Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH EKOLOGI PANGAN dan GIZI

D
I
S
U
S
U
N
OLEH

NAMA : NOVA ADELINA SARAGIH


NIM : 161102003
PRODI : IKM(ILMU KESEHATAN MASYARAKAT)
SEMESTER : V (LIMA)
MATA KULIAH : EKOLOGI PANGAN dan GIZI
DOSEN PEMBIMBING : BERNIDO RAVLO PURBA, SKM.,MKM

UNIVERSITAS EFARINA
SEMESTER IV
T.A 2018/2019

1
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................................................1
Daftar isi.....................................................................................................................................2
Kata pengantar............................................................................................................................3

BAB I
Pendahuluan...............................................................................................................................4
Latar belakang............................................................................................................................4
Tujuan.........................................................................................................................................4

BAB II
Pembahasan................................................................................................................................5
EKOLOGI PANGAN DAN GIZI
1. Pengertian Ekologi pangan dan Gizi..............................................................................5
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi.............................................................5
3. Dampak ketersediaan Pangan dan Gizi..........................................................................6
4. Penilaian Status Gizi......................................................................................................7
5. Faktor - Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Status Gizi dan Produksi Pangan..9
6. Permasalahan Gizi Masyarakat....................................................................................10
7. Solusi Permasalahan Gizi Masyarakat.........................................................................11

HUBUNGAN EKOLOGI PANGAN dan GIZI dengan PENDIDIKAN

BAB III
Penutup
Kesimpulan..............................................................................................................................14
Daftar pustaka..........................................................................................................................15

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur pertama-tama kita sampaikan kepada tuhan yang maha esa, dimana
tanpa berkat dan rahmatnya penulis tidak akan mampu untuk menyelesaikan makalah tentang
“Ekologi Pangan dan Gizi”

Penulis juga tidak lupa mengucap kan terimakasih kepada teman,keluarga dan sekitar
karena telah membantu dalam memberikan saran dan bantuan sehingga makalah ini dapat
selesai tepat waktu. Juga penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah
membimbing dalam mempelajari “Ekologi Pangan dan Gizi” sehingga topik ini dapat
menjadi bahan tulisan.

Penulis sadar masih sangat banyak kata, dan penulisan yang salah di dalam
pembuatan makalah ini, diharapkan agar pembaca mampu meberikan saran dalam
memperbaiki makalah ini, akhir kata penulis mengucapkan terima kasih

Pematang siantar, 08 Oktober 2018

Penulis

3
BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan makanan dan minuman
terhadapa kesehatan tubuh manusia agar tidak mengalami penyakit gangguan gizi, dimana
gangguan gizi sendiri adalah sebuah penyaklit yang diakibatkan oleh kurangnya zat-zat
vitamin yang tertentu sehingga mengakibatkan tubuh kita mengalami gangguan gizi.

Pengetahuan tentang pangan dan gizi masih sangat rendah bagi masyarakat indonesia. Bukan
hanya pada masyarakat pedalaman, bahkan masyarakat perkotaanpun masih keliru dan awam
menanggapi pengertian pangan dan gizi, padahal ini merupakan pengetahuan awal untuk
dapat belajar hidup sehat. Fakta membuktikan, bahwa kebanyakan dari masyarakat indonesia
masih memiliki kasus gizi buruk dengan tingkat yang cukup tinggi. Padahal, asupan gizi yang
baik bukan dengan bahan makanan yang mahal melainkan yang dapat memenuhi asupan gizi
yang baik sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Tujuan

1. Mampu mamhami dan mengerti tentang Status Gizi.


2. Mampu mengambil contoh dari studi Kasus Gizi Lebih yang ada di masyarakat.
3. Mampu menganalisis dari kasus yang diambil.
4. Mampu memberi solusi Penanganan dari kasus yang diambil.
5. Mampu menyebutkan Pencegahan dari kasus yang diambil.

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian EKOLOGI PANGAN dan GIZI

Ekologi pangan adalah ilmu yang mempelajari berbagai aspek lingkungan yang
terkait dengan pangan dan gizi untuk kesehatan masyarakat.
Tujuan dari ekologi pangan dan gizi adalah agar dapat mengetahui berbagai hubungan dan
masalah antar variabel yang berkaitan dengan penyediaan pangan, sosio ekonomi dan budaya
pangan, konsumsi gizi, penggunaan zat gizi dalam tubuh, status gizi dan status kesehatan
masyarakat, serta upaya peningkatan gizi masyarakat.
Kajian ekologi manusia yang memusatkan perhatian pada hubungan timbal balik antar
manusia (baik individu maupun kelompok) maupun anatra manusia dengan lingkungan dalam
rangka memenuhi kebutuhan pangan-gizi untuk hidup sehat dan produktif sehingga tercapai
kualitas hidup manusia dan sumberdaya alam-lingkungan (SDA-L) secara berkelanjutan .

Gizi merupakan terjemahan dari kata Nutrition yang disebut sebagai nutrisi. Gizi pun
bisa diartikan sebagai sesuatu yang memengaruhi adanya proses perubahan yang ada pada
setiap makanan yang masuk dalam tubuh yang bisa mempertahankan tubuh agar tetap sehat.
Para ahli yang mempelajari tentang Gizi dikenal sebagai Ilmu Gizi. Pengertian Ilmu Gizi
ialah ilmu yang zat-zat gizi yang ada pada makanan dan juga penggunanya dalam tubuh yang
meliputi masukan, pencernaan, pengangkutan (transpor), penyerapan, metabolisme, interaksi,
dan juga penyimpanan serta pengeluaran, semua hal tersebut ialah proses zat gizi pada tubuh.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi

1. Faktor External
Faktor eksternal yang mempengaruhi status gizi antara lain:

 Pendapatan
Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf ekonomi keluarga, yang
hubungannya dengan daya beli yang dimiliki keluarga tersebut (Santoso, 1999).
 Pendidikan
Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan, sikap dan perilaku
orang tua atau masyarakat untuk mewujudkan dengan status gizi yang baik (Suliha,
2001).
 Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan
keluarganya. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja
bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga (Markum, 1991)
 Budaya
Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan
(Soetjiningsih, 1998).

5
2. Faktor Internal
Faktor Internal yang mempengaruhi status gizi antara lain :

a) Usia
Usia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki orang tua dalam
pemberian nutrisi anak balita (Nursalam, 2001).
b) Kondisi Fisik
Mereka yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang lanjut usia, semuanya
memerlukan pangan khusus karena status kesehatan mereka yang buruk. Bayi dan anak-anak
yang kesehatannya buruk, adalah sangat rawan, karena pada periode hidup ini kebutuhan zat
gizi digunakan untuk pertumbuhan cepat (Suhardjo, et, all, 1986).
c) Infeksi
Infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau menimbulkan
kesulitan menelan dan mencerna makanan (Suhardjo, et, all, 1986).

3. Dampak ketersediaan pangan terhadap gizi

1. Ketersediaan pangan merupakan kondisi penyediaan pangan yang mencakup makanan


dan minuman yang berasal dari tanaman, tanah, ikan, serta turunannya bagi penduduk suatu
wilayah dalam suatu kurun waktu tertentu. Ketersediaan pangan merupakan suatu sistem
yang berjenjang mulai dari Nasional, provinsi, kabupaten/kota, rumah tangga.

2. Komponen ketersediaan pangan meliputi kemampuan produksi, cadangan, maupun


impor pangan setelah dikoreksi dengan ekspor dan berbagai penggunaan seperti untuk bibit,
pakan industri makanan/non pangan yang tercecer. Komponen produksi pangan dapat
dipenuhi dari produksi pertanian dan atau industri pangan.

Ketersediaan pangan bergantung pada:

1. Cukupnya lahan untuk menanam tanaman pangan.


2. Penduduk untuk menyediakan tenaga.
3. Uang untuk menyediakan modal pertanian yang dibutuhkan.
4. Tenaga ahli yang trampil untuk membantu meningkatkan hasil produksi maupun
pertanian, distribusi merata..

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan secara umum:

1. Jenis dan banyaknya pangan yang diperlukan dan tersedia.


2. Tingkat pendapatan masyarakat.
3. Pengetahuan gizi.
Ekologi pangan adalah ilmu yang mempelajari berbagai aspek lingkungan yang terkait
dengan pangan dan gizi untuk kesehatan masyarakat.

6
4. Penilaian Status Gizi

Penilaian Status gizi adalah Ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk
variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu, contoh
gondok endemik merupakan keadaaan tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran
yodium dalam tubuh.
Macam-macam penilaian status gizi

 Penilaian status gizi secara langsung


Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian
yaitu antropometri, klinis, biokimia dan biofisik.

A. Antropometri

1) Pengertian
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi,
maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan
komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
2) Penggunaan
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan
energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan
tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
3) Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI)
Salah satu contoh penilaian ststus gizi dengan antropometri adalah Indeks Massa Tubuh.
Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan alat atau cara yang
sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan
kekurangan dan kelebihan berat badan. Berat badan kurang dapat meningkatkan resiko
terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko terhadap
penyakit degeneratif. Oleh karena itu, mempertahankan berat badan normal memungkinkan
seseorang dapat mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang.
Pedoman ini bertujuan memberikan penjelasan tentang cara-cara yang dianjurkan untuk
mencapai berat badan normal berdasarkan IMT dengan penerapan hidangan sehari-hari yang
lebih seimbang dan cara lain yang sehat.
Untuk memantau indeks masa tubuh orang dewasa digunakan timbangan berat badan dan
pengukur tinggi badan. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan
tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.
Untuk mengetahui nilai IMT ini,

B. Klinis

1) Pengertian
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi
masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan
dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial

7
epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang
dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
2) Penggunaan
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical
surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari
kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Di samping itu digunakan untuk mengetahui tingkat
status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fifik yaitu tanda (sign) dan gejala
(Symptom) atau riwayat penyakit.

C. Biokimia

1) Pengertian
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara
laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang
digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan
otot.
2) Penggunaan
Metode ini digunakan untuk suata peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi
keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka
penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang
spesifik.

D.Biofisik

1) Pengertian
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan
melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari
jaringan.
2) Penggunaan
Umumnya dapat digunaakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja
epidemik (epidemic of night blindnes). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.

 Penilaian gizi secara tidak langsung

Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu : Survei Konsumsi
makanan, statistik vital dan faktor ekologi.

A.Survei Konsumsi Makanan

1) Pengertian
Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung
dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.
2) Penggunaan

8
Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi
berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat
mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.

B. Statistik Vital

1) Pengertian
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis dan beberapa
statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian
akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan.
2) Penggunaan
Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung
pengukuran status gizi masyarakat.

C. Faktor Ekologi

1) Pengertian
Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil
interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang
tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dll.
2) Penggunaan
Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab
malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi.

5. Faktor - Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Status Gizi dan Produksi


Pangan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri host baik benda mati, benda
hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang terbentuk akibat interaksi semua elemen-
elemen termasuk host yang lain (Soemirat, 2005). Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi
merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan
lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi
seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain. Di samping itu, budaya juga berpengaruh seperti
kebiasaan memasak, prioritas makanan dalam keluarga, distribusi dan pantangan makan bagi
golongan rawan gizi (Supariasa, 2002).

Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi persediaan pangan dan asupan gizi
seseorang adalah lingkungan fisik, biologis, budaya, sosial, ekonomi, dan politik (Achmadi,
2009).

 Kondisi fisik yang dapat mempengaruhi terhadap status pangan dan gizi suatu daerah
adalah cuaca, iklim, kondisi tanah, sistem bercocok tanam, dan kesehatan lingkungan
(Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2005).

9
 Faktor lingkungan biologi misalnya adanya rekayasa genetika terhadap tanaman dan
produk pangan. Kondisi ini berpengaruh terhadap pangan dan gizi. Selain itu adanya
interaksi sinergis antara malnutrisi dengan penyakit infeksi yaitu infeksi akan
mempengaruhi status gizi dan mempercepat malnutrisi (Anonim, 2009). Ketiga,
 Lingkungan ekonomi. Kondisi ekonomi seseorang sangat menentukan dalam
penyediaan pangan dan kualitas gizi. Apabila tingkat perekonomian seseorang baik
maka status gizinya akan baik. Golongan ekonomi yang rendah lebih banyak
menderita gizi kurang dibandingkan golongan menengah ke atas.
 Faktor lingkungan budaya. Dalam hal sikap terhadap makanan, masih banyak terdapat
pantangan, takhayul, tabu dalam masyarakat yang menyebabkan konsumsi makanan
menjadi rendah. Di samping itu jarak kelahiran anak yang terlalu dekat dan jumlah
anak yang terlalu banyak akan mempengaruhi asupan zat gizi dalam keluarga.
Kelima,
 Lingkungan sosial. Kondisi lingkungan sosial berkaitan dengan kondisi ekonomi di
suatu daerah dan menentukan pola konsumsi pangan dan gizi yang dilakukan oleh
masyarakat. Misalnya kondisi sosial di pedesaan dan perkotaan yang memiliki pola
konsumsi pangan dan gizi yang berbeda. Selain status gizi juga dipengaruhi oleh
kepadatan penduduk, ketegangan dan tekanan sosial dalam masyarakat. Keenam,
lingkungan politik. Ideologi politik suatu negara akan mempengaruhi kebijakan dalam
hal produksi, distribusi, dan ketersediaan pangan (Supariasa, 2002).
 Dengan demikian faktor lingkungan mempengaruhi persediaan pangan dan asupan
zat-zat gizi. Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui
penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program
intervensi gizi (Supariasa, 2002).

6. Permasalahan Gizi Masyarakat

Permasalahan Gizi Masyarakat dapat dilihat pada bagan berikut :

UNICEF (1988) telah mengembangkan kerangka konsep makro (lihat skema.) sebagai salah
satu strategi untuk menanggulangi masalah kurang gizi. Dalam kerangka tersebut ditunjukkan
bahwa masalah gizi kurang dapat disebabkan oleh:

1. Penyebablangsung
Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang. Timbulnya
gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit.
Anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat
menderita gizi kurang. Demikian pula pada anak yang tidak memperoleh cukup makan, maka
daya tahan tubuhnya akan melemah dan akan mudah terserang penyakit.
2. Penyebabtidaklangsung
Ada 3 penyebabtidaklangsung yang menyebabkangizikurangyaitu :
a) Ketahananpangankeluarga yang kurangmemadai.
Setiapkeluargadiharapkanmampuuntukmemenuhikebutuhanpanganseluruhanggotakeluargany
adalamjumlah yang cukupbaikjumlahmaupunmutugizinya.

10
b) Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan mayarakat diharapkan
dapat menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh
kembang dengan baik baik fisik, mental dan sosial.
c) Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistim pelayanan kesehatan
yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan
dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan.
Ketiga faktor tersebut berkaitan dengan tingkat pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan
keluarga. Makin tinggi tingkat pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan, makin baik tingkat
ketahanan pangan keluarga, makin baik pola pengasuhan maka akan makin banyak keluarga
yang memanfaatkan pelayanan kesehatan.
3. Pokokmasalah di masyarakat
Kurangnyapemberdayaankeluargadankurangnyapemanfaatansumberdayamasyarakatb
erkaitandenganberbagaifaktorlangsungmaupuntidaklangsung.
4. Akarmasalah
Kurangnyapemberdayaanwanitadankeluargasertakurangnyapemanfaatansumberdaya
masyarakatterkaitdenganmeningkatnyapengangguran, inflasidankemiskinan yang
disebabkanolehkrisisekonomi, politikdankeresahansosial yang menimpa Indonesia sejaktahun
1997. Keadaantersebuttelehmemicumunculnyakasus-
kasusgiziburukakibatkemiskinandanketahananpangankeluarga yang tidakmemadai.
Masalahgizi terbagi menjadimasalahgizimakrodanmikro. Masalahgizimakroadalahmasalah
yang utamanyadisebabkankekuranganatauketidakseimbanganasupan energidan protein.
Manifestasidarimasalahgizimakrobilaterjadipadawanitausiasuburdanibuhamil yang
KurangEnergiKronis (KEK) adalahberatbadanbayibarulahir yang rendah (BBLR).
Bilaterjadipadaanakbalitaakanmengakibatkan marasmus, kwashiorkor ataumarasmic-
kwashiorkor danselanjutnyaakanterjadigangguanpertumbuhanpadaanakusiasekolah.
Anakbalita yang
sehatataukuranggizisecarasederhanadapatdiketahuidenganmembandingkanantaraberatbadanm
enurutumuratauberatbadanmenuruttinggi, apabilasesuaidenganstandaranakdisebut GiziBaik.
Kalau sedikit di bawahstandar disebut GiziKurang, sedangkanjika jauh di
bawahstandar disebut GiziBuruk. Bilagiziburukdisertaidengan tandatandaklinisseperti
;wajahsangatkurus, mukaseperti orang tua, perutcekung, kulitkeriputdisebut Marasmus,
danbilaadabengkakterutamapada kaki, wajahmembulatdansembabdisebut Kwashiorkor.
Marasmus dan Kwashiorkor atau Marasmus Kwashiorkor dikenal di
masyarakatsebagai “busunglapar”. Gizimikro (khususnyaKurang Vitamin A,
AnemiaGiziBesi, danGangguanAkibatKurangYodium).
MenurutHadi (2005), Indonesia
mengalamibebangandamasalahgiziyaitumasihbanyakmasyarakat yang kekurangangizi, tapi di
sisi lain terjadigizilebih.

7. Solusi Permasalahan Gizi Masyarakat

Menurut Hadi (2005), solusi yang bisa kita lakukan adalah berperan bersama-sama.
Peran Pemerintah dan Wakil Rakyat (DPRD/DPR). Kabupaten Kota daerah membuat
kebijakan yang berpihak pada rakyat, misalnya kebijakan yang mempunyai filosofi yang baik
“menolong bayi dan keluarga miskin agar tidak kekurangan gizi dengan memberikan
Makanan Pendamping (MP) ASI.

11
Peran Perguruan Tinggi. Peran perguruan tinggi juga sangat penting dalam memberikan kritik
maupun saran bagi pemerintah agar supaya pembangunan kesehatan tidak menyimpang dan
tuntutan masalah yang riil berada di tengah-tengah masyarakat, mengambil peranan dalam
mendefinisikan ulang kompetensi ahli gizi Indonesia dan memformulasikannya dalam bentuk
kurikulum pendidikan tinggi yang dapat memenuhi tuntutan zaman.
Menurut Azwar (2004). Solusi yang bisa dilakukan adalah :

1.Upaya perbaikan gizi akan lebih efektif jika merupakan bagian dari kebijakan
penangulangan kemiskinan dan pembangunan SDM. Membiarkan penduduk menderita
masalah kurang gizi akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan dalam hal
pengurangan kemiskinan. Berbagai pihak terkait perlu memahami problem masalah gizi dan
dampak yang ditimbulkan begitu juga sebaliknya, bagaimana pembangunan berbagai sektor
memberi dampak kepada perbaikan status gizi.
Oleh karena itu tujuan pembangunan beserta target yang ditetapkan di bidang perbaikan
gizi memerlukan keterlibatan seluruh sektor terkait.
 Dibutuhkan adanya kebijakan khusus untuk mempercepat laju percepatan peningkatan
status gizi. Dengan peningkatan status gizi masyarakat diharapkan kecerdasan,
ketahanan fisik dan produktivitas kerja meningkat, sehingga hambatan peningkatan
ekonomi dapat diminimalkan.
 Pelaksanaan program gizi hendaknya berdasarkan kajian ‘best practice’(efektif dan
efisien) dan lokal spesifik. Intervensi yang dipilih dengan mempertimbangkan
beberapa aspek penting seperti: target yang spesifik tetapi membawa manfaat yang
besar, waktu yang tepat misalnya pemberian Yodium pada wanita hamil di daerah
endemis berat GAKY dapat mencegah cacat permanen baik pada fisik maupun
intelektual bagi bayi yang dilahirkan. Pada keluarga miskin upaya pemenuhan gizi
diupayakan melalui pembiayaan publik.
 Pengambil keputusan di setiap tingkat menggunakan informasi yang akurat
dan evidence base dalam menentukan kebijakannya. Diperlukan sistem informasi
yang baik, tepat waktu dan akurat. Disamping pelaksanaan monitoring dan evaluasi
yang baik dan kajian-kajian intervensi melalui kaidah-kaidah yang dapat
dipertanggung jawabkan.
 Mengembangkan kemampuan (capacity building) dalam upaya penanggulangan
masalah gizi, baik kemampuan teknis maupun kemampuan manajemen. Gizi bukan
satu-satunya faktor yang berperan untuk pembangunan sumber daya manusia, oleh
karena itu diperlukan beberapa aspek yang saling mendukung sehingga terjadi
integrasi yang saling sinergi, misalnya kesehatan, pertanian, pendidikan
diintegrasikan dalam suatu kelompok masyarakat yang paling membutuhkan.
 Meningkatkan upaya penggalian dan mobilisasi sumber daya untuk melaksanakan
upaya perbaikan gizi yang lebih efektif melalui kemitraan dengan swasta, LSM dan
masyarakat.

12
Hubungan Ekologi Pangan dan Gizi dengan Pendidikan

Hubungan Gizi dengan Pendidikan Tingkat pendidikan juga berhubungan dengan


status gizi karena dengan meningkatnya pendidikan seseorang, kemungkinan akan
meningkatkan pendapatan sehingga dapat meningkatkan daya beli makanan bergizi dan juga
dengan meningkatnya pendidikan maka dapat meningkatkan pengetahuan seseorang akan
pentingnya nilai gizi sehingga dapat mengkonsumsi gizi dengan baik dan dapat membedakan
gizi yang baik dan gizi yang salah. Begitupun sebaliknya, gizi sangat berhubungan dengan
pendidikan karena dengan mengkonsomsi zat-zat gizi yang baik maka akan meningkatkan
kecerdasan otak.
Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kecukupan gizi
sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa
remaja, hingga usia lanjut. Pendidikan yang tuntas mendorong seseorang untuk memilih
pekerjaan yang layak dengan gaji yang sesuai dengan standar. Namun bila kesempatan
bekerja masih terbatas dengan syarat minimal tamatan sarjana maka untuk meraih hal
tersebut akan sangat sulit diraih. Mengingat jumlah tamatan sma masih minim. Dengan
kondisi ini untuk menyediakan pangan yang berkualitas masih jauh dari harapan. Sehingga
untuk mendapatkan gizi yang seimbang masih sangat jauh. Orang tua seharusnya mempunyai
pengetahuan yang lebih mengenai pentingnya asupan gizi yang cukup bagi anak.
Rendahnya tingkat pendidikan orang tua sehingga mereka tidak mampu untuk
menyediakan jumlah gizi yang dibutuhkan anaknya.Ibu merupakan kunci dari pemenuhan
gizi anak-anak, dan kunci untuk mengatasi gizi buruk. Orang tua yang tidak tahu
mengenaipentingnya asupan gizi bagi anak akan cenderung untuk acuh dan menganggapnya
tidak penting. Pendidikan gizi masyarakat atau dalam bahasa operasionalnya disebut KIE
(Komunikasi, Informasi dan Edukasi) gizi bertujuan untuk menciptakan pemahaman yang
sama tentang pengertian gizi, masalah gizi, faktor penyebab gizi, dan kebijakan dan program
perbaikan gizi kepada masyarakat termasuk semua pelaku program. Pendidikan gizi berperan
memberikan pengetahuan, menumbuhkan sikap dan menciptakan perilaku hidup sehat
dengan gizi seimbang. Dalam gizi seimbang tidak hanya mendidik soal makanan dan
keseimbangan komposisi zat gizi dan kebutuhan tubuh akan zat gizi (karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral, dan air), tetapi juga kesimbangan dengan pola hidup bersih
untuk mencegah kontaminasi makanan dan infeksi.

13
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi yang diindikasikan
oleh berat badan dan tinggi badan. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan
yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi adalah faktorexternal faktor eksternal.
faktor external meliputi pendapatan, pendidikan, pekerjaan dan budaya sedangkan factor
internal meliputi usia kondisi fisik infeksi.
Dan Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi persediaan pangan dan asupan gizi
seseorang adalah lingkungan fisik, biologis, budaya, sosial, ekonomi, dan politik.

Saran

Dalam hal ini sesungguhnya bahwa untuk keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi di
masyarakat umumnya sangat tergantung dengan factor ekologi yang dihadapi dalam suatu
kalangan masyarakat. Sebab faktor tersebut berhubungan dengan segala sesuatu yang ada di
luar diri host baik benda mati, benda hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang
terbentuk akibat interaksi semua elemen-elemen termasuk host yang lain sehingga kiita
sebagai masyarkat hedaknya mampu menyediakan penyedian pangan semaksimal mungkin
demi pencapaian status gizi yg optimal.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://hasanah619.wordpress.com/2010/01/04/pengukuran-faktor-ekologi/(Diakses tanggal :
20 Maret 2012, pukul 21.20 WIB)

http://aniamaharani.multiply.com/journal/item/21/FAKTOR_FAKTOR_LINGKUNGAN_Y
ANG_MEMPENGARUHI_STATUS_GIZI_KETERSEDIAAN_DAN_PRODUKSI_PA
NGAN?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
(Diakses tanggal : 20 Maret 2012, pukul 21.35 WIB)

http://statusgizi.blogspot.com/2009/06/konsep-masalah-gizi.html(Diakses tanggal : 20 Maret


2012, pukul 21.38 WIB)

http://ajago.blogspot.com/2007/12/gizi-kesehatan-masyarakat.html(Diakses tanggal : 21
Maret 2012, pukul 12.30 WIB)

http://creasoft.wordpress.com/2010/01/01/status-gizi/(Diakses tanggal : 20 Maret 2012, pukul


21.22 WIB)

http://arda.students-blog.undip.ac.id/2009/10/27/faktor-faktor-lingkungan-yang-
mempengaruhi-pangan-dan-gizi/(Diakses tanggal : 20 Maret 2012, pukul 21.55 WIB)

http://ras-eko.blogspot.com/2011/10/status-gizi.html(Diakses tanggal : 20 Maret 2012, pukul


22.10 WIB)

15

Anda mungkin juga menyukai