
DAFTAR PUSTAKA
Hernawati. 2008. Bahan Kuliah Struktur Hewan pada Materi Sistem Endokrin.
Bandung. Jurusan Pendidikan Biologi. UPI
Reece, J. B., Urry, L. A., Campbell, N. A. 2016. Campbell Biology Eleventh Edition.
Hoboken : Pearson Higher Education.
Risa Purnamasari, Risa., Santi Rukma, Dwi. 2017. Fisiologi Hewan. Program Studi
Arsitektur UIN Sunan Ampel, cetakan pertama.
Yayu Saskia et al. Toksisitas dan Kemampuan Anastetik Minyak Cengkeh (Sygnium
aromaticum) terhadap benih ikan pelangi merah (Glossolepis incisus). Jurnal
Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan.