Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang mana berkat
menyusun makalah ini penulis sangat berterima kasih kepada seluruh pihak yang
memberikan bimbingan.
mungkin dan penulis menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua
Penulis
DAFTAR ISI
Isi Halaman
I.PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...............................................................................
1.2. Tujuan dan Manfaat .......................................................................
LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
sifat yang kompleks, dinamis, dan unik karena pengaruh dari dua ekosistem, yaitu
ekosistem lautan dan daratan. Di lain pihak wilayah pesisir merupakan wilayah
tempat berbagai kegiatan sosial dan ekonomi, antara lain, pemukiman, industri,
Mangrove adalah komunitas vegetasi pantai tropis yang khas, tumbuh dan
berkembang pada daerah pasang surut, terutama didekat muara, sungai, laguna
dan pantai yang terlindung dengan substrat lumpur atau lumpur berpasir.
Ekosistem mangrove adalah kesatuan antara mangrove, hewan dan organisme lain
sepanjang pantai tropis dan sub tropis atau muara sungai yang terpengaruh oleh
pasang surut air laut dengan variasi lingkungan yang besar. Ekosistem ini selain
berfungsi sebagai sumber energi, juga sebagai tempat berpijah (spawning ground),
perlindungan berbagai jenis biota laut seperti, ikan, udang, kerang, dan kepiting
(Santoso, 2000).
dan manfaat, salah satunya sebagai peredam dan pelindung dari gempuran
gelombang yang timbul. Namun karena ulah manusia yang berbuat kerusakan di
muka bumi ini, hutan mangrove yang seharusnya dapat diambil manfaatnya oleh
manusia, berubah menjadi rusak. Baik itu disebabkan eksploitasi hutan mangrove
pemukiman yang berada di belakangnya dari gangguan abrasi, intrusi dan angin
laut yang kencang. Oleh karena itu, dalam beberapa keadaan sumberdaya
telah menyebabkan proses abrasi dan sedimentasi yang cukup parah, sehingga
keberadaan biota pada lahan tersebut salah satunya yaitu benthos [Wijayanti,
H. M. 2007 dalam Fitria Ulfa et.al. 2016]. Selain itu pengalihan lahan
mangrove juga dapat menyebabkan perubahan fungsi lahan baik dari segi
ekologis seperti pada rantai makanan, rantai energi dan siklus biogeokimianya
Kondisi air sumur warga memiliki tingkat salinitas yang tidak begitu tinggi
pada kondisi normal (tidak hujan dan pasang purnama) namun pada saat
kondisi hujan, airnya berbau dan berwarna, bahkan tak jarang pada saat hujan
hari, sehingga masyarakt harus membeli air untuk kebutuhan memasak (Hasri
Dari beberapa sumber disebutkan juga bahwa sekitar tahun 70-an s/d 90-an
Kini, udang-udang dan ikan yang dulunya diperoleh dalam jumlah banyak
baik yang kecilkecil maupun yang agak besar kini mulai sulit diperoleh, bila
dijala juga sudah sulit dan sedikit diperoleh, kondisi ini telah jauh berbeda
seperti dahulu yang menyimpan banyak jenis ikan dan udang. Kondisi
mangrove. Seperti dijelaskan di atas bahwa salah satu fungsi hutan mangrove
dan akarnya yang unik serta selalu tergenang merupakan tempat berlindung,
mencari makan dan daerah asuhan bagi ikan-ikan kecil dari predator. Bila
daerah asuhan bagi ikan-ikan kecil hilang dan sudah tidak nyaman lagi, maka
spesies ikan-ikan ini akan berpindah dan berupaya untuk mencari lokasi lain
yang lebih baik. Jenis-jenis ikan komersil yang hilang di sekitar perairan
tersebut adalah ikan hiu kapak, ikan pari, ikan lumba-lumba, ikan kerapu dan
lain sebagainya. Bukan hanya dari jenis ikan saja, bahkan dari jenis kepiting,
udang dan kerangpun menjadi sangat sulit di temukan. Selain itu akibat
dari ekosistem hutan mangrove. Binatang seperti ular, babi hutan, harimau,
rusa dan banyak jenis-jenis burung tak lagi pernah dijumpai bahkan hilang
Tampaknya banyak pelaku bisnis yang sulit menerima bahwa keberadaan hutan
mucronata) dapat mengakumulasi tembaga (Cu), mangan (Mn), dan seng (Zn)
(Banus, 1977). Selain itu hipokotil pohon bakau dapat mengakumulasi tembaga
(Cu), besi (Fe), dan seng (Zn). Kemampuan vegetasi mangrove dalam
dalam Onrizal (2000) ekosistem mangrove di Jawa Barat dan Banten umumnya
bukan disebabkan oleh pencemaran air dan tanah di habitat mangrove. Hal ini
dapat dilihat dari kualitas air maupun kandungan dan kedalaman pirit yang relatif
baik bagi ekosistem mangrove. Kerusakan yang terjadi sebagian besar disebabkan
bahwa hutan mangrove dapat mengurangi dampak abrasi bahkan tsunami. Mereka
dijumpai yaitu, bahan kimia industri, kayu kecil yang berserakan dari potongan
cabang mangrove yang tidak dipakai, sampah domestik seperti lembaran plastik,
kantong plastik, sisasisa tali dan jaring, botol, kaleng dan lainnya. Bila luasan
tumbuhan mangrove semakin kecil, pengaruh gelombang laut pada musim angin
timur dan musim kemarau dapat memperburuk kondisi tumbuhan mangrove untuk
tumbuh. bila tidak dilakukan perawatan sesegera mungkin pada umur 0,5-1,5
tahun, akar dan batangnya akan ditumbuhi tritip yang dapat menyebabkan kerdil
bahkan kematian. Alih Fungsi Lahan terhadap Nilai Ekonomi Dalam penelitian
ini, nilai ekonomi hutan mangrove yang dihitung meliputi nilai manfaat langsung
(NML), nilai manfaat tidak langsung (NMTL), nilai pilihan (NP) dan nilai
keberadaan (NK).
III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
dan manfaat, salah satunya sebagai peredam dan pelindung dari gempuran
gelombang yang timbul. Namun karena ulah manusia yang berbuat kerusakan di
muka bumi ini, hutan mangrove yang seharusnya dapat diambil manfaatnya oleh
manusia, berubah menjadi rusak. Baik itu disebabkan eksploitasi hutan mangrove
3.2. Saran
Demi menjaga ekosistem hutan mangrove tetap utuh dan tidak
DAFTAR PUSTAKA
Khairini Hasri, Hairul Basri & Indra. 2014. Dampak Alih Fungsi Lahan Terhadap
Nilai Ekosistem Mangrove di Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh
Tamiang. Jurnal Manajemen Sumberdaya Lahan. Vol. 3 No. 1 hal. 396 -
405.
Nadia, Dhini dan Suning. 2014. Studi Penataan Prasarana Temapat Pelelangan
Ikan (TPI) Juanda Berbasis Cluster. Jurnal Teknik Waktu Vol 12 No. 2
Nybakken, J.W. 1988. Biologi Laut; Suatu pendekatan ekologis. PT. Gramedia
Jakarta
Onrizal dan Kusmana, C. 2002. Komposisi dan jenis struktur hutan Mangrove di
Suaka Margasatwa Pulau Rambut, Teluk Jakarta. Jurnal. Departemen
Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara dan Departemen
Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.