Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM ILMU PEMULIAAN TANAMAN


1.Acara Praktikum : Kastrasi dan Hibridasi
Rabu, 7 April 2021
2.Hari /TanggalPrak :
3.Nama Praktikan : Martania Sri Ayu Manik No.Mhs : 134190031
Golongan : C
4.Nama Partner : 1. Kiki Widianingrum Subekti No.Mhs : 134190029
2.Aristia Larasati Rasidin No.Mhs : 134190030
3.Raihatun Mustaqimah No.Mhs : 134190032
4.Lense Maria Sitompul No.Mhs : 134190033
5.Hesky Septiana No.Mhs : 134190035
6. Is Rohmanto No. Mhs : 134190036
7. Ahmad Afandi No. Mhs : 134190037
8. Fitriani Ramadani No. Mhs : 134190038
9. Siska Ayu Wulandari No. Mhs : 134190039
10. Hani Hasnani No.Mhs : 134190040
11. Ahmad AhsanulFahmi No. Mhs : 134190041
5.Asisten Pembimbing : Luhung Dharma Bhakti
6.TujuanPraktikum 1.Mempelajari cara kastrasi dan
hibridisasi
2.Memperoleh Jenis - jenis tanaman
baru yang mempunyai sifat-sifat lebih
baik daripada sebelumnya
7. Bahan dan alat yang digunakan
Bahan : Tanaman jagung manis, jagung ungu, kacang panjang, tanaman tomat, cabe,
danmentimun.

Alat: Pinset hibridisasi, jarum preparat ,loup (kaca pembesar) , karet pentil sepeda ,
kantong kertas ,label ,kuas pengumpul butir sari dan gunting.Hasil Pengamatan /
Perhitungan
8. Pembahasan dan Kesimpulan
Yogyakarta,

Asistenpraktikum

TandaTangan
(…..........................)
Lab.Pemuliaan Tanaman Kelompok: C

Nama: Martania Sri Ayu Manik

Acara III.KASTRASI DAN HIBRIDISASI

A. Pemilihan tetua jantan dan betina


Gambar tetua jantan dan betina dan keterangannya
Tetua Jantan Keterangan
a. Kelopak bunga
b. Benang sari
c. Bakal buah
d. Kaliks

Tetua Betina Keterangan


a. Kelopak bunga
b. Stigma
c. Putik
d. Bakal buah
e. Kaliks
B. Kastrasi
Gambar Hasil kastrasi dan keterangannya
Hasil Kastrasi Keterangan

a. Kepala Putik
b. Tangkai Putik
c. Tangkai Bunga

C. Hibridisasi
Gambar hasil hibridisasi dan keterangannya
Hasil Hibridisasi Keterangan

D. Persentase keberhasilan
Tanaman Hidup Mati
1. - -
Persentase 0% 100 %
Foto Tetua Jantan Foto Tetua Betina

Foto Kastrasi Foto Hasil Hibridisasi


Pembahasan dan Kesimpulan
a. Pembahasan
Kastrasi atau emaskulasi adalah membuang bagian tanaman yang tidak
diperlukan. Kegiatan ini biasa disebut dengan pengebirian. Kastrasi dilakukan
sehari sebelum penyerbukan agar putik menjadi masak sempurna saat
penyerbukan sehingga keberhasilan penyilangan lebih tinggi. Setiap bunga
(spikelet) terdapat enam benang sari. Dua kepala putik yang menyerupai rambut
tidak boleh rusak. Oleh karena itu perlu hati-hati dalam melakukan kastrasi. Bunga
pada malai yang akan dikastrasi dijarangkan hingga tinggal 15-50 bunga.
Sepertiga bagian bunga dipotong miring menggunakan gunting kemudian benang
sari diambil dengan alat penyedot vacuum pump. Bunga yang telah bersih dari
benang sari ditutup dengan glacine bag agar tidak terserbuki oleh tepung sari yang
tidak dikehendaki (Wawan, 2002). Selain itu kastrasi memiliki tujuan
mengalihkan nutrisi untuk produksi buah yang tidak ekonomis ke pertumbuhan
vegetatif, pokok sawit yang telah dikastrasi cenderung lebih kuat dan seragam
dalam pertumbuhannya, pertumbuhan buah yang lebih besar dan seragam
beratnya, dan menghambat perkembangan hama dan penyakit.
Hibridisasi merupakan suatu perkawinan silang antara berbagai jenis spesies
pada setiap tanaman. Yang mempunyai tujuan untuk memperoleh organisme
dengan sifat-sifat yang diinginkan dan dapat berfariasi jenisnya. Padsa peristiwa
hibridisasi akan memperoleh kombinasi genetikyang diperoleh melalui
persilangan dua atau lebih tetua yang berbeda genotipnya. Penyerbukan, atau
polinasi, adalah jatuhnya serbuk sari pada permukaan putik. Penyerbukan dapat
terjadi pada tumbuhan berbiji terbuka dan tumbuhan berbunga. Serbuk sari pada
tumbuhan biji terbuka harus mencapai tetes penyerbukan, sedangkan pada
tumbuhan berbunga, serbuk sari harus mencapai kepala putik (Ferdy, 2008).
Menurut Widodo dkk. (2007), hibridisasi didefinisikan sebagai reproduksi
antara anggota populasi dengan genetik yang berbeda, menghasilkan keturunan
campuran yang terjadi dalam hampir semua proses spesiasi. Satu-satunya
pengecualian dapat disebabkan karena bersifat allopatric atau spesiasi secara
spontan. Hibridisasi dapat menyebabkan interaksi yang melibatkan berbagai jenis
dan tinkat perbedaan bentuk genetik antara indukan. Perbedaan tersebut mungkin
telah terakumulasi dengan cara yang berbeda seperti perbedaan netral, adaptasi
lokal dan koevolusi. Semua proses tersebut nantinya dapat menghasilkan fenotipe
baru melalui interaksi in hybrid, serta keunggulan segregasi transgresif dan
kerugian dimediasi oleh intrinsik atau lingkungan mental dimediasi yang tidak
kompatibel. Oleh karena itu, segala konsekuensi dari hibridasi dan perannya itu
mungkin dapat berpern dalam mempromosikan atau memperlambat spesiasi
diharapkan dapat bervariasi dengan sangat baik antara berbagai taksa hibridisasi
dan pada berbagai tahap divergensi (Abbot et al., 2013).
Agar hibridisasi berhasil sesuai dengan harapan, perlu dilakukan pemilihan
tetua yang memiliki potensi genetik yang diinginkan. Pemilihan tetua ini sangat
tergantung pada tanaman yang akan ditangani dan karakter yang menjadi fokus
perhatian (kualitatif atau kuantitatif). Keberhasilan dalam program hibridisasi
disebabkan karena pemilihan tetua yang tepat. Informasi yang diperlukan untuk
menentukan tetua yang tepat adalah keragaman genetik dan pola pewarisan
karakter-karakter yang diinginkan (Nasution dkk., 2010). Waktu yang baik dalam
melakukan polinasi atau hibridisasi adalah saat pagi hari sebelum bunga mekar,
karena jika bunga telah mekar dikhwatirkan sudah mengalami penyerbukan
sendiri.
Berdasarkan hasil pengamatan kastrasi dan hibridasi yang dilakukan pada
bunga cabai rawit, Perlu diketahui cara melakukan kastrasi yaitu dengan memilih
bunga-bunga yang masih kuncup/diperkirakan akan mekar pada pagi harinya.
Dengan menggunakan pinset semua benang sari dibuang dengan hati-hati agar
tidak membuat putik rusak. Setelah dikastrasi bunga dibungkus dengan kantong
kertas. Hibridisasi dilakukan dengan mengoleskan langsung kepala sari pada
kepala putik yang telah masak menggunakan cotton bud. Keberhasilan suatu
persilangan buatan dapat dilihat kira-kira satu sampai dua minggu setelah
dilakukan penyerbukan. Jika calon buah mulai membesar dan tidak rontok maka
kemungkinan telah terjadi pembuahan. Sebaliknya, jika calon buah tidak
membesar atau rontok maka kemungkinan telah terjadi kegagalan pembuahan
(Syukur, 2009).
Hasil pengamatan hibridisasi yang saya lakukan setelah seminggu, tanaman
yang telah di hibridisasi tidak berhasil karena faktor cuaca angin kencang dan
hujan yang terlalu lebat. Cuaca sangat besar peranannya dalam menentukan
keberhasilan persilangan buatan. Kondisi panas dengan suhu tinggi dan
kelembaban udara terlalu rendah menyebabkan bunga rontok.
b. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pratikum pada pengamatan kastrasi dan hibridisasi,kastrasi
dilakukan dengan cara membuang alat kelamin jantan (benang sari). Pembuangan
harus dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak bagian putik. Kastrasi
bertujuan agar tidak terjadi  penyerbukan sendiri dan dilakukan pagi hari sebelum
bunga padi mekar. Kegiatan hibridisasi dilakukan dengan mengoleskan langsung
kepala sari pada kepala putik yang telah masak menggunakan cotton bud.
Pemulian tanaman dengan metode kastrasi dan hibridisasi memiliki tujuan untuk
memperoleh jenis - jenis tanaman baru yang mempunyai sifat-sifat lebih baik
daripada sebelumnya. Dalam melakukan kastrasi dan hibridisasi perlu memperhatikan
faktor-faktor yang akan mempengaruhi keberhasilan hibridisasi seperti cuaca. Cuaca
sangat besar peranannya dalam menentukan keberhasilan persilangan buatan.
Kondisi panas dengan suhu tinggi dan kelembaban udara terlalu rendah
menyebabkan bunga rontok. Demikian pula jika ada angin kencang dan hujan
yang terlalu lebat.

Anda mungkin juga menyukai