Disusun oleh:
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan
rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
budidaya tanaman Suweg. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Budidaya Tanaman Pangan
yang diampu oleh Bapak Darban Haryanto,IR.,MP.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan
pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin
di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Dan negara berkewajiban mewujudkan ketersediaan,
keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi Pangan yang cukup, aman,
bermutu, dan bergizi seimbang, baik pada tingkat nasional maupun
daerah hingga perseorangan secara merata di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia sepanjang waktu dengan memanfaatkan
sumber daya, kelembagaan, dan budaya lokal. Indonesia sebagai negara
dengan jumlah penduduk yang besar dan di sisi lain memiliki sumber
daya alam dan sumber Pangan yang beragam, Indonesia haruslah
mampu memenuhi kebutuhan Pangannya secara berdaulat dan mandiri.
Diversifikasi pangan merupakan program prioritas Kementerian
Pertanian sesuai dengan PP Nomor 22 tahun 2009 tentang Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya
Lokal.Tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap beras dan terigu
harus dikurangi secara bertahap dengan meningkatkan konsumsi dan
produksi bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011).
Produksi ubi jalar pada tahun 2009 tercatat 1,95 juta ton dari luas panen
181.183 ha (BPS 2009).
Ubi jalar merupakan tanaman yang sangat familiar untuk orang
Indonesia, banyak ditemukan di pasar dengan harga relatif murah. Ada
beberapa jenis ubi jalar, jenis yang paling umum adalah ubi jalar
putih,merah, ungu, kuning atau orange. Zat gizi lain dalam ubi jalar
adalah energi, vitamin C, vitamin B6 (piridoksin) yang berperan penting
dalam kekebalan tubuh. Kandungan mineral dalam ubi jalar seperti
4
fosfor, kalsium, mangan, zat besi dan serat yang larut untuk menyerap
kelebihan lemak/kolesterol dalam darah (Reifa, 2005).
B. Tujuan
1.Menambah pengetahuan bagi tentang persepsi dan implementasi
masyarakat tentang Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA)
masyarakat pada ubi-ubian
2. Menjadikan ubi -ubian sebagai sumber karbohidrat lokal dalam upaya
diversifikasi pangan
3. Memberikan informasi sifat kandungan betakaroten sebagai antioksidan
yang diharapkan dapat menjadi nilai tambah ubi – ubian dalam pembuatan
beras analog
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau oleh seluruh rakyat
Indonesia (Broto, 2008).
Semakin maju suatu bangsa, semakin besar perhatiannya
terhadap mutu bahan pangan yang dikonsumsi. Makan tidak lagi
dipandang hanya sebagai sumber kalori, protein, vitamin, dan
mineral, tetapi lebih dari itu. Pangan menjadi penting artinya bagi
kepekaan daya pikir dan kecerdasan serta kepekaan terhadap seni,
budaya, dan keindahan. Pangan penting artinya bagi kelayakan
hidup dan keagungan manusia (human dignity ) itu sendiri.
Sebaliknya semakin maju suatu bangsa, semakin banyak
jenis makanan yang mengalami berbagai proses mekanis atau
kimia, baik dalam skala kecil maupun dalam skala industri. Dengan
kemajuan dan penggunaan teknologi tersebut, bahan pangan
akan kehilangan sifat kesegaran, dan sebagian atau sebagian besar
zat gizi yang terkandung di dalamnya hilang atau rusak. Sebagian
besar tujuan pengolahan pangan agar bahan menjadi awet dan
praktis dalam penanganan.
Setiap manusia memerlukan bahan makanan untuk menunjang
kelangsungan hidupnya. Dengan menggunakan bahan pangan,
manusia mampu membangun sel- sel tubuhnya dan menjaganya
agar tetap berfungsi dengan semestinya sehingga tetap sehat.
Manusia yang sehat adalah manusia yang bugar, segar, dan
berjaya. Zat-zat yang diperlukan oleh tubuh tersebut dapat diperoleh
dari bahan makanan yang disebut gizi.
Dalam suatu masyarakat yang maju, terasa timbul kebutuhan
yang beralasan untuk mengetahui komposisi makanan yang kita
konsumsi. Pada umumnya pangan atau makanan tidak hanya
tersusun atas air, protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan serat
makanan ( dietary fiber ), tetapi juga terdiri atas berbagai zat kimia
lain yang sudah berada dalam makanan secara alami maupun yang
7
ditambahkan.Dengan kemajuan ilmu dan teknologi, berbagai jenis
makanan dapat dibuat lebih awet, lebih menarik dalam penampilan,
lebih aman, lebih enak, serta lebih praktis bagi konsumen. Beberapa
di antaranya malahan dapat lebih bergizi.
B.Pemilihan Bahan Pangan
Terjadinya pemilihan bahan pangan biasanya lebih sering
terjadi dalam keadaan tersedianya bahan pangan yang cukup
atau berlebihan. Tabu dan berbagai larangan terhadap pangan
akan sangat menurun dan hilang dalam masyarakat miskin dan
kelaparan.Jadi,dalamkeadaan cukup pangan barulah muncul
pertimbangan pemilihan bahan pangan tersebut.
Agar manusia lebih bijaksana dan memperoleh kualitas
hidup yang lebih baik, ia harus pandai memanfaatkan peralatan
yang terdapat dalam tubuh yaitu otak dan hatinya. Dengan otaknya
ia akan dapat berpikir dan dengan hatinya ia akan mampu
mengungkapkan perasaannya. Karena kedua peralatan tersebut
terdapat dalam tubuh seseorang, maka fungsinya tidak dapat saling
terpisah sama sekali. Interaksi keduanya tidak dapat dihindari dan
mungkin justru dikehen daki. Hal ini juga berlaku dalam
pertimbangan untuk pemilihan bahan pangan.Fungsi makanan
bagi masyarakat Indonesia bukanlah sekedar kumpulan zat- zat gizi
semata tetapi makanan mempunyai fungsi sosial,budaya,dan
religi. Makanan erat sekali dengan tradisi setempat, karena itu
makanan adalah fenomena lokal yang dapat menjadi wahana bagi
hubungan antar m anusia.
Karenaalasan terse but, sebelum pemilih an
berdasarkan gizi, konsumen lebih dahulu tertarik pada warna, rasa,
tekstur, serta tidak lepas dari hedonisme (mendapatkan kenikma tan
semata-mata). Seperti yang dikataka n oleh Margaret Mead bahwa
yang kita santap adalah makanan, bukan gizi ( We eat foods not
8
nutritions) (Winarno, 1993).
9
berfungsi sebagai pelarut bagi kompon en tubuh lainnya. Unsur ini
harus ada dalam jumlah yang cukup,untuk mempertahankan efisiensi
tubuh.
2.Zat hidrat arang (karbohidrat)
Zat hidrat arang merupakan sumber energi utama dalam
kebanyakan makanan kita. Bentuk karbohidrat yang dapat dicerna
dalam bahan pangan umumnya adalah zat pati dan berbagai jenis
gula seperti sukrosa, fruktosa, dan laktosa, sedang
selulosa,pektin,dan hemiselulosa tersedia dalam jumlah yang cukup,
tetapi tidak tercerna. Agar dapat diserap oleh tubuh,
alatpencernaan menghidrolisa pelbagai bentuk polimerik dari
karbohidrat menjadi monomerik.Glukosa,yang merupakan
monomerik utama karbohidrat dapat digunakan sec ara
langsung sebagai sumber energi dalam seluruh bagian tubuh.
Kelebihan glukosa yang tidak diperlukan diubah
menjadi glikogen dan disim pan dalam hati dan jaringan otot, atau
diubah menjadi lemak dan disimpan dalam jaringan adiposa. Kadar
glukosa bebas dalam darah selalu dijaga oleh tubuh.
3.Protein
Protein mempunyai kegunaan dalam tubuh amat banyak. Di
antaranya adalah pembongkaran molekul protein untuk mendapatkan
energi atau unsur senyawa seperti nitrogen atau sulfur untuk reaksi
metabolisme lainnya. Protein juga penting untuk keperluan
fungsional maupun struktural dan untuk keperluan tersebut
komposisi asam-asam amino pembentuk protein sangat penting
fungsiny a. Bahan pangan umumnya terd iri atas dua puluh ma c am
asam amino.
Tubuh mempunyai kemampuan yang terbatas untuk
mensintesa asam-asam amino tersebut dan sama
sekali tidak dapat mensintesa delapan jenis asam amino yang dise
10
but sebagai asam amino esensial. Asam-asam amino esensial harus
ada dalam jumlah yang cukup dalam makanan supaya aktivitas
metabolisme tubuh tetap terjaga secara optimal. Oleh karena itu
protein mempunyai mutu yang beraneka ragam tergantung sampai
seberapa jauh protein itu dapat menyediakan asam amino esensial
dalam jumlah yang memadai.
4.Lemak
Lemak merupakan pangan yang berenergi tinggi, setiap
gramnya memberi lebih banyak energi daripada karbohidrat atau
protein. Lemak juga merupakan makanan cadangan dalam
tubuh, karena kelebihan karbohidrat diubah menjadi lemak
dan disimpan dalam jaringan adiposa. Lemak terdiri atas trigliserida
tetapi juga mengandung kolesterol, yang diduga mempunyai
hubungan dengan penyakit jantung dan asam-asam lemak esensial
yaitu asam linoleat dan asam arakhidonat.
5. Vitamin
Vitamin adalah senyawa-seny awa yang tidak dapat dibuat oleh
tubuh tetapi diperlukan untuk memelihara aktivitas berbagai proses
metabo lik atau integritas berbagai selaput membran.Vitamin dibagi
menjadi dua kelompok berdasarka n kelarutannya yaitu vitamin yang
larut dalam lemak dan yang larut dalam air. Pelbagai vitamin
dibutuhkan dalam makanan dalam jumlah yang berbeda tergantung
dari jumlah yang dibutuhkan tubuh untuk menyerap dari makanan
dan menyimpan dalam tubuh.
6. Mineral
Berbagai mineral telah dinyatakan esensial bagi manusia dan
dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu mineral mayor dan minor.
Kelompok mineral minor dalam tubuh hanya terdapat sampai
batas mikrogra m per gram jaringan tubuh. Yang termasuk ke
11
dalam mineral mayor adalah: Ca, P, S, K, Na, Cl, dan Mg; sedangkan
mineral minor adalah: Fe, Mn, Cu, I, An, Co, Mo, Se, Cr, Sn, Ni, F, Si,
dan V.Peranan mineral mayor telah diketahui, sedang fungsi dari
beberapa mineral minor yang baru ditemukan baru sedikit sekali
diket ahui serta belum jelas apakah mineral minor esensial telah
semua diketemukan.
12
secara menyeluruh, dan hanya dimanfaatkan sebagai makanan pokok di
daerah perdesaan dan pegunungan terpencil pada
saat musim paceklik atau sewaktu panen padi dan jagung yang
kurang memuaskan, di perkirakan adalah sebagai berikut:
1. Meskipun ubi kayu kaya akan vitamin C dan karbohidrat, namun
seperti halnya umbi-um bian yang lain, ubi kayu miskin akan lemak
dan protein. Pemanfaatan ubi kayu sebagai makanan pokok
harus diim bangi dengan pemberian protein hewani agar diet
menjadi berim bang. Walaupun demikian,jenis-jenis makanan
pokok yang lain pun pada umumnya selalu kekurangan beberapa
atau banyak unsur gizi yang sangat esensial bila dilihat dari
kepentingan penyusunan diet yang berim bang.Karena sifatnya
yang mudah dan mampu berproduksi tinggi, sekalipun ditanam
di tanah kritis, ubi kayu dapat berperan sebagai sumber bahan
pangan yang murah dan mudah didapat, terutama oleh penduduk
perdesaan dan daerah pegunungan terpencil yang ditempat itu
bahan makanan yang lebih mahal dan bergizi tidak terjangkau
oleh mereka.
2. Ubi kayu mengandung racun glukosida sianogenik (limarin dan
lotaustralin) yang sewaktu dihidrolisa dapat menghasilkan asam
sianida dan glukosa. Pada kadar tinggi ra cun ubi kayu dapat
berakibat fatal atau mengakibatkan penyakit keracunan
yang dinamakan tropical ataxic neuropathy .Kandungan
tiosianat di dalam serum darah bila cukup tinggi dapat
mengganggu pekerjaan kelenjar gondok sehingga penderita nya
dapat tersera ng penyakit gondok ( goitre) atau kekerdilan(
cretinism ). Namun pada kadar rendah ra cun ubi kayu ternyata
dapat mencegah berbagai mac am penyakit,diantaranya sickle
cells anemia dan mungkin juga kanker.
Racun ubi kayu pada ubi manis dan ubi setengah pahit dapat
13
dihila ngkan dengan cara sederhana, di antaranya dengan
digoreng, dikukus, dijemur, atau diolah menjadi panganan-panganan
lainnya. Namun pada ubi pahit penghilangan hanya dapat dilakukan
dengan cara pengolahan di pabrik-pabrik tapioka, glukosa, atau
high fructose syrup.
BAB III
14
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
Wargiono, J.; Diane, M.B. 1987. Budidaya Ubi Kayu. Yayasan Obor
Indonesia dan PT. Gramedia. Jakarta.
16