Anda di halaman 1dari 19

Makalah

GIZI DAN KETERSEDIAAN PANGAN


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekologi Pangan Dan Gizi yang
diampuh oleh Bapak Dr. Sunarto Kadir, Drs., M.Kes

DISUSUN OLEH
Kelompok 1
Suparman Latif : 811416063
Febriani : 811418147
Sarintan Hiola : 811418034
Fatlun Indriani Adam : 811418037
Ega Ista Nengrum : 811418136

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
KATA PENGANTAR

Assallamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-
Nyalah sehingga, tugas ini dapat diselesaikan tanpa suatu halangan. Tanpa
pertolongannya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan tugas
makalah ini dengan baik. Tugas ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang “Ekologi Pangan Dan Gizi )” yang disajikan berdasarkan referensi dari
berbagai sumber.

Kami menyadari bahwa makalah ini kurang dari sempurna, untuk itu
penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran, baik dari dosen maupun teman-
teman atau pembaca agar makalah ini dapat lebih sempurna.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca, dan semoga dengan adanya tugas ini Allah SWT senantiasa
Meridhoinya dan akhirnya membawa hikmah untuk semuanya.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Penyusun

Kelompok I

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………….…………………………..………………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………..…………………………….…………. 1
B. Rumusan Masalah……………………..……………………….………… 2
C. Tujuan….………………………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekologi Pangan dan Gizi……......……………………………. 3
B. Komponen Biotik Dan Abiotik………...……………………………….... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………..……………………………………………………. 14
B. Saran…………..………………………………………...………………. 15
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pangan dan Gizi adalah suatu gabungan kata yang sulit dipisahkan karena
berbicara gizi haruslah menyangkut pangan dan bahan makanan, dan ini tidak
berarti bahwa bahan pangan yang tidak bergizi menjadi tidak penting artinya.
Peningkatan produksi pangan haruslah dikaitkan dengan program kecukupan
pangan dan gizi bukan saja untuk memenuhi kecukupan Nasional tetapi juga bagi
seluruh golongan rawan pangan dan gizi di Indonesia.
Ketahanan pangan telah menjadi isu sentral dalam kerangka pembangunan
pertanian dan pembangunan nasional, ditunjukkan antara lain dengan
dijadikannya isu ketahanan pangan sebagai salah satu fokus kebijaksanaan
operasional pembangunan pertanian dalam Kabinet Persatuan Nasional (1999-
2004) di samping fokus lainnya yaitu pengembangan agribisnis (Anonimous,
1999). Selain itu dibentuknya lembaga khusus yang menangani masalah
ketahanan pangan yaitu Badan Urusan Ketahanan Pangan tingkat eselon I di
lingkup Departemen Pertanian pada tahun 2000 kemudian pada tahun 2001
dirubah menjadi Badan Bimbingan Masai Ketahanan Pangan menunjukkan pula
pentingnya penanganan masalah ketahanan pangan. Lembaga ini diharapkan dapat
meman-tapkan sistem ketahanan pengan untuk kepentingan dalam negeri,
mengingat adanya perubahan lingkungan strategis intemasional dan domestik.
Ketidakpastian dan ketidak stabilan produksi pangan nasional, tidak otomatis
dapat mengandalkan kepada ketersediaan pangan di pasar dunia.
Peningkatan ketahanan pangan merupakan prioritas utama dalam
pembangunan karena pangan merupakan kebutuhan yang paling dasar bagi
manusia sehingga pangan sangat berperan dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
Ketahanan pangan diartikan sebagai tersedianya pangan dalam jumlah dan
kualitas yang cukup, terdistribusi dengan harga terjangkau dan aman dikonsumsi
bagi setiap warga untuk menopang aktivitasnya sehari-hari sepanjang waktu.

1
Dengan demikian ketahanan pangan mencakup tingkat rumah tangga dan tingkat
nasional (Anonimous, 1999).
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Ekologi Pangan Dan Gizi ?
2. Komponen Biotik Dan Abiotik ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan Ekologi Pangan Dan Gizi.
2. Untuk mengetahui Komponen Biotik Dan Abiotik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekologi Pangan dan Gizi


Ekologi pangan dan gizi adalah ilmu yang mempelajari berbagai aspek
lingkungan yang terkait dengan pangan dan gizi untuk kesehatan masyarakat.
Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga
tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik jumlah
maupun mutunya aman merata dan maupun mutunya, aman, merata dan
terjangkau (UU No 7/1996 tentang Pangan).
Ketahanan Pangan akan ada bilamana semua orang, pada setiap saat
mempunyai akses terhadap saat, mempunyai akses terhadap pangan yang
cukup, aman dan bergizi untuk memenuhi kebutuhan bergizi untuk memenuhi
kebutuhan gizi dan preferensi pangannya untuk kehidupan yang aktif dan sehat
pyg (FAO).
Ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan dan kemampuan untuk
mengaksesnya. Sebagai contoh, sebuah rumah tangga mempunyai ketahanan
pangan jika penghuninya tidak berada pada kondisi kelaparan ataupun dihanui
oleh macaman kelaparan. Penilaian ketahanan pangan dibagi menjadi
ketergantungan eksternal yang membagi serangkaian faktor risiko dan
keswadayaan atau keswasembadaan perorangan.
Definisi dan paradigma ketahanan pangan terus mengalami perkembangan
sejak adanya Conference of Food and Agriculture tahum 1943 yang
mencanangkan konsep secure, adequate and suitable supply of food for
everyond’. Definisi ketahanan pangan sangat bervariasi, namun umumnya
mengacu definisi dari Bank Dunia (1986) dan Maxwell dan Frankenberger
(1992) yakni “akses semua orang setiap saat pada pangan yang cukup untuk
hidup sehat (secure access atall times to sufiicientfoodfora healthy life).
Berdasarkan undang-undang pangan No.7 Tahun 1996: kondisi
terpenuhinya kebutuhan pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari

3
tersedianya pangan secara cukup, baik dari jumlah maupun mutunya, aman,
merata dan terjangkau.
Menurut FAO (1997) ketahanan pangan adalah situasi dimana semua rumah
tangga mempunyai akses baik fisik maupun ekonomi untuk memperoleh
pangan bagi seluruh anggota keluarganya, dimana rumah tangga tidak beresiko
mengalami kehilangan kedua akses tersebut.
Menurut FIVIMS 2005 ketahanan pangan adalah kondisi ketika semua
orang pada segala waktu secara fisik, social dan ekonomi memiliki akses pada
pangan yang cukup, aman dan bergizi untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi
dan sesuai dengan seleranya (food preferences) demi kehidupan yang aktif dan
sehat.
Menurut Mercy Corps (2007) ketahanan pangan adalah keadaan ketika
semua orang pada setiap saat mempunyai akses fisik, sosial, dan ekonomi
terhadap terhadap kecukupan pangan, aman dan bergizi untuk kebutuhan gizi
sesuai dengan seleranya untuk hidup produktif dan sehat.
Berdasarkan definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ketahanan
pangan memiliki 5 unsur yang harus dipenuhi :
1. Berorientasi pada rumah tangga dan individu
2. Dimensi watu setiap saat pangan tersedia dan dapat diakses

3. Menekankan pada akses pangan rumah tangga dan individu, baik fisik,
ekonomi dan sosial

4. Berorientasi pada pemenuhan gizi

5. Ditujukan untuk hidup sehat dan produktif

Di Indonesia sesuai dengan Undang-undang No. 7 Tahun 1996, pengertian


ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga
yang tercermin dari: (1) tersedianya pangan secara cukup, baik dalam jumlah
maupun mutunya; (2) aman; (3) merata; dan (4) terjangkau. Dengan
pengertian tersebut, mewujudkan ketahanan pangan dapat lebih dipahami
sebagai berikut:

4
1. Terpenuhinya pangan dengan kondisi ketersediaan yang cukup, diartikan
ke- tersediaan pangan dalam arti luas, mencakup pangan yang berasal dari
tanaman, ternak, dan ikan untuk memenuhi kebutuhan atas karbohidrat,
protein, lemak, vitamin dan mineral serta turunannya, yang bermanfaat
bagi pertumbuhan kesehatan manusia.
2. Terpenuhinya pangan dengan kondisi yang aman, diartikan bebas dari
cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu,
merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia, serta aman dari kaidah
agama.

3. Terpenuhinya pangan dengan kondisi yang merata, diartikan pangan yang


harus tersedia setiap saat dan merata di seluruh tanah air.

4. Terpenuhinya pangan dengan kondisi terjangkau, diartikan pangan mudah


diperoleh rumah tangga dengan harga yang terjangkau.

Tujuan dari ekologi pangan dan gizi adalah agar dapat mengetahui
berbagai hubungan dan masalah antar variabel yang berkaitan dengan
penyediaan pangan, sosio ekonomi dan budaya pangan, konsumsi gizi,
penggunaan zat gizi dalam tubuh, status gizi dan status kesehatan masyarakat,
serta upaya peningkatan gizi masyarakat.

Pangan dan gizi merupakan hal terpenting dalam pembangunan manusia di


indonesia. Masalah pangan yang biasanya sering dihadapi adalah ketersediaan
pangan dan kerawaaan konsumsi pangan yang di pengaruhi oleh kemiskinan,
rendahnya pendidikan  dan adat kepercayaan yang terkait dengan tabu
makanan.Sementara permasalahan gizi tidak terbatas pada kondisi kekurangan
gizi saja melainkan juga pada pembangunan manusia di indonesia. Sehingga
masalah pangan dan gizi sangat mempengaruhi perkembangan manusia di
Indonesia.

Adapun tujuan program pangan dan gizi yang dikembangkan pemerintah


untuk mencapai Indonesia Sehat 2010 adalah :

5
1. Meningkatkan ketersediaan komoditas pangan pokok dengan jumlah yang
cukup, kualitas memadai dan tersedia sepanjang waktu melalui
peningkatan produksi dan penganekaragaman serta pengembangan
produksi olahan.

2. Meningkatkan penganekaragaman konsumsi pangan untuk memantapkan


ketahanan pangan tingkat rumah tangga.

3. Meningkatkan pelayanan gizi untuk mencapai keadaan gizi yang baik


dengan menurunkan prevalensi gizi kurang dan gizi lebih.

4. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam upaya perbaikan status gizi


untuk mencapai hidup sehat.

Demi tercapainya tujuan tersebut maka pemerintah harus melakukan


berbagai upaya seperti memberikan pendidikan kepada masyarakat mengenai
pangan dan gizi, membuat berbagai kebijakan mengenai pangan dan gizi, serta
mengoptimalkan manajemen mengenai program pangan dan gizi.

B. Komponen Biotik dan Abiotik


1. Komponen Biotik
Komponen biotik adalah yang meliputi semua makhluk hidup di bumi,
baik tumbuhan,hewan maupun manusia. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan
sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme
berperan sebagai dekomposer.
Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi
individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan
organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi,
saling mempengaruhi membentuk suatu sistemyang menunjukkan kesatuan.
Secara  lebih terperinci, tingkatan organisasi makhluk hidup adalah sebagai
berikut
a. Individu
Individu merupakan organisme tunggal seperti : seekor tikus, seekor
kucing, sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia.

6
Dalam mempertahankan hidup, seti jenis dihadapkan pada masalah-masalah
hidup yang kritis. Misalnya, seekor hewan harus mendapatkan makanan,
mempertahankan diri terhadap musuh alaminya, serta memelihara anaknya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, organisme harus memiliki struktur khusus
seperti : duri, sayap, kantung, atau tanduk. Hewan juga memperlihatkan
tingkah laku tertentu, seperti membuat sarang atau melakukan migrasi yang
jauh untuk mencari makanan. Struktur dan tingkah laku demikian disebut
adaptasi.
b. Adaptasi fsiologi
Adaptasi fisiologi merupakan penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk
mempertahankan hidupnya. Contohnya adalah sebagai berikut.
1) Kelenjar bau
Musang dapat mensekresikan bau busukdengan cara menyemprotkan
cairan melalui sisi lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk
menghindarkan diri dari musuhnya.
2) Adaptasi tingkah laku
Adaptasi tingkah laku merupakan adaptasi yang didasarkan pada
tingkah laku. Contohnya sebagai berikut :
3) Pura-pura tidur atau mati
Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai Virginia.
Hewan ini sering berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila
didekati seekor anjing.
4) Populasi
Kumpulan individu sejenis yang hidup padasuatu daerah dan waktu
tertentu disebut populasi Misalnya, populasi pohon kelapa dikelurahan
Tegakan pada tahun 1989 berjumlah 2552 batang.
2. Komponen abiotic
Pengertian komponen abiotik yang tepat adalah komponen lingkungan
yang terdiri atas makhluk hidup, komponen lingkungan yang terdiri atas
makhluk tak hidup, komponen lingkungan yang terdiri atas manusia dan
tumbuhan, serta komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup dan

7
makhluk tak hidup Abiotik merupakan lawan kata dari biotik. Komponen
abiotik adalah komponen-komponen yang tidak hidup atau benda mati. Yang
termasuk komponen abiotik adalah tanah, batu dan iklim, hujan, suhu,
kelembaban, angin, serta matahari. Komponen abiotik dapat kita temui dimana
saja. Komponen abiotik sama seperti komponen biotik, dimana juga berfungsi
bagi kehidupan manusia. Abiotik tidak memiliki ciri sebagaimana faktor
biotik, yaitu : Bernapas, Tumbuh, Berkembang biak, Iritabilita, Makan dan
minum, Melakukan ekskresi,  Beradaptasi dgn lingkunagnnya. Faktor abiotik
adalah faktor pendorong untuk biotik sehingga biotik dapat hidup dan
melakukan aktivitas.
Faktor abiotik adalah faktor yang berasal dari alam semesta yang tidak
hidup, misalnya udara, air, cahaya, dll. Fungsi-fungsi komponen abiotik dalam
pemenuhan kebutuhan manusia dan yang dapat mempengaruhi ekosistem
antara lain :
1. Tanah
Seperti yang kita ketahui, tempat dimana manusia tinggal dan berpijak
adalah tanah. Manusia dapat beraktifitas, membangun rumah, gedung,
bahkan bercocok tanam. Tanah juga ditempati oleh komponen biotik
seperti tumbuhan dan hewan yang melakukan aktifitasnya setiap hari.
2. Suhu Atau Temperatur
Pada umumnya mahkluk hidup rata-rata dapat bertahan hidup hanya
pada kisaran suhu 00C–400C. hanya mahkluk hidup tertentu saja yang
dapat hidup dibawah 00C atau diatas 400C. hewan berdarah panas mampu
hidup pada suhu dibawah titik beku karena memiliki bulu dan memiliki
suhu tubuh yang konstan (tetap). Suhu merupakan syarat yang diperlukan
organisme untuk hidup. Temperatur lingkungan adalah ukuran dari
intensitas panas dalam unit standar dan biasanya diekspresikan dalam
skala derajat celsius. Secara umum, temperatur udara adalah faktor
bioklimat tunggal yang penting dalam lingkunan fisik ternak. Supaya
ternak dapat hidup nyaman dan proses fisiologi dapat berfungsi normal,
dibutuhkan temperatur lingkungan yang sesuai. Banyak species ternak

8
membutuhkan temperatur nyaman 13 – 18 oC atau Temperature Humidity
Index (THI) < 72. Keadaan pergerakan molekul ditentukan oleh
temperatur atau suhu. Makin tinggi suhu, maka akan mepercepat proses
kehilangan air dari tanaman dan sebaliknya.
Selama musim hujan, rata-rata temperatur udara lebih rendah,
sedangkan kelembaban tinggi dibanding pada musim panas. Jumlah dan
pola curah hujan adalah faktor penting untuk produksi tanaman dan dapat
dimanfaatkan untuk suplai makanan bagi ternak.
Curah hujan bersama temperatur dan kelembaban berhubungan dengan
masalah penyakit ternak serta parasit internal dan eksternal. Curah hujan
dan angin juga dapat menjadi petunjuk orientasi perkandangan ternak.
3. Sinar / Cahaya Matahari
Sinar matahari mempengaruhi sistem secara global, karena sinar
matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital
yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.
Radiasi matahari dalam suatu lingkungan berasal dari dua sumber utama:
a. Temperatur matahari yang tinggi.
b. Radiasi termal dari tanah, pohon, awan dan atmosfir.
Petunjuk variasi dan kecepatan radiasi matahari, penting untuk
mendesain perkandangan ternak, karena dapat mempengaruhi proses
fisiologi ternak. Lingkungan termal adalah ruang empat dimensi yang
sesuai ditempati ternak.. Mamalia dapat bertahan hidup dan berkembang
pada suatu lingkungan termal yang tidak disukai, tergantung pada
kemampuan ternak itu sendiri dalam menggunakan mekanisme fisiologis
dan tingkah laku secara efisien untuk mempertahankan keseimbangan
panas di antara tubuhnya dan lingkungan.
4. Air
Sekitar 80-90 % tubuh mahkluk hidup tersusun atas air. Zat ini digunakan
sebagai pelarut di dalam sitoplasma, untuk menjaga tekanan osmosis sel,
dan mencegah sel dari kekeringan. Air dibutuhkan untuk kelangsungan
hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan,

9
perkecambahan dan penyebaran biji, bagi hewan dan manusia air
diperlukan untuk minum dan sarana hidup lain seperti transportasi bagi
manusia dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain misalnya tanah
dan batuan, air digunakan sebagai pelarut dan pelapuk.
5. Udara
Selain berperan dalam menentukan kelembaban, angin juga berperan
sebagai penyebaran biji tumbuhan tertentu. angin diturunkan oleh  pola
tekanan yang luas dalam atmosfir yang berhubungan dengan sumber
panas  atau daerah panas dan dingin  pada atmosfir. Kecepatan angin 
selalu diukur pada ketinggian tempat ternak berada. Hal ini penting karena
transfer panas melalui konveksi dan evaporasi di antara ternak dan
lingkungannya dipengaruhi oleh kecepatan angin.
Udara di atmosfer tersusun atas nitrogen (N2, 78 %), oksigen (O2, 21
%), karbon dioksida (CO2,0,03 %), dan gas lainnya. Jadi gas nitrogen
merupakan penyusun udara terbesar di atmosfer bumi.
a. Nitrogen
Unsur Nitrogen merupakan gas yang diperlukan oleh mahkluk
hidup untuk membentuk protein, dan persenyawaan lainnya.
Tumbuhan, hewan, dan manusia tidak mampu memamfaatkan nitrogen
yang ada di udara secara langsung. Ada bakteri yang dapat menangkap
nitrogen bebas dari udara misalnya, bakteri rhizobium yang hidup
bersimbiosis diakar tanaman kacang, atau ganggang biru anabaena
yang hidup bersimbiosis dengan azolla (tumbuhan air). Tumbuhan
lainnya memperoleh nitrogen dalam bentuk nitrit atau nitrat. Nitrit dan
nitrat secara alami terbentuk dari nitrogen diudara yang terkena lecutan
petir, secara alami tanah memperoleh nitrit dan nitrat sehingga menjadi
subur.
b. Oksigen dan karbon dioksida
Okigen (O2) merupakan gas pembakar dalam proses pernapasan.
Makanan, misalnya karbohidrat yang ada di dalam sel, mengalami
pembakaran (oksidasi) guna mendapatkan energi. Oksidasi tersebut

10
sering disebut sebagai pernapasan sel. Dalam pernapasan dihasilkan
pula karbondioksida (CO2) dan air (H2O). baik tumbuhan maupun
hewan memerlukan oksigen dari udara bebas untuk pernapasannya
dlam rangka mendapatkan energi.
c. Angin dan kelembaban
Angin berperan membantu penyerbukan tumbuhan, menyebarkan
spora dan biji tumbuhan. Bebrapa serangga hama tumbuhan dapat
diterbangkan oleh angin ke tempat lain yang jauh.
Kelembaban berperan menjaga organisme agar tidak kehilangan air
karena penguapan. Beberapa mikroorganisme seperti jamur dan bakteri
hidup di tempat-tempat yang lembab. Mikroorganisme tersebut tidak
dapat hidup ditempat-tempat kering. Kelembaban adalah jumlah uap
air dalam udara. Kelembaban udara penting, karena mempengaruhi
kecepatan kehilangan panas dari ternak. Kelembaban dapat menjadi
kontrol dari evaporasi kehilangan panas melalui kulit dan saluran
pernafasan (Chantalakhana dan Skunmun, 2002).
Kelembaban biasanya diekspresikan sebagai kelembaban relatif
(Relative Humidity = RH) dalam persentase yaitu ratio dari mol persen
fraksi uap air dalam volume udara terhadap mol persen fraksi
kejenuhan udara pada temperatur dan tekanan yang sama (Yousef,
1984). Pada saat kelembaban tinggi, evaporasi terjadi secara lambat,
kehilangan panas terbatas dan dengan demikian mempengaruhi
keseimbangan termal ternak (Chantalakhana dan Skunmun, 2002).
6. Mineral
Mineral yang diperlukan tumbuhan misalnya belerang (S), fosfat (P),
kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), besi (fe), natrium (Na), dan
khlor (Cl). Mineral-mineral itu diperoleh tumbuhan dalam bentuk ion-ion
yang larut didalam air tanah. Mineral tersebut digunakan untuk
berlangsungnya metabolisme tubuh dan untuk penyusun tubuh. Hewan
dan manusia pun memerlukan mineral untuk penyusun tubuh dan reaksi-

11
reaksi metabolismenya. Selain itu, mineral juga berfungsi untuk menjaga
keseimbangan asam basa dan mengatur fungsi fsikologi (faal) tubuh.
7. Keasaman [PH]
Keasaman juga berpengaruh terhadap mahkluk hidup. Biasanya
mahkluk hidup memerlukan lingkungan yang memiliki PH netral.
Mahkluk hidup tidak dapat hidup di lingkungan yang terlalu asam atau
basa. Sebagai contoh tanah di Kalimantan yang umumnya bersifat asam
memiliki keanekaragaman yang rendah dibandingkan dengan didaerah lain
yang tanahnya netral. Tanah di Kalimantan bersifat asam karena tersusun
atas gambut. Oleh karena itu sulit dijadikan areal pertanian jika tidak
diolah dan dinetralkan terlebih dahulu. Tanah yang bersifat asam dapat
dinetralkan dengan diberikan bubuk kapur. Tanah berhumus seringkali
bersifat asam. Tanah berkapur seringkali bersifat basa. Tanah bersifat basa
dapat dinetralkan dengan diberi bubuk belerang.
8. Kadar Garam [Salinitas]
Jika kadar garam tinggi, sel-sel akar tumbuhan akan mati dan akhirnya
akan mematikan tumbuhan itu. Didaerah yang berkadar garam tinggi
hanya hidup tumbuhan tertentu. Misalnya pohon bakau di pantai yang
tahan terhadap lingkungan berkadar garam tinggi.
9. Topografi
Topografi artinya keadaan naik turunnya permukaan bumi disuatu
daerah. Topografi berkaitan dengan kelembaban, cahaya, suhu, serta
keadaan tanah disuatu daerah. Interaksi berbagai faktor itu membentuk
lingkungan yang khas. Sebagai contoh keanekaragaman hayati di daerah
perbukitan berbeda dengan didaerah datar. Organisme yang hidup di
daerah berbukit berbeda dengan daerah datar. Topografi juga
mempengaruhi penyebaran mahkluk hidup.
10. Garis Lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukan kondisi lingkungan yang
berbeda pula. Garis lintang secara tidak langsung menyebabkan perbedaan

12
distribusi organisme dipermukaan bumi. Ada organisme yang mampu
hidup pada garis lintang tertentu saja.
Indonesia yang terletak di daerah khatulistiwa dan di antara dua benua,
memiliki curah hujan yang cukup tinggi, rata-rata 200-225 cm/tahun.
Dengan curah hujan yang tinggi dan merata, cahaya matahari sepanjang
tahun, dan suhu yang cukup hangat dengan suhu rata-rata 27 0 C, Indonesia
memiliki keaneka ragaman flora dan fauna yang tingggi.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ekologi pangan dan gizi adalah ilmu yang mempelajari berbagai aspek
lingkungan yang terkait dengan pangan dan gizi untuk kesehatan
masyarakat.
Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah
tangga tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik
jumlah maupun mutunya aman merata dan maupun mutunya, aman,
merata dan terjangkau.
Ketahanan panga ketersediaan pangan dan kemampuan untuk
mengaksesnya. Sebagai contoh, sebuah rumah tangga mempunyai
ketahanan pangan jika penghuninya tidak berada pada kondisi kelaparan
ataupun dihanui oleh macaman kelaparan. Penilaian ketahanan pangan
dibagi menjadi ketergantungan eksternal yang membagi serangkaian faktor
risiko dan keswadayaan atau keswasembadaan perorangan.
Komponen biotik adalah yang meliputi semua makhluk hidup di bumi,
baik tumbuhan,hewan maupun manusia. Dalam ekosistem, tumbuhan
berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan
mikroorganisme berperan sebagai dekomposer.
komponen abiotik yang tepat adalah komponen lingkungan yang
terdiri atas makhluk hidup, komponen lingkungan yang terdiri atas
makhluk tak hidup, komponen lingkungan yang terdiri atas manusia dan
tumbuhan, serta komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup
dan makhluk tak hidup Abiotik merupakan lawan kata dari biotik.
Komponen abiotik adalah komponen-komponen yang tidak hidup atau
benda mati. Yang termasuk komponen abiotik adalah tanah, batu dan
iklim, hujan, suhu, kelembaban, angin, serta matahari. Komponen abiotik
dapat kita temui dimana saja. Komponen abiotik sama seperti komponen
biotik, dimana juga berfungsi bagi kehidupan manusia. Abiotik tidak
memiliki ciri sebagaimana faktor biotik, yaitu : Bernapas, Tumbuh,

14
Berkembang biak, Iritabilita, Makan dan minum, Melakukan ekskresi, 
Beradaptasi dgn lingkunagnnya. Faktor abiotik adalah faktor pendorong
untuk biotik sehingga biotik dapat hidup dan melakukan aktivitas.
B. Saran
Sebaiknya ada keseimbangan antara kebutuhan manusia akan jumlah
bahan makanan dengan daya beli sehingga dapat terpenuhi akan asupan
zat gizi. Juga ketersediaan pangan dapat terjaga sehingga masyarakat dapat
memenuhi asupan gizi yang baik.

15
DAFTAR PUSTAKA

Aris kurniawan. (2020, Mei 26). Pengertian Ketahanan Pangan. Diakses pada 8
September 2020 melalui https://www.gurupendidikan.co.id/ketahanan-pangan/

Maul Fitri Amanda Putri. (2017). Abiotik dan biotik. Diakses pada 8 September 
2020 melalui https://www.academia.edu/29355780/ABIOTIK_DAN_BIOTIK

16

Anda mungkin juga menyukai