Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“PENGANTAR ILMU EKONOMI PANGAN”

DISUSUN OLEH :

NAMA : MUTIARA RATU BILBINHA

NIM : 21132010009

JURUSAN : GIZI

SEMESTER :4

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS PEJUANG REPUBLIK INDONESIA

MAKASSAR

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pengantar Ilmu Ekonomi Pangan”.
Dengan selesainya makalah ini tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada dosen kami
Dr. Andi Alim Bagu, SE, SKM.,M.Kes. yang telah membimbing kami dalam mengajar Ekonomi
Pangan.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami penyusun mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu pembuatan makalah ini.

Makassar, 25 April 2023

Mutiara Ratu Bilbinha

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL JUDUL............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB  I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
A. Pengertian Ekonomi..............................................................................................................3
B. Pengertian Ekonomi Pangan.................................................................................................3
C. Fenomena Ekonomi Mengenai Pangan dan Gizi..................................................................3
BAB III PENUTUP.........................................................................................................................5
A.    KESIMPULAN....................................................................................................................5
B. SARAN.................................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................6
SOAL DAN JAWABAN.................................................................................................................7

iii
BAB  I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu ekonomi merupakan suatu studi ilmiah yang membahas tentang bagaimana individu
dan kelompok masyarakat dalam menentukan pilihan. Pernyataan ini sejalan dengan pembenaran
bahwa manusia mempunyai keinginan, maka untuk memuaskan berbagai kebutuhan manusia,
dapat digunakan sumber daya yang tersedia, tetapi sumber daya ini tidak tersedia dengan bebas,
karena sumber daya yang ada langka dan mempunyai berbagai kegunaan alternatif. Pilihan
kegunaan dapat terjadi antara penggunaan sumber daya sekarang dan sumber daya masa depan,
selain itu akan menimbulkan biaya dan manfaat (Gerardo P. Sicat dan H.W. Arndt, 1991).

Sumber daya manusia merupakan syarat mutlak menuju pembangunan di segala bidang.
gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Status gizi pada tingkat kurang
gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan,
menurunkan produktivitas, kreativitas sumber daya manusia, menurunkan daya tahan,
meningkatkan kesakitan dan kematian. Keadaan gizi masyarakat akan mempengaruhi tingkat
kesehatan dan umur harapan hidup yang merupakan salah satu unsur utama dalam penentuan
keberhasilan pembangunan negara. Bahkan hasil survey global yang dilakukan oleh
Organization for Economic Co-operation and Development dimana tingkat kecerdasan anak
Indonesia di urutan 64 terendah dari 65 negara serta terhambatnya pertumbuhan ekonomi dan
produktivitas pasar kerja dengan menurunya 11% GDP yang menghambat pembangunan
nasional serta menghambat untuk menjadi negara maju (Kementerian Kesehatan RI, 2019).

Ekonomi pangan dan gizi adalah ilmu yang mempelajari mengenai individu dan
masyarakat untuk membuat pilihan, dalam menggunakan sumber daya yang terbatas dalam
memaksimumkan kepuasan dan kemakmuran yang ada relevansinya dengan pangan dan gizi.
Ilmu ekonomi pangan dan gizi mulai muncul setelah pesatnya ilmu pangan dan gizi serta
kesadaran masyarakat tentang perlunya kualitas pangan dan gizi bagi kehidupan yang lebih baik
(Ahmad Faridi, Mohammad Furqan, Ragil Marini, E.R. 2015).

Rendahnya aksesibilitas pangan, yaitu kemampuan rumah tangga untuk selalu memenuhi
kebutuhan pangan anggotanya, mengancam penurunan konsumsi makanan yang beragam,
bergizi seimbang, dan aman di tingkat rumah tangga. Pada akhirnya akan berdampak pada
semakin beratnya masalah kekurangan gizi masyarakat, terutama pada kelompok rentan yaitu
ibu, bayi dan anak (RAN-PG, 2011).

1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah ini antara lain:
1. Apa Pengertian Ekonomi?
2. Apa Pengertian Ekonomi Pangan?
3. Bagaimana Fenomena Ekonomi Mengenai Pangan dan Gizi?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
Tujuan Umum:
Untuk mengetahui Pengantar Ilmu Ekonomi Pangan.
Tujuan Khusus:
1. Untuk Mengetahui Pengertian Ekonomi.
2. Untuk Mengetahui Pengertian Ekonomi Pangan.
3. Untuk Mengetahui Fenomena Ekonomi Mengenai Pangan dan Gizi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekonomi
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia sehubungan
dengan produksi, distribusi, pertukaran dan konsumsi barang dan jasa. Istilah ekonomi berasal
dari kata Yunani “oikos” yang berarti keluarga, rumah tangga dan “nomos” artinya peraturan,
aturan, hukum dan secara garis besar diartikan sebagai aturan pada rumah tangga atau
manajemen rumah tangga (Adriani dan Wirjatmadi, 2012).
Para ahli bidang ekonomi banyak yang memberikan definisi terkait dengan ilmu ekonomi.
Para ahli tersebut antara lain:
1. Adam Smith, mengemukakan bahwa ilmu ekonomi ini merupakan ilmu yang mempelajari
perilaku manusia untuk memenuhi kebutuhannya dalam mengalokasikan sumberdaya yang
terbatas (Dinar dan Hasan, 2018).
2. Alfred Marshall, mengatakan ilmu ekonomi itu kajian terkait dengan penyelidikan aktivitas
sosial dan individu serta kecakapan dalam menggunakan kebutuhan materi (Parera, Agoes,
2021).
3. Sadono Sukirno, mengartikan ilmu ekonomi sebagai ilmu yang menganalisa kegiatan
individu, masyarakat, maupun perusahaan dalam produksi dan konsumsi suatu barang/jasa
(Sukirno, S, 2005).
4. Paul A. Samuelson, mengatakan bahwa ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang perilaku
masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya yang langka untuk memproduksi komoditi
yang akan didistribusikan (Sinaga et al, 2021).
5. Walter Nicholson, ilmu ekonomi mempelajari bagaimana manusia memenuhi
kebutuhannya dan juga ilmu ekonomi masuk kedalam ilmu sosial (Arwin, 2020).
B. Pengertian Ekonomi Pangan
Secara definitive menurut Undang-Undang RI nomor 7 tahun 1996, pangan adalah segala
sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air baik yang diolah maupun tidak diolah, yang
diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi manusia. Termasuk di dalamnya adalah
bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman (Tejasari, 2005). Pangan
merupakan kebutuhan pokok yang harus tersedia setiap saat, baik dari segi kuantitas maupun
kualitas, aman, bergizi dan terjangkau oleh daya beli masyarakat (Almatsier, S, 2009).

Ekonomi pangan, yaitu ilmu yang mempelajari upaya manusia dalam masyarakat untuk
memenuhi pangan dan gizi dengan sumber daya yang terbatas serta mempelajari peranan pangan
dan gizi dalam pembangunan ekonomi.

C. Fenomena Ekonomi Mengenai Pangan dan Gizi


Terdapat perbedaan antara konsep pangan dan gizi. Konsep pangan berkaitan dengan
komoditas maupun sistem ekonomi pangan yang terdiri atas proses produksi termasuk industri
pengolahan, penyediaan, distribusi maupun konsumsi. Sedangkan konsep gizi dikaitkan dengan
kesehatan tubuh, yaitu penyediaan energi, membangun dan memelihara jaringan tubuh serta

3
mengatur proses-proses dalam tubuh. Dewasa ini gizi dikaitkan dengan potensi ekonomi karena
gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar dan produktivitas kerja.
Pangan dan Gizi adalah suatu gabungan kata yang sulit dipisahkan karena berbicara gizi
haruslah menyangkut pangan dan bahan makanan, dan ini tidak berarti bahwa bahan pangan
yang tidak bergizi menjadi tidak penting artinya. Pangan dan gizi menjadi bagian yang sangat
penting dalam kehidupan hakiki rakyat Indonesia (Khomsan, A, 2004).
Adapun Fenomena Ekonomi Mengenai Pangan dan Gizi antara lain, sebagai berikut:
1. Fenomena gizi buruk dan stunting sebagian besar terjadi akibat kemiskinan, diperparah
dengan perilaku para pemburu keuntungan yang selama ini mengimpor besar-besaran
aneka bahan pangan, mulai dari beras, kedelai, gula, daging sampai buah-buahan. Impor
bahan pangan yang berlebihan dapat menyengsarakan para petani, meningkatkan
pengangguran, menghamburkan devisa, dan membunuh sektor pertanian yang mestinya
menjadi keunggulan kompetitif bangsa (Adriani dan Wirjatmadi B, 2012). Penyebab
terjadinya stunting yakni penyebab langsung asupan gizi dan penyakit infeksi.
Sedangkan penyebab tidak langsung yakni ketersediaan pangan dalam rumah tangga,
pola asuh ibu, pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan (Supariasa, I. D. N., dan
Fajar, I, 2021).
2. Fenomena ekonomi keluarga dengan pendapatan rendah umumnya mengonsumsi
makanan yang kurang bergizi dibandingkan dengan keluarga dengan pendapatan lebih
tinggi, baik karena mereka tidak mampu membeli makanan yang cukup atau karena
mereka makan makanan yang gizinya buruk (Practice, 2013). Hal ini menyebabkan
ketimpangan kesehatan, karena keluarga berpenghasilan rendah lebih rentan terhadap
masalah kesehatan yang terkait dengan obesitas atau malnutrisi.
3. Kemiskinan dan tingkat pendapatan rendah memengaruhi pemilihan kuantitas dan
kualitas konsumsi yang lebih buruk (Laraia et al., 2017). Keluarga berpenghasilan
rendah lebih cenderung mengonsumsi makanan olahan, sehingga berpeluang lebih tinggi
terjadi kejadian obesitas dan penyakit degeneratif (Practice, S, 2013). Alasan utama
rumah tangga pendapatan rendah mengalami miskin pangan adalah biaya dan
ketersediaan makanan sehat, kurangnya keterampilan pengolahan makanan, dan kurang
kesadaran akan pola makan yang sehat.
4. Krisis ekonomi yang berkepanjangan dan kegagalan produksi pertanian, ketersediaan
bahan makanan yang kurang ditingkat rumah tangga/individu: Keadaan sosial ekonomi
kurang memadai, daya beli yang kurang/menurun, tingkat pengetahuan yang kurang, dan
kebiasaan/budaya yang merugikan
5. Fenomena anemia gizi besi di negara berkembang adalah karena keadaan sosial ekonomi
masyarakat yang rendah, penghasilan dan pendidikan orang tua yang rendah, dan
buruknya tingkat kesehatan masing-masing individu di sebuah lingkungan masyarakat.
Walaupun banyak faktor penyebab anemia, namun lebih dari 50 % kasus anemia terjadi
karena rendahnya asupan sat gizi besi. Selain itu, meningkatnya kebutuhan zat besi
dalam tubuh akibat mengidap penyakit kronis dan banyaknya kehilangan darah juga
dapat menyebabkan anemia gizi besi.

4
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia
sehubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran dan konsumsi barang dan jasa. Istilah
ekonomi berasal dari kata Yunani “oikos” yang berarti keluarga, rumah tangga dan “nomos”
artinya peraturan, aturan, hukum dan secara garis besar diartikan sebagai aturan pada rumah
tangga atau manajemen rumah tangga.

Ekonomi pangan, yaitu ilmu yang mempelajari upaya manusia dalam masyarakat untuk
memenuhi pangan dan gizi dengan sumber daya yang terbatas serta mempelajari peranan pangan
dan gizi dalam pembangunan ekonomi.

Fenomena Ekonomi Mengenai Pangan dan Gizi antara lain, sebagai berikut: Fenomena gizi
buruk dan stunting sebagian besar terjadi akibat kemiskinan, fenomena ekonomi keluarga dengan
pendapatan rendah umumnya mengonsumsi makanan yang kurang bergizi dibandingkan dengan
keluarga dengan pendapatan lebih tinggi, kemiskinan dan tingkat pendapatan rendah
memengaruhi pemilihan kuantitas dan kualitas konsumsi yang lebih buruk, krisis ekonomi yang
berkepanjangan dan kegagalan produksi pertanian, ketersediaan bahan makanan yang kurang
ditingkat rumah tangga/individu, fenomena anemia gizi besi di negara berkembang adalah karena
keadaan sosial ekonomi masyarakat yang rendah, dan lain sebagainya.

B. SARAN
Saran yang perlu penulis sampaikan adalah sebagai berikut.

Agar kedepannya pembangunan pertanian dan ketahanan pangan perlu ditingkatkan


kemampuan sumber daya manusia (SDA) agar kinerja mereka bisa bekerja lebih optimal untuk
mewujudkan kesejahteraan pangan dan juga bagi para pembaca diupayakan untuk memilki
pengetahuan mengenai kebutuhan pangan dan gizi agar dapat mengkonsumsi makanan sesuai
dengan gizi seimbang.

5
DAFTAR PUSTAKA

Gerardo P. Sicat dan H.W. Arndt. 1991. Ilmu Ekonomi Untuk Konteks Indonesia. Penerjemah:
Nirwono . Jakarta: LP3ES.

Kemenkes RI. 2019. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018.

Ahmad Faridi, Mohammad Furqan, Ragil Marini, E.R. 2015. Konsep Teori dan Aplikasi
Ekonomi Pangan dan Gizi. 2nd edn. Edited by E. Rochaeti. DKI Jakarta: Mitra Wacana
Media.

RAN-PG. 2011. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi. Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS).
Jakarta (ID).

Adriani dan Wirjatmadi, B. (2012) Peran Gizi Dalam Status Kehidupan. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

Dinar dan Hasan. 2018. Pengantar Ekonomi: Teori dan Aplikasi. Jakart: Pustaka Taman Ilmu.
Hal 3.

Parera, Agoes. 2021. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta: Sinar Grafika Offset.

Sukirno, S. 2005. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sinaga et al. 2021. Pengantar Ilmu Ekonomi (Teori dan Konsep). Media Sains Indonesia.

Arwin. 2020. Buku Ajar Pengantar Ekonomi Mikro. Makassar: Cendekia.

Undang-Undang Tentang Pangan UU No. 7 Tahun 1996.

Tejasari. 2005. Nilai Gizi Pangan. Edisi ke-1. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Almatsier. S, 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Khomsan, A. (2004) Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya.

Supariasa, I. D. N., dan Fajar, I. 2021. Kajian Sosiologis dan Antropologis Keluarga Stunting di
Kabupaten Malang. Malang.

Practice, S. 2013. Supporting Low: Income Families With Nutrition. Journal of Health Visiting.

6
SOAL DAN JAWABAN

1. Apa saja tujuan kebijakan pangan dan gizi?


Jawab: Tujuan kebijakan pangan dan gizi, meliputi:
1. Meningkatkan ketersediaan pangan melalui peningkatan produksi domestik,
pengembangan cadangan pangan, pengaturan perdagangan pangan berdasarkan
kepentingan nasional serta pengembangan produksi pangan lokal dan olahan.
2. Memperkuat keterjangkauan pangan melalui efisiensi fasilitasi pemasaran,
sistem logistik pangan, stabilisasi pasokan dan harga pangan, penanganan
kerawanan pangan darurat, serta bantuan pangan bagi keluarga miskin.
3. Mengembangkan pemanfaatan pangan melalui pola promosi konsumsi pangan
beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA). Selain itu dilakukan upaya
pengembangan diversifikasi konsumsi pangan berbasis pangan lokal, perbaikan
gizi masyarakat, peningkatan keamanan pangan segar dan olahan untuk
mengembangkan manfaat pangan.
4. Penguatan kelembagaan pangan dan penguatan koordinasi ketahanan pangan
melalui sinergi program dan melibatkan seluruh stakeholders dalam
pembangunan pangan dan gizi serta dukungan kebijakan kementerian/lembaga.
2. Bagaimana pelaksanaan perbaikan status gizi masyarakat?
Jawab: Perbaikan status gizi masyarakat, dilaksanakan antara lain dengan membangun
pelayanan publik Therapeutic Feeding Centre yang dikelola secara bersama oleh
lintas kementerian/lembaga untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam
menangani gizi buruk, sekaligus sebagai tempat belajar mengolah bahan pangan
yang tepat.
Dalam pelaksanaannya, seluruh kabupaten/kota secara terus menerus aktif
melaksanakan koordinasi lintas instansi/dinas dan organisasi masyarakat serta
memperkuat kemitraan antara pemerintahan, dunia usaha dan masyarakat di
berbagai tingkat. Dengan demikian akan terbangun early warning system terhadap
munculnya kasus-kasus gizi dan kesehatan sehingga dapat ditangani secara cepat
sekaligus meningkatkan status gizi masyarakat. Langkah ini perlu didukung melalui
kerja sama kemitraan dengan pihak swasta antara lain berupa Corporate Social
Responsibility (CSR)/Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) baik di
bidang pangan maupun bidang lainnya seperti pendidikan, dengan melaksanakan
sosialisasi kepada anak usia dini dan ke kelompok wanita dan masyarakat.
3. Apa saja faktor tingginya pravelensi malnutri?
Jawab: Faktor tingginya prevalensi malnutrisi terbagi menjadi tiga penyebab yaitu langsung
(immediate cause), tidak langsung (underlying cause) dan dasar (basic causes).
Penyebab langsungnya adalah kurangnya asupan gizi dan adanya penyakit.

7
Penyebab tidak langsungnya adalah kerawanan pangan rumah tangga (kurangnya
ketersediaan, akses dan pemanfaatan makanan yang beragam), tidak adekuat
perawatan, praktik pemberian makanan dan pelayanan kesehatan serta lingkungan
rumah tangga yang tidak sehat.
4. Apa yang menjadi penentu kunci potensial dari status gizi? Jelaskan!
Jawab: Penentu kunci potensial dari status gizi adalah pendapatan. Oleh karena itu, studi
tentang hubungan antara pendapatan dan asupan gizi mendapat perhatian yang
cukup besar. Pendapatan individu dan rumah tangga menghadapi tantangan
terdepan untuk mendapatkan makanan cukup dan bergizi. Kemiskinan identik
dengan pendapatan rendah dan juga daya beli rendah serta meningkatnya masalah
gizi. Gizi dan konsumsi pangan dipengaruhi oleh pendapatan. Tingkat pendapatan
akan menentukan akses pangan secara ekonomi, daya beli pangan serta kuantitas
dan kuantitas pangan
5. Apa yang menjadi alasan penting untuk mengkaji pendapatan dalam ekonomi pangan dan
gizi?
Jawab: Terdapat beberapa alasan penting penting untuk mengkaji pendapatan dalam
ekonomi pangan dan gizi antara lain:
1. Secara konseptual, semakin tinggi pendapatan akan mampu menyediakan
kebutuhan hidup secara memadai. Namun, tingginya pendapatan seseorang
tidak menjamin akan pemilihan pangan yang baik dan memberikan efek positif
terhadap permasalah gizi dan kesehatan.
2. Semakin tinggi pendapatan seseorang, konsumsi pangan sumber kalori dan
lemak tinggi juga meningkat, sehingga berisiko munculnya berbagai penyakit
degeneratif. Kebutuhan pangan dan gizi yang tidak memadai berisiko
mengalami malnutrisi.
3. Dampak pendapatan terhadap pengeluaran pangan. Pada orang atau rumah
tangga pendapatan rendah (miskin) terjadi peningkatan proporsi pengeluaran
pangan, sementara pada orang atau rumah tangga pendapatan tinggi (kaya)
proporsi pengeluaran pangan akan menurun. Sedangkan pengeluaran
nonpangan akan meningkat pada rumah tangga berpendapatan tinggi. Banyak
bukti telah menunjukkan pada orang kaya akan terjadi pergeseran pemilihan
dan konsumsi pangan terutama menurun pada sumber serealia dan meningkat
pada sumber pangan tinggi kalori dan lemak. Berbeda halnya pada orang
miskin, konsumsi pangan meningkat pada sumber pangan serealia yang
merupakan sumber makanan pokok mereka.
4. Dalam program perbaikan gizi, penting memperhatikan aspek ekonomi
masyarakat untuk keterjangkauan pangan dan gizi serta pangan alternatif.
Pendapatan adalah faktor langsung yang memengaruhi ketersedian dan
konsumsi pangan masyarakat. Menurut(Selois M.J; Fiffin R; Balcombe K.G,
2012) dalam hal konsumsi kalori secara keseluruhan, diperlukan kenaikan
pendapatan sebesar 10% untuk kenaikan sebesar 1% konsumsi kalori. Dengan
demikian, diperlukan peningkatan pendapatan yang cukup untuk suatu
perbaikan status gizi masyarakat di negara-negara miskin.

Anda mungkin juga menyukai