Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“HUTAN BAKAU”

OLEH :

NAMA : NUR ANDINI


KELAS : IX.A

SMP NEGERI 6 BAUBAU


2021
KATA PENGANTAR

       Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah tentang Hutan Bakau ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Arman selaku Dosen
mata kuliah Pengetahuan Lingkungan, yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.
       Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak yang ditimbulkan dari
kerusakan hutan Mangrove, juga bagaimana tekhnik perehabilitasian nya. Saya
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
       Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Rumusan masalah ................................................................ 1
C. Tujuan penulisan ................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian hutan bakau ........................................................ 3
B. Jenis tumbuhan bakau .......................................................... 3
C. Luas penyebaran ................................................................. 5
D. Manfaat hutan bakau ............................................................ 8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ....................................................................... 10
B. Saran ............................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh
pepohonan dan tumbuhan lainnya. Berdasarkan keadaan tanahnya, hutan
terbagi menjadi  hutan rawa air-tawar atau hutan rawa (freshwater
swamp-forest), hutan rawa gambut (peat swamp-forest), hutan rawa
bakau  atau hutan bakau (mangrove forest), hutan kerangas (heath forest),
hutan tanah kapur (limestone forest).
Dalam beberapa dekade keberadaan berbagai jenis hutan di Indonesia
semakin terancam baik oleh bencana alam maupun aktivitas manusia.Hutan
Bakau (mangrove) ikut terdegradasi. Meski kerusakan  hutan bakau di
sepanjang pantai Indonesia tidak secepat hutan tropis, keberadaan bakau
cukup memprihatinkan. Luas hutan bakau Indonesia pada tahun 1997
antara 2,5 hingga 4,5 juta hektar. Kini hanya tersisa 40% hutan bakau yang
masih baik di seluruh Indonesia.
Hutan bakau memiliki berbagai manfaat baik bagi alam itu sendiri 
maupun manusia. Karena pentingnya manfaat hutan bakau, maka penulis
menyajikan pengetahuan mengenai kondisi hutan bakau saat ini sangat
penting untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat agar tidak melakukan
kegiatan  yang dapat merusak hutan bakau. Selain itu juga  disampaikan
cara melestarikan populasi hutan bakau.

B. Rumusan Masalah
Makalah ini akan memberikan penjelasan mengenai :
1. Pengertian hutan bakau
2. Luas penyebaran hutan bakau
3. Jenis tumbuhan bakau
4. Manfaat hutan bakau

C. Tujuan

1
Tujuan penulisan makalah ini memberikan pengetahuan tentang
pengertian hutah bakau, luas penyebaran hutan bakau, jenis tumbuhan
bakau, manfaat hutan bakau, penyebab kerusakan, dan cara rehabilitasi
hutan bakau.

2
BAB II
HUTAN BAKAU

A. Pengertian Hutan Bakau


Hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove merupakan komunitas
vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa jenis pohon
mangrove yang mampu utmbuh danberkembangbiak di atas rawa-rawa
berair payau yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-
surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana
terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang
terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana
air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu. Pada
kawasan yang memiliki ombak yang kuat, benih tidak dapat tertanam
dengan baik sehingga tidak dapat tumbuh akar.
Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran
yang mengakibatkan kurangnya aerasi tanah; salinitas tanahnya yang
tinggi; serta mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air laut.
Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini,
dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah
melewati proses adaptasi dan evolusi. Kawasan pesisir dan laut merupakan
sebuah ekosistem yang terpadu dan saling berkolerasi secara timbal balik
(Siregar dan Purwaka, 2002). Masing-masing elmen dalam ekosistem
memiliki peran dan fungsi yang saling mendukung. Kerusakan salah satu
komponen ekosistem dari salah satunya (daratan dan lautan) secara
langsung berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem keseluruhan.
Hutan mangrove merupakan elemen yang paling banyak berperan dalam
menyeimbangkan ualitas lingkungan dan menetralisir bahan-bahan
pencemar.

B. Jenis Tumbuhan Bakau


Ada tiga jenis bakau yang biasa dijumpai di hutan-hutan bakau di
Indonesia. Jenis-jenis tersebut ialah:

1.    Bakau minyak

3
Memiliki nama ilmiah Rhizophora apiculata Bl. (atau sering pula
disebut R. conjugata L.), bakau minyak juga disebut dengan nama
bakau tandok, bakau akik, bakau kacang dan lain-lain. Tandanya,
dengan warna kemerahan pada tangkai daun dan sisi bawah daun.
Bunga biasanya berkelompok dua-dua, dengan daun mahkota
gundul dan kekuningan. Buah kecil, coklat, panjangnya 2 – 3,5 cm.
Hipokotil dengan warna kemerahan atau jingga, dan merah pada leher
kotiledon bila sudah matang. Panjang hipokotil sekitar 18 – 38 cm.
Menyukai tanah berlumpur halus dan dalam, yang tergenang jika
pasang serta terkena pengaruh masukan air tawar yang tetap dan kuat.
Menyebar mulai dari Sri Lanka, Semenanjung Malaya, seluruh
Indonesia, sampai ke Australia tropis dan pulau-pulau di Pasifik.
2.    Bakau kurap
Nama ilmiahnya adalah Rhizophora mucronata Poir. Juga disebut
dengan nama-nama lain seperti bakau betul, bakau hitam dan lain-lain.
Kulit batang hitam, memecah datar. Bunga berkelompok, 4-8 kuntum.
Daun mahkota putih, berambut panjang hingga 9 mm. Buah bentuk
telur, hijau kecoklatan, 5 – 7 cm. Hipokotil besar, kasar dan berbintil,
panjang 36 – 70 cm. Leher kotiledon kuning jika matang.
Sering bercampur dengan bakau minyak, namun lebih toleran
terhadap substrat yang lebih keras dan berpasir. Lebih menyukai
substrat yang tergenang dalam dan kaya humus; jarang sekali didapati
di tempat yang jauh dari pasang surut. Menyebar luas mulai dari Afrika
timur, Madagaskar, Mauritania, Asia Tenggara, kepulauan Nusantara,
Melanesia dan Mikronesia. Diintroduksi ke Hawaii.
3.    Bakau kecil
Pohon dengan satu atau banyak batang. Tidak seperti dua
kerabatnya terdahulu yang dapat mencapai 30 m, bakau kecil hanya
tumbuh sampai dengan tinggi sekitar 10 m. Nama ilmiahnya adalah
Rhizophora stylosa Griff. Bunga dalam kelompok besar, 8-16 kuntum,
kecil-kecil. Daun mahkota putih, berambut panjang hingga 8 mm. Buah
coklat kecil, panjang s/d 4 cm. Hipokotil berbintil agak halus, 20-35
cm (kadang-kadang 50 cm); leher kotiledon kuning kehijauan ketika
matang. Bakau ini menempati habitat yang paling beragam. Mulai dari

4
lumpur, pasir sampai pecahan batu atau karang. Mulai dari tepi pantai
hingga daratan yang mengering. Terutama di tepian pulau yang
berkarang. Diketahui menyebar di Taiwan, Filipina, Malaysia, Papua
Nugini, dan Australia tropis. Di Indonesia didapati mulai dari Sumatra,
Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Sulawesi, Maluku dan Papua.

C. Luas dan Penyebaran


Hutan-hutan bakau menyebar luas di bagian yang cukup panas di
dunia, terutama di sekeliling khatulistiwa di wilayah tropika dan sedikit di
subtropika. Luas hutan bakau Indonesia antara 2,5 hingga 4,5 juta hektar,
merupakan mangrove yang terluas di dunia, dari total luas hutan mangrove
di seluruh dunia yang jumlahnya mencapai 18 juta hectare. Jumlah itu,
setara dengan 3,8% dari total luas hutan di Indonesia secara keseluruhan,
melebihi Brazil (1,3 juta ha), Nigeria (1,1 juta ha) dan Australia (0,97 ha)
(Spalding dkk, 1997 dalam Noor dkk, 1999).
Di Indonesia, hutan-hutan mangrove yang luas terdapat di seputar
Dangkalan Sunda yang relatif tenang dan merupakan tempat bermuara
sungai-sungai besar. Yakni di pantai timur Sumatra, dan pantai barat serta
selatan Kalimantan. Di pantai utara Jawa, hutan-hutan ini telah lama
terkikis oleh kebutuhan penduduknya terhadap lahan.
Di bagian timur Indonesia, di tepi Dangkalan Sahul, hutan-hutan
mangrove yang masih baik terdapat di pantai barat daya Papua, terutama
di sekitar Teluk Bintuni. Mangrove di Papua mencapai luas 1,3 juta ha,
sekitar sepertiga dari luas hutan bakau Indonesia.

D. Fungsi Hutan Bakau


Menurut Davis, Claridge dan Natarina (1995), hutan mangrove
memiliki fungsi dan manfaat sebagai berikut :
1.    Habitat satwa langka
Hutan bakau sering menjadi habitat jenis-jenis satwa. Lebih dari
100 jenis burung hidup disini, dan daratan lumpur yang luas berbatasan
dengan hutan bakau merupakan tempat mendaratnya ribuan burug
pantai ringan migran, termasuk jenis burung langka Blekok Asia
(Limnodrumus semipalmatus)

5
2.    Pelindung terhadap bencana alam
Vegetasi hutan bakau dapat melindungi bangunan, tanaman
pertanian atau vegetasi alami dari kerusakan akibat badai atau angin
yang bermuatan garam melalui proses filtrasi.
3.    Pengendapan lumpur
Sifat fisik tanaman pada hutan bakau membantu proses
pengendapan lumpur. Pengendapan lumpur berhubungan erat dengan
penghilangan racun dan unsur hara air, karena bahan-bahan tersebut
seringkali terikat pada partikel lumpur. Dengan hutan bakau, kualitas
air laut terjaga dari endapan lumpur erosi.
4.    Penambah unsur hara
Sifat fisik hutan bakau cenderung memperlambat aliran air dan
terjadi pengendapan. Seiring dengan proses pengendapan ini terjadi
unsur hara yang berasal dari berbagai sumber, termasuk pencucian dari
areal pertanian.
5.    Penambat racun
Banyak racun yang memasuki ekosistem perairan dalam keadaan
terikat pada permukaan lumpur atau terdapat di antara kisi-kisi
molekul partikel tanah air. Beberapa spesies tertentu dalam hutan
bakau bahkan membantu proses penambatan racun secara aktif
6.    Sumber alam dalam kawasan (In-Situ) dan luar Kawasan (Ex-Situ)
Hasil alam in-situ mencakup semua fauna dan hasil pertambangan
atau mineral yang dapat dimanfaatkan secara langsung di dalam
kawasan. Sedangkan sumber alam ex-situ meliputi produk-produk
alamiah di hutan mangrove dan terangkut/berpindah ke tempat lain
yang kemudian digunakan oleh masyarakat di daerah tersebut, menjadi
sumber makanan bagi organisme lain atau menyediakan fungsi lain
seperti menambah luas pantai karena pemindahan pasir dan lumpur.

7.    Sumber plasma nutfah


Plasma nutfah dari kehidupan liar sangat besar manfaatnya baik
bagi perbaikan jenis-jenis satwa komersial maupun untuk memelihara
populasi kehidupan liar itu sendiri.

6
8.    Rekreasi dan pariwisata
Hutan bakau memiliki nilai estetika, baik dari faktor alamnya
maupun dari kehidupan yang ada di dalamnya. Hutan mangrove yang
telah dikembangkan menjadi obyek wisata alam antara lain di Sinjai
(Sulawesi Selatan), Muara Angke (DKI), Suwung, Denpasar (Bali),
Blanakan dan Cikeong (Jawa Barat), dan Cilacap (Jawa Tengah). Hutan
mangrove memberikan obyek wisata yang berbeda dengan obyek
wisata alam lainnya. Karakteristik hutannya yang berada di peralihan
antara darat dan laut memiliki keunikan dalam beberapa hal. Para
wisatawan juga memperoleh pelajaran tentang lingkungan langsung
dari alam. Pantai Padang, Sumatera Barat yang memiliki areal
mangrove seluas 43,80 ha dalam kawasan hutan, memiliki peluang
untuk dijadikan areal wisata mangrove.
Kegiatan wisata ini di samping memberikan pendapatan langsung
bagi pengelola melalui penjualan tiket masuk dan parkir, juga mampu
menumbuhkan perekonomian masyarakat di sekitarnya dengan
menyediakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, seperti
membuka warung makan, menyewakan perahu, dan menjadi pemandu
wisata.
9.    Sarana pendidikan dan penelitian
Upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
membutuhkan laboratorium lapang yang baik untuk kegiatan penelitian
dan pendidikan.
10. Memelihara proses-proses dan sistem alami
Hutan bakau sangat tinggi peranannya dalam mendukung
berlangsungnya proses-proses ekologi, geomorfologi, atau geologi di
dalamnya.

11. Penyerapan karbon


Proses fotosentesis mengubah karbon anorganik (C02) menjadi
karbon organik dalam bentuk bahan vegetasi. Pada sebagian besar
ekosistem, bahan ini membusuk dan melepaskan karbon kembali ke
atmosfer sebagai (C02). Akan tetapi hutan bakau justru mengandung

7
sejumlah besar bahan organik yang tidak membusuk. Karena itu, hutan
bakau lebih berfungsi sebagai penyerap karbon dibandingkan dengan
sumber karbon.
12. Memelihara iklim mikro
Evapotranspirasi hutan bakau mampu menjaga kelembaban dan
curah hujan kawasan tersebut, sehingga keseimbangan iklim mikro
terjaga.

D. Manfaat Hutan Bakau


1. Manfaat Hutan Bakau Bagi Perikanan
Dalam tinjauan siklus biomassa, hutan mangrove memberikan
masukan unsur hara terhadap ekosistem air, menyediakan tempat
berlindung dan tempat asuhan bagi anak-anak ikan, tempat kawin/
pemijahan, dan lain-lain. Sumber makanan utama bagi organisme air di
daerah mangrove adalah dalam bentuk partikel bahan organik
(detritus) yang dihasilkan dari dekomposisi serasah mangrove (seperti
daun, ranting dan bunga). Selama proses dekomposisi, serasah
mangrove berangsur-angsur meningkat kadar proteinnya dan berfungsi
sebagai sumber makanan bagi berbagai organisme pemakan deposit
seperti moluska, kepiting dang cacing polychaeta. Konsumen primer ini
menjadi makanan bagi konsumen tingkat dua, biasanya didominasi oleh
ikan-ikan buas berukuran kecil selanjutnya dimakan oleh juvenil ikan
predator besar yang membentuk konsumen tingkat tiga Singkatnya,
hutan mangrove berperan penting dalam menyediakan habitat bagi
aneka ragamjenis-jenis komoditi penting perikanan baik dalam
keseluruhan maupun sebagian dari siklus hidupnya.

2. Manfaat Hutan Bakau Bagi Perekonomian


Berdasarkan kajian ekonomi terhadap hasil analisa biaya dan
manfaat ekosistem hutan mangrove (bakau) ternyata sangat
mengejutkan, di beberapa daerah seperti Madura dan Irian Jaya dapat
mencapai triliunan rupiah, kata Asisten Deputi Urusan Eksosistem
Pesisir dan Laut Kementerian Lingkungan Hidup, Dr LH Sudharyono.

8
Pada Workshop Perencanaan Strategis Pengendalian Kerusakan
Hutan Mangrove se-Sumatera di Bandar Lampung terungkap bahwa
hasil penelitian Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB-Bogor
dengan Kantor Menteri Negara LH (1995) tentang hasil analisa biaya
dan manfaat ekosistem hutan mangrove Hasilnya ternyata sangat
mencengangkan, di Pulau Madura, diperoleh Total Economic Value
(TEV) sebesar Rp 49 trilyun, untuk Irian Jaya Rp. 329 trilyun,
Kalimantan Timur sebesar Rp. 178 trilyun dan Jabar Rp. 1,357 trilyun.
Total TEV untuk seluruh Indonesia mencapai Rp. 820 trilyun.
Kayu bakau memiliki kegunaan yang baik sebagai bahan
bangunan, kayu bakar, dan terutama sebagai bahan pembuat arang.
Kulit kayu menghasilkan tanin yang digunakan sebagai bahan
penyamak.
Sebagai kayu bakar, secara tradisional masyarakat biasa memakai
jenis Xylocarpus (Nirih atau Nyirih). Sedangkan untuk bahan baku
pembuat arang biasa dipakai Rhizophora sp., sedangkan penggunaan
kulit kayu bakau untuk diambil tanninnya, hampir-hampir tidak
terdengar lagi.
Satu lagi kegunaan kayu bakau, adalah untuk bahan kertas. Kayu
bakau biasa dicincang dengan mesin potong menghasilkan serpihan
kayu / wood chips. Menurut berita, jenis kertas yang dibuat dari kayu
bakau adalah termasuk kertas kualitas tinggi.
Kegunaan dari hutan bakau yang paling besar adalah sebagai
penyeimbang ekologis dan sumber (langsung atau tidak langsung)
pendapatan masyarakat pesisir, di mana peran pemerintah untuk
pengaturannya masih sangat minim.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Alam memiliki siklus regenerasi yang seimbang. Adanya campur
tangan manusia menyebabkan percepatan kerusakan lingkungan. Terdapat

9
berbagai cara untuk merehabilitasi lingkungan yang telah rusak, namun
dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk mengembalikan lingkungan
seperti sedia kala. Selain itu kondisinya tidak akan lebih baik dibandingkan
apa yang dikerjakan alam secara alami.
Contohnya adalah hutan bakau di Indonesia yang hanya dalam 13
tahun luasnya berkurang mencapai 60%. Kondisi ini sangat memprihatinkan
karena hutan bakau memiliki peranan penting bagi ekosistem maupun
manusia.
Oleh karena itu sebagai generasi pewaris bumi kita perlu
melestarikan keberadaan hutan bakau untuk kehidupan manusia yang akan
datang. Cara-cara tersebut antara lain dengan menghentikan segala bentuk
aktivitas yang dapat merusak hutan bakau dan melakukan usaha
rehabilitasi.

B. Saran
Untuk melestarikan keberadaan hutan bakau maka masyarakat
menghentikan segala bentuk aktivitas yang dapat merusak hutan bakau dan
melakukan usaha rehabilitasi baik untuk mencegah kerusakan hutan bakau
maupun memulihkan kembali kondisi hutan bakau yang telah rusak. Selain
itu pemerintah juga perlu mempertegas undang-undang yang mengatur
tentang perusakan kawasan hutan dan menggalakkan program-program
penyelamatan hutan bakau.

DAFTAR PUSTAKA

http://acehpedia.org/Klasifikasi_Hutan_Mangrove_Berdasarkan_Geomorfologi
(28 Desember 2010)
http://ajiputrap.blogspot.com/2010/12/mangrove-di-indonesia-yang-kaya.html
(27 Desember 2010)
http://forum.detik.com/nasib-hutan-mangroove-di-indonesia-t89301.html (27
Desember 2010)

10
http://id.wikipedia.org/wiki/Hutan (27 Desember 2010)
http://matanews.com/2010/12/21/berwisata-sambil-melestarikan-lingkungan/
(27 Desember 2010)
http://purboari.blogspot.com/2009/10/hutan-mangrove.html (27 Desember

11

Anda mungkin juga menyukai