Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN KEHUTANAN

“Mengidentifikasi Hama dan Penyakit Tanaman Holtikultura dan Tanaman Pangan di


Lahan Kering FAPERTA”

Oleh
Minat Silvikultur :
1. Maria K. K. Nirmala Pab
2. Avelina Maria. B. Un asit
3. Tinia Blegur
4. Margaretha V. Bima
5. Febi Tade Jara
6. Gloria Natalia Pala
7. Krisantus Y. Bria
8. Petrus D. Neto
9. Filigius Firmus Mana
10. Kristoforus Lepa
11. Yohanes A. Luron
12. Martinus Dean
13. Ignatius Yohanes Asa

UNIVERSITAS NUSA CENDANA


FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
KUPANG
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Ilmu Hama dan
Penyakit Tanaman dengan judul “Mengidentifikasi Hama dan Penyakit Tanaman
Holtikultura dan Tanaman pangan di Lahan Kering FAPERTA UNDANA” dengan baik.
Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk mengetahui jenis hama dan penyakit
pada tanaman holtikultura dan tanaman pangan di lahan kering Faperta Undana dan guna
memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Hama dan Penyakit Tanaman Kehutanan.
Selesainya penulisan makalah ini tidak luput dari peran semua yang membantu. Karena
itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya. Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis yakin masih banyak
kekurangan-kekurangan,baik dalam teknis penulisan maupun materi. Harapan penulis
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca, untuk
kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih
baik lagi.

Kupang, Desember 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB IPENDAHULUAN
1.1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan

BAB IITINJAUAN PUSTAKA


2.1 Taman Holtikultural
2.2 Tanaman Pangan
2.3 Tanaman Buah-buahan
2.4 Hama dan Penyakit Pada Tanaman Pertanian

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN


3.1 Waktu Dan Tempat
3.2 Alat dan Bahan
3.3 Prosedur Kerja

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil
4.2. Pembahasan

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Latar Belakang
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kebutuhan manusia akan
bahan pangan dan hortikultura, maka pertanian tradisional di Indonesia mulai
berkembang dan lebih diperrhatikan lagi perkembangannya.Tanaman pangan
merupakan jenis–jenis tanaman yang mengandung karbohidrat,yang merupakan
sumber pangan bagi manusia,sedangkan tanaman hortikultura merupakan tanaman
sayur-sayuran dan buah-buahan yang mengandung protein dan lainnya.
Hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa latin hortus (tanaman kebun) dan
cultura/colere (budidaya), dan dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun.
Kemudian hortikultura digunakan secara lebih luas bukan hanya untuk budidaya di
kebun. Istilah hortikultura digunakan pada jenis tanaman yang dibudidayakan. Bidang
kerja hortikultura meliputi pembenihan, pembibitan, kultur jaringan, produksi
tanaman, hama dan penyakit, panen, pengemasan dan distribusi. Hortikultura
merupakan salah satu metode budidaya pertanian modern. Hortikultura merupakan
cabang dari agronomi.
Pangan merupakan komoditas yang strategis, karena fungsinya untuk memenuhi
kebutuhan pokok manusia yang sekaligus bagian dari pemenuhan hak asasi dari setiap
rakyat Indonesia (Riyadi, 2003). Hal ini tertuang di dalam Undang-Undang No 7
Tahun 1996 Tentang Pangan yang menyatakan tujuan pangan, yaitu mencapai
kecukupan pangan akan menentukan kualitas sumber daya manusia dan sekaligus
ketahanan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut, kebijakan pangan dilakukan guna
menjamin ketersediaan pangan setiap saat dalam jumlah yang cukup, merata, aman,
bermutu, bergizi, beragam, dan dapat dijangkau oleh daya beli masyarakat.
Hama merupakan suatu organisme yang mengganggu tanaman,merusak tanaman
dan menimbulkan kerugian secara ekonomi,membuat produksi suatu tanaman
berkurang dan dapat juga menimbulkan kematian pada tanaman,serangga hama
mempunyai bagian tubuh yang utama yaitu caput, abdomen ,dan thorax.Serangga
hama merupakan organisme yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dan
mengakibatkan kerusakan dan kerugian ekonomi. Hama dari jenis serangga dan
penyakit merupakan kendala yang dihadapi oleh setiap para petani yang selalu
mengganggu perkembangan tanaman budidaya dan hasil produksi pertanian. Hama

4
dan penyakit tersebut merusak bagian suatu tanaman, sehingga tanaman akan layu dan
bahkan mati.
1.4 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui jenis hama dan penyakit yang menyerang
tanaman holtikultura dan tanaman pangan di Lahan Kering Fakultas Pertanian Undana.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pangan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa pangan adalah
makanan yang merupakan harapan bagi setiap orang (Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1999: 723). Berdasarkan literatur diperoleh pula definisi pangan, pangan
ialah bahan-bahan yang dimakan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan bagi
pemeliharaan, pertumbuhan, kerja dan penggantian jaringan tubuh yang rusak
(Suhardjo,1996: 40).
Secara formal, pengertian pangan dimuat dalam Pasal 1 Angka (1) UU Pangan
bahwa pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik
yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukan sebagai makanan atau minuman
bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan
bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan
makanan atau minuman.
Pengertian yang sama tentang pangan tersebut sama di atas termuat pula di
dalam Pasal 1 Ayat (1) PP Label dan Iklan Pangan serta Pasal 1 Ayat ( 1) PP
keamanan, mutu dan Gizi Pangan. Pangan yang aman, bermutu, bergizi, beragam dan
tersedia secara cukup merupakan prasyarat utama yang harus dipenuhi dalam upaya
terselenggaranya6suatu sistem pangan yang memberikan perlindungan bagi
kepentingan kesehatan serta semakin berperan dalam meningkatkan kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat. Berdasarkan Pasal 1 Ayat (23) PP Keamanan, Mutu dan Gizi
Pangan dan Pasal 1 Ayat (14) UU Pangan, Gizi Pangan adalah zat atau senyawa yang
terdapat dalam pangan yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan
mineral serta turunanya yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia.
Berdasarkan Pasal 1 Ayat (21) PP Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan dan Pasal
1 Ayat (13) UU Pangan, mutu pangan adalah nilai yang ditentukan atas dasar kriteria
keamanan pangan, kandungan gizi dan standar perdagangan terhadap bahan makanan,
dan minuman. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa pangan
adalah kebutuhan pokok manusia yang diperlukan untuk kelangsungan hidup
manusia. Dengan demikian, pangan yang dikonsumsi adalah pangan yang aman,
bermutu dan bergizi. Pangan yang aman akan memberikan dampak yang baik bagi
kesehatan, bermutu artinya pangan yang dikonsumsi mempunyai kandungan gizi yang

6
bermanfaat bagi tubuh manusia, sedangkan pangan yang bergizi adalah pangan
tersebut bermanfaat bagi pertumbuhan maunusia dan kesehatan manusia.
2.1.1 Jenis-jenis Pangan
Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang dikonsumsi untuk hidup
manusia haruslah sehat, bergizi dan terhindar dari zat-zat kimia yang dapat
merusak kesehatan. Berdasarkan cara memperolehnya pangan bersumber dari
sumber hayati dan air yang kemudian dibagi berdasarkan jenisnya, jenis-jenis
pangan yaitu:7
 Pangan segar adalah pangan yang diperoleh langsung dari alam, misalnya ikan,
sayur-sayuran, daging dll. Pangan segar ini diperoleh masyarakat dengan
membeli langsung kepada pedagangnya;
 Pangan olahan adalah makanan atau minuman yang diolah oleh pelaku usaha
menggunakan cara atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan
tambahan,misalnya tahu, mie, bakso, susu kemasan dll (www.google.com, 03
Oktober 2009).
2.2 Tanaman Hortikultura
Hortikultura berasal dari bahasa latin, yaitu hortus (kebun) dan colere
(menumbuhkan). Secara harfiah, hortikultura berarti ilmu yang mempelajari
pembudidayaan kebun. Hortikultura adalah pertanian berbasis tanaman untuk tanaman
selain tanaman agronomi (pangan dan pakan) dan tanaman kehutanan. Hortikultura
merupakan cabang pertanian yang berurusan dengan budidaya intensif tanaman yang di
ajukan untuk bahan pangan manusia obat-obatan dan pemenuhan kepuasan (Zulkarnain,
2009:1).
Menurut Zulkarnain (2009:2) hortikultura adalah gabungan ilmu, seni, dan
teknologi dalam mengelola tanaman sayuran, buah, ornamen, bumbu-bumbu dan
tanaman obat obatan. Oleh karena itu, pengertian hortikultura yang dianut kini lebih luas
cakupannya, yakni mencakup budidaya tanaman sayuran, buah-buahan, dan berbagai
tanaman hias sampai kepada elemen-elemen lain yang bukan tergolong organisme hidup.
Hortikultura saat ini menjadi komoditas yang menguntungkan karena pertumbuhan
ekonomi yang semakin meningkat saat ini turun memicu peningkatan konsumsi
hortikultura, karena pendapatan masyarakat yang juga meningkat. Peningkatan
konsumsi hortikultura disebabkan karena struktur konsumsi bahan pangan cenderung
bergeser pada bahan non pangan pada bahan elastisitas pendapatan relatif tinggi seperti
pada komoditas hortikultura. Konsumsi masyarakat sekarang ini memiliki

7
kecenderungan menghindari bahan pangan dengan kolestrol tinggi seperti produk pangan
asal ternak (Andayani, 2010 :2).
Ditinjau dari fungsinya tanaman hortikultura dapat memenuhi kebutuhan jasmani
sebagai sumber vitamin, mineral dan protein (dari buah dan sayur), serta memenuhi
kebutuhan rohani karena dapat memberikan rasa tenteram, ketenangan hidup dan estetika
(dari tanaman hias/bunga).
Peranan hortikultura adalah :
 Memperbaiki gizi masyarakat,
 Memperbesar devisa negara,
 Memperluas kesempatan kerja,
 Meningkatkan pendapatan petani, dan
 Pemenuhan kebutuhan keindahan dan kelestarian lingkungan.
Namun dalam membahas masalah hortikultura perlu diperhatikan pula mengenai sifat
khas dari hasil hortikultura, yaitu :
 Tidak dapat disimpan lama,
 Perlu tempat lapang (voluminous),
 Mudah rusak (perishable) dalam pengangkutan,
 Melimpah/meruah pada suatu musim dan langka pada musim yang lain, dan
 Fluktuasi harganya tajam (Notodimedjo, 1997). 8
2.3 Hama dan Penyakit Pertanian
Hama tanaman dalam arti luas adalah semua organisme atau binatang yang
aktifitas hidupnya menyebabkan kerusakan tanaman sehingga menimbulkan kerugian
secara ekonomi bagi manusia. Organisme yang menjadi hama adalah binatang yang
menyerang tanaman budidaya sehingga menimbulkan kerugian. Hama tanaman sering
disebut serangga hama (pest) (Rukmana 2002). Hama yang merusak tanaman secara
langsung dapat dilihat bekasnya, misalnya gerekan dan gigitan.
Penyakit tanaman adalah kondisi dimana sel dan jaringan tanaman tidak berfungsi
secara normal yang ditimbulkan karena gangguan secara terus menerus oleh agen
patogenik atau faktor lingkungan (abiotik) dan akan menghasilkan perkembangan gejala
(Agrios 2005). Penyakit dapat disebabkan oleh cendawan, bakteri, virus, dan nematoda.
Cendawan atau jamur adalah suatu kelompok jasad hidup yang menyerupai tumbuhan
tingkat tinggi karena memiliki dinding sel, berkembang biak dengan spora, tetapi tidak
memiliki klorofil. Penyakit tanaman yang merupakan suatu penyimpangan atau

8
abnormalitas tanaman beragam bentuknya, misalnya keriput daun, bercak cokelat, dan
busuk. Tanaman yang sakit menunjukan gejala atau tanda yang khas. Gejala adalah
perubahan yang ditunjukan oleh tanaman itu sendiri akibat adanya serangan penyakit.
Contoh gejala antara lain adalah nekrotis, yaitu gejala yang disebabkan oleh adanya
kerusakan sel atau matinya sel.

9
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu Dan Tempat
 Hari/tanggal : Senin, 17 Desember 2018
 Tempat : Lahan Kering Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana
 Pukul : 07:00Wita
3.2 Alat Dan Bahan
 Alat
 Hp
 Buku dan bullpen
 Bahan
 Tanaman jagung
 Tanaman sorgum
 Tanaman ubi jalar
 Tanaman cabai
 Tanaman papaya
 Tanaman melon
3.3 Prosedur Praktikum
 Pengamatan hama dan penyakit pada tanaman jagung
 Pengamatan hama dan penyakit pada tanaman sorgum
 Pengamatan hama dan penyakit pada tanaman ubi jalar
 Pengamatan hama dan penyakit pada tanaman cabai
 Pengamatan hama dan penyakit pada tanaman papaya
 Pengamatan hama dan penyakit pada tanaman melon

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tanaman Pangan
a. Sorgum

b. Jangung

c. Ubi

Tanaman Buah-Bauhan
a. Melon

11
b. Pepaya

c. Cabai

4.2 Pembahasan
4.2.1. Tanaman Pangan
4.2.1.1. Sorgum

 Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta

12
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Sorghum L.
 Morfologi Tanaman Sorgum
Sebagai tanaman yang termasuk kelas monokotiledone,sorgum
mempunyai sistem perakaran serabut.Akar primer tumbuh pada saat
prosesperkecambahan berlangsung dan seiring dengan proses pertumbuha
n tanamnman muncul akarsekunder pada ruas pertama. Akar sekunder
kemudian berkembang secara ekstensif yang diikuti matinya akar primer.
Pada tahap selanjutnya, akar sekunder inilah yang kemudian berfungsi
unrtuk menyerap air dan unsur hara serta memperkokoh tegaknya batang.
Keunggulan sistem perakaran pada tanaman sorgum yaitu sanggup
menopang pertumbuhan dan perkembangan tanaman ratun (ratoon)
hingga dua atau tiga kalilebih dengan akar yang sama.Tanaman sorgum
mempunyai batang yang merupakan rangkaian berseridari ruas
(internodes) dan buku(nodes).Bentuk batangnya silinder dengan
ukurandiameter batang pada bagian pangkal antara 0,5-5,0 cm. Tinggi
batang tanamansorgum bervariasi yaitu antara 0,5-4,0 m tergantung pada
varietas.
Tinggi batang sorgum manis yang dikembangkan di Cina dapat m
encapai 5m,dan struktur tanaman yang tinggi sangat ideal dikembangkan
untuk pakanternak dan penghasil gula. Pada beberapa varietas sorgum
batangnya dapat menghasilkan tunas baru membentuk percabanagan atau
anakan dan dapat tumbuh menjadi individu baru selaian batng utama.
Sorgum memiliki daun berbentu seperti pita sebagaimana jagung atau
padidengan struktur daun terdiri atas helai daundan tangkai daun. Posisi
daunterdistribusi secara berlawanan sepanjang batang dengan pangkal
daun menempel pada nodes. Daun sorgum rata-rata panjangnya satu
meter dengan penyimpanganlebih kurang 10-15 cm (House, 1985).
Jumlah daun bervariasi antara 13-40 helaitergantung varietas (Martin,
1970), namun Gardner et al.
 Hama yang terdapat pada Sorgum
a) Belalang hijau
13
 Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Subordo : Caelifera
Superfamilia : Tridactyloidea
 Morfologi
Serangga ini umumnya bersayap, walaupun sayapnya
kadang tidak dapat dipergunakan untuk terbang. Belalang betina
umumnya berukuran lebih besar dari belalang jantan. Belalang
adalah salah satu dari dua hewan yang apabila telah terlebih
dahulu mati masih dihalalkan untuk dimakan, bersama Pada
beberapa negara, belalang dikonsumsi sebagai sumber protein .
Misalnya pada Meksiko bagian selatan. Serangga ini memiliki
antena yang hampir selalu lebih pendek dari tubuhnya dan juga
memiliki ovipositor pendek.
 Siklus hidup
Suara yang ditimbulkan beberapa spesies belalang
biasanya dihasilkan dengan menggosokkan femur belakangnya
terhadap sayap depan atau abdomen atau karena kepakan
sayapnya sewaktu terbang. Femur belakangnya umumnya panjang
dan kuat yang cocok untuk melompat.
 Gejalah
Serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek
dari tubuhnya dan juga memiliki ovipositor pendek
b) Lalat Bibit(Atherigona soccata)

14
 Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Muscidae
Subfamil : Atherigoninae
Genus : Atherigona
 Morfologi
Hama lalat bibit (Atherigona soccata) merupakan hama
menyerang sorgum juga jagung dan millet.
 Siklus hidup
Daur hidup serangga ini dimulai dari peletakkan telur oleh
serangga betina pada tanaman sorgum berumur satu minggu
setelah tumbuh dan puncaknya pada minggu ketujuh. Telur
umumnya diletakkan pada daun ketiga dan keempat. Telur
diletakkan satu per satu, umumnya satu per tanaman, sangat
jarang 10telur per tanaman. Telur yang telah diletakkan pada umur
2-3 hari akan menetas menjadilarva dan umurnya 10-12 hari
sebelum menjadi pupa. Larva berukuran 1,5-7,8mm dan akan
membuat lubang pada batang untuk membentuk pupa yang
kemudian setelah satu minggu, lalat dewasa akankeluar dari pupa.
 Gejalah
Kerusakan umumnya terjadi pada tanaman sorgum muda,
bahkan dapatmenyebabkan tanaman muda mati akibat gerekan
larva.

15
 Penyakit pada Sorgum
a) Penyakit bercak daun Exserochilum turcicum pada sorgum

 Gejala
Gejala pertama kali muncul berupa bintik kuning kecoklatan
kecil kemudianmembesar berbentuk elips atau melingkar
berukuran 3 – 5 mm kemudian daun yangterinfeksi mengalami
nekrosis, infeksi pertama pada umumnya terjadi pada daunbagian
bawah kemudian menjalar ke atas,bercak daun selain menyerang
pada daunjuga dapat menyerang pada bagian batang dan tangkai
bulir apabila terjadi serangan yang tinggi.
 Penyebab dan ciri morfologi
Penyakit bercak daun pada sorghum disebabkan oleh
cendawan E. turcicum atau Helminthosporium turcicum. Dari hasil
isolasi kemudian di identifikasi ternyata cendawan ini mempunyai
konidia berbentuk oval atau elips, ukuran konidianya 125 – 250 x 6
–10 um, konidiospora memiliki hilus sedikit menonjol dan terdiri
dari 8 – 9 septa.
4.2.1.2. Jagung
 Klasifikasi
Klasifikasi tanaman jagung adalah :
Kerajaan : Plantae
Devisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famil : Poaceae
Genus : Zea

16
Spesies : Z. Mays L
 Morfologi Tanaman Jagung
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung
umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat
mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah
hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat
menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki
kemampuan ini.Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai
kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada
tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku
batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman
tersebut.Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan
tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya
tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas.
Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup
kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara
pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang
daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada
daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap
stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan
penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam
satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga
dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh
sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak
tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning
dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh
dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman
hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah
bunga betina. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari
lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).
Buah jagung berwana kuning muda saat sebelum dewasa atau putih
susu dalam keadaan pembentukan. Beberapa varietas unggul dapat

17
menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas
prolifik. Adanya pembaharuan peningkatan mutu jagung jenis hibrida namun
umumnya setiap batang hanya satu tongkol saja, dan saat buah jagung dewasa
akan berubah bentuk menjadi kekuningan.
 Hama Tanaman Jagung
a) Ulat Tanah(Agrotisipsilon)

 Meletakkantelur 1 per 1 dalam barisan/ rapat pada permukaandaun yang


dekat dengan permukaantanah.Betinabertelur1800 butir.Stadium telur6-7
hari.Larva mudabersifatfototaksis, larva tuageotaksis sehingga
siangharibersembunyi dalam tanah, munculkembali malam hari untuk
makan.1 generasi4-6 minggu.
b) Belalang (Locusta Sp.)

 Klasifikasi hama Belalang (Locusta Sp.)


Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Subordo : Caelifera
Famili : Acrididae

18
Subfamili : Oedipodinae
Genus : Locusta
Spesies : Locusta migratoria
 Tanda : terdapat beberapa serangga belalang di lahan jagung
 Gejala serangan
Hama ini menyerang terutama di bagian daun, daun terlihat rusak
karena serangan dari belalang tersebut, jikapopulasinya banyak serta
belalang sedang dalam keadaankelaparan, hama ini bisa menghabiskan
tanaman jagungsekaligus sampai tulang–tulang daunnya.Inang utama :
padi, jagung kedelai. Inang alternatif : Alang-alang, gelagah, sawi, kubis
daun.
c) Walang Sangit

 Klasifikasi
Kingdom :Animalia
Filum :Arthropoda
Kelas :Insecta
Ordo :Hemiptera
Famili :Alydidae
Genus :Leptocorisa
Spesies :Leptocorisa acuta
 Morfologi dan Siklus Hidup
Serangga betina menghasilkan 100-200 telur, yang diletakkan pada
daun bendera padi. Nimfanya berwarna hijau, yang berangsur-angsur
menjadi coklat, dan mengalami ganti kulit 5 kali. Stadia nimfa terjadi
selama 17-27 hari. Pada kondisi yang cocok, imago dapat hidup hingga

19
115 hari. Nimfa dan imago menyerang buah padi yang matang susu
dengan cara menghisap cairan buah, sehingga buah menjadi hampa. Pada
bekas tusukannya, timbul suatu bercak-bercak putih yang disebabkan
cendawan. Walang sangit menghisap cairan tanaman dari tangkai bunga
(paniculae) dan juga cairan buah padi yang masih pada tahap masak susu
sehingga menyebabkan tanaman kekurangan hara dan menguning
(klorosis), dan perlahan-lahan melemah.
Nama hewan ini menunjukkan bentuk pertahanan dirinya, yaitu
mengeluarkan aroma yang menyengat hidung (sehingga dinamakan
"sangit"). Sebenarnya tidak hanya walang sangit yang mengeluarkan
aroma ini, tetapi juga banyak anggota Alydidae lainnya.
d) Laba-Laba

Laba-laba adalah predator umum yang tersebar luas di dunia dan


terdapat banyak pada ekosistem pertanian dan ekosistem alami. Laba-laba
terdapat melimpah di alam dan dapat beradaptasi pada berbagai habitat
(Barrion and Litsinger, 1995). Laba-laba umumnya tidak berbahaya bagi
manusia, hanya beberapa jenis saja yang dapat dianggap merugikan karena
gigitannya mengandung racun. Laba-laba termasuk binatang karnivor
obligat yang sering memangsa berbagai spesies serangga dan laba-laba lain
yang lebih lemah. Karena itu laba-laba juga dapat bertindak sebagai
predator serangga hama yang cukup efektif (Shepard et al, 1987).
 Morfologi
Laba-laba Pardosa sp. dikenal dengan ciri-ciri gambaran seperti garpu
pada punggung sefalotoraks dan gambaran berupa garis atau bercak

20
berwarna putih pada abdomen. Betina dewasa panjang tubuhnya 9.95 mm,
sefalotoraks panjang 4.75 mm, lebar 4.00 mm dan tebal 3.00 mm;
abdomen panjang 5.20 mm, lebar 5.00 mm dan tebal 3.50 mm.
Sefalotoraks berwarna kelabu coklat sampai kelabu gelap kecuali daerah
mata, di bagian tengah terdapat gambaran berbentuk garpu dan pita
submarginal. Jantan panjang tubuhnya 6.80 mm; sefalotoraks panjang 3.80
mm, lebar 3.00 mm dan tebal 1.80 mm; abdomen panjang 3.20 mm, lebar
1.80 mm, tebal 1.70 mm. Seperti pada betina, di bagian tengah dan tepi
sefalotoraks terdapat pita yang jelas. Laba - laba merupakan hewan
berbuku-buku atau beruas-ruas, padatungkai terdapat duri - duri yang
panjang dengan mata berbentuk segi enam, matanya berwarna gelap
(hitam). Laba-laba ini merupakan laba - laba aktif yang memburu
mangsanya (Barrion and Litsinger, 1995). Pengumpulan data dengan
menggunakan perangkap jebak dan penangkapan secara langsung (hand
picking) di lapangan yang kemudian dihitung kelimpahan populasi
Pardosa sp. yang menunjukkan hasil yang beragam diantara masing-
masing tiga tipe habitat tanaman yaitu jagung, kacang tanah dan tomat.
4.2.1.3. Ubi Jalal

 Klasifikasi ubi jalar


Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Tubiflorae
Family : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
 Morfologi ubi jalar

21
Tanaman ubi jalar ini mempunyai bentuk dan ukuran ubi sangat
bervariasi,bergantungan pada klon atau varietasnya,struktur tanah dan
faktor lainnya. Bentuk umum ubi jalar yaitu mebulat,elips,bulat telur,elips
memanjang,dan tidak beraturan. Warna kulit ubi jalar bervariasi mulai
dari warna krem,keputih putihan,kuning,orange,coklat-orange,merah-
muda,merah-ungu,dan ungu sangat tua, bergantung pada kondisi
lingkungan tumbuh.
 Hama yang menyerang
a) Penggerek batang ubi jalar Omphisia anastomasalis
(Lepidoptera:pyralidae)
 Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Anthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Subordo : Rhopalocera
 Morfologi
Kupu-kupu biasanya memiliki warna yang indah
cemerlang,ngengatnya kebanyakan aktif di waktu malam.
 Siklus hidup
Kupu-kupu bisa bertelur sekali atau banyak kali setiap
tahun.Jumlah keturunan setahun berbeda,telur kupu-kupu di
lindungi oleh kulit berabunng keras disebut khorion ditutupi
dengan lapisan anti lilin yang melindungi telur dari terjemur
sebelum larva berkembang sepenuhnya,setiap telur memiliki pori-
pori berbentuk corong yang halus di satu ujung yaitu mikropil
yang bertujuan memungkinkan masuknya sperma untuk bergabung
dengan sel telur.Lain spesies lain ukuran telurnya,namun semua
telur kupu-kupu berbentuk bola maupun ovat.
 Gejala hama yang menyerang
Larva membuat lubang dengan cara menggerek bagian
dalam batang tanaman ubi jalar tidak lama setelah larva keluar dari
telur, dan kadang-kadang menembus leher pangkal umbi. Akibat

22
aktivitas makan larva menyebabkan terjadinya pembesaran dan
lignifikasi pada pangkal batang dan terbentuknya rongga dimana
rongga tersebut diisi dengan serbuk halus bekas gerekan. Tanaman
menjadi layu dan mati. Serangan penggerek batang pada tahap
awal pertumbuhan tanaman ubi jalar dapat menghambat
pembentukan umbi.

b) Kumbang Penyu, Aspidomorpha spp. (Coleoptera : Chrysomelidae)


 Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Anthropoda
Subfilum : Hexapoda
Kelas : insect
Subkelas : Pterygota
Infrakelas : Neoptera
Superordo : Endopterygota
Ordo : Coleoptera
 Morfologi
Kumbang mempunyai karakteristik kumbang umumnya.
Tubuh kumbang dibagi menjadi tiga bagian yaitu
Kepala,dada(toraks),dan perut(abdomen).
 Siklus hidup
Kumbang mempunyai sayap berselubung,karena sebagian
besar kumbang memiliki dua pasang sayap.Pasangan sayap yang
berada di depan disebut elytra.pasangan ini mengeras dan menebal
yang dapat melindungi pasangan sayap di belakangnya dan juga
melindungi bagian dibelakang tubuh kumbang.
 Gejala hama yang menyerang

23
Serangga dewasa maupun larva memakan daun sehingga
menyebabkan terbentuknya lubang-lubang besar pada daun. Pada
kondisi serangan berat hama tersebut dapat menyebabkan daun
menjadi gundul sehingga hanya menyisakan tulang daun saja, atau
bahkan dapat menyebabkan batang menjadi patah. Meskipun
kerusakan yang disebabkan oleh kumbang penyu pada daun cukup
signifikan, namun tidak pernah sampai menyebabkan kehilangan
hail.

c) Kepik Ubi Jalar, Physomerus grossipes (Hemiptera: Coreidae)


 KlasifikasI
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Subordo : Heteroptera
Infraordo : Pentatomomorpha
Superfamili : Pentatomoidae
Family : Pentatomoidea
 Morfologi
Jenis kepik berbadan lebar seperti perisai berbentuk segi
lima,antena beruas lima, mengeluarkan bau yang kurang enak.
 Siklus hidup
Serangga ini tersebar didaerah-daerah tropic dan
subtropik,dapat pula merupakan perantara beberapa virus tanaman.
Telurnya diletakkan pada tanaman inang secara
berkelompok,nimfa yang menetas,bentuknya mirip serangga

24
dewasa,hanya sanyapnya kurang sempurna. Perkembangan diri
nimfa ke dewasa melalui metamorfosa tidak sempurna.
 Gejala hama yang menyerang
Nimfa dan imago kepik ubi jalar menusuk batang dan
tangkai ubi jalar untuk menghisap cairan tanaman sehingga
menyebabkan tanaman menjadi layu dan kerdil.

d) Ulat Penggulung Daun, Convolvuli Brachmia (Lepidoptera :


Gelechiidae)
 Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Kelas : Incesta
Superordo : Panorpida
Ordo : Lepidoptera
 Morfologi
Spesies Lepidoptera ditandai dengan lebih dari tiga fitur
turunan,beberapa yang paling jelas adalah sisik yang menutupi
tubuh dan sayap mereka dan proboscis. Memiliki tubuh silindris
dengan kepala yang berkembang dengan baik,bagian mulut
mandibula,tiga pasang kaki toraks.
 Siklus hidup
Kupu-kupu atau ngengat memainkan peran penting dalam
ekosistem alami sebagai penyerbuk dan sebagai makanan dalam
rantai makanan, sebaliknya larva mereka di anggap sangat
bermasalah untuk vegetasi di bidang pertanian.pada banak spesies
,betina dapat menghasilkan 200 sampai 600 telur,sementara pada
yang lain,jumlahnya mungkin mendekati 30.000 telur dalam

25
sehari. ulat-ulat yang menetas dari telur ini dapat menyebabkan
kerusakan sejumlah besar tanaman.
 Gejala hama yang menyerang
Ulat penggulung daun menyebabkan daun seperti
direnda, dengan urat daun utama dibiarkan utuh.

4.2.2 Tanaman Buah-buahan


4.2.1.4. Melon
 Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledone
Ordo : Cucurbitales
Family : Cucurbitacae
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis melo L
 Morfologi
Melon merupanakan tanaman semusim atau setauhun yang bersifat
merambat atau menjalar. Melon memiliki akar tunggang yang terdiri atas akar
utama dan akar lateral. Panjang akar utama dari pangkal batang mencapai 15-
20 cm. Seadng akar sekunder keluar dari serabut akar, penyebaaran akan
mencapai 35-45 cm. Batang tanaman memiliki batang berwarna hijau muda
dengan bentuk bersegi lima berlekuk dengan 3-7 lekukan dan bergaris tengah
8-15 cm. Daun tanaman berwarna hijau menjari bersudut lima. Berlekuk 3-5
lekukan dan bergaris tengah 8-15 cm. Permukaan daun kasar dan susunannya
berselang seling.

26
Melon memiliki bunga yang tumbuh di ketiak daun, bunga jantan
terbentuk secara kelompok 3-6 helai. Bunga jantan akan muncul pada ketiak
daun yang ditopang dengan tangkai pipih panjang dan hanya terdiri dari
mahkota bunga dan benag sari serta tidak memiliki bakal buah. Sedangkan
bunga betina muncul pada ruas percabangan diketiak daun yang terdiri bunga,
putik, dan bakal buah. Penyerbukan pada melon dibantu oleh angin. Buah
melon terdiri atas kulit buah, daging buah, dan biji. Kulit buah tidak terlalu
tebal 1-2 mm, tetapi keras dan kuat. Kulit ini memiliki lapisan yang tersusun
atas epidermis, mesodermis, dan endodermis. Buah berbentuk bulat dan
lonjong dengan warna hijau, kuning, dan juga hijau tua. Daging buah
berwarna hijau, kuning keputihan dan juga jingga. Biji buah berwarna coklat
muda dengan panjang 0,9 mm dengan diameter 0,4 mm. Dalam satu buah
melon terdapat biji sekitar 500-600 biji.
 Hama Melon
a) Ulat gerayak

 Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Subphylum : Hexapoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Familia : Noctuidea
Genus : Spodoptera
Species : Spodoptera litura F.
 Morfologi
Ulat garayak mempunyai titik hiam arah lateral pada setiaap
abdomen. Larva mudah berwarna kehijau-hijauan, instar pertama

27
tumbuh hijau kuning, panjang 2,0-2,74 mm dan tubuh berbulu-bulu
halus, kelapa berwarna hitam denga lebar 0,2-0,3 mm. Instar kedua,
tubuh berwarna hijau panjang 3,75-10,0 mm, bulu tidak terlihat dan
ruas abdomen pertama terdapat garis hitam meningkat pada bagian
dorsal terdapat garis putih memanjang dari otak hingga ujung
abdomen. Larva instar ketiga memiliki panjang tubuh 8,0 -15,0 mm
dengan lebar 0,5-0,6 mm. Instar empat, lima dan enam agak sulit
dibedakan, untuk panjang tubuh instar 13-20 mm, instar lima 23-35
mm, dan istar keenam 35-50mm. Mulai instar keempat warna
bervariasi kalung/bulan sabit berwarna hitam pada segmen abdomen
yang keempat dan keenam. Pada sisi lateral dan dorsal terdapat garis
kuning. Ulat yang baru menetas akan berwarna hijau muda, bagian sisi
coklat tua atau hitam kecoklat-coklatan. Ulat berkepompong didalam
tanah, membentuk pipa tanapa rumah pupa(kokon) berwarna coklat
kemerahan dengan warna hitam kecoklatan, pada sayap depan
ditemukan spot berwarna hitam dengan strip-strip putih kuning. Sayap
belakang biasanya berwarna putih.
 Siklus Hidup
Telur menetas menjadi larva 3-5 hari dengan jumlah sekitar 50-
300 butir. Umur larva dari instar satu sampai instar enam sekitar 12-15
hari. Fase pupa berkisar antara 8-11 hari. Fase imago berkisar antara 5-
6 hari. Siklus hiduup ulat dari telur hingga imago berkisar antara 30-60
hari.
 Gejala Serangan
Ulat gerayak memakan daun terutama daun muda hingga batang
muda.
b) Lalat Buah
 Klasifikasi

28
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Tephritidae
Genus : Batrocera
Spesies : Batrocera spp.
 Morfologi
Lalat buah dewasa ukurannya sedang dan berwarna kuning dan
sayapnya datar. Pada tepi ujung sayap ada bercak-bercak coklat
kekuningan. Abdomennya ada pita-pita hitam, sedangkan thoraxnya
ada bercak-bercak kekuningan. Ovipositornya terdiri dari tiga ruas
dengan bahan seperti tanduk yang keras.
 Siklus Hidup
Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, diletakkan
berkelompok 2 - 15 butir dan diletakkan dibawah kulit buah, dalam
waktu ± 2 hari telur akan menetas menjadi larva yang akan membuat
terowongan kedalam buah dan memakan dagingnya kurang lebih 2
minggu. Seekor lalat betina mampu menghasilkan telur 1200 - 1500
butir.Larva berwarna putih keruh atau putih kekuning-kuningan,
berbentuk bulat panjang dengan salah satu ujungnya runcing. Larva
terdiri atas tiga instar, dengan lama stadium larva 6 - 9 hari. Larva
setelah berkembang maksimum akan membuat lubang keluar untuk
meloncat dan melenting dari buah dan masuk ke dalam tanah untuk
menjadi pupa.
Pupa terbentuk dari larva yang telah dewasa yang
meninggalkan buah dan jatuh di atas tanah, kemudian masuk kedalam
tanah dan membentuk pupa didalamnya. Pupa berwarna coklat, dengan
bentuk oval, panjang ± 5 mm dan lama stadium pupa 4 - 10
hari.Imago rata-rata berukuran panjang ± 7 mm, lebar ± 3 mm. Lalat
buah dewasa berwarna kuning, sayapnya datar dan transparan dengan
bercak-bercak pita (band) yang bervariasi merupakan ciri masing-
masing spesies lalat buah. Pada ujung sayap ada bercak coklat

29
kekuningan.Pada abdomen terdapat pita-pita hitam pada thoraxnya ada
bercak-bercak kekuningan.Ovipositornya terdiri dari 3 ruas dengan
bahan seperti tanduk keras. Pada lalat betina ujung abdomennya lebih
runcing dan mempunyai alat peletak telur, sedangkan abdomen lalat
jantan lebih bulat. Secara keseluruhan daur hidup lalat buah berkisar ±
25 hari.
 Gejala Serangan
Lalat buah menyerang buah yang masih kecil dengan cara
memasukan telur kedalam buah. Setelah telur-telur lalat buah menetas
menjadi larva ia akan memakan daging buah sehingga buah
menguning dan membusuk dan akhirnya rontok.Gejala awal pada
permukaan kulit buah ditandai dengan adanya noda/titik bekas tusukan
ovipositor (alat peletak telur) lalat betina saat meletakkan telurnya ke
dalam buah.Selanjutnya akibat gangguan larva yang menetas dari telur
di dalam buah, maka noda-noda tersebut berkembang menjadi bercak
coklat di sekitar titik tersebut.Larva memakan daging buah, dan
akhirnya buah menjadi busuk dan gugur sebelum matang.
c) Oteng-Oteng ( Aulocophora similis Oliver)

 Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Coleoptera
Family : Chrysomelidae
Genus : Aulocophora
Species : Aulacophora similis Oliver
 Morfologi

30
Imago Aulacophora similis Oliver memiliki tubuh yang relative
kecil, pendek, dan gemuk. Panjang serangga dewasa sekitar 7 mm,
punggung berwarna kuning kecoklatan dan mempunyai mesothorax
serta metathorax yang kehitam-hitaman (Chanthy, 2010). Secara
keseluruhan serangga dewasa tampak memiliki warna yang cerah dan
mengkilap polos, kepala tidak memanjang menjadi suatu moncong,
ujung abdomen tertutup elitra dan memiliki antena pendek, kurang dari
setengah panjang tubuhnya. Bila ada yang mengganggu imago sering
menjatuhkan diri dari tanaman seolah-olah mati.Imago betina
berukuran lebih besar dan memiliki warna elitra kuning
kecoklatan.Karena elitra serangga ini berwarna kuning maka serangga
ini sering disebut dengan Yellow Cucumber Beetle.
 Siklus Hidup
Periode perkembangan A. similis mulai dari telur sampai
dengan imago berkisar antara 44-52 hari.Stadium telur berkisar antara
10-13 hari.Telur dari serangga ini berbentuk bulat lonjong dan kecil,
berwarnakuning cerah dan diletakkan satu persatu atau berkelompok di
dalam tanah di sekitar pangkal tanaman inang.Telur yang diletakkan
serangga betina bisa mencapai hingga 500 butir.Jika tingkat serangan
dan populasi serangga pada saat tanaman masih muda cukup tinggi,
maka telur yang dihasilkan juga banyak.Hal ini mengakibatkan
produksi larva cukup tinggi sehingga dapat mematikan tanaman
sebelum buah dipanen.Pada saat akan menetas menjadi larva, telur
berubah warna menjadi coklat kekuningan. Stadium larvaberkisar
antara 18-21 hari.Larva umumnya berwarna abu-abu kehitaman,
berbentuk subsilindris, agak gemuk,memiliki tiga pasang tungkai, satu
anal proleg dan memiliki duri-duri dipermukaan tubuhnya. Larva
bersembunyi didalam tanah dan merusak akar tanaman dengan cara
memakannya. Serangan larva dapat menyebabkan tanaman yang masih
muda sangat merana dan mengalami kematian sejak phase kecambah.
Stadium pupa berkisar 16-18 hari, lokasi pupa berada didalam
gumpalan tanah yang dibuat pada akhir larva instar III. Pupa memiliki
bentuk tipe exarate dan berwarna putih kekuningan.Imago yang baru
terbentuk dari pupa berwarna kuning keputihan, berupa tubuh yang
31
masih lunak dan akanberubah menjadi imago aktif terbang setelah
berumur satu hari.Pada saat tersebut imago mulai aktif mencari
makanan dari daun-daun muda.Usia imago bisa mencapai hingga
beberapa bulan.Setelah bertelur, serangga betina dapat hidup hingga 10
bulan kemudian.Stadium larva dan imago merupakan stadium infektif
atau stadium yang merusak pada pertanaman mentimun.Stadium ini
memiliki rentang waktu yang lebih lama daripada stadium noninfektif
(telur dan pupa).
 Gejala Serangan
Kumbang A. similis merusak tanaman mentimun dengan dua
cara, imago memakan daun dan bunga dengan membuat lubang
semisirkuler, dan larva menyerang akar tanaman. Serangan larva dalam
jumlah besar dapat mematikan tanaman, dan biasanya terjadi pada area
yang ditanami satu varietas yang samasecara terus menerus tanpa
adanya rotasi dengan tanaman yang bukan inang.Gejala yang
ditimbulkan tanaman terserang menjadi layu karena jaringan akarnya
dimakan larva dan daunnya berlubang dimakan kumbang.A.similis
aktif sepanjang tahun memakan daun dan bunga tanaman.Gejala khas
yang ditunjukkan serangga ini adalah lubang gerekan pada daun yang
membentuk semisirkuler. Aktifitas makannya pada daun dilakukan
dengan cara memutar tubuhnya menggunakan ujung poros abdomen,
sehingga menghasilkan luka melingkar dan pada akhirnya lingkaran
tersebut akan luruh sehingga membentuk luka melingkar yang besar.
Beberapa serangga menyerang daun yang sama hingga hanya
menyisakan tulang daun`Kerusakan pada phase perkecambahan dapat
mengakibatkan daun muda terlambat muncul, bahkan pada tinggkat
kerusakan yang parah dapat mengakibatkan kematian kecambah.
Walaupun daun muda muncul, tetapakan mengakibatkan
keterlambatan dalam pertumbuhannya.Kerusakan pada bunga sangat
berpengaruh terhadap produsksi benih. Hal ini karena kualitas dan
kuantitas pollen menjadi rendah
sehingga dapat mengurangi efektivitas polinasi dan mengakibatkan
rendahnya biji yang terbentuk.
 Penyakit Melon
32
a) Penyakit Layu Fusarium

 Karakteristik
Jamur ini adalahFusarium oxysporum menghasilkan spora
untuk berkembangbiak. Sporanya ada dua macam, yaitu mikrokonidia
dan makrokonidia. Mikrokonidianya bersel satu, tidak berwarna,
bentuk lonjong atau bulat telur. Makrokonidianya berbentuk bulat
sabit, tidak berwarna, bersekat dua atau tiga. Biasanya di bagian
pangkal batang bawah akan terlihat miselium jamur berwarna putih,
dan jika Anda kerik sedikit, kemudian Anda amati dibawah mikroskop,
terlihat mikrokonidia atau makrokonidianya seperti gambar di bawah
ini. Tanaman yang biasa diserang adalah tomat, cabai, ketimun dan
lain-lain Cendawan biasanya menyerang bagian akar dan batang
tanaman, mengakibatkan rusaknya terhambatnya pembuluh kayu, hal
ini akan mengganggu pengangkutan air sehingga mengakibatkan
kelayuan secara keseluruhan pada tanaman. Toksin dan enzim yang
dihasilkan oleh jamur ini dapat mengganggu fermeabilitas membran
plasma sel tanaman dan merusak dinding sel pembuluh kayu akibatnya
fungsi pembuluh kayu menjadi terganggu. Cendawan ini merupakan
patogen tanah (soil inhabitant), dan dapat bertahan hidup dalam tanah
lebih dari 10 tahun tanpa tanaman inang, dalam bentuk klamidospora.
Tanah yang sudah terinfeksi sukar dibebaskan kembali dari jamur ini.
Cendawan masuk ke dalam jaringan akar atau batang melalui luka-luka
karena pemindahan bibit, karena pembumbunan atau luka karena
serangga atau nematoda, selain itu juga dapat masuk melalui ujung
akar. Jamur berkembang sebentar dalam jaringan parenkim, lalu

33
menetap dan berkembang dalam berkas pembuluh. Cendawan dapat
disebarkan oleh percikan-percikan air hujan, air irigasi yang membawa
tanah terinfeksi dan benih terinfeksi.
4.2.1.5. Pepaya
 Klasifikasi

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliosida
Sub Kelas : Dilleniidae
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya L
 Morfologi
Akar tanaman pepaya berupa akar tunggang ( Radik primaria ), karena
akar tembaga tumbuh terus menjadi akar popok bercabang menjadi akar yang
lebih kecil berbentuk bulat dan berwarna putih kekuningan. Batang tanaman
pepaya berbentuk bulat , dengan permukaan batang berkas-berkas daun yang
menyerupai spiral. Batang pada pepaya tumbuh tegak dan lurus serta memiliki
rongga –rongga yang di akibatkan oleh pemutusan pada tangkai batang daun.
Daun pada tanaman pepaya merupakan daun tunggal, berukuran besar. Daun
pada tanaman ini adalah daun berjari , bergigi dan juga mempunyai tangkai
dauan yang panjang dan berwarna putih kekuningan. Daun ini juga dikatakan
berbentuk bulat, bundar, ujung runcing, dan memiliki rongga pada daun.

34
Bunga pada tanama pepaya memiliki 3 jenis ( poligam ) berupa bunga jantan,
bunga betina dan bunga sempurna. Dengan memiliki ketiga ini akan
menghasilkan bunga yang bagus atau sempurna. Bunga pepaya berwarna putih
kekuningan, dan memiliki tangkai kecil, bagian atas runcing serta memiliki
bagian tengah berkelopak.
Buah pada tanaman pepaya adalah buah tunggal atau sejati, buah pada
tanaman ini bersisi biji yang banyak. Buah ini muncul pada ketiak tangkai
daun berwarna hijau mudah, kekuningan dan kuning ketika matang. Buah ini
memiliki daging kemerahan dan dagingnya sangat tebal.Biji tanaman pepaya
terdapat di dalam buah, biji dalam buah ini sangat banyak dan memiliki
bentuk bulat atau bundar serta lonjong tergantung variatesnya. Biji tanaman
pepaya memiliki warna kecoklatan dan kehitaman, selain itu biji ini bisa
langsung di tanam ke dalam media tanam.
 Hama Tanaman Pepaya
a) Tetranychus cinnabarrinus / Tungau merah
 Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Divisi :Arthropoda
Kelas :Arachnida
Ordo :Trombidiformes
Famili :Tetranychidae
Genus :Tetranychus
Spesies : Tetranychus cinnabarrinus
 Morfologi
Disaat musim kemarau dan cuaca panas dengan suhu optimal
27 ° C telur-telur tungau dapat menetas dalam waktu 3 hari.Menjadi
tungau dewasa secara seksual dalam waktu 5 hari setelah
menetas.Hama Tungau adalah hewan kecil bertungkai Delapan dan
suka bergerombol yang menjadi anggota superordo Acarina.Tungau
berbeda dengan serangga (Insecta), tetapi lebih dikategorikan pada
laba-laba.
 Siklus Hidup

35
Seekor hama tungau betina mampu bertelur sebanyak 20 butir
telur / hari, dan dapat hidup antara 2 sampai 4 minggu. Tungau-tungau
tersebut dapat bertelur hingga ratusan telur. Seekor tungau betina tunggal
mampu mengembangkan biak hingga satu juta ekor tungau dalam jangka
waktu satu bulan.Tungau betina bersifat diploid, sedangkan tungau
jantan bersifat haploid.Artinya, tungau betina merupakan keturunan dari
telur yang dibuahi oleh tungau jantan, sendangkan tungau jantan
merupakan keturunan dari telur yang tidak dibuahi. Saat melakukan
perkawinan, tungau betina akan merusakkan pembuahan pada beberapa
butir telur untuk menghasilkan tungau jantan. Telur yang dibuahi akan
menghasilkan betina diploid. Sementara telur yang tidak dibuahi akan
menghasilkan tungau jantan haploid.
 Gejala
Hama ini meyerang pada bagian daun, tangkai dan buah
tanaman pepaya. Tanaman yang terserang pada bagisan akan berubah
menjadi warna perunggu. Sedangkan untuk bagian daun pada
permukaan akan terlihat bercak kuning atau coklat yang lama kelaan
melebar keseluruh permukaan daun. Bagian bawah daun terlihat
anyaman benang halus yang merupakan tempat hama ini tinggal.
Serangan hama ini juga membuat tingkat kesegaraan dan ukuran buah
menjadi turun dengan sangat drastis.

b) Lalat buah
 Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda

36
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Tephritidae
Genus : Batrocera
Spesies : Batrocera spp.
 Morfologi
Lalat buah ukurannya sedang dan berwarna kuning dan
sayapnya datar. Pada tepi ujung sayap ada bercak-bercak coklat
kekuningan. Abdomennya ada pita-pita hitam, sedangkan thoraksnya
ada bercak-bercak kekuningan. Ovipositorinya terdiri dari tiga ruas
dengan bahan seperti tanduk yang keras.
 Daur hidup
Dengan ovipositorinya, lalat ini menusuk kulit buah. Jumlah
telurnya sekitar 100-120 butir. Setelah 2-3 hari, telur akan menetas dan
menjadi berenga. Berenga tersebut akan menjadi terowongan didalam
buah dan memakan dagingnya selama lebih kurang 2 minggu. Berenga
yang telah dewasa meninggalkan buah dan jatuh diatas tanah,
kemudian membuat terowongan 2-5 cm dan berpupa. Lama masa pupa
7-8 pupa. Total daur hidupnya antara 23-34 hari, tergantung keadaan
udara. Dalam satu tahun lalat ini kira-kira menghasilkan 8-10 generasi.
 Gejala
Lalat buah biasanya menusuk dengan alat pada moncongnya
menembus kulit buah kemudian meletakan telur-telurnya. Masa
periode telur sekitar 1-20 hari. Lalat buah biasanya berkembang biak
dengan bergerombol. Efek serangan buahnya rontok, jika tidak rontok
maka buahnya akan benjol-benjol.

37
c) Planococcus citri / Kutu Dempolan
 Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Famili : Pseudococcidae
Genus : Planococcus
Spesies : Planococcus citri Risso
 Morfologi
Kutu dewasa berbentuk oval, datar, berwarna kuning
kecoklatan, kuning muda atau kuning tua, panjang 3- 4 mm, lebar 1,5-
2 mm. Tubuh serangga ditutupi lapisan lilin. Di sepanjang tepi badan
kutu terdapat duri-duri dari bahan semacam lilin sebanyak 14- 18
pasang dan duri pada bagian pangkal panjangnya dua kali dari panjang
duri lainnya.
 Siklus Hidup
Telur berwarna kuning dan diletakkan di dalam kantong yang
terbuat dari bahan menyerupai benang-benang lilin halus yang berada
di belakang tubuh kutu betina.Ukuran kantong-kantong ini kadang-
kadang lebih besar dari ukuran kutu betina.Seekor kutu betina mampu
bertelur 300 butir, telur diletakkan pada bagian tanaman dan
berlangsung antara 2 - 17 hari.
Nimfa yang baru menetas dari telur berwarna hijau muda atau
kuning pucat, atau merah tua tergantung stadiumnya, bergerak
meninggalkan induknya dan mencari tempat di bagian tanaman lain.
Perkembangan nimfa jantan telah sempurna ditandai dengan adanya
sekresi puparium yang berlilin di akhir instar kedua. P. citri betina
mengeluarkan sex-feromon yang khas yang dapat menarik kutu jantan
pada jarak dekat.

38
Populasi kutu dompolan meningkat selama musim kemarau,
terutama bila kelembaban nisbi pada siang hari di bawah 75 %.
Ledakan populasi akan terjadi bila kelembaban nisbi turun di bawah 70
% dan berlangsung terus menerus selama 3 - 4 bulan, dan hari hujan di
bawah 10 hari. Penyebaran kutu dibantu oleh angin, hujan dan semut
gramang.Kutu ini memproduksi embun madu yang sangat disukai oleh
semut.Bila produksi embun madu berlebihan biasanya timbul jamur
jelaga pada daun, tangkai atau buah sehingga pertumbuhan bagian-
bagian tersebut tidak normal dan kualitas buah turun.Kutu ini
menyukai tempat yang agak teduh tetapi tidak terlalu lembab.
 Gejala
Menyerang buah pepaya dengan cara menyerap cairan buah
atau daun, tanaman yang terserang akan tumbuh. Gejala serangan ini
terlihat dengan hantu massa putih seperti lilin dibagian daun atau buah
tanaman. Kutu ini bisa menghasilkan kotoran yang menjadi media
tumbuhnya embun yang akan berwarna hitam

 Penyakit Tanaman Pepaya


a) Penyakit bercak daun Corynespora
 Penyebab
Corynespora cassiicola (Berk et Curt) Wei. Miselium berwarna
coklat muda dengan tensi 2-6mm haluskonidiofor tunggal, tegak atau
lentur. Konidium berbentuk lurus, melengkung atau seperti gada
berbali
 Inang : Pepaya (Carica papaya L)
 Gejala

39
Bercak ditengah daun sekitar 3cm, berwarna coklat. Pusat
bercak sering dipecahkan bercak berlubang. Jika menyerang tangkai
daun maka berbentuk jorong yang diliputi oleh miselium jamur tua
berwarna coklat.
 Daur penyakit
Konidium banyak ditemukan pada daun dan disebarkan oleh
angin dan air hujan. Diudara konidium paling banyak ditemukan pada
siang hari. Patogen yang menginfeksi jaringan daun dan buah muda
tidak dapat berkembang sebelum jaringan tersebut menua.

b) Penyakit Bercak Cincin


 Penyebab : Papaya Ringspot Virus (PRV)
 Inang :Pepaya (Carica papaya L.)
 Gejala
Bercak ditengah daun sekitar 3cm, berwarna coklat. Pusat
bercak sering dipecahkan bercak berlubang. Jika menyerang tangkai
daun maka berbentuk jorong yang diliputi oleh miselium jamur tua
berwarna coklat.
 Deskripsi
Konidium banyak ditemukan pada daun dan disebarkan oleh
angin dan air hujan. Diudara konidium paling banyak ditemukan pada
siang hari. Patogen yang menginfeksi jaringan daun dan buah muda
tidak dapat berkembang sebelum jaringan tersebut menua.
 Daur penyakit

40
Virus ini mudah ditularkan secara mekanis dengan
menggunakan getah tanaman. Virus tidak tebawa oleh biji. Sampai
saat ini beberapa kutu daun menjadi virus penular secara non
persisten terutaman Myzus persicae.

4.2.1.6. Cabai
 Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub kelas : Sympetalae
Ordo : Tubiflorae
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annuum L.
 Morfologi Tanaman Cabai
Tumbuhan cabai terdiri atas bagian akar, batang, daun, bunga, dan
buah sebagai bagian terpenting dari hasil utama produk.Bagian-bagian
tumbuhan tersebut berperan dalam aktivitas hidup tumbuhan, seperti
penyerapan air, pernapasan, fotosintesis, pengangkutan zat makanan, dan
perkembangan. Akar tumbuhan merupakan struktur tumbuhan yang terdapat
dalam tanah.Akar sebagai tempat masuknya mineral (zat-zat hara) dari tanah
menuju ke seluruh bagian tumbuhan. Secara morfologi, akar tersusun atas
rambut akar, batang akar, ujung akar, dan tudung akar.Secara anatomi, akar

41
tersusun atas epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat.Ujung akar
merupakan titik tumbuh akar.
Ujung akar terdiri atas jaringan meristem yang sel-selnya berdinding
tipis dan aktif membelah diri.Tudung akar berfungsi untuk melindungi akar
terhadap kerusakan mekanis pada waktu menembus tanah.Tudung akar
mengandung lendir di bagian luar, untuk memudahkan akar menembus
tanah. Tanaman cabai merupakan tanaman perdu dengan batang tidak
berkayu. Batang akan tumbuh sampai ketinggian tertentu, kemudian
membentuk banyak percabangan. Batang tanaman cabai berwarna hijau,
hijau tua atau hijau muda. Pada batang yang lebih tua, pada umumnya yang
paling bawah, akan muncul warna coklat seperti kayu yang diperoleh dari
pengerasan jaringan parenkim.
Fungsi batang pada tumbuhan cabai Secara umum adalah sebagai
berikut:
 Batang merupakan organ lintasan air dan mineral dari akar ke daun dan
lintasan zat makanan hasil fotosintesis dari daun keseluruh bagian
tumbuhan.
 Batang merupakan organ pembentuk dan penyangga daun.
Secara morfologi, daun memiliki bagian-bagian helaian daun (lamina)
dan tangkai daun (petiolus).Secara umum, anatomi daun serupa dengan
anatomi batang.Daun merupakan organ pada tumbuhan yang berfungsi
sebagai tempat fotosintesis, transpirasi dan sebagai alat pernapasan.Hasil
fotosintesis berupa glukosa dan oksigen. Glukosa hasil fotosintesis akan
diangkut oleh pembuluh tapis dan diedarkan keseluruh bagian tumbuhan.
Oksigen dikeluarkan melalui stomata daun dan sebagian digunakan untuk
repirasi sel-sel daun.
Bunga tanaman cabai bervariasi, namun memiliki bentuk yang sama,
yaitu bentuk bintang yang menunjukkan bahwa tanaman cabai termasuk
dalam sub kelas asteridae (berbunga bintang). Bunga biasanya tumbuh pada
ketiak daun, dalam keadaan tunggal atau bergerombol dalam tandan.Dalam
satu tandan biasanya terdapat 2-3 bunga saja.Mahkota bunga tanaman cabai
warnanya bermacam-macam, ada yang putih, putih kehijauan, dan
ungu.Diameter bunga antara 5-20 mm. Bunga tanaman cabai merupakan

42
bunga sempurna, artinya dalam satu tanaman terdapat bunga jantan dan
bunga betina.
Tanaman cabai memiliki bentuk buah yang bervariasi sesuai dengan
varietasnya.Ada buah yang berbentuk bulat sampai bulat panjang dengan
bagian ujung meruncing, mempunyai 2-3 ruang yang berbiji banyak.Buah
yang masih muda umumnya berwarna hijau, putih kekuningan, dan ungu
bergantung pada varietasnya.Buah yang sudah tua umumnya berwarna
kuning sampai merah.Bentuk biji cabai adalah kecil, bulat pipih seperti
ginjal, dengan warna kuning kecoklatan. Tanaman cabai mulai berbunga
pada umur 60-75 hari setelah disemaikan dan proses penuaan buah
berlangsung antara 50-60 hari sejak bunga mekar.
 Hama pada Tanaman Cabai
a) Hama Ulat Grayak(Spodoptera litura)

 Klasifikasi Hama Ulat grayak (Spodoptera litura)


Kingdom : Animalia
Divisio : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Noctuidae
Genus : Spodoptera
Spesies : Spodoptera litura
 Morfologi Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura)
Serangga dewasa jenis Spodoptera litura , memiliki ukuran
panjang badan 20 - 25 mm, berumur 5 - 10 hari dan untuk seekor
serangga betina jenis ini dapat bertelur 1.500 butir dalam kelompok-
kelompok 300 butir. Serangga ini sangat aktif pada malam hari,

43
sementara pada siang hari serangga dewasa ini diam ditempat yang
gelap dan bersembunyi.
Larva Spodoptera litura memiliki jumlah instar 5 dengan
ukuran instar 1 panjang 1,0 mm dan instar 5 panjang 40 - 50 mm
berwarna coklat sampai coklat kehitaman dengan bercak-bercak
kuning dan berumur 20 - 26 hari. Sepanjang badan pada kedua
sisinya masing-masing terdapat 2 garis coklat muda.
Ciri khas ulat grayak ini adalah terdapat bintik-bintik segitiga
berwarna hitam dan bergaris-garis kekuningan pada
sisinya.Sedangkan ulat dewasa berwarna abu-abu gelap atau
cokelat.Larva akan menjadi pupa (kepompong) yang dibentuk di
bawah permukaan tanah. Daur hidup dari telur menjadi kupu-kupu
berkisar antara 30 hari hingga 61 hari. Stadium yang
membahayakan dari hama Spodoptera litura adalah larva (ulat)
karena menyerang secara bersama-sama dalam jumlah yang sangat
besar untuk menunjang metamorfosisnya. Ulat ini memangsa segala
jenis tanaman (polifag), termasuk menyerang tanaman cabai.
 Daur Hidup Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura)
Telur berbentuk hampir bulat dengan bagian dasar melekat
pada daun (kadang- kadang tersusun dua lapis), berwarna coklat
kekuningan.Telur diletakkan pada bagian daun atau bagian tanaman
lainnya, baik pada tanaman inang maupun bukan inang.Bentuk telur
ber- variasi.Kelompok telur tertutup bulu seperti beludru yang
berasal dari bulu- bulu tubuh bagian ujung ngengat betina, berwarna
kuning kecoklatan.Produksi telur mencapai 3.000 butir per induk
betina, tersusun atas 11 kelompok dengan rata-rata 25 -200 butir per
kelompok. Stadium telur berlangsung selam 3 hari (2;10;12).
Setelah telur menetas, ulat tinggal untuk sementara waktu di tempat
telur diletakkan.Beberapa hari kemudian, ulat tersebut berpencaran.
Larva mempunyai warna yang bervariasi, memiliki kalung
(bulan sabit) berwarna hitam pada segmen abdomen keempat dan
kesepuluh . Pada sisi lateral dorsal terdapat garis kuning. Ulat yang
baru menetas berwarna hijau muda, bagian sisi coklat tua atau hitam
kecoklatan, dan hidup berkelompok .Beberapa hari setelah menetas
44
(bergantung ketersediaan makanan), larva menyebar dengan
menggunakan benang sutera dari mulutnya.Pada siang hari, larva
bersembunyi di dalam tanah atau tempat yang lembap dan
menyerang tanaman pada mala m har i atau pada intensitas cahaya
matahari yang rendah. Biasanya ulat berpindah ke tanaman lain
secara bergerombol dalam jumlah besar . Stadium ulat terdiri atas 6
instar yang berlangsung selama 14 hari. Ulat instar I, II dan III,
masing-masing berlangsung sekitar 2 hari. Ulat berkepompong di
dalam tanah.Stadia kepompong dan ngengat, masing-masing
berlangsung selama 8 dan 9 hari.Ngengat meletakkan telur pada
umur 2-6 hari. Warna da n perilaku ula t instar terakhir mirip ulat
tanah Agrothis ipsilon , namun terdapat perbedaan yang cukup
mencolok, yaitu pada ulat grayak terdapat tanda bulan sabit
berwarna hijau gelap dengan garis punggung gelap memanjang.
Pada umur 2 minggu, panjang ulat sekitar 5 cm. Ulat berkepompong
di dalam tanah, membentuk pupa tanpa rumah pupa (kokon),
berwarna coklat kemerahan dengan panjang sekitar 1,60 cm. Siklus
hidup berkisar antara 30 - 60 hari (lama stadium telur 2 - 4 hari).
Stadium larva terdiri atas 5 instar yang berlangsung selama 20- -46
hari. Lama stadium pupa 8 - 11 hari.Seekor ngengat betina dapat
meletakkan 2.000 - -3.000 telur . Sayap ngengat bagian depan
berwarna coklat atau keperakan, dan sayap belakang berwarna
keputihan dengan bercak hitam. Kemampuan terbang ngengat pada
malam hari mencapai 5 km
 Gejala serangan Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura)
Hama ulat grayak menyerang daun dan buah
cabai.Serangannya ditandai dengan daun-daun yang terlihat
berwarna agak putih, karena yang tertinggal hanya selaput daun
bagian atas.Bagian daging daun sebelah bawah telah dimakan oleh
ulat ini.Pada awal serangan daun terlihat berlubang-lubang, lama
kelamaan hanya tertinggal tulang-tulang daun.Hama ini menyerang
bagian daun tanaman cabai secara bergerombol.Daun yang terserang
berlubang dan meranggas.

45
Pada serangan parah, biasanya terjadi saat musim kemarau,
menyebabkan defoliasi daun yang sangat berat.Serangan ulat yang
masih kecil mengakibatkan bagian daun tanaman cabai yang tersisa
tinggal epidermis bagian atas dan tulang daunnya saja.Ulat yang
besar memakan tulang daun.Serangan berat dapat mengakibatkan
tanaman menjadi gundul.
Ulat grayak disebut juga dengan nama ulat tentara. Seperti
halnya jenis hama ulat lain, hama ini menyerang tanaman cabai pada
malam hari, sedang siang harinya beresembunyi di balik mulsa atau
di dalam tanah. Hama ini bersifat polifag (mempunyai kisaran inang
yang cukup luas).Jika daun suatu tanaman rusak, maka tanaman
tidak dapat fotosintesis dan tidak dapat meningkatkan produktivitas
tanaman tersebut.

b) Hama Lalat Buah (Bactrocera sp)

 Klasifikasi Lalat Buah


Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Familli : Tepritidae
Genus : Batracera

46
Spesies : Batracera spp
 Morfologi Lalat Buah
Lalat buah dewasa ukurannya sedang dan berwarna
kuning dan sayapnya datar. Pada tepi ujung sayap ada
bercak-bercak coklat kekuningan. Abdomennya terdapat
pita-pita hitam, sedangkan thoraxnya ada bercak-bercak
kekuningan.Ovipositornya terdiri dari tiga ruas dengan
bahan seperti tanduk yang keras.
 Daur Hidup
Dengan ovipositornya, lalat ini menusuk kulit
buah.Jumlah telur sekitar 100-120 butir. Setelah 2-3 hari,
telur akan menetas dan menjadi berenga. Berenga tersebut
akan membuat terowongan didalam buah dan memakan
dagingnya selama kurang lebih 2 minggu. Berenga yang
telah dewasa meninggalkan buah dan jatuh diatas tanah,
kemudian membuat terowongan 2-5 cm dan berpupa. Lama
masa pupa 7-8 hari. Total daur hidupnya antara 23-34 hari,
tergantung keadaan udara dalam satu tahun lalat ini kira-
kira menghasilkan 8-10 generasi.
 Gejala Serangan
Lalat betina dengan ovipositornya menusuk buah
dengan meletakkan telurnya dalam lapisan epidermis. Pada
waktu menetas, larvanya akan memakan daging buah
hingga buah menjadi jelek dan tidak dapat dimakan.
Biasanya serangan lalat ini diikuti hama lain. Telur kadang
diletakkan tidak hanya di dalam buah, tetapi juga pada
bunga dan batang. Batang yang terserang akan menjadi
bisul. Sementara itu buahnya akan menjadi kecil dan
berwarna kuning.

47
48
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setiap tanaman berpotensi terserang hama ataupun penyakit. Tidak terkecuali
pada tanaman holtikultural. Potensi hama dapat dilihat dari seberapa besar kerusakan
yang terjadi atau kerugian yang dialami tanaman akibat hama sedangkan potensi
penyakit tanaman dapat dilihat dari segitiga penyakit yang diidentifikasi. Di lahan
kering Fakultas pertanaian di identifikasi hama dan penyakit pada 3 jenis tanaman
pangan(sorgum, jangung, ubi jalar) dan 3 jenis tanaman buah-buahan ( melon, papaya,
cabai). Pada tanaman pangan, sorgum diserang oleh 2 jenis hama dan 1 penyakit,
jagung diserang oleh 4 jenis hama, ubi jalar diserang oleh 4 jenis hama. Pada tanaman
buah-buahan, melon diserang oleh 3 jenis hama dan 1 penyakit, papaya diserang oleh
3 jenis hama dan 1 penyakit, dan cabai diserang oleh 2 jenis hama.

49
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1992. Bercocok Tanam Jagung. Puslitbang Tanaman Pangan dan Pengembangan
Pertanian, InstitutPertanian.Bogor.
Effendi,S. 1980. Bercocok Tanam Jagung. C.V. Yasaguna.Jakarta
Marlina V, enni.2004.pengaruh pemberian dosis kompos azzola terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman jagung.proposal skripsi progam studi agronomi jurusan budi daya
pertanian fakultas pertanian universitas jambi. Jambi.
Said, M. Yasin, Soenartiningsih, A. Tenrirawe, A. M. Adnan, Wasmo,Wakman, A. Haris
Talanca, dan Syafruddin. 2008. Petunjuk Lapang,Hama, Penyakit Hara pada
Jagung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. C.V yasaguna. Jakarta
Suharto. 2007. Pengenalan dan Pengendalian Hama Tanaman Pangan.Yogyakarta.

50

Anda mungkin juga menyukai