Anda di halaman 1dari 8

TUJUAN DAN EFEK

PENGGUNAAN FOOD
ADDITIVE
KELOMPOK V:
MAGFIRA RAMADHANI (2113201113)
MUTIARA RATU BILBINHA (2113201009)
LATAR BELAKANG
Peranan food additive atau bahan tambahan makanan menjadi semakin penting
sejalan dengan kemajuan teknologi pangan. Meski memiliki manfaat yang besar,
namun penggunaan bahan tambahan makanan perlu diwaspadai, baik produsen maupun
konsumen. Bahan tambahan makanan dapat membawa dampak positif dan negatif bagi
masyarakat.
Bahan Tambahan Makanan (BTM) adalah bahan atau campuran bahan yang secara
alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan kedalam
pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, antara lain bahan pewarna,
pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat dan pengental.
Dalam kehidupan sehari-hari BTM sudah digunakan secara umum oleh
masyarakat. Kenyataannya masih banyak produsen makanan yang menggunakan bahan
tambahan makanan yang berbahaya bagi kesehatan. Efek dari bahan tambahan beracun
tidak dapat langsung dirasakan, tetapi secara perlahan dan pasti dapat menyebabkan
penyakit.
TUJUAN PENGGUNAAN FOOD
a. Pewarna
ADDITIVE
Tujuan pewarna makanan yaitu, sebagai berikut :
1. Memperbaiki penampakan dari makanan yang warnanya memudar. Misalnya: sayuran
2. Memperoleh warna yang seragam pada komoditi yang warna alamiahnya tidak
seragam. Misalnya: pewarnaan kulit jeruk.
3. Memperoleh warna yang lebih tua dari aslinya. Misalnya minuman ringan dan yogurt.
b. Pemanis buatan
Tujuan dari pemanis buatan yakni membuat rasa lebih manis, mempertajam penerimaan
terhadap rasa manis, harganya lebih murah.
c. Bahan Pengawet
Bahan pengawet umumnya digunakan untuk mengawetkan pangan yang mempunyai sifat
mudah rusak. Bahan ini dapat menghambat atau memperlambat proses fermentasi,
pengasaman atau peruraian yang disebabkan oleh mikroba.
d. Penyedap Rasa dan Aroma
Penyedap rasa dan aroma didefenisikan sebagai bahan tambahan makanan
yang dapat memberikan, menambah dan mempertegas rasa dan aroma.
e. Pengemulsi, Pemantap dan Pengental
Tujuan penggunaan pengemulsi diantaranya: untuk mengurangi tegangan
permukaan antara minyak dan air yang mendorong pembentukan emulsi dan
pembentukan keseimbangan fase antara minyak, air dan pengemulsi.
f. Antioksidan
Antioksidan adalah BTP yang digunakan untuk mencegah terjadinya
ketengikan pada pangan akibat proses oksidasi lemak atau minyak yang
terdapat didalam pangan.
g. Pengatur Keasaman (Pengasam, Penetral dan Pendapar)
Salah satu tujuan utama penambahan asam pada makanan adalah untuk
memberikan rasa asam. Asam juga dapat mengintensifkan penerimaan rasa-
rasa lain.
h. Anti Kempal atau Anti Kerak (Anti Caking Agent)
Anti kempal adalah bahan tambahan pangan yang dapat mencegah
mengempalnya pangan berupa serbuk dan tepung. Misalnya garam, merica
bubuk.
i. Pemutih dan Pematang Tepung
Pemutih dan pematang tepung adalah bahan yang dapat mempercepat proses
pemutihan dan sekaligus pematangan tepung sehingga dapat memperbaiki
mutu hasil pemanggangan,. Misalnya dalam pembuatan roti.
j. Pengeras
Bahan pengeras sering digunakan untuk memperkeras atau mencegah
melunaknya pangan. Misalnya: kapur.
k. Sekuestran
Sekuestran atau zat pengikat logam merupakan bahan penstabil yang
digunakan dalam berbagai pengolahan bahan makanan.
EFEK PENGGUNAAN FOOD
ADDITIVE
Zat aditif buatan sering digunakan untuk meningkatkan penampilan, rasa atau
kesegaran pada banyak produk makanan. Berikut adalah bahaya mengonsumsi zat aditif
buatan secara berlebihan untuk kesehatan:
a. Membahayakan Kesehatan Usus
Banyak mengonsumsi makanan olahan yang mengandung zat aditif buatan diduga
berpengaruh terhadap banyak hal. Seperti meningkatnya risiko gangguan usus,
seperti sindrom iritasi usus besar, penyakit Crohn, dan dysbiosis usus.
b. Meningkatkan Berat Badan
Pemanis buatan adalah zat aditif yang cukup populer yang sering digunakan
sebagai pengganti gula. Zat aditif ini mengandung nol kalori tapi bisa memberikan
rasa manis pada makanan dan minuman. Pemanis buatan diduga bisa berkontribusi
pada penambahan berat badan dengan mengubah mikrobioma usus, yang
menyebabkan perubahan metabolisme dan regulasi hormon.
c. Meningkatkan Risiko Kanker
Beberapa zat aditif buatan dikaitkan dengan risiko lebih tinggi dari jenis
kanker tertentu. Contohnya, pola makan yang tinggi nitrit yang biasa
ditemukan pada daging olahan, sudah dikaitkan dengan peningkatan
risiko kanker kolorektal.
Selain itu, bisphenol A (BPA), zat aditif yang biasa ditemukan dalam
kemasan makanan, juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker dan
gangguan endokrin.
d. Memengaruhi Kesehatan Anak
Zat aditif buatan tertentu, seperti pewarna makanan, dikhawatirkan bisa
menyebabkan anak-anak mengalami hiperaktif, attention deficit
hyperactivity disorder (ADHD), atau gangguan spektrum autisme. 
Selain itu, BPA adalah pengganggu endokrin yang bisa menyebabkan
masalah perkembangan pada bayi yang sedang tumbuh.
KESIMPULAN
Bahan Tambahan Makanan (BTM) adalah bahan atau campuran bahan
yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi
ditambahkan kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk
pangan, antara lain bahan pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal,
pemucat dan pengental.
Bahaya mengonsumsi zat aditif buatan secara berlebihan untuk
kesehatan:
1. Membahayakan kesehatan usus
2. Meningkatkan berat badan
3. Meningkatkan resiko terkena kanker
4. Memengaruhi kesehatan anak

Anda mungkin juga menyukai